Kenan memasuki halaman rumahnya, dan dia melihat Ibunya duduk di depan rumahnya. Saat melihat Kenan, sang Ibu bangun dari duduknya dan berdiri. Tak lupa, senyuman Ibunya menyambut kedatangan Kenan.Keduanya tersenyum, semilir angin menerpa keduanya.”Kamu cukur rambut?””I ... Iya Ibu. Ibu ... Ibu sudah makan?”Ghina mengelus rambut Kenan, airmatanya hampir saja menetes. Namun, Ghina menahannya agar tidak jatuh.”Ibu belum makan, ibu menunggumu.”Kenan tahu, sejak Kenan pergi dan melawan monster dan iblis di dunia Aeera. Ibunya pasti tak beranjak dari tempat duduknya di depan rumah, menantikan Kenan.”Ayo makan bersama, Ibu.”Ghina mengangguk, keduanya tak pernah merasakan hal seperti itu sudah beberapa tahun lamanya. Ghina mampu menyimpan bahagianya itu dengan baik, dia tidak ingin membuat Kenan kehilangan saat-saat dirinya melawan ketidakberdayaannya. Ghina membiarkan Kenan mampu berdiri tegak dengan kemauannya sendiri.***”Kenan, ini ada surat dari temanmu. Ibu baru menyerahkannya
Terakhir Diperbarui : 2025-11-09 Baca selengkapnya