All Chapters of PESONA CEO CASANOVA: Chapter 11 - Chapter 20
80 Chapters
Sebelas.
Jack menghisap rokok di jari nya dengan perlahan, lalu menghembuskan nya.Jack sedang berada di kantor, dan sekarang dia sedang bersantai dengan menikmati sebatang rokok dan juga Wine.Bahkan Jack kadang, saat sedang meeting pun Jack pasti merokok.Jangan pikir di kantor Jack bakalan sibuk, dan bekerja keras.Kerjaan Jack hanya memantau apa yang karyawannya kerjakan.Kalau ada yang salah Jack akan memarahi mereka.Untuk apa Jack bayar mereka mahal-mahal, kalau semuanya masih saja Jack yang mengerjakan.Jadi kerja Jack hanya menandatangani berkas, mengecek laporan, dan selebihnya karyawannya lah yang mengerjakannya. Sesantai itu pekerjaan nya.Kalau tidak yang di tanda tangani dan di cek, ya seperti ini kerjaan Jack, hanya bersantai.Ceklek.Pintu ruangan Jack terbuka dari luar.Membuat Jack menatap ke arah pintu itu dengan kesal. Siapa berani masuk tanpa ketuk pintu dulu.Apalagi orang itu sudah mengganggu waktu bersantai Jack."Jack..." Panggil seseorang yang masuk kedalam ruangan Jac
Read more
Dua belas.
Jack pulang ke rumahnya dengan raut wajah yang sangat kesal.Sean saja sampai takut untuk menegur Jack."Keluarkan dia dari ruang bawah tanah..." Suruh Jack ke Arnold.Dia yang Jack maksud adalah Arum."Baik Tuan..." Ucap Arnold.Jack berjalan masuk menuju salah satu ruangan di rumahnya.Jack mendudukkan dirinya di salah satu sofa.Sekarang Jack akan menuruti semua kemauan Alexander. Biar Ayahnya itu puas."Sudah kau pindahkan semua barang Arum ke kamar yang ada di lantai dua?.." Tanya Jack ke salah satu bodyguard nya."Sudah Tuan..." Ucap bodyguard itu, mereka sudah mengerjakan semua perintah Jack.Semua pelayan di sana sangat terkejut, saat mendengar Jack meminta memindahkan semua barang-barang Arum.Mereka jadi bertanya-tanya ada hubungan apa antara Jack dan Arum.Kenapa Jack tiba-tiba memindahkan kamar Arum.Yang semula berada di paviliun bersama dengan pelayan yang lain, sekarang pindah ke bangunan utama di Mansion Jack.Beti terlihat paling kesal sekarang, Beti kira setelah dia t
Read more
Tiga belas.
Arum berjalan masuk kedalam kamar barunya.Kamarnya benar-benar luas dan bagus.Bahkan kamar ini lebih luas daripada rumah yang pernah dia tempati bersama Ayahnya dulu.Tapi walaupun kamar ini bagus dan luas, tetap saja Arum tidak suka. Entah mengapa perasan Arum menjadi tidak enak, karena Arum yakin Jack pasti punya niat buruk kepadanya setelah ini.Jack pasti punya rencana yang akan membuat Arum menderita.TokTokTokPintu kamar Arum di ketuk dari luar. Membuyarkan lamunan Arum."Masuk..." Ucap Arum.Ceklek.Pintu kamar Arum pun terbuka dari luar.Ternyata Diana yang datang."Arum.." panggil Diana.Arum tersenyum ke arah Diana, dia langsung menyuruh Diana untuk masuk dan duduk di sebelahnya."Ini baju-baju kamu..." Diana memberikan baju Arum yang dia ambil di paviliun."Makasih Di..." Ucap Arum.Diana menganggukkan kepalanya."Gimana keadaan kamu?" Tanya Diana."Aku baik..." Jawab Arum."Aku khawatir banget sama kamu, karena di ruang bawah tanah itu katanya serem banget. Aku aja ng
Read more
Empat belas.
Jack sedang duduk di balkon kamarnya.Malam ini dia tidak datang ke klub.Dia hanya minum alkohol, dan duduk termenung di balkon kamarnya.Jack menatap foto seseorang yang ada di tangannya."Happy birthday..." Ucap Jack dengan menatap foto itu.Sudah sepuluh tahun semenjak kepergian seseorang yang ada di foto ini."Miss you Mom..." Ucap Jack.Perempuan di foto ini adalah ibunya.Semenjak kepergian ibu nya, hidup Jack rasanya sangat sepi. Tidak ada lagi tempat Jack untuk pulang dan mengadu.Hari terburuk bagi Jack adalah hari kematian ibunya. Dunia Jack rasanya hancur waktu itu. Bahkan rasanya Jack ingin mati bersama ibunya.Apalagi ibunya meninggal secara tragis.Ibu Jack meninggal karena bunuh diri.Jack memejamkan matanya, kenangan buruk itu kembali berputar di kepalanya.Kenangan di mana saat pertama kali dia menemukan ibunya, sudah tidak bernyawa di dalam kamar. Ibunya meminum racun, dan Jack lah orang pertama yang menemukan jasad ibunya.Jack tersenyum miris, saat mengetahui fakt
Read more
Lima belas.
Sekitar jam delapan pagi, Arum berjalan menuju kamar Jack.Karena jam segini biasanya para pelayan menyiapkan air hangat untuk Jack. Dan keperluan Jack yang lain.Arum sebenarnya takut untuk datang ke kamar Jack. Arum tidak mau berurusan dengan Jack lagi.Tapi karena sekarang tugasnya mengurusi semua keperluan Jack, mau tidak mau Arum harus datang ke kamar Jack.Walaupun Arum yakin pasti ada maksud terselubung di balik ini semua, pasti Jack sudah merencanakan sesuatu untuk menyiksanya sekarang.Arum tidak mengenakan baju pelayan seperti biasanya, karena katanya Jack tidak boleh lagi Arum mengenakan baju itu.Akhinya sekarang Arum mengenakan bajunya sendirian.Baju kaos bewarna coklat dan rok selutut berwarna coklat juga.Badan Arum rasanya panas dingin, Arum takut apa yang akan Jack lakukan kepadanya.Semakin mendekati kamar Jack, langkah Arum rasanya semakin berat. Kalau boleh memilih lebih baik Arum mengerjakan yang lain saja.Tapi sayang Arum tidak bisa memilih, karena hanya Jack y
Read more
Enam Belas.
Arum pergi lagi ke kamarnya untuk mengganti baju.Gara-gara Jack menyobek bajunya, Arum jadi ganti baju lagi, menambah pekerjaan Arum saja.Semoga setelah ini Jack tidak menyobek baju Arum lagi. Busa habis baju Arum kalau di sobek terus, bajunya kan tidak banyak.Setelah selesai mengganti bajunya Arum kembali lagi ke kamar Jack, Arum juga membawa peralatan untuk bersih-bersih kamar Jack.Ceklek."Apa kau mau membuat kulit ku melepuh?"Baru saja Arum masuk kedalam kamar Jack, Jack sudah marah-marah.Arum mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Jack.Pria itu sedang berdiri di depan pintu kamar mandi, dengan hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya."Apa kau mau merebus ku?" Ujar Jack."Airnya sangat panas...." Ucap Jack dengan wajah datarnya." Begitu saja tidak becus..." Jack terus mengoceh.Arum memang tidak bisa mengerjakan apa-apa."Maaf..." Ucap Arum, tadi perasaan Air nya sudah pas, sama seperti saat pertama kali Arum menyiapkan air hangat untuk Jack mand
Read more
Tujuh Belas.
Jack masuk kedalam kamarnya, lalu berjalan ke arah walk in closet nya, untuk melihat pekerjaan Arum. Apakah sudah selesai atau belum, awas saja kalau Arum kerjanya tidak benar.Raut wajah Jack berubah menjadi kesal, saat melihat Arum malah tidur di dekat tumpukan baju, padahal kerjaan nya belum selesai."Dasar tidak becus..." Ucap Jack mengatai Arum.Jack berjalan mendekat ke arah Arum."Bagun...," Ucap Jack dengan menggoyangkan tubuh Arum dengan kakinya.Namun Arum tidak kunjung bangun."Bangun..." Ucap Jack sudah mulai kesal.Buk.Jack menendang kaki Arum cukup keras. Sampai akhirnya Arum terbangun, dengan merintih kesakitan."Aw..." Arum langsung terbangun, dia memegang kakinya yang terasa sakit.Arum langsung gelagapan saat melihat wajah Jack yang kesal.Arum tidak sengaja ketiduran karena sangat lelah. Jack pasti kesal dengan Arum sekarang."Siapa yang menyuruhmu tidur?" Tanya Jack dengan wajah galaknya."Ma...""Sudah ku bilang maaf itu tidak berguna..." Jack memotong ucapan Aru
Read more
Delapan belas.
TokTokAda yang mengetuk jendela kamar Arum.Arum langsung menoleh ke arah jendela kamarnya.TokTokTerdengar lagi suara ketukan dari jendela kamarnya.Arum pun segera berdiri dan berjalan ke arah jendela kamarnya secara perlahan.Siapa yang mengetuk jendela kamarnya malam-malam begini."Apa jangan-jangan maling..." Ucap Arum takut.Arum langsung menghentikan langkahnya."Atau rampok, terus bawa senjata tajam..." Ucap Arum mulai parno.Apalagi di rumah ini pasti banyak barang berharga, makanya rampok pasti tertarik untuk merampok rumah ini.Arum menggelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan pikiran buruknya."Nggak mungkin ada rampok yang bisa masuk ke rumah ini..." Ucap Arum.Rumah Jack banyak penjaganya ada puluhan bahakan. Dia setiap sudut rumah ada yang berjaga, di depan ada, di samping, di belakang, semuanya di jaga sama bodyguard Jack.Jadi nggak mungkin kalau ada maling yang bisa masuk.Tok.Tok.Tok.Orang di luar jendela kembali mengetuk jendela kamar Arum, dan kali ini le
Read more
Sembilan belas.
Jack berdiri di balkon kamarnya, dia melihat tepat ke bawah di taman belakang Mansion nya, Arum sedang berdiri di sana tepat di bawah sinar matahari.Jack tersenyum senang saat melihat Arum mulai tersiksa.Itu belum seberapa, karena ulah Arum dia haru terlambat ke kantor.Jangan Arum pikir Jack akan membiarkannya begitu saja, saat Arum membuat masalah.Hukuman tetap lah hukuman.Tujuan Jack kan memang menyiksa Arum.Jack membalik badannya dia berjalan keluar dari kamarnya.Jack mau pergi sarapan dulu, setelah itu baru dia pergi ke kantor.Walaupun sebenarnya Jack sudah tidak mood untuk pergi ke kantor.Arum biarkan saja dia tetap di jemur di bawah sana. Sampai Arum benar-benar tersiksa."Bos..." Panggil Sean dengan berjalan ke arah Jack.Jack terus berjalan tidak memperdulikan panggilan Sean.Sean terus mengikuti Jack, dan berjalan di samping Jack."Bos kasihan istri Bos..." Ucap Sean.Jack langsung menoleh dan menatap Sean dengan tajam.Sean langsung gelagapan."Ma.. maksudnya Arum..
Read more
Dua puluh.
"HAHAHAHHAHA..." Tawa Jack terdengar nyaring memenuhi seluruh ruangan.Tawa yang terdengar sangat menyeramkan bagi orang yang mendengar nya."Kau mengancam ku?" Tanya Jack ke Beti tidak percaya, Jack menatap Beti meremehkan.Ternyata pelayan di depannya ini punya banyak nyali. Tapi sayang nya Beti memilih musuh yang salah.Berani-beraninya dia mengancam Jack."Lepaskan dia..." Suruh Jack ke bodyguard yang memegangi kedua tangan Beti.Beti langsung menghapus air matanya, Akhinya Jack kemakan dengan ancaman Beti.Beti yakin Jack pasti takut kalau nama baiknya tercemar. Karena Beti sangat tau, nama baik bagi Tuan nya ini sangat penting."Dasar pembantu tidak tau diri..." Ucap Jack mengatai Beti dengan menatap Beti tajam."Kau bilang aku melecehkan mu?" Tanya Jack.Beti menganggukkan kepalanya dengan pelan.Jack tersenyum miring saat melihat Beti menganggukkan kepalanya."Bukannya kau juga menyukainya, kau Juga menikmatinya bukan? Seharusnya kalau aku melecehkan mu, kau akan teriak dan me
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status