Semua Bab ISTRI YANG BERJUANG SENDIRI: Bab 51 - Bab 60
71 Bab
Mengungkap kebenaran
PoV AuthorDua bulan kemudian. Ira mengeluh perutnya kesakitan, di tandai dengan pecahnya air ketuban di tengah malam. "Bang, bangun dong. Anterin aku ke rumah sakit. Kayaknya ini udah keluar deh air ketubannya," rintih Ira kesakitan membangunkan Ardan yang sedang enak-enaknya terlelap tidur. Ardan baru saja tertidur karena keasyikan main game. "Hah, kamu mau lahiran Ra? Kan baru delapan bulan?" tanya Ardan lirih sambil mengucek-ngucek matanya. "Udah deh, nanti dulu pertanyaannya. Buruan bawa Ira ke rumah sakit. Ira udah nggak kuat lagi nih."Ardan bergegas membangunkan Mamah dan Papahnya. mamah langsung berganti pakaian dan memakai jilbab instan nya. Sedangkan Papah memakai jaket dan celana panjang. Sementara Ardan tidak sempat berganti baju, untung dia tidur memakai kaos dan celana pendek. Ardan membopong Ira ke mobil Papah. Sedangkan Mamah tergopoh-gopoh ke kamar Ira dan Ardan menyiapkan baju-baju Ira. Papah mengeluarkan mobil dari garasi. "Dasar menantu seenaknya aja, harusny
Baca selengkapnya
Bulan madu
PoV AuthorSebulan setelah menikah, Keyla dan Soni mengajukan izin untuk bulan madu. Walau hanya seminggu saja, untungnya di setujui oleh atasan mereka. Keyla sudah memesan tiket pesawat dan membooking hotel di Bali. Rencananya mereka akan menginap di hotel yang dekat dengan pantai. Karena ingin menikmati indahnya pemandangan pantai dan deburan ombak di laut. "Ibu beneran nggak mau ikut kami berlibur ke Bali?" tanya Keyla kepada ibunya ketika memasukkan pakaiannya dan pakaian Soni ke dalam koper. "Ibu cukup jaga rumah saja. Lagipula Ibu udah tua. Nanti kalo ibu kecapekan malah nanti jadi merepotkan kalian di sana," jawab ibu sambil tertawa. "Iya, Bu. Jaga kesehatan ya, Bu. Nanti kalo ada apa-apa jangan lupa untuk mengabari kami," kata Soni sambil menutup koper dan membawa dua koper ke ruang tamu karena mereka akan berangkat besok. "Kalian tenang aja. Ibu akan baik-baik aja kok." "Kami nanti akan membelikan oleh-oleh untuk ibu. Ibu mau minta di bawakan apa?" tanya Soni kepada ibu
Baca selengkapnya
Berita baik untuk Soni
PoV ArdanHasil tes DNA akan keluar dua minggu lagi. Lama banget sih apa nggak bisa di percepat aja, ya? Aku kan penasaran. Tapi aku mencintai Ira. Kalau nanti keluar hasilnya dia bukan anakku gimana ya? Apa aku sanggup menerima kenyataan? Entahlah belum terlintas masih di otakku, apa keputusanku kelak. Aku ke kamar perawatan Ira untuk tidur menemani Mamah menjaga Ira. Sedangkan Papah memilih untuk kembali ke rumah mengambil baju-baju kami. Aku melihat Mamah tertidur di ranjang penunggu pasien pojok kamar. Ira juga tertidur, mungkin kelelahan sehabis menjalani operasi caesar. Jam dinding menunjukkan pukul tiga dini hari. Aku memutuskan untuk tidur di sofa. Untung Mamah dan Papahku menyewa kamar VIP, jadi ukuran kamarnya lumayan luas. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi ketika aku membuka mata. Sementara Ira di cek keadaannya oleh suster. Pramusaji membawakan makanan pasien untuk Ira. Kulirik makanannya, nasi hangat, sop daging, dan buah apel. Setelah keadaan Ira di cek, Mamah de
Baca selengkapnya
Hasil test DNA
PoV ArdanSudah lima hari Ira di rawat di rumah sakit. Hari ini dia di izinkan untuk pulang. Tentu saja kami berdua bahagia walaupun ada perasaan yang masih mengganjal di hatiku, kalau Adara bukan anakku. Mamah akan membantu Ira menjaga Adara. Dua minggu akhirnya berlalu, bagiku berjalan begitu lambat. Mungkin karena menunggu. Papah menyuruhku mengambilnya sendiri karena Papah ada bisnis yang harus beliau kerjakan. Maka kuputuskan akan mengambil suratnya setelah pulang kerja. Dengan perasaan deg-degan, aku ke rumah sakit sendiri. Dan dengan cepat aku ke bagian resepsionis. "Selamat Sore Pak, ada yang bisa saya bantu?" sapa resepsionis itu dengan ramah. "Eh, selamat sore Mbak. Saya mau mengambil hasil tes DNA atas nama Ardan dengan bayi dari Ibu Ira," jawabku gugup. "Tunggu sebentar ya, Pak." Resepsionis tersebut berlalu. Dia menuju brankas tempat di simpannya berkas-berkas penting. "Ini Pak." Resepsionis itu menyerahkan sebuah amplop berwarna putih padaku. Aku menerimanya deng
Baca selengkapnya
Kebahagiaan Soni dan Keyla
PoV Author Soni dan Mita langsung menemui Keyla yang sedang terbaring lemah di ruang perawatan. Dia sudah di pindahkan dari ruang IGD. "Aku dimana?" tanya Keyla sambil membuka matanya. "Kamu di rumah sakit, Sayang," jawab Soni dengan lembut. "Aku kenapa Mas, kok bisa di rumah sakit? Bukankah kita tadi lagi di kantor?" Keyla merasa kepalanya masih pening dengan selang infus yang menancap di tangan kirinya. "Kamu setelah ini harus banyak istirahat ya. Kalau di kantor nanti nggak usah ngambil lembur." Soni membelai rambut Keyla. "Kok kamu jadi over protektif gini Mas, aku nggak apa-apa kok. Aku baik-baik aja. Mungkin hanya lemas." Soni tersenyum. Belum sempat Soni memberi tahukan kepada istrinya tentang kabar bahagia itu. Dokter dan perawat masuk ke ruangan untuk memeriksa keadaan Keyla. "Alhamdulillah, keadaan Ibu Keyla sudah mendingan. Selamat ya Bu. Ibu sedang mengandung. Tolong di jaga baik-baik ya kandungannya," kata Dokter Yudi yang dulu pernah merawat Keyla. "Hah? Yang be
Baca selengkapnya
Ira dan lelaki cadangannya
POV IRAAku sudah mengira bahwa Bang Ardan akan mengetahui kalau anak yang ku kandung bukan anaknya. Aku sudah mempunyai kekasih cadangan. Ya, rekan kerjaku di toko kue yang bernama Mas Erwin. Flashback --Mas Erwin sebenarnya sudah mempunyai istri tetapi istrinya sakit-sakitan, jadinya tidak bisa melayaninya. Aku sekarang menjadi simpanan Mas Erwin karena Bang Ardan tidak bisa memberikanku nafkah secara penuh. Walaupun aku dalam keadaan hamil, tetapi Mas Erwin bisa menerima keadaanku. Kami pun bercinta dengan hot di sebuah hotel paling tidak seminggu sekali. Jelas perselingkuhan ini aku tutup dengan rapi agar Bang Ardan tidak curiga kepadaku. Jujur saja, gaji Bang Ardan yang tidak seberapa di tambah kebutuhan rumah tangga yang makin hari makin melejit harganya. Apalagi Bang Ardan menyuruhku memakai gajiku juga untuk biaya kebutuhan pokok. Jelas aku tidak sanggup! Karena selama ini aku memakai gajiku untuk keperluan pribadiku saja. Bukan untuk kebutuhan pokok. Terus apa fungsinya d
Baca selengkapnya
Ira dan lelaki cadangannya 2
PoV IraAku segera membereskan baju-bajuku dan memasukkannya ke koper. Buat apa aku tinggal sini lagi. Toh suami dan mertuaku tidak menghargaiku lagi. Aku menelepon Mas Erwin karena sesuai dengan dugaanku kalau Bang Ardan akan menceraikanku. [Mas, bisa jemput aku nggak sekarang?] Aku menelepon Mas Erwin sesudah Bang Ardan mengucapkan talak untukku. [Iya, tunggu sebentar ya sayang. Mas masih ada yang di urus nih.] Mas Erwin segera menjawab teleponku. [Huhuhuhu, cepetan Mas jemput Ira. Ira udah nggak tahan lagi tinggal di sini.] [Iya, iya sabar dikit napa Ra! Mas kan juga ada kesibukan lain] Pip. Telepon di matikan secara sepihak oleh Mas Erwin. Semoga saja dia berkata benar. Aku hanya berdiam diri saja di kamar bersama anakku. Malas sekali keluar. Aku sudah muak dengan Bang Ardan! Bukankah dia juga ikut menanam benih di rahimku? Kok sekarang mengakui anak saja tidak mau, ya walaupun itu bukan anaknya.Aku sungguh terkejut bukan main. Bang Ardan dan Papah mertuaku melakukan tes D
Baca selengkapnya
Lelaki di lampu merah
Pov KeylaAku dan Mas Soni pulang dari berbelanja keperluan rumah tangga bulanan di sebuah swalayan. Kenzi dan Kenzo kami titipkan kepada Ibu. Pada mulanya, kami ingin membawa kedua anak kembar kami. Tapi ibu melarangnya. Takut anak-anak kami kenapa-napa karena masih bayi apalagi kami akan membawa banyak barang-barang sembako. Kami akan makan di sebuah kafe. Mengenang nostalgia dimana kami bertemu pertama kali eh maksudnya bertemu di luar jam kantor. Ini kali pertama juga semenjak kami mempunyai bayi kami berkencan berdua. Karena selama empat bulanan ini, kami di sibukkan oleh rutinitas mengurus bayi dan pekerjaan di kantor yang tiada habisnya. Namun beberapa kilometer sebelum sampai di kafe. Lampu lalu lintas menunjukkan lampu merah yang artinya kita harus harus berhenti. Aku melihat sosok yang begitu kukenal. Sedang duduk di trotoar perempatan lampu merah sambil memakan nasi bungkus. Lelaki itu mengenakan kaos dan juga celana pendek. Mau di sebut gelandangan, penampilannya juga ti
Baca selengkapnya
Dilabrak istri Erwin
PoV Ira“Jadi nenek tua kayak kamu istrinya Mas Erwin?” Kataku kaget bukan kepalang. Sampai detik ini otak dan logikaku menolak kalo wanita yang di hadapanku ini istrinya Mas Erwin.“Iya! Aku istrinya Erwin. Istri sah Erwin! Kamu tuh cuma pelakor yang merusak rumah tangga kami!” hardik wanita itu.“Ta, tapi Mas Erwin bilang kalo dia bujangan," jawabku membela diri.“Ya iyalah sama kamu ngakunya bujangan! Siapa sih laki-laki yang menolak ketika di sodorkan tubuh wanita lont* macam kamu hah!”Aku menelan ludah. Tega sekali Mas Erwin membohongiku.“Denger baik-baik jal*ng! Jauhi Erwin! Inget semua harta kekayaan dan uang yang Erwin punya dan di kasihkan ke kamu itu semuanya dariku! Ketika Erwin menjadi suamiku dia hanyalah orang miskin yang bekerja padaku! Tanpa uang dariku dia bukan apa-apa!”“Oh iya, sampai lupa. Perkenalkan namaku Dinar. Kalau kamu masih macam-macam dengan suamiku, aku nggak akan segan memviralkan kelakuan kalian. Dan aku juga tidak akan main-main untuk menendang Erwi
Baca selengkapnya
Ardan masuk RSJ
Aku sudah melayangkan gugatan cerai kepada Ira. Hatiku terlanjur sakit. Selama ini aku sudah di tipunya. Anak yang dia kandung ternyata bukan anakku. Padahal aku senang sekali sewaktu mendengar dia hamil. Tetapi nyatanya aku lagi-lagi zonk.Aku tidak menyangka bahwa awal pertemuanku dengan Ira adalah awal petaka rumah tanggaku dengan Keyla. Wanita itu sungguh menggoda imanku. Dengan lekukan tubuhnya maupun rayuan mulut manisnya yang membuatku terbuai akan janjinya. Tidak seperti Keyla yang hanya sibuk bekerja dan bekerja. Ku akui gajiku juga sebenarnya hanya cukup untuk membiayai kebutuhanku saja. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga kami, Keyla lah yang mencukupinya dengan gaji PNS nya. Jujur aku bukanlah suami yang bertanggung jawab. Aku malah menyuruh Keyla untuk berhutang membeli mobil yang ujung-ujungnya kupakai berselingkuh. Sedangkan Keyla kubiarkan saja dia pontang-panting membayar hutang kami. Ku dengar dia ada bisnis sampingan tapi aku tidak peduli dan aku tidak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status