All Chapters of Mengejar Cinta Tuan Barra: Chapter 11 - Chapter 20
96 Chapters
Chapter 11
"Sarah, bangunlah." Barra menepuk pipi Sarah dan mengecupnya. "Hmm? ada apa?" "Bangun putri tidur, kita akan menghadiri perjamuan makan malam." "Makan malam? ini sudah malam?" Sarah beranjak dari tempat tidur dan membukai tirai. Sarah tertidur sejak pagi dan baru terbangun pada pukul tujuh malam, itupun karena Barra yang membangunkannya. Sejak keluar dari rumahnya, Sarah belum pernah tidur senyenyak ini apalagi sekarang ia bekerja sebagai wanita malam. Pola tidurnya yang berantakan, membuatnya lupa akan sebuah kenyamanan istirahat malam. "Bersiaplah, ada gaun cantik disana. Aku akan menunggumu," ucap Barra. Setelah berdandan, Sarah keluar menghampiri Barra yang sudah menunggunya di ruang kerja. Dengan gaun berwarna amethyst juga kalung dan anting berlian, Sarah nampak semakin cantik malam ini. Rambut panjangnya di cepol dengan gaya messy, dan make up yang tidak terlalu menonjol namun tetap memancarkan kecantikannya. Barra menghampirinya dan merangkul pinggulnya, melihat Sarah ya
Read more
Chapter 12
Barra menuntun Sarah ke pinggir kolam renang untuk melihat pertunjukan kembang api, karena kebetulan perjamuan makan malam ini juga bertepatan dengan ulang tahun putri pertama Daniel. Kembang api ini di datangkan langsung dari China, tempat kelahiran istri Daniel. Di tengah pertunjukan kembang api, tiba-tiba pegangan tangan Barra terlepas dari tangan Sarah. Mereka berdua serempak menoleh, ternyata yang memisahkan tangan mereka adalah Luna. Bola mata Luna memerah seperti ingin menangis, ekspresi wajahnya juga terlihat sangat garang seperti singa yang hendak mencabik-cabik mangsanya. "Barra, kenapa kamu malah datang bersamanya padahal jelas-jelas nyonya Daniel mengundang aku untuk menjadi pasangan kamu!" teriak Luna hingga mengalihkan perhatian orang-orang kepadanya. "Ayo kita pergi Sarah, keadaan disini mulai tidak menyenangkan." ajak Barra.Barra menggandeng tangan Sarah untuk pergi menjauh dari Luna, Luna yang tengah diliputi oleh kemarahan langsung menjambak Sarah diikuti deng
Read more
Chapter 13
Luna kini tengah berada di atas angin karena rasa simpati dari orang-orang yang mendukungnya, tidak sia-sia ia tadi menangis di kolam renang seperti orang yang tidak waras dan membuat cerita sedih tentang hubungannya dengan Barra. "Barra, kamu terlalu menguji kesabaranku. Ah, mari kita lihat sudah berapa banyak pendukungku sekarang." tawanya penuh kemenangan.Luna membuka sosial medianya kembali, tapi ternyata akunnya kini sudah tidak bisa di akses dan bahkan sudah hilang dari peredaran setelah ia mengeceknya dengan akun fake miliknya. Seseorang sudah meretas akunnya bahkan berita tentang Sarah yang sempat trending pun sudah tidak ada, Luna yakin ini pasti ulah Barra dan asisitennya yang menyebalkan itu.Luna membanting ponselnya hingga hancur berserakan di lantai, "Apa bagusnya pelacur itu dibandingkan dengan aku! tubuhnya? ya memang aku akui tubuhnya bagus dan wajahnya juga cantik, tapi tetap saja dia itu cuma seonggok barang bekas yang sudah dipakai banyak pria!" Luna berguling-g
Read more
Chapter 14
Sejak semalam Helena tidak bisa tidur karena ia tidak terbiasa tidur malam, sedangkan Sarah tidur dengan nyenyak setelah berganti pakaian dan meminum obatnya. Helena keluar dari kamar Sarah, lalu berjalan-jalan sedikit mengitari rumah sakit untuk menghilangkan rasa bosannya.Sekarang masih pukul setengah lima pagi, Keadaan rumah sakit masih sangat sunyi dan hanya ada beberapa staff kebersihan yang tengah membersihkan area rumah sakit. Samar-samar telinga Helena mendengar suara indah seseorang dari bilik yang bertuliskan tanda musholla, Helena yang penasaran akhirnya mengintip sedikit dari balik tembok. Ternyata ada yang sedang mengaji disana yaitu dokter Daffa, dan ada seorang perawat wanita di belakangnya yang tengah menunggu datangnya adzan subuh. "Astagfirullah," perawat wanita itu terkejut saat melihat Helena yang tengah mengintip dengan rambut panjangnya terurai. Daffa refleks menoleh ke arah perawat itu, "Ada apa Tiara?" "Hai dok!" sapa Helena, kini ia sudah tidak bersembunyi
Read more
Chapter 15
Barra memarkirkan mobilnya asal-asalan di halaman rumah Arista, ia bahkan sampai menabrak tanaman hias kesayangan milik Arista dan melindasnya hingga hancur tidak berbentuk. "Tuan Barra, kenapa di tabrak tanaman nyonya besar? duh kalau gini saya bisa di pecat tuan," ucap Opi, tukang kebun yang bertugas menjaga kecantikan tanaman kesayangan Arista. Barra tidak menghiraukan rengekan Opi, ia terus berjalan ke dalam rumah hendak mencari ibu yang sudah melahirkannya dan membesarkannya namun tidak pernah menganggapnya sebagai manusia. Suara cekikikan dua perempuan terdengar dari gazebo taman belakang, Barra segera menghampiri mereka yang tengah asik mengobrol dengan secangkir teh di tangan masing-masing. "Barra," Luna melambaikan tangannya saat netranya mendapati sosok Barra ada di ambang pintu. Barra tidak menyahutinya, ia melangkah maju menghampiri Arista dan Luna dengan tatapan sedingin es. Luna maju mendekatinya dan hendak memeluknya, namun sebelum tangan Luna berhasil merengkuh tub
Read more
Chapter 16
"Bawa keluar semua barang-barangku yang ada di kondominium dan jual segera tempat ini, aku akan kembali ke rumah milikku." titahnya. "Tapi apa anda tidak akan terganggu dengan nona Luna jika anda kembali ke rumah tuan?" "Aku lebih terganggu dengan jejak aroma parfum wanita itu yang masih tertinggal di sini," Barra keluar dari kondominium dan menyerahkan kuncinya kepada Gabriel, Barra tidak ingin mengingat apapun lagi tentang Sarah. *****Di kediaman Barra, Luna kini tengah menunggunya dan langsung memeluknya begitu Barra sampai dan masuk ke dalam rumah. Barra tidak membalas pelukannya, tetapi juga tidak bersikap ketus dan dingin padanya. "Pulanglah Luna, aku sedang tidak ingin di ganggu siapapun." ucapnya tanpa ekspresi. Luna menuruti ucapannya, dan bergegas pergi dari hadapan Barra dengan hati yang begitu bahagia. Rencana Nathaniel memisahkan mereka sudah berhasil, kini tinggal Luna yang menjalankan rencananya untuk membuat Barra menyetujui pernikahan ini. Barra begitu frustasi
Read more
Chapter 17
Sarah mematut dirinya di depan cermin, memoleskan lipstik berwarna cherry red di bibirnya dan memakai sedikit bedak di wajahnya agar tidak terlihat pucat. Hari ini Sarah akan pergi melamar kerja di sebuah perusahaan perhiasan ternama, kebetulan mereka sedang membuka lowongan besar-besaran untuk cabang baru di kota B. Setelah Sarah berpikir keras semalaman, ia akhirnya memutuskan untuk tidak lagi mengejar ambisinya dan lebih memilih memulai hidup yang baru. Kemarin malam Sarah pulang ke rumahnya untuk mengambil dokumen penting miliknya dengan di dampingi oleh kedua anak buah Nathan, karena Sarah yakin ia tidak bisa dengan mudahnya masuk ke dalam sana. Mario yang sekarang tidak lagi sama seperti Mario yang dulu ia kenal, saat Sarah tiba di sana Mario tengah bercinta dengan tiga orang pelacur bayaran yang sedang menunjukan kemolekan tubuhnya di depan Mario. Thalita sudah tidak ada di sana, rumah itu juga nampak berantakan dan Yuyun sudah di pecat karena selalu melaporkan kelakuan buruk
Read more
Chapter 18
Sarah baru saja sampai di apartemen Helena dan merebahkan dirinya di ranjang, namun tiba-tiba ponselnya berdering dengan nomor tidak di kenal memanggilnya. "Halo," ucap Sarah lebih dulu. "Selamat sore saudari Sarah Valerie, saya Dea pihak HRD dari Amethyst Corporation ingin memberitahukan bahwa anda di terima bekerja di perusahaan kami." sahut Dea di ujung telepon. Sarah bangkit dari tempat tidur dengan senyum mengembang lebar, Sarah tidak menyangka kalau ia akan di terima bekerja dalam waktu secepat ini. "Saudari Sarah? apa anda menyimak ucapan saya?" "Iya ibu Dea, maaf saya hanya syok sesaat karena terlalu senang." sahutnya menahan kegembiraan."Oke tidak masalah, kalau begitu besok pagi silahkan datang ke Amethyst Corporation dan langsung temui saya untuk menandatangani kontrak kerja." Setelah panggilan telepon terputus, Sarah langsung berjingkat-jingkat di atas ranjang Helena. Tadinya Sarah sempat merasa pesimis karena saat wawancara ia cukup banyak melakukan kesalahan, tapi
Read more
Chapter 19
FlashbackDi balik selimut, kini Claudia tengah tersenyum manis di dalam pelukan Gabriel. Gadis berusia dua puluh tahun ini baru saja menyerahkan kesuciannya kepada Gabriel di hari jadi mereka yang ke dua ratus hari, dua insan yang tengah di mabuk asmara ini tidak memikirkan konsekuensi apapun dari tindakan mereka. Yang terpenting saat ini bagi mereka adalah mereka saling bahagia, dan mereka melakukan hal terlarang itu atas dasar suka sama suka. Claudia, gadis cantik yang hidupnya selalu kesepian dan terkekang. Kekosongan yang selama ini selalu memenuhi hatinya kini mulai terisi sejak kehadiran Gabriel di hidupnya, asisten pribadi Barra. Kedua orang tuanya selalu sibuk pada urusannya masing-masing, dan beranggapan kalau Claudia sudah merasa cukup bahagia dengan harta yang mereka berikan untuknya. Sedangkan Barra tidak pernah perduli terhadapnya, bisnis dan Sheila jauh lebih penting daripada Claudia yang hanya adik tirinya. Kepergian Sheila dari hidup Barra yang secara tiba-tiba membu
Read more
Chapter 20
Claudia keluar dari paviliun di pagi hari dan kembali ke rumah induk yang sudah seperti kapal pecah, pelaku pengrusakan properti itu kini tengah bersantai di meja makan dengan secangkir kopi panas dan sepotong sandwich di depannya. Matanya sibuk menatap layar tab yang tengah menampilkan laporan dari perusahaan Amethyst bulan ini, di depannya ada asisten pribadinya yang begitu setia padanya bahkan di pagi hari yang seharusnya di gunakan untuk sarapan malah ia gunakan untuk mengecek dokumen fisik milik bosnya. Claudia menggelengkan kepalanya, Gabriel tidak pernah berubah sejak dulu dan selalu menuruti apa kata Barra meskipun ini bukan tempatnya bekerja. Claudia mengambil sepotong roti tawar di atas meja, di oleskannya madu untuk menambah rasa manisnya. Di meja makan ini ada tiga orang manusia, tapi tidak ada obrolan apapun yang terjadi dan hanya terdengar suara kertas yang di bolak balik membuat Claudia risih. Roti di tangannya habis, Claudia menjulurkan tangannya hendak mengambil sepo
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status