Semua Bab Menantu Hina Jadi Nyonya: Bab 21 - Bab 30
74 Bab
Kecurigaan Ridho
Menjelang sore, Mega mengajak Ridho menemui Siska kakaknya, sengaja tak membawa anak-anak mereka sekarang, tak ingin dua buab hatinya mendengar kalimat yang tak baik bila Siska kehilangan kendali."Mau kemana kamu?" Siti mendekat melihat anak dan menantunya keluar.rumah tanpa dua cucunya."Ke rumah mbak Siska bu, kenapa?" Tanya Ridho"Ngapain?" Siti bertajya balik, ia tak mau menjawab oertanyaan Ridho."Ada urusan bu, sudah ya kita pergi dulu." Ridho naik ke atas motor."Mana anak-anak?" Tanya Siti lagi, seharian ia tak melihat anak-anak Ridho itu."Pergi sama mbak Dewi bu." Ucap Mega namun Siti tak menghiraukan menantunya itu."Lain kali jangan titip anak ke orang lain Dho, ibu masih bisa urus!" Ucapnya lagi lalu melirik Mega yang masih diam menunggu motor suaminya keluar halaman."Sudah bu, kami pergi dulu ua!" Ribdho berpamitam pada siti dan segera melajukan motornya meninggalkan Siti di halaman rumah mereka.Di jalan Ridho tak berhenti membahas sikap ibu pada mereka tadi, ia ing
Baca selengkapnya
Ada Yang Lain
"ada apa mas?" Mega bertanya, sejak pulang dari rumah kakaknya Ridho hanya diam dan kini duduk di depan rumah mereka."Kamu lihat wanita di rumah mbak Siska tadi?""Oh Widya? Iya mas, kenapa?""Kamu nggak merasa ada yang salah dek?"Mega diam sejenak, ia memang berasa wanita itu terlalu berani dalam berpakaian namun tak dia katakan pada suaminya."Iya lihat mas, bajunya berani sekali di rumah majikannya, kenapa mamang?"Mega mulai merasa curiga, Ridho seperti sedang memikirkan banyak hal sekarang."Sebelum mbak Siska datang, aku mendengar suar wanita tertawa." "Dimana?""Di rumah mbak Siska, masak kalau cuma pembantu dia bisa tertawa cekikikan dengan mas Agus."Mega masih terdiam, jika benar ada tawa terdengar berarti ada hal janggal yang terjadi di rumah itu."Apa wanita yang selama ini di curigai mbak Siska itu Widya ya mas?" "Hust, jangan buat cerita ngawur lah ga, kamu bisa di rujak Siska nanti!" Santi bibi Ridho tiba-tiba saja ikut bicara."Kamu itu cuma anak mantu ga, jangan s
Baca selengkapnya
Tertangkap Basah
[Dengar ya dho, jika sampai orang lain tau soal ini, kamu berurusan denganku!"]Sebuah pesam dari Siska membuat Ridho berdecak kesal, mereka masih ada di satuntempat, bahkan Ridho masih bisa melihat aktifitas kakanya itu sekarang."Ada apa mas?" Tanya Mega khawatir, Ridho bahkan tak tersemyum sejak menemui Siska tadi."Mbak Siska bilang lelaki itu teman bisnisnya, menurutmu apa mungkin teman bisnis sedekat itu?" Tanya Ridho sambil menunjuk arahnSiska yang masih nampak menikmati makannya.Mega diam, ia tak tau apa yang akan dia katakan sekarang, Sejujurnya ia masih sangat terkejut dengan apa yang baru saja di lihatnya dan sekarang mendapat pertanyaan aneh dari sang suami.Sementara Ridho melihat kesal ke arah kakaknya itu. Belum ada jawabam tentang apa yang terjadi dengan sang kakak ipar, ia malah harus berurusan dengan urusan lain.Ridho makan dengan tak tenang, ia bahkan tak berhenti menatap ke arah Siska yang terlihat seperti tak perduli denganya."Mereka sudah selesai!" Ucap Ridho
Baca selengkapnya
Murka seorang Ayah.
"Turun!" Ridho membentak kakaknya dengan keras.Siska turun dengan kesal, mereka sudah ada di depam rumah orang tuanya. Sementara Ridho markirkan motornya, Siska masih terdiam di halaman tempatnya turun."Kenapa masih di situ, masuk!" Ridho menarik tangan Siska memasuki rumah kedua orang tuanya. Teras dan ruang depan kosong, mereka masih di ladang sekarang ini."Jangan tarik aku begitu Dho, aku bukan anak kecil yang bisa kau tarik-tarik begitu!" Ucapnya kesal, Siska berusaha melepaskan gandengan sang adik."Kalau perlu aku akan rantai tanganmu di pilar rumah Bapak mbak!" Bentaknya lebih keras.Ridho membawa Siska melewati kolam ikan milik orang tuanya, lalu mendudukkan Siska di balai bambu kecil samping kebun sayuran."Diam di situ!" Ucap Ridho menahan amarah, ia berjalan ke kebun dan memanggil orang tuanya."Mak, pak, ayo ikut dulu, aku mau bicara!" Ucapnya tak mau basa-basi, ia meminta kedua orang tuanya menemui Siska."Ada apa sih dho?" Siti belum juga berdiri dari tempatnya mengik
Baca selengkapnya
Keluarga yang berkumpul!
Karno dan Dewi keluar rumah, di susul Halimah dan Ratih anak bungsunya. Tak lama Santi dan Rut adik Harun juga keluat dari rumah mereka, mendengar Siti berteriak di ikuti tangis Siska sembari meminta ampun membuat keluarga besar mereka keluar dan berkumpul di belakang rumah."Astagfirullah Harun!" Halimah berteriak, ia terhuyung mendekati adik lelakinya itu."Mas, sudah mas!" Rut dan Santi ikut berlari mendekat.Karno menantu Halimah juga berlari bersama istrinya ikut menenangkan Harun yang tak lagi bisa berpikir tenang."Istigfar Harum, istigfar!" Halimah dan Karno membawa Harun duduk di kursi kecil sementara Dewi dan Ratih membantu Siska menjauh keluar area kebun orang tuanya."Ya Allah! Astagfirullah! Apa salahku ya Allah!" Harun tergugu, memukul dadanya yang sesak, ia terus mencoba menenangkan diri.Sementara Siti yang terlepas dari Ridho berlari mendekati anaknya. "Siska, Siska!" Siti memeluk putrinya yang sudah terduduk lemas, kakinya yang putih dan terwat kini kemerahan hampir
Baca selengkapnya
Pembalasan Mega
Siti diam melihat menantu perempuannya masuk ke dalam rumah Halimah. Mega berdiri tepat di hadapan mertuanya itu dan mengulang kembali ucapannya barusan."Katakan mak, apa Emak ingin aku pun jadi simpanan lelaki lain?""Kamu lancang sekali Mega!" Siti berdecak kesal melihat menantunya ini dengan ponggah justeru menantangnya."Bukankah Emak yang selalu menuduhku punya lelaki lain bahkan jadi simpanan mas Agus suami mbak Siska.""Astagfirullah Siti!" Harun membentak istrinya lagi, ia benar- benar merasa marah sekarang."Katakan Siti, apa kamu menuduh menantumu sendiri?" Harun kembali bertanya.Siti hanya terdiam, sementara semua orang di ruang itu menatapnya seolah menyelidik."Jawab Siti!""Ya pak, aku memanh curiga pada Mega dan Agus. Mereka bertemu di bank saat Mega butuh uang untuk melunasi hutang pada Siska!""Kami kebetulan bertemu mak, aku bahkan tak tau mas Agus ada di sana.""Kebetulan macam apa sampai kamu minta uang suamiku!" Siska yang sejak tadi diam ikut bicara, ia kini me
Baca selengkapnya
Rahasia Siska dan Agus
Siapa perempuan itu mas, katakan!" Siska berteriak tepat di wajah Agus sang suami, mereka sedang makan saat Siska menemukan kon*om bekas pakai di dalam tong sampah kamar mandi."Perempuan apa?" Agus berkilah, ia masih sibuk memainkan ponselnya sembari menyeruput kuah panas soto yang di beli Siska untuk sarapan."Ini!" Siska melempar begitu saja alat kontrasepsi itu ke atas meja, tepat di sisi mangkuk milik Agus yang masih mengepul."Kau gila ha! Aku sedang makan!" Teriak Agus, ia melihat istrinya seolah ingin menelannua bulat-bulat."Katakan siapa wanita itu!" Tanya Siska lagi.Agus hanya tersenyum sembari mengalihkan pandangan. "Ada apa denganmu, bukankah sangat menyenangkan tau aku punya wanita lain?"Prang!Siska membanting mangkuk makan suaminya, kuah bersama nasi panas itu bercecer di lantai ruang makan."Apa maksud ucapanmu!" Teriaknya sembari menatap Agus yang sudah berdiri menahan amarah."Aku yang harusnya tanya apa maksudnya! Jangan kamu kira aku tak tau juga kelakuanmu Sisk
Baca selengkapnya
OKB
Seluruh kampung membicarakan Mega, wanita yang mereka pikir udik dan kampungan kini berubah jadi berbeda. Kemarin dua kali mobil pikup masuk pelataran rumahnya, membawa mesin cuci, kulkas lalu lemari pakaian jati yang kokoh. Siti sang mertua hanya mengintip dari balik tirai sisi rumahnya, ia masih bisa melihat sedikit pelataran rumah anak lelakinya.Lalu sekarang sebuah mobil kembali membawa motor terbaru turun ke pekarangan rumah itu."Kerja apa sih si Mega itu, tiba-tiba saja kaya raya begitu!" Ucapnya sendiri, setengah berbisik."Ngapain di situ, masuk sana!" Harun keluar dari dalam rumahnya, sejak sidang beberapa waktu lalu, Siti memang tak di perbolehkan keluar rumah kecuali hanya untuk belanja."Iya ini mau masuk, jangan galak-galak kenapa sih pak." Ucap siti kesal, bibirnya terasa kebas lama tak bicara dan berbaur dengan tetangga sekitar."Aku sabar padamu, tapi kamu malah ngelunjak!" Ucapnya kesal masih menatap wajah istrinya dengan dingin.Siti berangsut masuk sementara Harun
Baca selengkapnya
Tak Rela
"aku nggak rela mak!" Teriak Siska terdengar dari luar, dengan cepat Harun masuk ke dalam rumah dan terkejut melihat anaknya sudah menangis terduduk di lantai rumah." Ada apa?" Tanya Harun, ia menatap Siska dengan tajam."Itu pak, si Agus bener selingkuh! Ternyata selama ini si Widya itu selingkuhan si Agus!" Teriak Siti, ia mengusap punggung sang anak, berusaha menenangkan."Lalu kenapa nangis begitu?" Tanya Harun kembali menatap tajam ke arah istri dan anaknya.Siti mengerutkan alisnya. "Bapak ini bagaimana to, suaminya itu selingkuh sama pembantu sendiri, masak masih tanya kenapa nangis begini!" Jawab Siti kesal, ia merasa suaminya sudah keterlaluan menyepelekan masalah anaknya."Lho maksud Bapak itu kan sama-sama selingkuh, masak di selingkuhi nangis!" Jawab Harun singkat membuat ibu dan anak itu saling pandang.Sebenarnya, bila dapat di tanya sekarang, Siska juga tak menyangka sakitnya di khianati tak sebanding dengan bahagianya saat menghianati kepercayaan sang suami."Semua in
Baca selengkapnya
Sombong balas Sombong
" Bapak terus saja bela menantu kesayangan Bapak itu!" Siska menjawab ketus."Bapak tidak bela Mega, Bapak sedang menyayangkan tindakanmu yang di luar nalar Siska.""Bapak itu bela Mega!" "Cukup mbak, dari pada kamu urusi Mega, urus dulu masalahmu dan mas Agus mbak!" Ridho yang sejak tadi diam tak tahan juga akhirnya."Jangan sok perduli kamu dho, ajari saja istrimu sopan santun! Dasar perempuan udik, baru juga punya uang sedikit, sudah sombong sekali."Mega tersenyum kecut mendengarnya. "Mas Ridho benar mbak, urus saja masalah mbak dengan mas Agus, jangan sampai semua yang mas Agus punya terlepas dari tangan mbak Siska, nanti apa yang bisa mbak sombongkan lagi?"Dengan wajah puas Mega berjalan meninggalkan rumah mertuanya, sengaja ia lewat di depan rumah agar bisa menatap wajah Siska lebih dekat."Hati-hati mbak, Widya itu cantik dan sopan jika bicara." Ucap Mega lagi membuat mata Siska membelalak kesal."Heh apa maksudmu bilang begitu!" Siska berdiri bersiap memarik baju Mega, namu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status