Bab 18. Selamat dari Keracunan Obat Tidur
Andre bergeming. Dia merasa sangat lancang, bila berterus terang akan perbuatan Dinda dan seluruh keluarganya terhadap gadis ini. Meskipun dia mesara begitu iba pada Amelia. Yang dia tak habis pikir adalah perubahan watak Dinda, mantan kekasih yang masih sangat dicintainya itu. Wanita yang sampai detik ini masih mampu menggetarkan hatinya. Binar cinta masih berpendar di dasar hati. Itu sebab dia belum juga bisa pindah ke lain hati.
Tetapi setelah melihat perbuatan wanita itu terhadap Amelia, mata hati Andre seperti terbuka kini. Suatu kenyataan dihadapkan kepadanya. Kenyataan bahwa perbuatannya sia-sia selama ini. Buat apa dia menangisi perempuan jahat&
Bab 19. Bertekat Merubah Penampilan ===== Hari ini, Amelia bertekat akan melanjutkan aksinya untuk membalas perbuatan suami dan seluruh keluarganya. Perbuatan mereka kemarin yang hampir saja membuat dia celaka, adalh cambuk buat gadis itu. Tak bisa ditunda lagi. Meskipun sang Papa masih belum sembuh, tak ada salahnya dia mulai beraksi. Jika menunggu Anwar sembuh, tentu terlalu lama. Para benalu keburu kenyang tentu saja. Amelia bertekat akan memulainya sekarang. “Bagaimana Mbak Amel mengenai orderan Mbak minggu lalu? Kalau Mbak sudah ada waktu senggang, silahkan datang aja ke salon, ya, Mbak!” terdengar suara lembut pegawai salon melalui sambungan telepon. “Iya, Mbak. Maaf, kemarin saya sibuk banget. Hari ini saya datang, ya!” jawab
Bab 20. Ulah Bejad Suami Durjana “Ok, sudah cukup,” ucapnya seraya menyimpan ponsel itu kembali ke dalam sakunya. “Tolong buka pintunya, Pak! Saya mau ke kamar Pak Anwar!” pinta Ayu segera mengancingkan kembali bajunya. “Boleh, tapi dengar dulu baik-baik! Mulai sekarang, kau harus menuruti semua perintahku! Kalau tidak, aku akan menunjukkan foto –foto ini tadi kepada Bu Amel, dengan tuduhan kau telah merayuku, bahkan telah tidur denganku!” “Maksud Bapak?” Ayu terperanjat. Matanya membulat sempurna. Darfan terkekeh kecil. “Mulai sekarang, kau adalah kaki tanganku! Turuti semua perintahku, kalau kau masih ingin aman bekerja di sini! Kalau tidak, Bu Amel akan memecatmu, nama baikmu di Yay
Bab 21. Ancaman Istri Pertama “Perjanjian kita, Mas gak akan pernah tidur bareng dia! Nyatanya Mas tiduri dia juga, kan? Udah berapa kali? Udah berapa kali Mas Dar memberikan tubuh Mas sama perempuan menjijikan itu!” Yati masih histeris. “Gak pernah! Sekalipun aku tak prnah meniduri si kribo! Kalau kau tak percaya, ayo lihat sini! Lihat!” Darfan menarik kasar tubuh istrinya ke dalam kamar. “Aku sendirian! Amel sudah pergi pagi-pagi sekali tadi! Aku udah bersumpah gak akan tidur bareng dia, iya, kan! Aku akan tetap penuhi sumpahku!” “Oh, gak ada si Kribo, ya?” Yati mengedarkan pandangan menyapu seluruh kamar. “Tolong percayalah, Yat! Gak usag cemburu buta gitu, dong!” “Maaf, Mas!”
Bab 22. Si Kribo Berubah Jelita “Selesai, kita lihat hasilnya, ya, Mbak!” Pegawai salon menyisir lembut rambut Amelia. “Lho, kok malah pejam mata? Buka, dong, Mbak matanya, Mbaknya aneh, deh!” protesnya dengan gaya kemayu. “Saya dag dig dug, Mas! Takut, gelisah, gimana … gitu,” sahut Amelia tetap memejamkan mata. “Mas? Berapa kali lagi saya, bilang, panggil saya Nindy!” Pria gemulai itu mengerecutkan bibir. “Oh, iya, maaf, saya lupa. Maaf, ya!” Amel merasa bersalah, spontan membuka mata. Dia ingin menoleh pada Nando yang sejak pagi hingga sore ini telah bekerja keras melayani dirinya di salon terkenal itu. Tetapi, gerakan kepala gadis itu 
Bab 23. Gadis Jelita dan Elegan itu adalah Amelia Semua pakaian yang dilekatkan ke tubuh Amelia, terlihat begitu indah di matan gadis itu. Berbagai model silih berganti. Jika di suruh memilih, dia tak akan mampu untuk memilih yang paling dia suka. Sebab semua cantik di matanya. “Gimana, Mbak? Pilih yang mana, dong?” tanya Lusi, itu yang Amel baca di bed nama yang terpasang di atas dada pegawai butik yang berambut lurus sebahu itu. “Yang mana juga boleh,” jawab Amelia kebingungan. “Gini, aja, Mbak ambil beberapa pasang gaunnya! Jadi bisa dipakai bergantian setiap hari. Sekarang yang ini, besok yang itu, lusa yang sana itu, begitu, Mbak! Mbak mau?” “Terserah, deh.”
Bab 24. Darfan Membawa Istri Pertama Ke Rumah Istri Muda “Yat, tunggu, dong, Sayang!” panggil Darfan seraya meraih pergelangan tangan Yati. “Aku enggak mau pulang ke rumah itu lagi, Mas! Aku enggak mau kumpul baereng keluarga Mas Dar! Mereka bisanya menjadikan aku babu. Selalu menghina dan merendahkan aku,” tolak Yati mengibaskan pegangan tangan Darfan dengan kasar. “Ya, sudah kalau kamu gak mau lagi tinggal serumah dengan keluargaku, aku udah telpon Amel, kok. Mulai sekarang, aku penuhin keinginan kamu untuk tinggal serumah denganku. Kita ke rumah Papa Amelia, ya?” bujuk Darfan. Yati tidak menyahut, namun tak juga menggeleng. Darfan menarik napas lega. Bukan karena takut kehilangan Yati. Dia tak merasa sangsi sedikitpun akan hal itu. Yang dia khawatir
Bab 25. Pembalasan Dimulai “Oh, begitu? Sudahlah! Gak usah dipikirkan. Sekarang Wawak pulang aja, kasihan anak istri Wawak nunggu di rumah, iya, kan?” Amelia berkata lembut. Dadang mendongak, wajahnya berangsur terang. “Non Amel gak marah sama saya?” lirihnya berkaca-kaca. Amelia menggeleng seraya tersenyum penuh pengertian. “Makasih, Non! Kalau begitu saya pulang, ya!” “Baik, Wak! Hati-hati!” Dadang pulang dengan sepeda motor bututnya. “Tolong kunci gerbangnya ya, Bik! Bibik langsung temui saya di kamar! Saya duluan masuk!” titah Amel lalu masuk dengan meneteng semua barang belajaannya di butik tad
Bab26. Babu Baru Itu Adalah Maduku ===== “Boleh, saya nurut apa kata suami saya saja, iya, kan, Mas?” kata Amelia bergelayut manja di bahu Darfan. Menarik sebelah tangan pria itu dan melingkarkan di pinggangnya. Darfan tak berani menolak, bahkan dia merasa dadanya berdebar hebat. Hanya Yati yang tampak menelan ludah yang tiba-tiba terasa pahit. “Tapi, dengan satu syarat!” sambung Amelia. “Syarat apa?” Suara Yati berubah serak. Jelas cemburu mulai membakar dadanya. “Mbak harus mengikuti semua aturan yang saya buat. Bersikaplah layaknya seorang pembantu, bisa?” Yati tak menjawab. Wanita itu menunduk. “Aturan pertama adalah, seorang pembantu tidurla