*Udara pagi itu masih basah oleh sisa hujan malam, tapi di dalam ruangan lembap yang terletak jauh di pinggiran kota, hawa dingin terasa menyesakkan.Bau besi karat, darah kering, dan kain basah bercampur jadi satu.Di sudut ruangan, seorang perempuan terbaring di lantai semen, tangannya terikat, napasnya berat.Matanya terbuka perlahan, pandangan buram, cahaya dari celah kecil di dinding menembus masuk dan mengenai sebagian wajahnya. Wajah itu penuh lebam dan keringat, tapi tetap menyimpan sesuatu. Ketenangan yang ganjil, nyaris mustahil dimiliki seseorang yang baru saja melewati malam panjang penuh penyiksaan.Ia mencoba mengingat. Suara bentakan, bau rokok, suara rantai bergesekan, lalu suara pintu besi yang dikunci rapat.Hanya satu hal yang membuatnya tetap sadar, dua wajah kecil yang selalu menari di ingatannya.“Gabriel ... Azriel .... Anak-anakku. Demi kalian, Ibu gak boleh kalah,” bisiknya lirih, nyaris tanpa suara.Ia mengangkat wajahnya sedikit, tapi ketika langkah sepatu
Last Updated : 2025-10-11 Read more