Aku menangis memeluk tubuh tua ibuku. Wanita yang berjuang demi menjaga cucunya yang harus dia rawat, karena bapaknya tak mau melihatnya. Sedang sang ibu terlalu takut menjadi janda, terutama takut anaknya jadi yatim. Hari itu dengan berat hati meninggalkan anakku pada ibu, hanya dia yang bisa aku percayai untuk merawatnya."Kau terlalu bodoh, Asma. Takut anakmu jadi yatim nyatanya sekarang dia bernasib seperti yatim piatu. Tanpa ayah dan tanpa ibunya, kau memilih jalan yang salah dengan membuang anakmu ke kampung."Bagaikan ditampar aku baru sadar saat mendengar ucapan Mak Ijah. Tanpa sadar aku mengorbankan anakku, demi menuruti permintaan mas Alam.Sehari setelah kembali dari kampung. Aku duduk di warung Mak iJah disitulah dia berkata sesuatu yang membuatku sadar dan membuka mata."Bertahanlah sebentar lagi, Nak. Bujuk suamimu agar dia melembutkan hatinya. Bayi ini anak kalian sejelek apapun wajahnya."Ibu yang bijaksana memberiku waktu untuk membuat mas Alam mengerti, kalau dia te
Read more