Adik Ipar Malang Bab 31 A Lilis SelamatPOV LilisSelang beberapa detik, aku langsung membuka mata kembali. Ternyata aku sudah berada di pinggir jalan dengan posisi telentang. Alhamdulillah Ya Allah, aku selamat dari maut.Hal pertama yang aku ingat adalah anakku. Meraba perut sendiri, kemudian melihat ke bagian paha, takut kalau ada darah mengalir seperti di film-film. 'Alhamdulillah. Tidak ada,' batinku lega."Bisakah kamu berpindah tempat?"Aku seperti pernah mendengar suara ini. Merubah posisi menjadi duduk, kemudian melihat ke bawah. Astaga! Ternyata aku duduk di perut seseorang."Kamu tahu betapa beratnya ibu hamil?""Tuan Fero! Maafkan saya."Aku langsung turun dari perutnya pelan-pelan, karena perutku tiba-tiba sedikit reaksi. Memejamkan mata dan menggigit bibir untuk menahan rasa perutku ini."Kamu nggak apa-apa? Perlu ke rumah sakit?" tanyanya dengan cemas.Aku masih meringis sam
Adik Ipar MalangBab 31 B Lilis SelamatPOV LilisAkhirnya sekarang aku berada di dalam mobilnya. Kita sedang perjalanan pulang menuju rumahku. Ternyata Kak Fero ini sangat pintar bermain kata-kata. Semua penolakanku tak mampu mengalahkan argumen si oppa ini.Padahal selama ini aku selalu menang jika berdebat dengan Kak Devan. Atau mungkin memang Kak Devan yang selalu mengalah?"Kita sudah beberapa kali bertemu. Tapi aku masih belum tahu siapa nama kamu."Setelah beberapa menit melewati keheningan, akhirnya ada juga yang membuka suara."Benarkah? Maafkan aku belum memperkenalkan diri. Namaku Lilis.""Hanya Lilis?" tanyanya dengan alis terangkat."Lilis Arum Peony.""Nama yang bagus. Seperti bunga peony."Aku sedikit tersanjung. Entah kenapa, aku merasa sifat Kak Fero ini sedikit mirip dengan Kak Devan. Kak Fero lembut dan tengil pada semua orang. Sedang Kak Devan, dia hanya akan seperti itu pada
Adik Ipar Malang Bab 32 A Aku HamilPOV LarasSepulang bekerja, Evan mengantarku sampai ke rumah ayah. Ya, aku masih belum ingin pulang ke rumah kami berdua. Karena masih ingin menenangkan diri.Sepertinya perkataan Kak Elan benar, Evan bersungguh-sungguh ingin berbaikan denganku. Dia selalu menempeliku ke mana-mana. Sekarang juga bilang, kalau dia akan ikut tidur di sini denganku."Laras, apa kamu masih marah padaku?" tanya Evan, saat kami sudah berada di kamar milikku saat masih gadis."Aku tidak marah padamu," kataku dengan menatap matanya. "Aku hanya kecewa.""Kemarin aku sedang khilaf. Jadi wajar kalau aku bersikap seperti itu," kilahnya membela diri.Wajar katanya? Andai aku tak mencintainya, sudah kucub*t ginjalnya. Seenaknya bilang kalau khilaf itu wajar."Yang penting sekarang, kan, aku sudah berubah. Semua untukmu," rayunya padaku."Aku memang sangat mencintaimu, Evan. Bahkan bagiku, mencinta
Adik Ipar MalangBab 32 B Aku HamilPOV Laras"Dok, istri saya terlihat lemas dan seperti orang sakit. Apa itu wajar?" tanya Evan dengan raut cemas."Bapak tidak usah khawatir. Untuk kehamilan di trimester awal memang seperti itu. Bisa dikatakan morning sickness. Akan ada waktunya mereda.""Apa saja yang bisa dilakukan, untuk mengurangi gejala itu, Dok?""Ini anak pertama Bapak dan Ibu? Semangat sekali, ya?" Dokter itu tersenyum melihat tingkah Evan. "Jadi Bapak harus perhatikan makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pastikan makanan tersebut sudah dimasak sampai matang. Juga hindari minuman mengandung alkohol dan kafein. Jangan lupa minum vitamin, nanti bisa tebus di apotek, ya.""Baik, Dok."Setelah puas bertanya dan mendengar penjelasan dari dokter, aku dan Ibu pergi ke mobil. Sementara Evan menebus obat dan melunasi semua administrasinya."Kamu kenapa, Laras?" tanya Ibu saat kami sudah di dalam mobil, menunggu Ev
Adik Ipar Malang Bab 33 A Rencana LiburanPOV Laras"Perhatian semuanya!" Kak Elan berkata sedikit kencang. Semua terdiam untuk mendengarkan lebih lanjut. "Aku mau bilang, kalau Evan minggu depan harus pergi untuk meninjau cabang yang di Bali." Pemberitahuan dari Kak Elan membuat Evan membelalakkan matanya.Sebelum Evan membuka mulut, Kak Elan sudah berbicara lebih dulu. "Apa? Di sana sudah banyak dibuka tempat wisata baru. Itu bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan penjualan produk kita.""Kenapa harus aku?" tunjuknya pada diri sendiri."Lalu siapa?""Kenapa tidak Kakak saja?""Aku harus membantu Papa menangani kantor di sini. Sekaligus kamu juga harus merasakan apa yang namanya kangen dengan istri dan calon anak," terang Kak Elan."Bagaimana dengan Laras?" alasan Evan lagi."Tidak usah khawatir. Dia bisa tinggal dengan kami, atau dengan orang tuanya. Banyak orang yang bisa bergantian menjaganya." Kal
Gadis Kekasih GelapBab 33 B Rencana LiburanPOV Devan"Astaga!" Lilis menutup wajah dengan sebelah tangannya. "Maaf, ya, Kak Fero, untuk sikap Kak Devan. Tolong jangan di dengarkan pembicaraan tidak sopan kami, yang barusan."Fero langsung mengubah raut wajahnya. Dari yang tadinya muram menjadi biasa saja."Tidak apa-apa. Kalian pasangan yang akrab," ucap Fero dengan tersenyum.Bagi Lilis yang polos pasti akan menganggap Fero pria yang ramah dan suka tersenyum. Tapi tidak denganku yang tahu arti senyumnya dia. Itu senyum palsu dan tidak tulus.Selesai makan malam aku menggiring Fero untuk duduk di ruang tamu. Bagaimanapun dia adalah teman lama, sekaligus orang yang sudah menolong istriku. Sedang Lilis membantu Mbok Urip membereskan sisa makan malam di dapur."Kamu ke mana saja setelah wisuda? Aku ingin mencarimu, tapi papaku sudah lebih dulu memberi tugas untuk mengurus perusahaannya." Aku langsung saja bertanya sesuatu
Adik Ipar Malang Bab 34 A Ke BaliPOV DevanAku mendekati Lilis yang sedang membongkar paket hadiah dari Mama. Isinya adalah baju-baju bayi. Dia terlihat sangat menyukainya, membolak-balik baju itu, melihat bagian depan dan belakang. Apa lagi berwarna-warni seperti itu."Sayang, kalau kita berlibur, bagaimana?" tanyaku setelah duduk di sebelahnya.Dia menghentikan gerakannya. "Berlibur? Ke mana?""Aku juga belum menentukan tempatnya.""Apa tak apa-apa?" Lilis mengusap perutnya."Nanti kita coba konsultasi dulu pada dokter. Kalau diijinkan, kita langsung pergi. Hitung-hitung ini liburan kamu sebelum melahirkan. Setelah melahirkan, kamu pasti akan sibuk mengurus bayi kita.""Baiklah, Kak. Kita liburan berdua." Lilis memelukku dengan erat. "Terima kasih untuk semua yang sudah Kakak berikan untukku. Aku tak mungkin bisa membalasnya.""Balas terima kasih dengan cintamu. Itu sudah lebih dari cukup."
Adik Ipar MalangBab 34 B Ke BaliPOV Devan"Kabar yang kedua ... Laras hamil.""Apa? Kak Laras hamil?" Aku mengangguk sebagai jawaban. "Alhamdulillah. Akhirnya Allah mengabulkan doa kita selama ini." Mata Lilis berbinar dan wajahnya semakin ceria."Kamu bahagia?""Sangat. Aku ingin menghubungi Kak Laras.""Jangan! Sudah malam. Laras sedang dalam masa-masa mual. Nanti kamu malah mengganggunya.""Betul juga, Kak.""Kalau begitu, sekarang waktunya ibu hamil tidur. Kamu harus banyak istirahat untuk persiapan kita liburan minggu depan. Kemari!"Aku berbaring di sebelah Lilis, kemudian mengusap perut buncit menggemaskan miliknya. Lilis mulai terlihat nyaman, sampai terdengar suara dengkuran halus.dari bibir mungilnya.'Ya Allah, jagalah janin yang ada di perut istriku. Lahirkanlah dalam keadaan utuh dan sempurna, sehat, cerdas, sholeh atau sholeha, dan suka mengamalkan ajaran-Mu.'Kita