Semua Bab Mertua, Awal Pembawa Petaka: Bab 21 - Bab 30
142 Bab
Kemarahan Lukman
Bab 21Aku merasa terganggu saat mendengar suara seseorang berteriak memanggil namaku, itu suara Mas Lukman. Aku tidak sengaja tertidur saat sedang memilih barang-barang yang ingin dibeli tadi, tubuh ini memang rasanya masih lelah setelah pulang dari Malaysia kemarin. Pintu kamar terbuka dengan keras, menampakkan Mas Lukman dengan wajahnya yang sudah memerah seperti menahan amarah. Ia kini berjalan mendekatiku, membuatku dengan terpaksa harus bangkit dari empuknya ranjang.“Kenapa kamu kasih Trisha gitu aja ke orang tuanya Indah? Gimana kalau mereka nggak bisa urusin Trisha dengan benar?!” seru Mas Lukman dengan suara meninggi, dadanya naik turun karena emosi. Aku tidak menyangka ia akan semarah ini mengetahui Trisha kuserahkan pada Orangtua Indah.“Mereka itu kakek sama neneknya Trisha, pasti bisa merawat Trisha. Kalau kamu nggak bisa jauh dari Trisha, kamu ikut aja tinggal disana. Aku nggak mau menyiksa diri dengan membiarkan Trisha disini terlalu lama,” jelasku menatap sengit ke da
Baca selengkapnya
Membuat Ibu Mertua Jengah
Bab 22“Nggak ada yang mau jual rumah Ibu kok. Risma cuman menawarkan diri aja, daripada disita ‘kan, apalagi Mas Lukman nggak punya uang buat lunasin semua hutangnya Ibu,” jelasku. Wajah Ibu mertua kini terlihat kaget, ia bahkan meninggalkan kopernya di ambang pintu dan berjalan mendekati Mas Lukman.“Man, apa maksud istrimu itu? Dia bohong ‘kan, mana mungkin rumah Ibu disita,” seru Ibu mertua dengan tawanya yang terlihat dipaksakan. Mas Lukman hanya diam, ia mengeluarkan bukti-bukti jika rumah ibu mertua telah disita karena tiga kali tidak membayar cicilan uang yang dipinjamnya dari sebuah bank.“Cukup, Bu! Jangan pura-pura nggak tahu, Ibu nggak lupa ‘kan pernah pinjem uang seratus juta ke bank?” selidik Mas Lukman yang membuat ibu mertua kini gelagapan, ia seperti tidak bisa membela diri. Risma yang merasa tidak enak langsung pamit dan akan kembali lagi nanti, aku hanya mengiyakan apalagi ini sudah malam.“I–itu … Ibu–”“Buat apa sih Ibu pinjem uang sebanyak itu, apa uang yang Lukm
Baca selengkapnya
Mertua Keras Kepala
Bab 23“Kamu tega sama Ibu, Man! Harusnya kamu berusaha cari pinjaman bukannya jualin semua barang-barang Ibu!” bentak ibu mertua dengan wajah merah padam, tangannya mengepal karena marah. Aku bahkan tidak ingin ikut campur mengenai ini karena aku saja tidak tahu Mas Lukman telah menjual semua barang-barang ibu mertua. Entah kapan Mas Lukman melakukan itu.“Harusnya Ibu bersyukur bisa lepas dari hutang termasuk hutang ke Mamanya Risma, bukannya malah marah-marah. Lukman ngelakuin ini juga buat kebaikan Ibu,” kata Mas Lukman.“Ibu nggak mau tahu, kamu harus ganti semua barang Ibu yang udah kamu jual!” tegas ibu mertua lalu berjalan masuk ke kamarnya, menutup pintu dengan keras hingga menimbulkan bunyi yang nyaring. Bukannya bersyukur tapi ibu mertua berbicara seolah-olah ia yang terzalimi di sini.Aku berjalan mendekati Mas Lukman dan menanyakan mengenai ini padanya. Mas Lukman mengatakan jika Risma menghubunginya tadi pagi dan langsung menawarkan diri untuk membeli semua barang milik
Baca selengkapnya
Fakta Tentang Lukman
Bab 24Sebelum pergi, aku sudah memastikan jika kamarku benar-benar terkunci. Semua barang berharga sudah aku amankan termasuk kunci mobil milikku dan Mas Lukman. Jumi dan Tiwi aku suruh untuk pulang ke rumah mereka masing-masing untuk sementara waktu sebelum aku dan Mas Lukman kembali. Ya, Mas Lukman memutuskan untuk mengambil cuti selama seminggu dan akan ikut denganku yang akan melakukan tugas kantor di Bali. Bu Margaretha mengutusku untuk langsung memantau proyek disana karena beliau memang sedang tidak sehat dan akan segera menyusul saat kondisinya sudah membaik.Rencana Mas Lukman kali ini memang tidak salah, hanya ada ibu mertua dan Lana yang akan berada di rumah seminggu kedepan. Aku sudah menghubungi Risma untuk membantu menyelidiki tempat yang biasa didatangi oleh Mas Lukman. Karena kurasa Mas Lukman terlihat lebih tegas dan lebih dewasa setelah aku berangkat ke Malaysia kala itu. Tanpa memberitahu ibu mertua, kami pergi secara diam-diam. Aku ingin tahu apa ia sanggup hidup
Baca selengkapnya
Kebakaran
Bab 25“Mas kayaknya harus menyiapkan ekstra kesabaran ngadepin Ibu. Ibu tetap kekeh pengen semua barangnya dibalikin terus tadi minta uang lima juta buat biaya hidup selama kita belum pulang,” jelas Mas Lukman dengan suara lirih, raut wajahnya terlihat jelas ia sangat pusing karena tingkat ibu mertua.“Kalau kita terus aja ikutin maunya Ibu, Ibu nggak akan berubah sampai kapanpun! Kita tegas juga buat kebaikan Ibu,” balasku. Aku mengatakan apa adanya, jika kita terus mengikuti maunya yang ada ibu mertua akan semakin besar kepala.Untuk apa ibu mertua meminta uang lima juta? Itu terlalu banyak, apalagi aku dan Mas Lukman hanya satu minggu berada di Bali. Stok bahan makanan di rumah sangat lengkap jadi ibu mertua tidak akan kelaparan. Aku bisa merasakan bagaimana pusingnya Mas Lukman apalagi dua minggu lagi ia harus membayar cicilan kartu kreditnya sekaligus memberikan uang untuk biaya hidup dan perawatan Trisha. Yang membuatku merasa janggal itu ibu mertua sibuk mengurus dirinya sendi
Baca selengkapnya
Ulah Ibu Mertua
Bab 26Hati ini rasanya lega karena ibu mertua tidak menjadi korban kebakaran, aku tidak berhenti mengucap syukur begitu juga Mas Lukman dan Lana. Mas Lukman mengatakan pada petugas jika ibu mertua tengah berada di luar rumah. Risma mengajak kami untuk tinggal di rumahnya sementara waktu, aku yang memang sedang kalut hanya mengikuti saja. Kami juga tidak bisa untuk tinggal di rumah ibu mertua karena kunci rumah itu ada di dalam rumahku yang sekarang sudah hangus.Sampai di rumah Risma, aku baru mengingat jika cctv di rumah masih terhubung ke ponselku. Meskipun cctv sudah pasti rusak tapi datanya akan otomatis tersimpan di ponselku. Selagi Mas Lukman berada di kamar mandi, aku langsung membuka rekaman cctv. Rekaman dipercepat hingga di jam kejadian itu bermula. Langsung aku membuka cctv di bagian dapur karena firasatku mengatakan jika kebakaran itu kemungkinan besar bermula dari dapur.Dalam rekaman itu terlihat ibu mertua tengah menghangatkan makanan, ia berteriak memanggil Lana dan m
Baca selengkapnya
Memenjarakan Ibu Mertua
Bab 27“Kalau masih pusing istirahat aja, Nay!” ujar Ibunya Risma, aku hanya menggeleng pelan lalu tersenyum. Mengambil tempat duduk di sebelah Risma.“Lihat, Bu. Aku tuh lambat nikah karena nggak mau punya mertua macam mertuanya Naya. Bisa-bisa mati muda aku,” seru Risma dengan tertawa, aku hanya membiarkannya karena tahu jika itu hanyalah candaan semata.“Nggak semua mertua kayak Ibunya Mas Lukman juga kali. Tahun lalu kita pernah ke acara ultahnya anaknya Maya ‘kan, lo masih inget? Mertuanya itu baik banget, itu namanya mertua rasa orangtua,” balasku.“Yang Naya bilang itu bener, Ris. Sampai kapan kamu menyendiri, Ibu juga ‘kan pengen punya cucu,” ungkap ibunya Risma, di akhir perkataannya itu entah kenapa hati ini terasa ngilu. Lagi-lagi kenyataan menamparku, aku merasa belum bisa menjadi wanita sempurna karena belum bisa memberikan anak untuk Mas Lukman.Mereka sepertinya menyadari raut wajahku yang mulai berubah, ibunya Risma langsung meminta maaf, ia mengatakan tidak bermaksud
Baca selengkapnya
Orang Misterius
Bab 28 Lana pergi ke kantor polisi seorang diri, sedangkan Mas Lukman akan menemui pengacara dan aku harus kembali bekerja tapi sebelum ke kantor aku akan menjenguk Bu Margaretha terlebih dahulu. Sampai di rumahnya aku sama sekali tidak bisa bertemu dengan beliau, Dokter pribadi yang biasa menanganinya mengatakan jika kondisi Bu Margaretha benar-benar buruk dan belum boleh ada yang menjenguknya. Meskipun dirawat hanya di rumah tapi fasilitas medis yang ada sangatlah lengkap, sama halnya seperti di rumah sakit. Aku harus menelan kekecewaan karena tidak bisa bertemu padahal kemarin aku masing bertukar pesan dengannya, aku tidak tahu jika kondisinya saat ini semakin memburuk. Hanya bisa mendoakan agar bisa cepat pulih. Sengaja aku menyuruh supir taksi online itu untuk menunggu karena aku malas jika harus pesan lagi dan menunggu lagi. Aku sudah sangat terlambat untuk pergi ke kantor. Sebelumnya aku sudah mengabari Jumi dan Tiwi untuk kembali bekerja, menyuruh mereka langsung datang ke r
Baca selengkapnya
Brondong Ibu Mertua
Bab 29POV Author“Jujur … Mas enggak kenal sama orang yang bantuin Ibu, tapi polisi bilang kalau orang itu mengakui sebagai pacanya Ibu,” ungkap Lukman.“Pacar? Kamu serius Mas polisi bilang gitu?” tanya Kanaya dengan raut heran yang tergambar di wajahnya.Ia tentu tidak akan percaya begitu saja, bagaimana mungkin Husna– ibu mertuanya–diam-diam memiliki kekasih. Kanaya tahu jika ibu mertuanya itu bercerai di usia yang sangat muda dan membawa kedua anaknya bersamanya. Bahkan sampai saat ini Kanaya belum pernah melihat ayah mertuanya.“Buat apa polisi bohong coba, Yank?” seru Lukman, ia melirik Kanaya yang masih terdiam.Kanaya benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan ibu mertuanya. Jika memang ingin menikah kembali bagusnya jika memperkenalkan lelaki itu pada anak-anaknya bukan menjalin kasih secara sembunyi-sembunyi. Sebenarnya Lukman sudah merasa lelah menghadapi sikap sang ibu yang selalu bertindak semaunya, bahkan ini bukan kali pertama Lukman mendapat masalah karena ulah san
Baca selengkapnya
Mertua Kecentilan
Bab 30POV AuthorKanaya membawa Tiwi untuk duduk di sofa, ia membiarkan Tiwi menjelaskan alasan kebohongan ini. Tiwi mengatakan jika dirinya memang baru menikah dan terpaksa bekerja karena terlilit hutang pada rentenir setelah melakukan pesta pernikahan besar-besaran, itu bahkan bukan keinginan Tiwi ataupun suaminya. Semua itu keinginan kedua orangtua Tiwi dan mertuanya, padahal keuangan mereka tidak memungkinkan untuk melakukan pesta. Data yang dilihat oleh Kanaya kemarin tiu data milik Tiwi yang dulus sebelum wanita itu menikah.Begitulah orang-orang yang ada di lingkungan tempat Tiwi tinggal, mereka akan meminjam uang untuk merayakan pesta pernikahan karena mereka berpikir menikah itu sekali seumur hidup dan harus berkesan. Orangtua Tiwi juga mengatakan jika uang yang dipinjam untuk pesta akan terganti dari para tamu undangan tapi kenyataan tidak sesuai realita. Uang yang didapatkan bahkan tidak cukup untuk menutupi setengah hutang yang ada.Alasan itu membuat Tiwi harus kembali b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status