Lahat ng Kabanata ng Dalam Diamku: Kabanata 11 - Kabanata 20
75 Kabanata
Bab 11
Pov Rajasa Hari-hari berikutnya Miranda masih bersikap dingin padaku. Dia sempat menanyakan tentang rencanaku menikahi Alexa dan dia pun berkata bahwa persetujuanya bukanlah hal penting untuk ku menikah dengan Alexa. Miranda memang benar dengan ataupun tanpa persetujuan dari nya, aku akan tetap menikah dengan Alexa karena memang kondisi Alexa sudah hamil. Tapi aku tidak menyangka bahwa Miranda memilih untuk tetap bertahan menjadi istriku. Dia berulangkali mengatakan bahwa dirinya tidak ingin bercerai dari ku dan memilih untuk di madu. Benarkah sebesar itu cinta Miranda padaku? Awalnya aku yang begitu takut kehilangan dia saat ini justru sedikit merasa lega atas pernyataan Miranda. Bukan sekali dia mengatakan bahwa dia akan tetap menjadi istriku, tetapi setiap Mama memancingnya untuk berpisah denganku, Miranda selalu menjawab tegas dengan jawaban yang sama bahwa dia sama sekali tidak ingin berpisah denganku, Miranda lebih baik di madu dari pada harus bercerai denganku. Disatu sisi j
Magbasa pa
Bab 12
Rajasa terlalu naif, dia mengira istrinya sangat lugu seperti yang terlihat. Rajasa mengira Miranda menerima mentah-mentah rencana pernikahan dirinya dengan Alexa. Dia pikir Miranda tidak mau bercerai dan malah memilih dimadu adalah karena saking cintanya Miranda pada Rajasa seperti apa yang selalu Miranda katakan. Rajasa ternyata tidak mengenal Miranda seutuhnya. Miranda sekuat hatinya menerima semua perlakuan dan penghinaan dari Bu Merry mertuanya, bukan karena Miranda lemah dan tak mampu melawan. Tapi sebagai bentuk rasa hormatnya terhadap suami dan Ibu mertuanya yang sebisa mungkin Miranda anggap seperti orangtua sendiri. Miranda selalu berpedoman, selama Rajasa mencintainya dan menjaga komitmen pernikahanya makan semua rasa sakit, penghinaan dan semua rasa sedih yang Miranda alami dianggapnya sebagai ujian rumah tangga yang akan menaikan derajatnya dikemudian hari. Setelah mengetahui Rajasa berselingkuh, Miranda pun tak banyak berubah. Ia tetap patuh terhadap semua perinta mertu
Magbasa pa
Bab 13
Miranda berfikir sejenak untuk mencari jawaban yang pas atas pertanyaan Tommy. "Asuransi kan sifatnya untuk jaga-jaga Tom, ya tujuanku untuk jaga-jaga aja, apalagi kami sudah ada anak dan aku sama sekali tidak menghasilkan uang. Jadi aku putuskan membuat asuransi demi keamanan aku dan anak-anaku seandainya terjadi sesuatu dengan suamiku" Miranda menjelaskan kepada Tommy. "Omong-omong hubunganmu dengan Rajasa baik-baik saja kan Mir?" "Baik Tom, kami baik-baik saja, sangat baik malahan" Ucap Miranda berbohong "Oh iya, gimana dengan kerjaanmu Tom, lancar?" Miranda mengalihkan pembicaraan "Lancar Mir, eh kita ajakin yang lain ngumpul yuk? kita udah lama loh gak ngumpul bareng" "Kayaknya aku gak bisa deh dalam waktu dekat ini, soalnya lagi sibuk banget nih sama urusan rumah " Ucap Miranda mengelak "Hm,, oke lah yang sekarang sibuk jadi Ibu rumah tangga!" Tommy meledek. Miranda memaksakan untuk tersenyum. Tommy menyadari ada yang disembunyikan Miranda, tapi Tommy tak ingin menanyaka
Magbasa pa
Bab 14
Tommy adalah sahabat Miranda semasa kuliah. Saat kuliah Miranda memiliki geng yang selalu kompak dan solid beranggotakan lima orang. Mereka adalah Ratna, Bowo, Satria,Tommy dan Miranda sendiri. Saling membantu dan saling mendukung satu sama lain adalah hal yang selalu mereka lakukan. Itu sebabnya mereka berlima sangat dekat layaknya saudara. Tak terasa benih-benih rasa kagum yang muncul di hati Tommy, lama-kelamaan tumbuh menjadi rasa suka, bahkan mungkin bisa disebut cinta. Tapi Tommy tak pernah menyatakanya pada Miranda juga pada sahabatnya yang lain. Perasaanya pada Miranda ia tutup rapat karena tak ingin merusak persahabatan mereka. Tommy khawatir Miranda tak menyukainya dan malah menjauh jika ia megutarakan perasaanya pada Miranda. Selain itu Tommy ingin membiarkan Miranda fokus berjuang menggapai cita-citanya. Miranda adalah gadis desa yang gigih dalam berusaha. Tujuan Miranda hanya satu melepaskan keluarganya dari masalah ekonomi dan membiayai adik-adiknya sekolah hingga jenja
Magbasa pa
Bab 15
Pov MirandaAku harus cepat-cepat pulang sebelum Rajasa dan keluarganya kembali dari acara lamaran di rumah Alexa. Karena aku tidak ingin Bu Merry sampai mengetahui bahwa aku keluar rumah hari ini, dia pasti akan memberikan banyak pertanyaan yang membuatku sulit menjawab bohong.Beruntunglah saat sampai rumah mereka belum kembali. Hari sudah sore, aku segera membawa anaku Mahesa untuk mandi dan mempersiapkan makan untuknya. Berhubung aku tidak memegang banyak uang jadi aku tadi hanya memesan segelas kopi dan camilan untuk Rajasa.Rasanya memang menyedihkan, suamiku hidup berkecukupan bahkan sekarang sedang melamar perempuan lain dengan aneka hantaran yang mewah. Sementara aku dan anakku harus hidup berhemat dari uang jatah satu juta perbulan yang diberikan oleh Bu Merry. Alasannya karena aku sudah tidak perlu mengeluarkan biaya lagi hidup disini, semua kebutuhanku sudah tersedia dari mulai tempat tinggal hingga makanan.Bu Merry memang benar, aku tidak perlu memikirkan biaya tempat tin
Magbasa pa
Bab 16
Pov Miranda"Mas, kapan rencana pernikahan Mas dengan Alexa?" tanya Miranda ragu. Sebenarnya pertanyaan itu hanya basa-basi saja untuk membuka percakapan dengan suaminya."Secepatnya Mir, sedang dipilihkan hari baiknya" jawab Rajasa. Tentu saja Miranda tak peduli kapan suaminya akan menikahi wanita itu."Mas sebelum pernikahan Mas dan Alexa berlangsung aku boleh minta sesuatu sama Mas?" Tanya Miranda hati-hati sambil memastikan bahwa suasana hati suaminya dalam kondisi yang baik." Tentu sayang, apa yang kamu minta asalkan aku mampu pasti kuberi" jawab Rajasa."Baguslah ini saatnya menjalankan rencana!" sorak Miranda dalam hati. Suasana hati suaminya itu sepertinya memang sedang dalam kondisi yang baik. Mungkin masih terpengaruh dengan acara lamarannya pada Alexa tadi siang yang berjalan sukses."Mas pasti mampu kok" Ucapku sambil mengambil dokumen asuransi jiwa. Aku sudah menyusunya rapi sehingga suamiku hanya tinggal membubuhkan tanda tangan."Mas aku mau mas membeli salah satu asur
Magbasa pa
Bab 17
Pov Miranda,Kehidupanku selama menjadi istri Mas Raja benar-benar melelahkan. Aku terbiasa bangun pukul empat pagi. Setelah menyelesaikan kewajibanku untuk sholat subuh, aku segera turun ke dapur untuk memasak sarapan pagi. Setelah seluruh anggota keluarga selesai sarapan kulanjutkan dengan menyapu dan mengepel seluruh ruangan di rumah ini sambil menunggu Mahesa bangun.Saat Mahesa bangun aku akan memandikanya lalu memberikan dia sarapan pagi. Selanjutnya aku akan membereskan dan membersihkan piring-piring kotor bekas sarapan keluarga ini, dilanjutkan dengan mencuci pakaian dan menjemurnya satu persatu.Pekerjaan rumah tangga di rumah ini sepertinya tak pernah selesai. Bu Merry enggan mempekerjakan ART setelah Bi Parti pulang kampung, menurutnya aku bisa menggantikan tugas Bi Parti mengerjakan semua pekerjaan di rumah ini. Aku baru akan beristirahat ketika selesai makan malam dan membereskan semua piring kotor sisa makan malam keluarga ini.Selama ini Bu Merry tak pernah memperlakuka
Magbasa pa
Bab 18
Pov MirandaSuami dan ayah mertuaku sudah berangkat ke kantor, kebetulan ibu mertuaku juga sedang pergi bersama teman-temanya ke acara arisan sosialita yang biasa ia ikuti.Ini kesempatanku untuk segera mengirim dokumen asuransi ke kantor Pak Fajar. Aku segera mengambil Handphone dan memesan ojek online di salah satu aplikasi yang sudah lama menjadi andalanku. Beruntung driver ojek segera datang dan aku tak membuang waktu, segera memberikan dokumen penting itu untuk diantar ke alamat tujuan.Setelah driver pergi aku segera kembali ke kamar untuk menghubungi Pak Fajar, menyampaikan bahwa aku telah mengirim berkas asuransi yang sudah ditandatangani suamiku melalui ojek online, sekaligus aku mengirimkan bukti transfer pembayaran premi untuk satu tahun masa pertanggungan.[Siang Pak Fajar, dokumen saya kirim melalui ojek online ke alamat kantor Bapak ya, mohon infokan jika sudah sampai] Aku mengirim pesan ke Pak Fajar.[Baik Bu Miranda] Pak Fajar membalas pesanku tak lama kemudian.Aku ke
Magbasa pa
Bab 19
"Seandainya terjadi sesuatu dengan anakmu, itu sama sekali bukan urusanku tapi aku tak mau Rajasa menyalahkanku karena tak membantumu! ambilah uang ini dan bawa anakmu pergi berobat!" Bu Merry melemparkan beberapa lembar uang ratusan ribu ke mukaku. Tanpa ingin tahu lebih jauh bagaimana kondisi cucunya, Bu Merry segera masuk ke kamar meninggalkanku di ruang depan.Aku mengusap air mataku atas sikap dan perkataan mertuaku, sebenarnya sudah terlalu sering ia menyakitiku dengan kata-kata maupun sikapnya yang menunjukan dengan jelas ketidaksukaanya kepadaku. Tapi rasanya masih tetap saja menyakitkan apalagi dalam kondisi seperti ini, di saat perasaanku sedang cemas dan membutuhkan dukungan.Untuk kesekian kalinya ku abaikan rasa sakit hati atas perlakuan Bu Merry, yang ada dipikiranku saat ini adalah kesembuhan Mahesa. Segera ku punguti uang itu satu persatu sambil menggendong putraku dan tanpa menunggu lama aku berlari ke garasi untuk mengeluarkan mobil dan membawa Mahesa ke rumah sakit.
Magbasa pa
Bab 20
Pov MirandaSeorang perawat bersama dengan dokter berparas cantik datang ke ruang perawatan Mahesa, "Selamat siang Ibu Miranda, berikut hasil lab sudah keluar dan dokter Gina akan menjelaskannya, beliau adalah dokter spesialis penyakit dalam yang menangani Mahesa" Ucap perawat menjelaskan dengan ramah. Aku hanya mampu membalas tersenyum karena pikiranku tidak sabar mendengar mengenai hasil lab anaku."Berdasarkan hasil lab trombosit Mahesa sangat rendah, analisa saya Ananda Mahesa positif DBD Bu, panasnya juga tadi sangat tinggi ya sebelum diberikan obat penurun demam" Ucap wanita yang disebut dokter Gina itu"Iya Dok, tadi sempat 40 derajat celsius saat baru datang" sahut perawat yang datang bersama dokter Gina."Apakah berbahaya dok?" Tanyaku penasaran"Jadi Ibu tenang saja, kami akan pantau terus kondisi passien terutama trombositnya, setiap lima jam kami akan ambil sample darahnya untuk mengetahui level trombositnya karena kalau sampai turun drastis akan berbahaya, beruntung Ibu m
Magbasa pa
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status