Semua Bab Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.: Bab 41 - Bab 50
343 Bab
Ayahnya Menolak Tapi Orang Lain Mencinta Anakku.
"Masuklah aku sengaja menyewa rumah ini untuk setahun. Gunanya untukmu tinggal sementara, sampai rumah mbak Asma selesai.""Ma...ma..."Suara itu lagi aku kira berhalusinasi, ternyata ibu memang tak pulang ke kampung."Rumah nenek sudah ibu jual, atas ijin paman dan bibimu. Mereka ingin membantumu, karena itu mereka tak minta bagian dalam penjualan rumah."Jadi ibu akan tinggal di sini bersamamu, begitu juga dengan Lidya nanti kita bicarakan soal hak adikmu, untuk saat ini kau harus berdiri tegak dulu."Lidya, aku baru ingat adik kecilku itu. Dimana dia sekarang, tak mungkin masih di kampung?"Aku disini Mbak tak perlu mencari kemana-mana. Maaf semalam tak bisa ikut main ke kolam renang, karena sibuk mendaftar kuliah."Aku berlari dan memeluk adik kecilku, dia pasti membantu ibu merawat keponakannya setelah pulang sekolah, dia baru tamat dan sekarang baru mendaftar kuliah disini."Tak usah banyak drama ayo kita sarapan."Mak Ijah keluar dari dapur, dia mengajak sarapan tapi dengan nad
Baca selengkapnya
Awal Kehancuran Suami Durjana.
(Semua beres Bu, aku sudah berhasil mengambil sertifikat Asma. Sekarang silahkan jadikan dia pembantu di acara lamaran Rika. Begitu juga di acara pernikahan, setelah itu aku akan menendangnya.)Asma tengah berdiri di bawah jendela kamarnya. Saat mendengar percakapan Alam dan ibunya. Wanita itu hanya tersenyum meski tau, barang berharganya telah di curi.(Iya Bu aku sudah mendapatkan nomor bang Danu, dari Ari anak pak Jono.)Saat itu Alam terdengar sangat bahagia. Seolah tak berpikir kalau Asma istrinya, kalau bercerai harus merawat anak kandungnya.Di bawah jendela Asma hanya mampu memukul pelan dadanya, karena mencoba menghilangkan sakit di dalam sana.(Segera Bu, begitu dapat uangnya. Kita langsung membuat rencana pesta dan decorasi pernikahan Rika. Iya kita buat besar-besaran.)"Silahkan lakukan, Mas. Habiskan uang yang kau dapat, setelah itu aku pastikan kau akan menangis darah.Asma berkata dalam hati, dia masih berusaha mendengarkan percakapan Alam dan ibunya yang belum selesai.
Baca selengkapnya
Kedatangan Sang Rentenir.
"Ingat bantu siapkan makanan di belakang, soal di depan biar aku yang mengurusnya."Seharian Asma bekerja seperti binatang, tak dibiarkan istirahat walau hanya untuk minum segelas air putih. Hingga akhirnya sang adik ipar memanggilnya, hanya untuk pamer barang hantaran."Lihat mbak Asma, beginilah kalau wanita cantik dan berpendidikan tinggi, hantarannya sangat banyak dan mahal. Tas ini puluhan juta harganya, sepatu ini juga kisaran lima puluh jutaan lalu kosmetik ini satu setnya bisa dua puluh jutaan. Masih banyak lagi kau bisa melihatnya, agar tak bermimpi karena belum melihat barang-barang mahal ini."Rika tertawa hingga suaranya menarik perhatian sang ibu, yang kebetulan lewat di depan kamar anaknya."Apa yang kau lakukan disini, Asma. Paling kan matamu percuma kau menginginkan semua itu, karena tak mungkin mau memilikinya. Lebih baik bantu orang menyiapkan makanan untuk calon mantu ibu."Kembali asma harus ke dapur menyiapkan makanan, lalu membereskan bekas makan keluarga itu. Sa
Baca selengkapnya
Senjata Makan Tuan.
Ibu Alam segera berlari mencoba menolong Alam. Tanpa sadar dia menyentuh selangkangan anaknya yang langsung ditepis dengan kasar."Bodoh sakit tau!"Wanita itu terkejut saat mendengar bentakan anaknya. Dia terduduk karena tak tau harus berbuat apa untuk menolong."Setelah cukup lama berguling Alam mulai terlihat tenang. Mungkin sakitnya mulai berkurang, dia lalu berlutut di depan Danu, pasti karena belum bisa berdiri dengan sempurna."Apa yang salah kenapa kau tendang aku? Memangnya kenapa kalau itu punya Asma, bukankah bagimu mudah untuk merubahnya, walau tanpa tanda tangan perempuan bodoh itu."Plak ...plak ....Dua kali Danu menampar wajah Alam, membuat ibu dan anak itu semakin heran. Tapi mereka benar-benar tak tau apa salah mereka."Salahmu karena ini, bodoh!"Danu melemparkan setifikat milik Asma. Alam memeriksanya tapi tak tau juga masalahnya apa yang membuat Danu begitu marah."Dasar bodoh bagaimana kau bisa mengadaikan setifikat palsu padaku. Untung mbak Asma memberitahuku le
Baca selengkapnya
Kehilangan Rumah
Aku hancur saat melihat wanita itu berlari, hingga jatuh bangun untuk masuk ke dalam rumah. Menangis pun percuma, karena tak mampu membantu wanita yang telah melahirkan aku. Sedangkan Asma si wanita terkutuk itu. Dia memalingkan muka seolah tak sudi melihat ibu yang jatuh bangun masuk rumah untuk melihat sertifikat miliknya. "Sertifikat ibu hilang, Alam! Asma mencurinya dan menyerahkan pada rentenir itu, cepat bangun ambil sertifikat itu lagi."Ibu berlari dan terjatuh lagi, aku lihat kepalanya terantuk batu yang cukup besar. Asma bergerak sebentar lalu kembali memalingkan muka, setelah melihat Rika dan mbak Ani menolongnya."Perempuan setan kau sudah membuat ibuku menderita diusia tuanya, Asma!"Aku berniat bangun untuk menyerangnya, namun sebuah tendangan telak menghujam ulu hatiku. Setelah tersyungkur aku benar-benar tak bisa bergerak sama sekali."Aku sudah cukup bersabar selama ini, Mas. Menelan semua hinaan dan caci maki dari keluargamu, hanya demi kehidupan layak dan bahagia
Baca selengkapnya
Kebodohan Ibu Menghancurkan Segalanya.
Mbak Ani tampak gelagapan, dia segera memperbaiki sikapnya. Entahlah sepertinya dia memang tak suka kami tinggal di sini."Aku heran, Bu. Memangnya dimana ibu menyimpan sertifikat rumah, sehingga begitu mudah Asma menemukannya.""Dimana lagi kalau tak di bawah kasur. Ibu lupa Asma itu tugasnya babu, tentu dia tau apa saja barang berharga dan dimana benda itu tersimpan."Aku hampir pingsan saat mendengar jawaban Rika. Hari gini masih ada manusia menyimpan barang berharga, di bawah kasur atau tilam tempat untuk tidur."Tak usah dibahas nyatanya bertahun-tahun aman, baru sekarang aja ketahuan dan hilang."Ibu berusaha membela diri, meski dia tau semua ini kesalahannya. Namun di wajahnya masih terlihat ketidakiklasan hatinya saat harus kehilangan rumahnya."Tempat tinggal kita sudah aman. Sekarang bagaimana caranya kita mendapatkan uang, hidup kita sudah miskin terbalik dengan nasib Asma yang terlihat mulai bagus. Bisa merenovasi rumahnya juga.""Aku yakin pasti itu uang haram, Bu. Mana m
Baca selengkapnya
Keributan Mulai Terjadi.
"Tetap aja dinginnya beda kalau dengan kipas angin. Aku mau pakai AC.""Kalau ada uang kau bisa beli AC nanti kita pasang di kamarmu, Ka. Saat ini sabar dulu mengunakan kipas angin."Mbak Ani mulai berkata ketus karena Rika bertingkah seperti anak-anak. Dia tak berpikir permintaannya tak masuk akal di saat seperti ini."Atau kau hubungi saja Seno. Bukankah kalian sudah sah, menikah walau belum pasti."Aku dan ibu terkejut mendengar ucapan mbak Ani. Dia benar pernikahan Rika dan seno sah atau tidak. Karena tak ada kata sah dari penghulu, karena istri pertama seno keburu datang dan bilang tak saja."Apa maksudmu, Mbak Ani. Kau tak suka aku, Ibu dan mas Alam tinggal disini? Ingat rumah ini punya anak pertama ibu Mas Dika, jadi kami yang lebih berhak tinggal di sini.""Cukup, Ka. Mau sampai kapan kau bertingkah seperti anak-anak, aku menyayangi keluarga suamiku, karena itu tetap bersama kalian, apa kau lupa semua masalah ini terjadi karena kebodohanmu.""Sudah cukup kalian bertengkar apa
Baca selengkapnya
Akhirnya Terusir.
aku tersenyum melihat mas Alam dan keluarganya pucat pasi, saat mengetahui bukan rumahku yang akan di ambil oleh rentenir tapi rumah mereka.Aku sengaja membuat sertifikat palsu karena curiga dengan sikap mas Alam yang selalu berubah. Kalau tak sudi melihatku menikmati uangnya, kenapa tak dia ceraikan aku dari awal.Lagipula aku selalu dengar dia bilang punya rencana, setiap kali ribut dengan ibu atau dengan mbak Ani. Karena itu aku segera mengamankan diri, terutama rumah yang diberikan bapak dan ibu. Rumah yang menjadi saksi perjuangan orang tuaku. Sejak bapak meninggal dan ibu memilih pulang karena emaknya sudah tua dan sakit-sakitan, sedang semua saudaranya ada di luar kota semua. Hasilnya setelah nenek meninggal ibu di ijinkan menjual rumahnya, untuk membantuku merenovasi rumah bapak."Tujuh ratus juta, Asma. Ibu berhasil menjualnya atas bantuan nak Bagus."Sekali lagi pria itu memberikan bantuan yang tak bisa aku balas. Setiap kali aku mengucapkan terima kasih dia akan bilang, to
Baca selengkapnya
Permintaan Bodoh Alam.
"Masuk Asma tak perlu kau lihat terus keluarga itu. Biarkan nasib membawa mereka pergi kemana?"Aku segera masuk ke dalam rumah. Menemui orang-orang yang telah banyak membantuku. Menjalankan sholat Maghrib dan makan bersama masakan Mak Ijah."Akhirnya kita bisa makan lesehan, dengan rasa makanan kampung."Kami tertawa karena Mak Ijah dan ibu memasak tumis kangkung, udang dan cumi goreng beserta ikan bakar dengan lalapan dan tentu sambal belacan tak ketinggalan sambal kecap dengan cabe potong."Setelah pertunjukan luar biasa karya Asma. Kita bisa menikmati makanan ini dengan tenang dan nikmat."Mak Ijah berkata dengan nada bercanda, namun membuat hatiku sedikit perih. Apakah tindakanku sudah keterlaluan memberi mereka pelajaran."Tak perlu kau pikirkan itu, Asma. Kalau bukan kau yang bertindak begitu, bisa jadi kau dan anakmu yang bernasib seperti mereka saat ini."Ibu benar aku tak perlu merasa kasihan pada mereka, karena mereka juga tak merasa kasihan padaku dan anak mas Alam."Sekar
Baca selengkapnya
Ada Rahasia Di Sembunyikan Bagus Dan Carisa.
"Seperti tak ada pria lain di luar sana, Mbak. Kenapa tetangga juga yang ingin mbak nikahi?"Saat itu aku sempat marah apalagi saat mendengar alasan adikku menolak Alam menjadi Abang iparnya."Waktu hari raya kau tak akan merasakan mudik, mbak. Orang rumah mertuamu beberapa langkah dari rumah. Belum lagi kalau bercerai, pasti sesama tetangga saling musuhan."Sebuah alasan yang lucu tapi waktu akhirnya membuktikan. Meski bertetangga, aku tak mengenali sifat asli Alam."Tapi aku suka, Mbak. Artinya kita bisa membuatnya malu dan gigit jari, pria seperti dia memang harus diberi pelajaran. Memberi istri tak mau tapi mau minta punya istri, kan kurang ajar itu."Kami tertawa sepertinya akan ada pertunjukan bagus lagi kali ini. Karena terus menganggu lebih baik beri lagi pelajaran pada Alam."Kau urus saja mbak ikut rencanamu tapi jangan pakai polisi. kasihan ibu dan adiknya, kalau tak ada sapi perahnya."Aku menyerahkan kunci dan surat-surat penting motor itu. Biarlah kali ini adikku yang me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
35
DMCA.com Protection Status