Lahat ng Kabanata ng Ketika Melahirkan di Tempat Mertua: Kabanata 51 - Kabanata 60
108 Kabanata
BAB 51. Ada Alan?
BAB : 51Kabar demi kabar yang didengar oleh Andira. Ada Alan?***Sungguh, kali ini Andira pun sangat terkejut dengan kabar yang didapat dari Winda. Nampak mulutnya ditutup dengan sebelah tangannya, karena reflek terkejut. "Minum dulu, An!" Winda yang melihat nafas Andira mulai memburu, mengambil gelas yang berada diatas nakas, lalu memberikan pada Andira.Dengan tangan sedikit gemetar, Andira menerima gelas dari Winda. Dan tak butuh waktu lama, gelas tersebut kosong karena di tenggak habis oleh Andira. Kini, nafasnya kembali tenang. Walaupun masih nampak seperti habis lari maraton, dan terlihat menghembuskan nafas berkali-kali, Andira kembali tenang seperti sedia kala. Hati dan pikirannya masih bisa dikendalikan dengan baik, sehingga Andira pun kini kembali seperti semula."Sumpah, Mbak. Aku sangat terkejut dengan kabar yang Mbak katakan padaku tadi!" Lirih, Andira berucap. Andira benar-benar tak menyangka bahwa mertua dan suaminya sendiri lebih memilih percaya pada seorang penj
Magbasa pa
52. Kesibukan Alan
Bab : 52Rasa kecewa diselimuti amarah di tengah kesibukan yang melanda.***Ruangan yang mewah dan nyaman rupanya tak membuat Alan terlena begitu saja. Saat ini ia sedang disibukkan oleh rencana meeting yang dijadwalkan siang ini. Dibantu oleh sekretarisnya, Alan begitu sibuk mempersiapkan bahan untuk presentasi bersama klien. Tok tok!Suara ketukan pintu membuyarkan Alan pada kesibukannya. Ia pun menghentikan aktivitasnya sejenak, untuk mengetahui siapa yang datang menemuinya."Masuk!"Lalu tak lama, nampak seorang wanita yang juga tengah sibuk itu menghampiri Alan."Maaf, Pak, untuk laporan yang akan digunakan sebagai bahan promosi, mengalami banyak kendala," Dengan rasa tak enak hati, perempuan yang sepertinya sekretaris Alan itu berucap.Alan menghembuskan nafas pelan. Mulai terlihat frustasi di wajahnya. "Kenapa?""Pak Rangga hari ini tidak masuk kantor, Pak!" Alan mendesah pelan. Bayangannya kembali memutar mengingat kejadian tadi pagi di rumah keluarga Rangga. Alan melihat j
Magbasa pa
BAB 53. Andira Pergi?
BAB : 53Rasa khawatir mulai merambah ketika mendengar kabar tentang Andira.***Nampak jam tersebut menunjukkan angka 09:50 pagi. Itu artinya, ia harus ngebut menyelesaikan pekerjaan yang masih menumpuk sebelum bel istirahat nanti. "Aku harus bergerak cepat!" gumamnya, lalu mengambil telepon untuk menghubungi karyawan lain yang bisa membantunya."Iya, Pak, ada yang bisa dibantu?" tanya karyawan yang sengaja Alan panggil untuk menemuinya."Kamu pelajari data yang saya kasih. Lalu kerjakan laporan yang berantakan. Waktumu tak lama, tolong manfaatkan sebaik mungkin. Jika selesai sebelum jam istirahat, kamu ikut saya meeting hari ini!""Baik Pak, akan saya kerjakan dengan sebaik mungkin!" ucap Karyawan tersebut, lalu meninggalkan ruangan Alan dengan muka berbinar.Alan pun tak asal memanggil pengganti untuk menyelesaikan tugas Rangga. Sudah tentu itu adalah karyawan pilihan yang Alan percaya. 'Padahal posisinya sangat bagus saat ini. Namun sayang, Rangga tak melaksanakan tanggung jawabn
Magbasa pa
BAB 54. Mulai mengusik Hati.
Bab : 54Rasa yang mulai mengusik hati.***"Andira … kamu tidak boleh pergi!" gumam Alan pelan, sambil mengemudikan mobilnya dengan kencang. "Semoga aku masih bisa menemuinya di rumah!" gumamnya lagi. Alan sangat takut bahwa tadi pagi adalah pertemuan terakhir antara dirinya dan Andira.Rumah tampak sepi ketika Alan menginjakkan kakinya di depan pintu. Sang Bibi pun beberapa kali menguap ketika membuka pintu untuk tuannya yang baru pulang tersebut. Memang sudah larut malam, wajar saja jika penghuni rumahnya sudah tidur di kamar masing-masing."Bi, Andira ada kan?" Alan yang dilanda cemas pun bertanya pada Bibi."Ada di kamarnya, Pak," Alan yang mendengarnya pun bernafas lega. Ia nampak menarik nafas dalam, lalu menghembuskan kasar. Seakan menghilangkan beban yang mengganjal. Sang Bibi yang melihat tingkah majikannya menyipitkan mata. "Aneh banget si Bapak, emang kenapa gitu?" gumamnya. Lalu meninggalkan sang majikan setelah kembali mengunci pintu rumahnya.Alan pun bergegas menuju k
Magbasa pa
BAB 55. Tentang Rasa
BAB : 55Ini tentang rasa, dan semua seakan terasa nyata.***"Mungkin Bunda sedang mandi, sayang. Kita tunggu sebentar ya!" ujar Alan, namun Riana masih merengut karena tak puas dengan jawaban sang Ayah."Perasaan Mama juga gak enak, Lan. Coba kamu temui Andira sebentar. Nggak mungkin Andira mandi jam segini, kamu tahu bahkan biasanya jam segini Andira sudah aktif membantu Bibi dengan keadaan sudah rapi!"Ucapan sang Mama membuat jantung Alan berdetak tak karuan. Ia pun tak dapat menahan rasa khawatirnya. "Maaf saya baru turun, Bu, Mas," Sontak saja semua menoleh mendengar suara tersebut. Dan ternyata memang Andira yang baru gabung dengan mereka. "Maaf, Sayang, Bunda baru turun. Sini, peluk Bunda dulu!" Andira merentangkan tangan pada Riana, lantas Riana pun langsung menghambur ke pelukan Andira.Alan memandang Andira tanpa mengedipkan mata. Sungguh, ia merasa benar-benar melihat Renata dalam diri Andira kali ini. Andira yang nampak semakin cantik, cukup mengusik hati Alan. "Mas,
Magbasa pa
BAB 56. Dilema
Bab : 56Dilema dengan keadaan dan perasaan.POV ANDIRA***"Bu Andira sakit?" tanya Bibi yang sedang mempersiapkan sarapan di dapur. "Ah, tidak, Bi, saya nggak kenapa-napa," ujarku tersenyum, sambil mengiris bahan-bahan yang akan dimasak pagi ini. Namun sepertinya Bibi tak percaya, beliau mendekatiku lalu mengamati wajahku. "Tapi Bu Andira mukanya pucat lo," ujar Bibi yang masih di depanku.Aku tersenyum, "Nggak, Bi, beneran saya gapapa!" ujarku kekeh, dengan masih mengiris bahan yang akan dimasak. Kali ini biar saja Bibi yang memasak, aku hanya bisa membantunya saja. Badan pun rasanya sangat lemas. Namun lemas bukan karena sakit, tapi hati yang memang sedang tak karuan mengingat kondisi Bapak yang sakitnya semakin parah. Jantung Bapak semakin melemah, untuk itu Bapak juga harus istirahat total dirumah. Untuk sementara, Ibu yang mengurus beberapa usaha Bapak.Semalam aku menceritakan semua masalahku dengan Ibu. Tentu saja tanpa diketahui oleh Bapak. Seperti yang sudah kuduga sebelu
Magbasa pa
BAB 57. Tingkah Alan
BAB 57.Tingkah Aneh Mas Alan.***Bagaimana kabarmu hari ini, Andira?" tanya Bu Lestari ketika kami sedang berada di ruang tengah. "Seperti yang Ibu lihat, saya baik-baik saja. Oh ya, kapan Ibu ada jadwal terapi lagi?" tanyaku. Karena sekarang beliau sudah mulai melakukan terapi agar bisa berjalan seperti semula. "Besok sore, Andira, makasih atas dukungannya selama ini. Jujur, saya senang ada kamu dirumah ini. Selain Riana, Alan pun sepertinya juga sangat senang dengan keberadaanmu disini,"Aku menghela nafas panjang mendengar ucapan Bu Lestari. Benarkah seperti itu? "Andira, terima kasih atas dukungannya selama ini. Saya tidak tahu, jika tidak ada kamu mungkin akan selamanya berada di kursi roda ini." ujar Bu Lestari. Menyesal yang berlebihan membuat Bu Lestari kehilangan semangatnya. Dan alhamdulillah, akhirnya beliau mau menjalankan terapi untuk kesembuhan kakinya."Jangan berbicara seperti itu, Bu. Seharusnya saya yang berterima kasih karena telah dirawat sedemikian rupa disin
Magbasa pa
BAB 58. Salah tingkah.
Bab : 58Ketika salah tingkah mulai menyapa.POV ANDIRA"Andira,""Iya, Mas,""Hmm … nanti saja deh, kita makan dulu!"Aku melotot mendengar ucapannya barusan. "Kenapa Mas Alan jadi aneh begini?" Batinku bertanya. Namun aku berusaha untuk bersikap biasa saja, walaupun hati sedang bertanya tentang tingkah aneh Mas Alan hari ini. Aku mulai menyendok nasi di depanku. Tak lupa Bu Lestari juga turut kuambilkan serta. Karena memang nasinya berada di dekatku, dan aku pun senang melayaninya."Makasih, Sayang," ucap Bu Lestari layaknya berbicara dengan anak sendiri. Dan jujur saja aku sangat terharu mendengarnya. "Sama-sama, Bu," ucapku seraya membenarkan posisi duduk."Makasih juga, Andira," Hah?! Aku melotot mendengar suara Mas Alan. Dan baru kusadari, ternyata aku mengambilkan untuknya juga. Kenapa aku gak ngeh? Duh, malu kan? Karena biasanya juga Mas Alan ngambil sendiri. Ini reflek karena melayani Bu Lestari tadi, atau mungkin karena salting dengan tatapan Mas Alan yang ah … entahlah.
Magbasa pa
BAB 59. Harus Apa?
BAB : 59Kalau sudah begini, harus apa?***An, kenapa kamu mau pergi? Tidak bisakah kamu tenang tinggal di sini, layaknya rumah sendiri?" Mas Alan terlihat menyugar rambutnya ke belakang. Kini terlihat duduknya juga tak tenang."Tapi, Mas, saya gak enak terus-terusan menyusahkanmu di sini," Memang seperti itulah yang kurasa. Dan jantungku berpacu semakin cepat saat Mas Alan menggeser duduknya lebih dekat denganku. Jujur saja, wajah rupawan serta rasa teduhnya hampir membius kesadaranku. Namun aku segera membuang pandangan yang kian berbahaya ini."Andira Dilbara, dengarkan aku. Semua orang di sini senang dengan keberadaanmu. Lihatlah Riana, yang begitu bahagia bersamamu. Saya juga tenang melihat kamu nyaman di sini," "Kenapa, kenapa Mas Alan begitu peduli dengan saya? Padahal sebelumnya Mas tak pernah mengenal saya!" Entah punya keberanian dari mana, pertanyaan itu lolos begitu saja. Aku hanya ingin mendengar langsung dari Mas Alan sendiri."Tapi janji, jika kamu mengetahui alasanny
Magbasa pa
BAB 60. Resah dan Bingung
Bab : 60Dilanda resah dan bingung.***POV AUTHORSetelah kepergian Alan, Andira kini dalam kebingungan. Ia bingung dengan apa yang harus dilakukan kali ini. Niatnya untuk segera pergi dari sini pun kandas karena janji yang diucapkan pada orang yang menolongnya selama ini. "Mas Alan," gumam Andira, lantas menghembuskan nafasnya. Namun tak lama, bibirnya melengkung senyum mengingat tingkah aneh Alan padanya hari ini. Namun segera ia menggeleng keras setelah menyadari bahwa itu salah. 'Mas Alan bukanlah siapa-siapaku. Aku nggak boleh terlena begitu dalam atas perlakuannya!' Batinnya meyakinkan. "Tapi, dari mana dia tahu kalau aku ingin mengurus perceraianku?" Andira bingung. Ia termenung, seperti memikirkan sesuatu. Namun tak lama ia pun beranjak dari duduknya, "Biarlah, tentang Mas Alan tahu dari mana, aku tak mau memikirkannya lagi. Yang terpenting sekarang aku harus segera menyiapkan berkas-berkas yang digunakan untuk mengurus perceraianku, seperti yang dibilang Mas Alan tadi!" gu
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status