All Chapters of Tukar Pasangan (Jodoh)?: Chapter 11 - Chapter 20
203 Chapters
Bab 11. Kenyataan Pahit
Seperti orang yang terlahir kembali. Hari ini, entah kenapa aku sangat bersemangat sekali. Setelah aku sakit dan beristirahat sehari, wajahku tampak lebih berseri-seri.Mungkinkah ini gara-gara ciuman yang tak sengaja itu? Sampai-sampai di mana pun yang kulihat hanya wajah Mas Alfa dengan bibir indah nan cipok-able tersebut.Astaghfirullah! Sudah kuduga, memiliki suami seperti Mas Alfa itu berat godaannya.Sabar Zela, sabar.Mau bagaimana pun perasaan hati ingin menghindar, ternyata aku tetap saja akan balik lagi terjebak pesona seorang Alfa.Kuakui, Mas Alfa itu memang layaknya zat adiktif level hot yang membuatku sulit berhenti memikirkannya, karena semua tentangnya telah menjadi fokus utama.Namun, meski aku sangat bahagia sekarang, tentu saja kemajuan dalam hubungan kami ini masih belum bisa membuatku lega. Bayangan tentang perselingkuhan Mbak Resa dan Pak Bayu masih menjadi pertan
Read more
Bab 12. Perlawanan
Aku anak pembawa sial. Begitulah Mamah yang aku hormati menistakanku.Sakit, sangat sakit. Seolah hatiku ditumbuk oleh ribuan batu besar hingga pecah berkeping-keping. Tak pernah terbayangkan, aku akan mengalami nasib sehina ini.Kukira itu hanyalah stigma yang beredar di masyarakat, tapi nahasnya kini itu melekat padaku.Masih teringat saat dulu, Ayah memang pernah bilang kalau aku harus lebih kuat dari siapa pun karena hidup ini keras. Namun, tak kusangka akan sekeras ini.Sakit. Perih. Hancur. Seolah di dalam sini ada luka yang bernanah lalu disiram dengan air garam. Aku tak tahu harus tertawa atau menangis, karena saking kebasnya dilukai.Aku rapuh. Aku terluka dan aku sesak. Aku harus tahu kenapa keluargaku sangat membenciku.Petang ini, aku ijin pada Mas Alfa untuk pulang terlambat dan akan kembali secepatnya. Aku harus berkunjung ke rumah Nenek di mana di sana ada makam Ayahku juga. Aku yakin Nenek tahu apa yang
Read more
Bab 13. Honeymoon Part 1 (POV Alfa)
POV ALFA Aku tak perduli sama sekali jika ada yang berpikir kalau aku terlalu berlebihan membela Azela. Aku tak perduli jika aku dikira menikahi anak pembawa sial dari kalangan keluarga Raharja. Aku pun tidak perduli kalau aku disebut telah berubah  karena kehilangan keramahanku yang biasa kutunjukkan pada pasien. Lalu, aku juga tidak perduli jika nanti akan banyak tantangan yang harus kulewati demi menggenggam tangannya erat karena aku tahu gadis ini begitu banyak mengalami luka. Jika bukan aku yang menjaganya sebagai imam, maka siapa? "Mas Alfa ...." Zela memanggil namaku lemah kala kami sudah sampai di parkiran. "Heum?" Aku menggumam menanggapi panggilannya sembari berhenti, mengecek kondisi Azela. Otakku jelas memahami gadis itu pasti sangat syok setelah pertengkaran yang terjadi antara dia dan Resa. Sesungguhnya, aku baru pertama kali melihat gadis itu membela diri karena selama ini dia hanya bungkam dan
Read more
Part 14. Honeymoon-part2
Jika kebanyakan perempuan biasanya menikahi lelaki yang mereka cintai, maka aku adalah sebaliknya. Bisa jadi aku harus mencintai lelaki yang aku nikahi. Sayangnya, lelaki itu masih belum bisa aku miliki sepenuhnya. Karena selain dia itu spesies lelaki yang kadang ramah, perhatian, tapi enggak peka. Mas Alfa juga salah satu lelaki yang masih belum jelas status hatinya.Rumit.Semenjak, aku memergoki perselingkuhan bapak mertuaku dan Mbak Resa, kurasa hidupku layaknya Zombi di abad-21. Aku bergerak tapi tak merasakan apa-apa. Hari-hariku benar-benar terlihat sangat kaku dan waktu terasa berjalan lambat.   Aku bingung bagaimana harus menghadapi setiap detiknya bersama Mas Alfa, dia terlalu baik untuk dikhianati tapi aku pun tak bisa pergi, karena setiap di dekatnya aku nyaman dan merasa ada perlindungan.Gamang. Seperti sekarang.Selayaknya wanita, harusnya aku bahagia ketika mendengar seorang suami m
Read more
Part 15. Satu Kamar
Aku meraba pipiku yang memerah sambil mematut diri di depan kaca. Siapa sangka, lelaki yang dingin seperti Mas Alfa memiliki sisi yang begitu romantis.Walau hanya di depan kandang si Jalu. Mas Alfa benar-benar berhasil membuatku sulit move on dan anehnya entah kenapa setiap perbuatan yang dibuat Mas Alfa walau sederhana, selalu sukses membuatku ketar-ketir bahkan sampai sekarang.Agh, seandainya saja tadi Bi Ifah dan Mang Udin enggak ngintip bisa jadi tadi aku langsung 'tekotek' sama Mas Alfa. Namun, meski gagal, hatiku tetap saja bahagia karena otak ini seolah tak berhenti mengingat percakapan singkat kami tadi sebelum aku kembali ke kamar."Zel, kamu tahu apa yang buat Mas bahagia sekarang?" tanya Mas Alfa beberapa waktu lalu."Apa itu, Mas?""Itu kamu, Zel. Mas berharap mulai sekarang kita bisa saling menjaga hati ya, Zel. Mas, ingin kamu yang jadi istri Mas, di dunia dan di akhirat nanti dan Mas berharap tuju
Read more
Part 16. Sergapan Cemas (POV Alfa)
Sepagi ini, kami sudah berangkat menuju kota. Ada pasien darurat dan aku harus tiba di sana sebelum jam 9.00 pagi.  Tadinya, aku meminta Zela menunggu saja di vila biar aku yang pulang-pergi karena takut dia kelelahan. Namun, ternyata dia memilih ikut. Katanya dia takut kalau Jalu tiba-tiba lepas dari kandangnya. Ah, ada-ada saja, istri kecil satu ini.Aku tersenyum simpul mengenang ekspresi Zela seharian kemarin di vila. Aneh saja, kenapa bagiku semua tentangnya menjadi sangat menghibur dan menjadi fokus yang tak bisa diganggu gugat, terutama tentang kejadian semalam di mana dia terlihat sangat ketakutan padahal aku hanya berniat mematikan lampu. Tentu saja hal itu membuatku dan dia sama-sama malu. Namun, uniknya rasa malu itu bahkan berasa sampai sekarang. Sehingga suasana di dalam mobil diliputi rasa canggung, lucu dan menggemaskan. Zela dan aku seperti dua manusia bodoh yang sedang kasmaran di perjalanan. Sesekali kudapati dia mencuri panda
Read more
Part 17. Keraguan
"Dasar anak pembawa sial! Kembalikan Yoga, padaku! Kamu kan, yang kasih tahu ke dia kalau ini bukan anaknya? Jawab Zela!""Apa? Aku yang ngasih tahu? Hey, Mbak! Sadar! Tanpa diberi tahu pun Yoga sudah curiga kalau dia dijadikan kambing hitam, karena itu aku minta Mbak berhenti berbuat haram dengan Pak Bayu! Dia mertuaku, Mbak! Dia ayahnya Mas Alfa!"Plak! Mbak Resa menamparku dengan keras hingga aku jatuh tersungkur dan tanpa perasaan dia langsung menghujaniku dengan kata-kata pedas."Dengar, Zel! Jika kamu mau Mbak berhenti untuk bertemu dengan mertuamu maka, syaratnya kamu harus melepaskan Alfa!  Karena jika aku tidak memiliki suami, kamu pun tidak akan memilikinya, karena kamulah penyebab Mbak berbuat begini! Kamu tak seharusnya lahir, Zel! Mbak benci punya adik kayak kamu!"(***)Ya Allah! Aku mengatupkan kembali kelopak mata yang semakin terasa perih. Masih terngiang ucapan kata-kata bernada ancaman Mbak Resa
Read more
Part 18. Keputusan Sulit
"Bilang? Enggak? Bilang? Enggak? Bilang!"Bilang?! Mataku membulat seraya menelan ludah cepat. Sudah setengah jam aku melakukan hal bodoh dan sudah setengah jam pula aku menyobek kertas untuk menentukan apa yang harus kulakukan."Alay!"Merasa percuma, aku pun melemparkan secarik kertas yang ada di tangan lalu menghempaskan tubuh ke atas kasur.Berbaring.Aku berpikir dalam seraya menatap langit-langit kamar. Sebenarnya, sudah tiga hari ini aku benar-benar merasa gelisah, galau dan merana karena bingung memutuskan kapan aku harus bilang pada Mas Alfa.Aku sudah tak kuat memendam perasaan ini sendiri, aku harus mengatakan rahasia besar itu apa pun resikonya. Masih teringat jelas di benak ini bagaimana dia marah hanya gara-gara aku terlambat memberi tahu tentang Yoga.Lalu, apa jadinya kalau dia akhirnya tahu dari orang lain tentang perselingkuhan ayahnya dan Mbak Resa? Sementara orang terdekatnya bungkam dan pura-pura amnesia?"Ah, frustasi!"Aku mengac
Read more
Part 19. Bukan Tukar Pasangan (POV Alfa)
Aku membuka mata, tapi segera aku menutupnya kembali ketika kepalaku berdenyut sangat berat seolah berputar-putar. Beginilah mungkin rasanya berjuang menahan rasa sakit.Untunglah, hari ini aku tak ada jadwal pagi, sehingga aku tak perlu memaksakan diri untuk datang ke rumah sakit saat kondisiku mengenaskan.Namun, bersamaan dengan keputusanku untuk tidur kembali, tiba-tiba telingaku menangkap suara berisik yang berasal dari arah dapur.Zela? Dia kembali? Sadar kalau kunci apartemen ini hanya dipegang dua orang, otakku langsung bereaksi.Aku terperanjat bangun. Membayangkan istri kecilku datang saja, membuat badanku yang semula drop seolah diberikan tenaga berpuluh kali lipat. Dengan rasa sakit dan tenaga yang tersisa, gegas aku mencoba bangkit dan berjalan menuju pintu.Benar saja bersamaan dengan pintu yang terbuka, aku melihat sosok tak asing di pantry. Wanita itu membelalak, melihatku memergokinya sedang menyiapkan makanan."
Read more
Bab 20. Layaknya Imam (POV Alfa)
Mataku berkeliling mencari sesosok wanita yang sejak kemarin memenuhi pikiran dan juga kurindukan.Aku tahu tindakan ini gila, mencari Zela di antara banyaknya orang dan luasnya rumah sakit layaknya mencari jarum di atas tumpukan jerami.Namun, aku tidak perduli sekali pun aku harus berlari mencari ke semua sudut di muka bumi, pasti akan kulakukan. Terlebih aku memang tak tahu di mana dia, karena chat dan teleponku tak pernah dibalasnya.Hanya tampaknya Tuhan masih sayang padaku. Di antara keputusasaan, tiba-tiba Yana sepupu Zela bilang kalau Zela sekarang sedang mencari pekerjaan di rumah sakit swasta, buruknya rumah sakit swasta yang mana, istri Reno itu pun tak tahu.Lalu, di sinilah aku mencari dan terus mencari. Hampir lima rumah sakit aku sambangi dan sekarang rumah sakit yang terakhir yang ada di kota ini.Di saat hampir saja aku menyerah, tiba-tiba mataku menangkap sesosok wanita berjalan sendirian menuju lobby. Wajahnya tampak sa
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status