All Chapters of Legenda Naga Langit: Chapter 31 - Chapter 40
232 Chapters
31. Babak Utama III
Di luar dugaan semua orang, Sando langsung mengayunkan tongkatnya ke arah Abinawa, hingga menghantam tubuhnya dan melemparkan tubuh Lanting Damar jauh ke belakang."Akhhh ... " Abinawa memegangi dadanya yang terasa nyeri akibat hantaman tongkat milik Sando."Jadi begitu ya, dia sengaja mengorbankan tangannya untuk menyerang balik dan membuat dirinya keluar dari tekanan." Lanjut Abinawa.Abinawa menarik nafas panjang, sebelum melesat dengan cepat ke arah Sando. Bersamaan dengan itu pula, Abinawa kembali mengayunkan pedangnya menggempur Sando.Sando benar-benar di buat terkejut, karena kecepatan dari Abinawa mengatur nafas dan tenaga dalamnya, hingga mampu kembali menyerang balik dengan cepat."Kau?! Bagiamana bisa mengatur ulang tenaga dalammu dengan begitu cepat." Kata Sando dengan wajah yang penuh tanda tanya dan keterkejutan."Setiap orang memiliki teknik dan jurus pamungkasnya sendiri, jadi mungkin inilah kelebihanku." Jawab Abinawa."Dewa Bermain Pedang"Abinawa langsung menggunak
Read more
32. Babak Utama IV
Setelah berhasil mengalahkan Sando si pria besar, Abinawa langsung berpindah tempat dengan cepat, karena matanya menemukan salah satu rekannya berada di posisi berbahaya. Sleshhhh!!! Trinh!!! Bammm!!! Pedang milik Abinawa dengan cepat menangkis tebasan sabit itu, hanya beberapa senti dari batang leher Batari Ambar. "Tapak Samudera Hitam" Satu serangan tapak mendarat di bagian vital lawannya, hingga melemparkannya jauh ke belakang dan merasakan nyeri di bagian dadanya, bahkan sampai memuntahkan darah segar. "Aku tidak bermaksud mengganggu pertarungan kalian, tetapi jika kau berniat membunuh maka aku tidak bisa tinggal diam." Kata Abinawa dengan pelan, tetapi di sertai dengan tenaga dalam, hingga membuat lawannya bergedik ngeri untuk beberapa saat. Bersamaan dengan itu pula, Wisnu Aji ikut bergerak untuk mencegah serang
Read more
33. Babak Utama V
"Dwi Pangga, aku tidak pernah menduga jika kau akan datang ke Sekte Naga Hitam."  Dwi Pangga yang mendengar sambutan dari Ketua Sekte Naga Hitam hanya tersenyum tipis. Dia lantas mengambil posisi duduk di atas batu giok hijau yang memiliki manfaat memulihkan tenaga dalam seorang pendekar. "Ketua, aku datang membawa pesan dari Ketua Arya Loka untuk dirimu." Dwi Pangga memberikan gulungan lontar kepada Gardapati, Ketua Sekte Naga Hitam. "Pesan dari Arya Loka? Sepertinya sesuatu yang sangat penting, karena mengutus orang kepercayaan nomor satunya untuk mengantarkan lontar ini ... " Gardapati membuka gulungan itu dengan sedikit tertawa. Tidak lama bagi Gardapati untuk mengerti maksud dari isi pesan yang ada di dalam lontar itu. Gardapati membulatkan matanya ke arah Dwi Pangga seakan meminta penjelasan lebih lanjut. "Apa kalian sudah gila? Rencana kalian ini bisa memicu perang be
Read more
34. Puncak Babak Utama
Stadium tempat di adakannya Sayembara Pendekar Muda kembali bergemuruh dengan keras. Sorak-sorakan dan seruan dari para penonton saling bersahutan satu sama lainnya memenuhi stadium. Semua tentu sadar, jika pertandingan yang akan segera berlangsung akan menjadi salah satu pertandingan paling di nantikan di babak utama, di mana pertemuan antara Wikura dan Ayundia sebagai salah satu jenius terbaik aliran putih. Di tambah lagi, sosok Arga yang berada di pihak Wikura, serta Abinawa yang berada di pihak Ayundia. "Ini akan menjadi pertandingan seru, aku ingin melihat sebatas mana kemampuannya yang di miliki oleh pemuda bernama Abinawa itu." "Haha, sepertinya keberuntungan si kuda hitam Abinawa akan berakhir karena harus berhadapan dengan Wikura ... Mustahil sekali jika dia mampu menang, bahkan Ayundia bukanlah tandingan bagi Wikura." "Jangan terlalu merendahkan, Ayundia bukan seorang diri, masih ada Gandas
Read more
35. Puncak Babak Utama II
Abinawa kembali mengatur kuda-kuda tarungnya. Dia menarik nafas panjang, berusaha cepat mengatur ulang tenaga dalam dan nafasnya. "Aku harus lebih berhati-hati,""Tidak heran jika kau di sebut jenius terbaik, serta pengguna pedang handal di generasi ini ... " Wikura yang mendengar lontaran ucapan Abinawa, membuat dirinya tertawa dan tersenyum penuh kemenangan. "Kau mengakui hal itu rupanya, aku akan memberimu pilihan antara menyerah baik-baik dengan tubuh yang tidak terluka serius atau kembali bertarung dengan resiko kekalahan dengan tubuh terluka serius ... " Wikura memberi pilihan kepada Abinawa dan percaya jika Abinawa akan memilih pilihan pertama. Abinawa terdiam untuk beberapa saat, sebelum tersenyum tipis. "Menyerah? Jangan bercanda, aku lebih baik kalah dengan bertarung dari pada menyerah tanpa sebuah perlawanan. Aku bukan tipikal orang seperti itu." Abinawa menjawa
Read more
36. Puncak Babak Utama III
Seisi Stadium benar-benar di buat gempar saat melihat dua orang pendekar melakukan perubahan energi. "Pertarungan dahsyat terjadi di babak utama, ini benar-benar berada di luar dugaan... " "Pendekar muda itu juga menguasai perubahan energi, ini akan membuat pertarungan semakin menarik." "Aku menyebutnya final yang kepagian, seorang jenius bela diri bertemu dengan pemuda yang penuh misteri." "Aku yakin setelah Sayembara Pendekar Muda ini, pendekar muda itu akan sangat di kenal di dunia persilatan berkat bakat hebatnya. Bahkan, mungkin salah satu sekte besar akan merekrut dirinya." Semua penonton mulai berkomentar dan memuji sosok Abinawa yang mampu melakukan perubahan energi. Selain itu, beberapa dari penonton mulai khawatir karena bertaruh besar atas nama Wikura. Bahkan kursi di podium kehormatan, para Sage dan pendekar pilih tanding lainnya langsung berdiri
Read more
37. Kericuhan
Abinawa sadar jika saat ini dirinya sudah terlalu menarik perhatian banyak pendekar yang menyaksikan berlangsungnya Sayembara Pendekar Muda. 'Aku harus segera menyelesaikan ini, jika terus berlama-lama, maka akan semakin membuatku menjadi pusat perhatian.' Abinawa bergumam di dalam hatinya menyadari dia sudah terlalu menarik perhatian. Abinawa kembali menyuntikan tenaga dalam ke pedangnya. Dia melakukan kembali perubahan energi api dan menarik perhatian banyak pendekar yang ada di dalam stadium. "Jurus Naga Langit: Menusuk Sukma" Pedang Abinawa memancarkan kilau cahaya terang, hingga membentuk sebuah pedang energi api yang besar melesat ke arah Wikura. Di waktu bersamaan sosok Abinawa juga berpindah tempat dengan cepat. Bammmm!!!! Tepat setelah pedang energi api itu menghantam Wikura. Sosok Abinawa kembali membuat serangan lainnya menggunakan pedangnya. 
Read more
38. Kericuhan II
Tetua Gayun tampak tidak terima atas luka yang di alami oleh Wikura. Dia merasa jika Abinawa sudah melawati batas dan perlu untuk di berikan pelajaran."Tetua, bukankah pihak penyelenggara tidak mempermasalahkan hal itu? Selama tidak membahayakan nyawa dan menghambat perkembangan ilmu kanuragan sesama peserta? Apa ini tidak terlalu berlebihan?" Waksa, salah seorang Tetua yang juga bertugas mengawal Wikura."Diam!!! Tahu apa kau Waksa, jika kita tidak mengambil tindakan tegas, maka nama Sekte Pedang Tunggal Ilahi akan di pertanyakan." Tangkas Gayun, masih dengan amarah dan emosi yang memuncak.Waksa yang mendengar pernyataan tegas dari Tetua Gayun, hanya bisa menundukkan kepala. Dia sadar tiasa gunanya membatah, karena Tetua Gayun sudah membulatkan keputusan untuk memberi pelajaran kepada Abinawa.Waksa tampak menarik nafas panjang, sebelum menghembuskan kembali secara berlahan, "Jika itu sudah menjadi keputusan bulat, maka aku akan ikut kepada keputusanmu Tetua."Tetua Gayun yang mend
Read more
39. Kedatangan Sentika
Pernyataan dari Gayun benar-benar membuat semua yang berada di dalam kedai menggelengkan kepalanya, banyak dari mereka sulit percaya jika pernyataan itu keluar dari mulut Tetua Gayun yang berasal dari Sekte Pedang Tunggal Ilahi.Gayun dengan cepat menyadari kekeliruan dari pernyataannya itu. Namun, dia jelas menolak untuk di salahkan."Ini semua karena tipu muslihatmu rubah kecil. Sehingga aku membuat pernyataan seperti itu." Tuding Gayun kepada Abinawa, sembari berharap dapat mengembalikan nama baik Sekte Pedang Tunggal Ilahi di mata Dunia persilatan atau dia akan menerima ganjaran setimpal atas tindakan, serta pernyataannya itu.Abinawa yang sadar akan maksud dari Gayun, tentu langsung dengan cepat mengambil tindakan."Jangan berkilah dan berusaha menyalahkan orang lain. Hanya pengecut yang bersembunyi di balik kedustaan." Lontar Abinawa dengan keras dan membuat seisi kedai, bahkan mereka yang di luar kedai dapat mendengar pernyataannya dengan jelas.Semua orang yang mendengar perny
Read more
40. Sage Pedang
"Senior, ini tidak seperti yang kau lihat. Aku hanya sedang membela diri dan harkat martabat Sekte Pedang Tunggal Ilahi." Gayun memberi pembelaan atas tindakannya kali ini."Aku sudah mengetahui semua, jadi tidak perlu ada pembelaan. Silahkan pergi dari hadapanku dan jangan lupa ganti rugi semua kerusakan Kedai ini. Aku akan menyelesaikan semuanya secara pribadi dengan Ketua Sekte Pedang Tunggal Ilahi beberapa purnama ke depan... "Tubuh Gayun bergetar dan berkeringat dingin. Dia sudah dapat membayangkan bagaimana kemarahan dari Ketua nantinya."Senior, aku benar-benar hilang kendali. Aku mohon kekacauan saat ini tidak sampai terdengar sampai ke Sekte Pedang Tunggal Ilahi." Gayun memohon dan memelas.Sentika hanya tersenyum tipis, sembari mengibaskan tangannya mengusir Gayun dari hadapannya.Gayun hanya bisa menghembuskan nafas berlahan, sembari berjalan meninggalkan kedai. Namun, sebelum itu dia sudah membayar ganti rugi atas semua kerusakan yang dia sebabkan. Dia bersumpah akan memb
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status