Semua Bab Lelaki Pemalu dan Calon Dokter: Bab 11 - Bab 20
41 Bab
Dua Hati yang Menjaga (12)
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 12-Dua Hati yang Menjaga-“Subhanallah.” Itu saja yang keluar dari bibir Alqi.Nida menunggu jawaban selanjutnya abangnya.“Bang? Kok diem, bisa nggak?”“Ihh, Abang, nih, nanti Kak Fatya keburu disamber orang jahat. Eh Astaghfirullahaladzim. Aduh, Bang buruan jawab bisa nggak. Kasihan dianya.”Alqi menatap jam, pukul setengah delapan malam. Ia ragu karena belum pernah menjemput perempuan, terlebih yang bukan muhrim, dan Fatya tidak memintanya langsung. Alqi sangat sungkan. Kemudian ia mengingat kembali banyak kebaikan Fatya untuk keluarganya. Alqi hanya bingung bagaimana jika nanti hanya bergoncengan berdua ditambah motornya adalah motor butut.“Dek, dia beneran minta dijemput? Gimana kalau dia nggak mau dijemput Abang. Dia ‘kan sangat menjaga diri. Gimana kalau sekarang sudah ada temannya yang jemput?“Bang, orang dia aja bikin status, nyari-nyari kendaraan atau orang yang mau ngjemput dia nggak ada.”“Sama sekali nggak ada kendaraan di sana, Nida?”
Baca selengkapnya
Kebaikan Hati Wanita Pualam (12)
-Kebaikan Hati Wanita Pualam- 12Alqi memasuki gerbang rumah megah Lilyana kembali. Tapi sekilas matanya melihat sebuah mobil yang tadi ia kenal. di seberang jalan itu, ternyata mobil Santa terparkir. ‘Ada apa dengan gadis itu? Kenapa semalam ini dia belum pulang?’---Alqi terdiam mematung, tak berusaha mendekat, tapi benaknya berpikir, apa yang harus dilakukan. Kemudian dia melangkah masuk ke dalam rumah, menuju ke dalam kamarnya. Mungkin memang lebih baik membiarkannya saja, tak perlu menemuinya. Ini sudah larut. Seharusnya dia sudah pulang. Bukankah tadi sudah pamit pada simbok. Seharusnya sebagai wanita, dia tahu diri tak baik malam-malam di jalanan, terlebih dia sekarang sudah berjilbab. Atau ini bentuk kecewa dan protesnya karena tadi diabaikan Alqi?Alqi membersihkan diri, mandi dengan air hangat sebentar. Kepalanya terasa agak sedikit pusing, mungkin efek terkena sedikit hujan dan angin di jalanan tadi.Setelah mandi, ia ke dapur, membuat rebusan air hangat yang diberi jahe,
Baca selengkapnya
Nisa Ingin Bisa Kuliah, Bang (13)
Lelaki dengan Seribu TahajudNisa Ingin Bisa Kuliah, Bang (13)... Fatya ingin lebih bermanfaat. Gimana kalau Fatya ingin uang itu digunakan untuk biaya kuliah nisa dulu, sisanya mungin bisa Abang gunakan untuk yang lain.""Iya, Nida setuju. Kak Nisa sangat pengen kuliah, Bang," timpal Annida.Alqi terpegun ... diam, lama ....----Berbagai rasa berkecamuk dalam benaknya. Ada rasa malu, karena lagi-lagi wanita ini bagai malaikat selalu datang menolong di saat yang benar-benar dibutuhkan. Tak enak hati, karena lagi-lagi dia yang menawarkan bantuan, bahkan di saat semua belum meminta. Sedih, karena sebagai lelaki, Alqi merasa tak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, impian keluarganya, justru selalu ada orang yang menolongnya."Bang, maafkan Fatya. Fatya tak berniat lain." Fatya merasa ucapannya barusan khawatir akan menyinggung Alqi. Ia menyadari seperti mengatur hidup seseorang karena memiliki uang.Alqi menghela napas dalam. Bahu bidangnya ikut bergerak naik mengikuti gerakan paru-p
Baca selengkapnya
Ujian Untuk Alqi (14)
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 14-Ujian Untuk Alqi-(Sabar Alqi)Pada obrolannya yang panjang, hingga akhirnya Alqi beranikan bertanya, kemana orang tua dan suaminya.“Sudah meninggal, akibat kecelakaan pesawat terbang yang menewaskan mereka semuanya,” jawabnya dengan tatapan kosong, seakan menerawang jauh mengingat semua kejadian kala itu.----“Kami sedang akan pergi ke Turki untuk berlibur. Hanya saja, ternyata saya tidak bisa satu pesawat dengan mereka. Mereka berangkat lebih dulu. Saya tidak tahu kalau dalam penerbangan itu, kecelakaan pesawat menewaskan mereka. Saya sampai di Bandara dan mendengar kabar itu. Seperti orang gila saya menangis di Bandara, berjam-jam mencari penerbangan untuk pulang.”Lilyana menghembuskan napas dalam. Raut wajahnya sedih.“Rupanya kebersamaan di Bandara lima tahun lalu, adalah saat-saat terakhir saya bersama mereka, orang-orang yang teramat sangat saya jaga kebahagiaannya dan perasaannya dalam hidup.” Air muka wanita di hadapan Alqi ini beru
Baca selengkapnya
Ketulusan Dua Hati (15)
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 15Ketulusan Dua Hati-Wanita berjilbab lebar dan bergamis panjang ....---Annisa menoleh.“Fatya! Sini-sini masuk ….” Nisa segera menghampiri dan mengajak gadis anggun itu masuk. Fatya mengucap salam lalu meletakkan bingkisan yang nampaknya berisi buah-buahan itu di meja. “Bang Alqi, semoga lekas sembuh, ya. Fatya turut prihatin atas musibah yang menimpa,” ucapnya sembari menelangkupkan kedua tangan memberi salam. “Terima kasih, Fatya,” jawab Alqi sembari mempersilahkan duduk.Fatya menyalami Rosmina dan Achmad kemudian memilih duduk di Sofa tamu tak jauh dari bed pasien, dimana keluarga Alqi duduk melingkarinya, termasuk Fatya.Annida tak antusias seperti biasa melihat kehadiran Fatya, ia masih menangis sesenggukan bersahutan dengan suara Rosmina. “Abang cepet sembuh, ya. Kalau mau pergi-pergi suruh orang aja, jangan pergi sendiri …” ucap Nida sembari tergugu menatapi wajah abangnya yang penuh perban.Alqi mengangguk-angguk sembari membelai kepala
Baca selengkapnya
Ada Cahaya Terang Setelah Ujian (16)
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 16-Ada Cahaya Terang Setelah Ujian-Matanya sempat bertemu pandang dengan Fatya.---Usai banyak mengobrol dengan Rosmina, Annisa dan Nida, karena mereka sudah lama tak bersua setelah Fatya menempuh pendidikan di Depok, Fatya ijin pamit.“Bang, Fatya ijin pamit, ya. Semoga Abang lekas sembuh.”“Terima kasih, Fatya sudah jenguk.”“Ya, Bang.”“Sebaiknya pesan taksi online saja, jangan taksi pinggi jalan?” Ada rasa khawatir dalam benak Alqi.“Iya, Bang. Sudah ada supir Fatya. Terima kasih, Bang. Assalamualaikum.” Fatya gegas berlalu.“Wa’alaikumussalam.”Fatya berpamitan kepada keluarga Alqi, kemudian berlalu.“Tunggu Fatya, aku antar kedepan.” Nisa menggamit lengan Fatya.“Nida ikut.”***Tiga hari di rumah sakit. Alqi diperbolehkan pulang. Karena masih berobat jalan, mereka tinggal di penginapan yang mereka sewa. Begitu Alqi bisa jalan. Rosmina tak tega membiarkan Alqi sendiri dalam proses pemulihan. Rosmina bersikeras membawa Alqi pulang kampung.Santa
Baca selengkapnya
Pamit dan Pertolongan Tak Diminta (17)
Bab 17Pamit dan Pertolongan Tak DimintaSemoga buah kesabaran menghadapi ujian-ujian berat dalam hidupnya membuahkan hasil. Dalam benaknya sesungguhnya ingin sekali tak merepotkan banyak orang, kewajiban membayar hutang masih dimana-mana. Alqi merasa, ini adalah tanggung jawabnya, meski banyak permakluman dari mereka. Entah kenapa, Allah seperti menolongnya melalui mereka yang berhati lembut terhadapnya sang penghutang. Alqi sama sekali tak pernah membicarakan soal uang kepada ayah atau ibunya, khawatir membebani. Alqi tahu sebenarnya kedua orang tuanya juga ingin melunasi. Hanya karena ketakmampuan mereka saat ini, membuat mereka hanya bungkam, mungkin juga khawatir membebani pikiran Alqi. Kedua orng tua ini saling menjaga hati, juga sebenarnya saling berusaha untuk melunasi tanpa minta bantuan satu sama lain.Alqi sebenarnya ingin melanjutkan kuliah seperti janjinya pada kedua orang tuanya, pasti mereka senang, tapi semua ternyata tak mudah. Alqi memilih membangun bisnis sembari
Baca selengkapnya
Sebuah Tanya Tentang Maksud Lilyana (18)
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 18-Sebuah Tanya Tentang Maksud Lilyana-"Ya, Santa cuma ingin membantu Abang. Biar Abang fokus sama bisnis baru Abang. Biar nggak ada tagihan-tagihan hutang yang masuk ke Abang. Itu aja sih, niatnya.""Sekali lagi, Abang nggak minta kamu untuk bayarkan, Santa ...." Alqi mengucapkan kata-kata ini dengan tenang. Ia sendiri berusaha tegas tapi juga tak ingin menyakiti hati wanita yang sedikit banyak pernah menolongnya dalam keadaan tak seorangpun mau menolong. Hanya saja, seharusnya Santa tahu diri, tak seharusnya membayarkan hutang itu tanpa seijin Alqi apapun niatnya."Bang, Santa cuma berpikir, Ingin meringankan beban Abang. Santa tahu Abang sedang cari solusi gimana biar bisa melunasi hutang itu. Dan hutang itu terjadi karena musibah terjadi sama Abang. Santa kasihan Abang. Tapi nggak mungkin Abang mau minta tolong Santa 'kan? Santa cuma berusaha menyelami hati Abang. berusaha bantu Abang. Apa ini salah, Bang?""Salah.""Bahkan Santa bertindak menolo
Baca selengkapnya
Tabir Hati Santa (19)
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 19-Tabir Hati Santa-“Kebiasaan kalian, ya. Orang tua itu orang tua, harus hormat kita,” balas Alqi sembari menoyor Fatan. Alqi memang sangat dekat seperti teman kepada anak buahnya. Ia tak akan segan bercanda kepada mereka. Meski sesekali ia tegas, dan beruntung anak buahnya menghargainya di saat tegas maupun tahu diri saat bercanda.Ya, Alqi memang tak pernah memiliki fikiran macam-macam tentang Lilyana. Dalam benaknya Lilyana adalah orang tua yang harus ia hormati. Bahkan ia sangat beruntung bisa memiliki kenalan orang hebat yang bisa ia jadikan sebagai guru. Meski sering terselip tanya dalam hatinya, kenapa wanita itu begitu baik kepadanya? apakah benar seperti yang rekan-rekan kantor ucapkan?***ajSaat hiruk pikuk berganti sunyi, saat hanya bintang-bintang di langit yang terlihat begitu dominan. Saat kebanyakan orang sedang tertidur pulas, Pada malam-malam panjang, Alqi kembali bersujud kepada Sang MaHa Segala. Saat semesta terasa sedang khusu’
Baca selengkapnya
Fitnah Keji
Lelaki dengan Seribu TahajudBab 20-Fitnah Keji-“Enggak, Bang. aku nggak serendah itu!”“Lantas?”“Ya karena Santa mangkir dari tanggung jawab aja. Santa bingung, serba bingung.”“Tumben kamu bingung? Ada apa?”Santa mulai terisak. Reflek ia memeluk tubuh Alqi. Diluapkannya tangisan itu pada dada bidang lelaki bertubuh tinggi itu. Alqi tak dapat menghindari dekapan wanita ini. Akhirnya ia menunggu hingga tangisan Santa reda. Lagi-lagi, ia terjebak dalam situasi seperti ini. situasi yang tak ia harapkan. Namun selalu saja rasionalimennya kalah oleh hatinya yang mudah sekali tergerak untuk menolong orang. Otaknya selalu berpikir cepat mendapati kondisi-kondisi tertentu manusia yang butuh ditolong. Setelah tangisan itu reda. Lalu dipegangnya bahu wanita ini dan ia mundur selangkah.“Kamu itu wanita cantik dan berharga, Santa. dengar ya, kamu itu berharga. Jaga diri kamu baik-baik. Hargai dirimu sendiri. Jangan pernah lagi berkeliaran di club-club malam seperti ini.”“Santa nggak per
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status