Semua Bab Jatuh Dalam Pesona Playboy: Bab 41 - Bab 50
55 Bab
Bab 40 Berbohong
Claire mengerang pelan. Dia sudah sadar, tapi enggan membuka mata. Tubuhnya serasa remuk. Dia menarik napas perlahan lalu membuka kelopak matanya. Claire memegang selimut yang menutupi tubuhnya. Dia sadar di kamar Jayden. Wanita itu tidak ingat waktu sejak Jayden menggunakan tubuhnya berkali-kali. Claire mendesah berat. Ini resiko yang harus dia tanggung jika ingin seperti Jayden.Wanita itu menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Penerangan di kamar Jayden tidak banyak, hanya lampu tidur yang menyala. Claire tidak tahu sekarang jam berapa. Dia memejamkan mata, dia merasa tidak sanggup pergi ke kantor. Claire menoleh ke arah jam digital. Matanya membulat melihat angka sepuluh dan delapan belas di sana. Dia sudah sangat terlambat. Hal yang paling masuk akal dia lakukan adalah menelepon bagian HRD dan minta izin. Namun, secarik kertas yang berada di bawah jam digital menarik perhatian Claire sebelum dia turun dari tempat tidur. Claire mengambil kertas itu dan membacanya.
Baca selengkapnya
Bab 41 Kunjungan Nyonya Wilson
“Tidak, Ma. Aku menginap di tempat temanku yang lain.” Claire memejamkan matanya. Benar kata orang-orang. Kita akan mengatakan kebohongan lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya.“Kami tidak pernah mengajarimu untuk berbohong, Claire.” Nyonya Wilson berucap tegas. Dia merasa kecewa karena puterinya berbohong. Apa ini alasan Claire meminta keluar dari rumah? Beliau semakin ingin tahu alasan Claire berbohong.“Katakan di mana kamu sekarang.”“Aku menginap di hotel.”“Claire,” Nyonya Wilson sedikit menaikkan suaranya.“Jangan sampai Mama memberi tahu ayahmu. Dia akan memakai cara lain untuk mencarimu. Katakan di mana dirimu sekarang. Katakan dengan jujur. Ini peringatan terakhir Mama.” Claire berpikir lama, mempertimbangkan apa yang harus dia katakan.“Aku tinggal bersama temanku yang lain. Mama tidak mengenalnya. Aku berkata jujur.” Ucapan Claire pelan di akhir kata-katanya.“Pria atau wanita?”“Pria,” suara Claire ciut.“Claire!” Nyonya Wilson marah sekaligus terkejut. Dia tidak perc
Baca selengkapnya
Bab 42 Bicara Dengan Andrew
“Tidak.” Tolak Claire tegas. Dia tidak akan meninggalkan Jayden.“Dia hanya perlu waktu untuk menyadari perasaannya padaku. Aku merasakannya, Ma. Jayden peduli padaku.” Akhirnya Nyonya Wilson mendengar nama yang membuat anaknya seperti dimabuk cinta. Wanita paruh baya itu menggeleng pelan.“Kamu akan jadi pihak yang paling dirugikan dalam hal ini, Claire. Mama sudah mengingatkanmu. Tapi, jika mengalami itu bisa membuka matamu,” Nyonya Wilson melihat puterinya sendu. Beliau tidak mau Claire merasakan sakit, apa pun bentuknya. Pengalaman hubungannya yang lalu saja sudah membuat Claire sedih, apalagi dengan pria ini.“Lakukan. Semoga saja pria itu seperti yang kamu harapkan.”***Hari berlalu dengan cepat. Claire menjalani rutinitasnya seperti biasa walaupun tanpa kehadiran Jayden. Namun, hal buruk selalu membuka hari Claire di kantornya. Andrew tetap mengiriminya bunga sekalipun Claire sudah melarang pria itu.Ini malam Sabtu. Claire sedang menyiapkan diri untuk keluar bersama teman-tem
Baca selengkapnya
Bab 43 Tidak Bisa Seperti Jayden
“Anda sudah kembali, Tuan?” tanya Bibi Roberts saat melihat Jayden masuk ke dapur. Jayden pulang dua hari lebih lambat dari waktu yang dia katakan. Wanita paruh baya itu pikir Jayden akan tinggal lebih lama di Paris.“Iya. Di mana Claire? Dia sudah pulang kerja ‘kan?”“Belum, Tuan.” Alis Jayden menyatu. Sekarang hampir pukul sembilan malam. Ke mana wanita itu pergi?“Apa yang Claire lakukan selama aku pergi, Bi? Apa dia sering pulang malam seperti ini?”“Pergi kerja lalu pulang. Nona Wilson pulang larut Jumat lalu,” Jayden menganggukkan kepalanya. dia tahu. Claire mengklaim dia pergi dengan teman-temannya.“Ini pertama kali Nona Wilson pulang lama di hari kerja, Tuan.”“Apa Claire mengajak teman-temannya kemari?” Interogasi Jayden masih berlanjut. Ini tujuan lain Jayden meminta Bibi Roberts menemani Claire. Wanita itu menjadi sumber Jayden mendapatkan informasi kegiatan apa yang Claire lakukan.“Tidak, Tuan.”“Tidak ada hal istimewa yang terjadi selama aku pergi,” gumam Jayden lalu me
Baca selengkapnya
Bab 44 Aku Menyukaimu
Dia mengusap punggung wanita itu lembut. Jayden senang tidak perlu melakukan ini lagi dengan Claire.“Hey, it’s okay.” Jayden berkata berusaha untuk menenangkan Claire yang terisak di pelukannya. Mungkin Jayden keterlaluan, tapi ini semua karena Claire. Dia tidak memiliki cara lain selain mendorong Claire melewati limit terakhirnya. Dia tidak akan melakukan ini jika Claire tidak memancingnya.“Aku tidak akan melakukannya jika kau tidak mau,” ucapnya lembut namun isakan wanita itu tidak berhenti. Claire sudah sangat takut jika Jayden tidak mendengarkannya dan tetap melakukan apa yang dia inginkan.“Apa yang kau inginkan sekarang, Claire?”“Ti-tidak ada.” Jayden memejamkan matanya. Dia merasa buruk karena membuat wanita seperti Claire menangis.“Kita tidak akan melakukan apa-apa.” Pria itu berujar menyetujuinya. Situasi ini sangat kacau. Jika wanita yang bersamanya sekarang adalah orang lain, Jayden pasti sudah meninggalkannya. Saat ini dia malah mengayun pelan tubuh Claire ber
Baca selengkapnya
Bab 45 Beautiful Day
Claire tidak mendapati Jayden begitu membuka mata. Dia hanya terdiam melihat tempat kosong di sebelahnya. Jam berapa sekarang? Kehidupan tinggal bersama mereka yang sebenarnya baru dimulai hari ini. Claire tidak tahu apa yang Jayden lakukan begitu bangun pagi. Wanita itu menggeliat lalu duduk. Dia mencari ponsel di nakas dan ingat dia tidak mengeluarkan ponselnya dari tas. Sekarang pukul enam dua lima pagi. Claire masih memiliki waktu untuk bersantai. Dia bangun dalam suasana hati yang baik. Apa yang Claire khawatirkan tidak terjadi. Jayden juga memiliki rasa yang sama sepertinya. Bukan hanya itu, Jayden menyukai Claire karena karakter yang dia miliki. Memikirkan karakter, Claire jadi ingat kata-kata Jayden yang melarangnya untuk menjadi seperti pria itu. Kenapa? Terlepas dari dirinya yang terkesan playboy, Jayden memiliki sifat yang baik. Dia sopan dan tahu cara memperlakukan wanita. He’s a great person. Kenapa dia bicara seolah-olah dia orang yang buruk?“Apa yang
Baca selengkapnya
Bab 46 Di Dalam
Oh, sial. Ini Lee Hyunjoo. Jayden juga memblokir nomor baru itu dan menghapus pesan Hyunjoo. Dia mencari kontak Donghyuk dan menghubunginya.“Hyunjoo menghubungimu?” tanya Jayden langsung begitu Donghyuk menjawab.“Iya. Aku sudah pernah bilang 'kan? Dia terus saja menghubungiku untuk menanyakanmu.”“Kau menjawabnya.” Suara Jayden rendah, padahal dia sudah mengingatkan Donghyuk untuk mengabaikan komunikasi dari Hyunjoo.“Apa lagi yang bisa kulakukan? Dia sudah seperti peneror.” Jayden menghembuskan napasnya kasar.“Blokir nomornya, Kak. Kau tidak memberi tahu di mana aku ‘kan?”“Tidak. Karena kupikir kau ingin menjauh darinya,” managernya benar. Dia sedang tidak ingin diganggu, apalagi oleh Hyunjoo—wanita yang bersikeras memiliki hubungan dengannya.“Aku tidak mau dia mengganggu liburanmu.”“Thanks, Kak.” Jayden bisa tenang sekarang.“Sebenarnya hubungan kalian seperti apa? Hyunjoo bilang kalian sudah kembali.” Jayden melihat Claire berjalan ke arahnya. Napasnya tercekat karena wanita
Baca selengkapnya
Bab 47 Perasaan Aneh
Jayden merutuki dirinya dalam hati. Bagaimana bisa dia seceroboh ini? Dia selalu ingat untuk mengeluarkan batangnya jika melakukan seks tanpa kondom. This is so fuck up. Jayden meringis dalam hati. Wanita ini membuatnya kacau dan lepas kendali—Jayden tidak mengenali dirinya untuk beberapa saat. Dia mengeluarkan batangnya dari organ feminin Claire, membuat celana dalam Claire kembali pada tempatnya. Wanita itu merasakan basah di sana. Itu perpaduan cairan mereka. Entah kenapa Claire merasa semakin terhubung dengan Jayden. Wanita itu menggeleng kecil. Apa yang dia pikirkan? Ini hanya seks instan. Claire merapatkan pahanya begitu kakinya kembali berpijak. Pintu lift pribadi mereka sudah lama terbuka.“Kau masuk duluan. Aku akan membeli morning after pill,” ucap Jayden tanpa menatap Claire. Hanya karena bertemu dengan pria yang mungkin dekat dengan Claire dia jadi seperti ini. Dia merasa lemah.“Tidak apa-apa,” ucapan itu membuat Jayden melihat Claire. Apanya yang tidak apa-apa?
Baca selengkapnya
Bab 48 Perselisihan
“Apa itu hal yang buruk?” Jayden tersenyum tipis. Itu hal yang buruk baginya, tapi Jayden tidak mau mengatakannya.“Tidak. Itu bagus.” Dia mengelus pipi Claire. Apa yang harus dia lakukan pada wanita ini?“Bisakah aku meminta sesuatu padamu?”“Selama aku bisa mengabulkannya, kau bisa minta apa saja.” Claire menyunggingkan senyumnya. Dia tidak begitu yakin Jayden bisa melakukannya. Namun, tidak ada salahnya mencoba.“Jika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, bicarakan padaku, Jayden. Sekalipun itu tidak berkaitan denganku. Aku pasti mendengarkanmu.” Jayden menatap Claire lama. Apa Claire tidak tahu dia seperti ini karena wanita itu yang terkesan tidak terus terang padanya?“Aku juga bisa mengatakan hal yang sama padamu. Kau tidak jujur padaku.”“Aku sudah katakan dia hanya kenalanku. Aku tidak perlu bicara panjang lebar tentang Andrew karena memang aku tahu dia ha
Baca selengkapnya
Bab 49 I'm Out
“Sial!” Jayden terduduk di tepi tempat tidur. Dia menyatukan tangannya. Ini semakin tidak terkendali. Jayden tidak mau menghabiskan waktunya bermain tarik-ulur emosi seperti ini. Sudah saatnya dia pergi. Itu yang harus Jayden lakukan. Namun, dia merasa berat. Jayden memulas wajahnya. Apa yang harus dia lakukan? Pasti ada sesuatu yang bisa membuat Claire tenang dan tidak membahas perasaan terus menerus. Kalau saja Claire tahu baru dia wanita pertama yang Jayden perlakukan seperti ini. Bisa melakukan seks dengan Jayden saja sudah seperti kemewahan, apalagi tinggal bersama.         Jayden bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Dia pergi menuju lantai dua, pergi ke kamar yang Claire tempati sebelumnya. Namun, Claire tidak ada di sana. Jayden kembali ke lantai dasar, dia mengecek semua ruangan di sana. Dia pergi menuju kolam renang begitu tidak mendapati Claire di ruangan mana pun. Pintu menuju kolam renang terbuka. Ja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status