All Chapters of Adik Ipar Malang: Chapter 41 - Chapter 50
120 Chapters
bab 29 B Mbok Urip Dijambret
Adik Ipar MalangBab 29 B Mbok Urip DijambretPOV LilisMbok Urip menangis histeris. Terus berteriak agar warga segera membantu menangkap penjambret itu. Aku berusaha menenangkannya, walau nyatanya tak berhasil. Mbok Urip sama sekali tak mengurangi tangisannya."Sabar, Mbok. Para warga sedang mengejarnya. Semoga dompet Mbok segera kembali.""Di dalam dompet itu, selain ada uang belanja dari nyonya, juga ada foto anak Mbok yang sudah meninggal. Itu kenangan yang Mbok punya, Non."Ya Allah. Kasihan sekali Mbok Urip. Aku baru tahu kalau anaknya sudah meninggal. Pantas dia tak pernah bercerita tentang anaknya selama aku tinggal di sini."Lebih baik kita susul mereka. Ayo, kita ke sana, Mbok! Semoga mereka sudah berhasil menangkap jambretnya."Aku menuntun Mbok Urip, berjalan dengan cepat, mengikuti ke mana para warga mengejar jambretnya. Sampai tidak berapa lama kami berjalan, di depan sana ada kerumunan. Seperti sedang mengerubungi sesuatu. Jangan-j
Read more
Bab 30 A Kantor Devan
Adik Ipar NalangBab 30 A Kantor DevanPOV LilisSepulang dari pasar, aku terus mewanti-wanti Mbok Urip untuk tidak bercerita tentang kejadian tadi di pasar. Aku tidak mau sampai Kak Devan khawatir hanya karena hal kecil."Aku mohon, Mbok. Jangan bilang-bilang kejadian tadi, ya. Mbok emang mau, kalau aku tiba-tiba nggak boleh keluar rumah lagi sama Kak Devan?" Aku terus merengek sambil memegang lengan Mbok Urip.Sedang Mbok Urip hanya diam saja, sambil tersenyum kecil. Tidak mengiyakan atau pun menolaknya. Terus menata belanjaan untuk dimasukkan ke kulkas. Aku juga ikut membantu."Ada apa ini?" Tiba-tiba Mama sudah ada di hadapan kami."E-eh, Mama sudah pulang?" gagapku, karena terlalu terkejut dengan kedatangan Mama. Semoga Mama tidak mendengar apa saja yang aku dan Mbok Urip bicarakan."Iya, Mama sudah pulang. Kamu kenapa gagap seperti itu?" Mama memicingkan matanya menatapku.Aku menggeleng. "Eng-nggak, kok, Ma. Aku hanya kaget saja. Engga
Read more
bab 30 B Kantor Devan
Adik Ipar MalangBab 30 B Kantor Devan PoV LilisMenaiki taksi online, kini aku sudah berada di depan kantor milik Kak Devan. Aku tak menyangka bisa menjadi istri dari pemilik perusahaan besar sepertinya. Meski kakak iparku sendiri juga anak dari pemilik perusahaan besar, tapi aku tak ingin membanggakan milik orang lain.Aku berjalan dengan jantung berdegup kencang. Ini pertama kalinya aku datang ke sini. Terlihat seorang security berdiri di depan pintu masuk."Maaf, Adik tidak boleh masuk sembarangan ke dalam. Harus ijin dulu. Adik siapa? Ada keperluan apa datang ke sini?" tanyanya padaku, sambil merentangkan sebelah tangannya. Tetapi masih bersikap sopan."Saya Lilis. Mau mengantar berkas yang tertinggal untuk Pak Devan.""Tunggu sebentar di sini!" Security itu terlihat curiga kepadaku. Dia berjalan sedikit menjauh, kemudian mengeluarkan alat komunikasinya.Beberapa saat kemudian dia kembali. "Maafkan saya, Bu. Saya tidak tahu. Silakan masuk.
Read more
bab 31 A Lilis Selamat
Adik Ipar Malang Bab 31 A Lilis SelamatPOV LilisSelang beberapa detik, aku langsung membuka mata kembali. Ternyata aku sudah berada di pinggir jalan dengan posisi telentang. Alhamdulillah Ya Allah, aku selamat dari maut.Hal pertama yang aku ingat adalah anakku. Meraba perut sendiri, kemudian melihat ke bagian paha, takut kalau ada darah mengalir seperti di film-film. 'Alhamdulillah. Tidak ada,' batinku lega."Bisakah kamu berpindah tempat?"Aku seperti pernah mendengar suara ini. Merubah posisi menjadi duduk, kemudian melihat ke bawah. Astaga! Ternyata aku duduk di perut seseorang."Kamu tahu betapa beratnya ibu hamil?""Tuan Fero! Maafkan saya."Aku langsung turun dari perutnya pelan-pelan, karena perutku tiba-tiba sedikit reaksi. Memejamkan mata dan menggigit bibir untuk menahan rasa perutku ini."Kamu nggak apa-apa? Perlu ke rumah sakit?" tanyanya dengan cemas.Aku masih meringis sam
Read more
bab 31 B Lilis Selamat
Adik Ipar MalangBab 31 B Lilis SelamatPOV LilisAkhirnya sekarang aku berada di dalam mobilnya. Kita sedang perjalanan pulang menuju rumahku. Ternyata Kak Fero ini sangat pintar bermain kata-kata. Semua penolakanku tak mampu mengalahkan argumen si oppa ini.Padahal selama ini aku selalu menang jika berdebat dengan Kak Devan. Atau mungkin memang Kak Devan yang selalu mengalah?"Kita sudah beberapa kali bertemu. Tapi aku masih belum tahu siapa nama kamu."Setelah beberapa menit melewati keheningan, akhirnya ada juga yang membuka suara."Benarkah? Maafkan aku belum memperkenalkan diri. Namaku Lilis.""Hanya Lilis?" tanyanya dengan alis terangkat."Lilis Arum Peony.""Nama yang bagus. Seperti bunga peony."Aku sedikit tersanjung. Entah kenapa, aku merasa sifat Kak Fero ini sedikit mirip dengan Kak Devan. Kak Fero lembut dan tengil pada semua orang. Sedang Kak Devan, dia hanya akan seperti itu pada
Read more
bab 32 A Aku Hamil
Adik Ipar Malang Bab 32 A Aku HamilPOV LarasSepulang bekerja, Evan mengantarku sampai ke rumah ayah. Ya, aku masih belum ingin pulang ke rumah kami berdua. Karena masih ingin menenangkan diri.Sepertinya perkataan Kak Elan benar, Evan bersungguh-sungguh ingin berbaikan denganku. Dia selalu menempeliku ke mana-mana. Sekarang juga bilang, kalau dia akan ikut tidur di sini denganku."Laras, apa kamu masih marah padaku?" tanya Evan, saat kami sudah berada di kamar milikku saat masih gadis."Aku tidak marah padamu," kataku dengan menatap matanya. "Aku hanya kecewa.""Kemarin aku sedang khilaf. Jadi wajar kalau aku bersikap seperti itu," kilahnya membela diri.Wajar katanya? Andai aku tak mencintainya, sudah kucub*t ginjalnya.  Seenaknya bilang kalau khilaf itu wajar."Yang penting sekarang, kan, aku sudah berubah. Semua untukmu," rayunya padaku."Aku memang sangat mencintaimu, Evan. Bahkan bagiku, mencinta
Read more
bab 32 B Aku Hamil
Adik Ipar MalangBab 32 B Aku HamilPOV Laras"Dok, istri saya terlihat lemas dan seperti orang sakit. Apa itu wajar?" tanya Evan dengan raut cemas."Bapak tidak usah khawatir. Untuk kehamilan di trimester awal memang seperti itu. Bisa dikatakan morning sickness. Akan ada waktunya mereda.""Apa saja yang bisa dilakukan, untuk mengurangi gejala itu, Dok?""Ini anak pertama Bapak dan Ibu? Semangat sekali, ya?" Dokter itu tersenyum melihat tingkah Evan. "Jadi Bapak harus perhatikan makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pastikan makanan tersebut sudah dimasak sampai matang. Juga hindari minuman mengandung alkohol dan kafein. Jangan lupa minum vitamin, nanti bisa tebus di apotek, ya.""Baik, Dok."Setelah puas bertanya dan mendengar penjelasan dari dokter, aku dan Ibu pergi ke mobil. Sementara Evan menebus obat dan melunasi semua administrasinya."Kamu kenapa, Laras?" tanya Ibu saat kami sudah di dalam mobil, menunggu Ev
Read more
bab 33 A Rencana Liburan
Adik Ipar Malang Bab 33 A Rencana LiburanPOV Laras"Perhatian semuanya!" Kak Elan berkata sedikit kencang. Semua terdiam untuk mendengarkan lebih lanjut. "Aku mau bilang, kalau Evan minggu depan harus pergi untuk meninjau cabang yang di Bali." Pemberitahuan dari Kak Elan membuat Evan membelalakkan matanya.Sebelum Evan membuka mulut, Kak Elan sudah berbicara lebih dulu. "Apa? Di sana sudah banyak dibuka tempat wisata baru. Itu bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan penjualan produk kita.""Kenapa harus aku?" tunjuknya pada diri sendiri."Lalu siapa?""Kenapa tidak Kakak saja?""Aku harus membantu Papa menangani kantor di sini. Sekaligus kamu juga harus merasakan apa yang namanya kangen dengan istri dan calon anak," terang Kak Elan."Bagaimana dengan Laras?" alasan Evan lagi."Tidak usah khawatir. Dia bisa tinggal dengan kami, atau dengan orang tuanya. Banyak orang yang bisa bergantian menjaganya." Kal
Read more
bab 33 B Rencana Liburan
Gadis Kekasih GelapBab 33 B Rencana LiburanPOV Devan"Astaga!" Lilis menutup wajah dengan sebelah tangannya. "Maaf, ya, Kak Fero, untuk sikap Kak Devan. Tolong jangan di dengarkan pembicaraan tidak sopan kami, yang barusan."Fero langsung mengubah raut wajahnya. Dari yang tadinya muram menjadi biasa saja."Tidak apa-apa. Kalian pasangan yang akrab," ucap Fero dengan tersenyum.Bagi Lilis yang polos pasti akan menganggap Fero pria yang ramah dan suka tersenyum. Tapi tidak denganku yang tahu arti senyumnya dia. Itu senyum palsu dan tidak tulus.Selesai makan malam aku menggiring Fero untuk duduk di ruang tamu. Bagaimanapun dia adalah teman lama, sekaligus orang yang sudah menolong istriku. Sedang Lilis membantu Mbok Urip membereskan sisa makan malam di dapur."Kamu ke mana saja setelah wisuda? Aku ingin mencarimu, tapi papaku sudah lebih dulu memberi tugas untuk mengurus perusahaannya." Aku langsung saja bertanya sesuatu
Read more
bab 34 A Ke Bali
Adik Ipar Malang Bab 34 A Ke BaliPOV DevanAku mendekati Lilis yang sedang membongkar paket hadiah dari Mama. Isinya adalah baju-baju bayi. Dia terlihat sangat menyukainya, membolak-balik baju itu, melihat bagian depan dan belakang. Apa lagi berwarna-warni seperti itu."Sayang, kalau kita berlibur, bagaimana?" tanyaku setelah duduk di sebelahnya.Dia menghentikan gerakannya. "Berlibur? Ke mana?""Aku juga belum menentukan tempatnya.""Apa tak apa-apa?" Lilis mengusap perutnya."Nanti kita coba konsultasi dulu pada dokter. Kalau diijinkan, kita langsung pergi. Hitung-hitung ini liburan kamu sebelum melahirkan. Setelah melahirkan, kamu pasti akan sibuk mengurus bayi kita.""Baiklah, Kak. Kita liburan berdua." Lilis memelukku dengan erat. "Terima kasih untuk semua yang sudah Kakak berikan untukku. Aku tak mungkin bisa membalasnya.""Balas terima kasih dengan cintamu. Itu sudah lebih dari cukup."
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status