Stadium tempat di adakannya Sayembara Pendekar Muda kembali bergemuruh dengan keras. Sorak-sorakan dan seruan dari para penonton saling bersahutan satu sama lainnya memenuhi stadium.
Semua tentu sadar, jika pertandingan yang akan segera berlangsung akan menjadi salah satu pertandingan paling di nantikan di babak utama, di mana pertemuan antara Wikura dan Ayundia sebagai salah satu jenius terbaik aliran putih. Di tambah lagi, sosok Arga yang berada di pihak Wikura, serta Abinawa yang berada di pihak Ayundia.
"Ini akan menjadi pertandingan seru, aku ingin melihat sebatas mana kemampuannya yang di miliki oleh pemuda bernama Abinawa itu."
"Haha, sepertinya keberuntungan si kuda hitam Abinawa akan berakhir karena harus berhadapan dengan Wikura ... Mustahil sekali jika dia mampu menang, bahkan Ayundia bukanlah tandingan bagi Wikura."
"Jangan terlalu merendahkan, Ayundia bukan seorang diri, masih ada Gandas
Abinawa kembali mengatur kuda-kuda tarungnya. Dia menarik nafas panjang, berusaha cepat mengatur ulang tenaga dalam dan nafasnya."Aku harus lebih berhati-hati,""Tidak heran jika kau di sebut jenius terbaik, serta pengguna pedang handal di generasi ini ... "Wikura yang mendengar lontaran ucapan Abinawa, membuat dirinya tertawa dan tersenyum penuh kemenangan."Kau mengakui hal itu rupanya, aku akan memberimu pilihan antara menyerah baik-baik dengan tubuh yang tidak terluka serius atau kembali bertarung dengan resiko kekalahan dengan tubuh terluka serius ... " Wikura memberi pilihan kepada Abinawa dan percaya jika Abinawa akan memilih pilihan pertama.Abinawa terdiam untuk beberapa saat, sebelum tersenyum tipis."Menyerah? Jangan bercanda, aku lebih baik kalah dengan bertarung dari pada menyerah tanpa sebuah perlawanan. Aku bukan tipikal orang seperti itu." Abinawa menjawa
Seisi Stadium benar-benar di buat gempar saat melihat dua orang pendekar melakukan perubahan energi."Pertarungan dahsyat terjadi di babak utama, ini benar-benar berada di luar dugaan... ""Pendekar muda itu juga menguasai perubahan energi, ini akan membuat pertarungan semakin menarik.""Aku menyebutnya final yang kepagian, seorang jenius bela diri bertemu dengan pemuda yang penuh misteri.""Aku yakin setelah Sayembara Pendekar Muda ini, pendekar muda itu akan sangat di kenal di dunia persilatan berkat bakat hebatnya. Bahkan, mungkin salah satu sekte besar akan merekrut dirinya."Semua penonton mulai berkomentar dan memuji sosok Abinawa yang mampu melakukan perubahan energi. Selain itu, beberapa dari penonton mulai khawatir karena bertaruh besar atas nama Wikura.Bahkan kursi di podium kehormatan, para Sage dan pendekar pilih tanding lainnya langsung berdiri
Abinawa sadar jika saat ini dirinya sudah terlalu menarik perhatian banyak pendekar yang menyaksikan berlangsungnya Sayembara Pendekar Muda.'Aku harus segera menyelesaikan ini, jika terus berlama-lama, maka akan semakin membuatku menjadi pusat perhatian.' Abinawa bergumam di dalam hatinya menyadari dia sudah terlalu menarik perhatian.Abinawa kembali menyuntikan tenaga dalam ke pedangnya. Dia melakukan kembali perubahan energi api dan menarik perhatian banyak pendekar yang ada di dalam stadium."Jurus Naga Langit: Menusuk Sukma"Pedang Abinawa memancarkan kilau cahaya terang, hingga membentuk sebuah pedang energi api yang besar melesat ke arah Wikura. Di waktu bersamaan sosok Abinawa juga berpindah tempat dengan cepat.Bammmm!!!!Tepat setelah pedang energi api itu menghantam Wikura. Sosok Abinawa kembali membuat serangan lainnya menggunakan pedangnya.
Tetua Gayun tampak tidak terima atas luka yang di alami oleh Wikura. Dia merasa jika Abinawa sudah melawati batas dan perlu untuk di berikan pelajaran."Tetua, bukankah pihak penyelenggara tidak mempermasalahkan hal itu? Selama tidak membahayakan nyawa dan menghambat perkembangan ilmu kanuragan sesama peserta? Apa ini tidak terlalu berlebihan?" Waksa, salah seorang Tetua yang juga bertugas mengawal Wikura."Diam!!! Tahu apa kau Waksa, jika kita tidak mengambil tindakan tegas, maka nama Sekte Pedang Tunggal Ilahi akan di pertanyakan." Tangkas Gayun, masih dengan amarah dan emosi yang memuncak.Waksa yang mendengar pernyataan tegas dari Tetua Gayun, hanya bisa menundukkan kepala. Dia sadar tiasa gunanya membatah, karena Tetua Gayun sudah membulatkan keputusan untuk memberi pelajaran kepada Abinawa.Waksa tampak menarik nafas panjang, sebelum menghembuskan kembali secara berlahan, "Jika itu sudah menjadi keputusan bulat, maka aku akan ikut kepada keputusanmu Tetua."Tetua Gayun yang mend
Pernyataan dari Gayun benar-benar membuat semua yang berada di dalam kedai menggelengkan kepalanya, banyak dari mereka sulit percaya jika pernyataan itu keluar dari mulut Tetua Gayun yang berasal dari Sekte Pedang Tunggal Ilahi.Gayun dengan cepat menyadari kekeliruan dari pernyataannya itu. Namun, dia jelas menolak untuk di salahkan."Ini semua karena tipu muslihatmu rubah kecil. Sehingga aku membuat pernyataan seperti itu." Tuding Gayun kepada Abinawa, sembari berharap dapat mengembalikan nama baik Sekte Pedang Tunggal Ilahi di mata Dunia persilatan atau dia akan menerima ganjaran setimpal atas tindakan, serta pernyataannya itu.Abinawa yang sadar akan maksud dari Gayun, tentu langsung dengan cepat mengambil tindakan."Jangan berkilah dan berusaha menyalahkan orang lain. Hanya pengecut yang bersembunyi di balik kedustaan." Lontar Abinawa dengan keras dan membuat seisi kedai, bahkan mereka yang di luar kedai dapat mendengar pernyataannya dengan jelas.Semua orang yang mendengar perny
"Senior, ini tidak seperti yang kau lihat. Aku hanya sedang membela diri dan harkat martabat Sekte Pedang Tunggal Ilahi." Gayun memberi pembelaan atas tindakannya kali ini."Aku sudah mengetahui semua, jadi tidak perlu ada pembelaan. Silahkan pergi dari hadapanku dan jangan lupa ganti rugi semua kerusakan Kedai ini. Aku akan menyelesaikan semuanya secara pribadi dengan Ketua Sekte Pedang Tunggal Ilahi beberapa purnama ke depan... "Tubuh Gayun bergetar dan berkeringat dingin. Dia sudah dapat membayangkan bagaimana kemarahan dari Ketua nantinya."Senior, aku benar-benar hilang kendali. Aku mohon kekacauan saat ini tidak sampai terdengar sampai ke Sekte Pedang Tunggal Ilahi." Gayun memohon dan memelas.Sentika hanya tersenyum tipis, sembari mengibaskan tangannya mengusir Gayun dari hadapannya.Gayun hanya bisa menghembuskan nafas berlahan, sembari berjalan meninggalkan kedai. Namun, sebelum itu dia sudah membayar ganti rugi atas semua kerusakan yang dia sebabkan. Dia bersumpah akan memb
Sayembara Pendekar Muda sudah memasuki babak Final dan hanya menyisakan 10 orang peserta terbaik. 10 orang pendekar ini akan di kirim ke dalam dunia kecil untuk menjalani babak final. Hanya 4 orang tercepat yang berhasil keluar dari dunia kecillah yang akan melangkah ke babak semi final. "Baiklah, sebelum di mulainya babak final, aku akan menjelaskan aturan-aturan yang ada di babak final, sedikit berbeda dari babak utama. Karena kali ini kalian akan di kirim ke dunia kecil dan melakukan perjalanan sedikit panjang di dalam sana. Hanya empat orang tercepat yang berhasil keluar dari dunia kecil berhak melaju ke babak final. Dan, tidak lupa aku berpesan untuk selalu berharap karena ada banyak bahaya yang menunggu kalian di dalam sana. Masing-masing dari kalian akan di bekali batu kehidupan, jika kalian sudah tidak mampu melanjutkan perjalanan menemukan jalan keluar, kalian bisa mengaktifkan batu kehidupan untuk membawa kalian keluar dari dunia kecil dengan konsekuensi kalian diskualif
*Puncak Gunung Tanpa Batas"Manusia? Sudah lama sekali tidak ada manusia yang berani masuk ke wilaya Gunung Tanpa Batas ... " "Benar Ketua, apalagi manusia ini memiliki kemampuan ilmu kanuragan yang cukup tinggi. Hal itu bisa di lihat dari luka yang di terima oleh Badran." "Manusia yang memiliki ilmu kanuragan? Mampu melukai Badran dan berusia muda? Ketua, apa mungkin dia adalah pemuda yang akan mengambil pusaka titipan dari pendekar amor putih?" Kata pria berjanggut putih dan memiliki punggung seperti kura-kura.Mendengar hal itu, Asta yang menjadi ketua dari Siluman di Gunung Tanpa Batas itu menjadi diam dan membisu untuk beberapa saat. Dia jelas mengingat tentang wasiat dari pendekar yang pernah menyelamatkan mereka dari kehancuran."Aku tahu, tapi apa kau yakin penasehat Wanda, jika pemuda itu yang di maksud oleh pendekar amor putih?" Asta balik bertanya kepada penasehatnya itu. Terasa sangat berat bagi dirinya untuk melepas pusaka titipan itu."Ketua, anda tidak bermaksud untuk