Semua Bab Rahasia Kelam Yang di Sembunyikan Ibu: Bab 61 - Bab 70
73 Bab
Italia
"Stop Drian, gue muak sama lo, sama obsesi lo,""Kalau mau pukul gue, pukul gue gak takut sama sekali, kalau perlu bunuh gue sekalian," tantang Aruna tanpa rasa takut. Adrian menurunkan tangannya dan mengurungkan niat untuk memukul kembali Aruna, matanya menatap dingin Aruna yang masih menatap Adrian tajam. "Ayo pukul," ucap Aruna. "Sial," decak Adrian lalu pergi meninggalkan Aruna di kamar yang luas ini. Setelah melihat pintu tertutup dan Adrian tak ada di sini, pertahanan Aruna mulai runtuh, ia menangis sejadi-jadinya meratapi nasib dirinya yang begitu menyedihkan. "Aaaaaaah," teriak Aruna frustasi sambil terus menjambak rambutnya kuat, lalu memukuli kedua kakinya. "Brengsek," maki Aruna yang memukul kedua kakinya. Tangis Aruna makin kencang bersamaan dengan pukulan bertubi-tubi pada kakinya yang membuat luka di kaki tersebut kembali mengeluarkan darah segar, perban putih yang membalut kaki Aruna kini penuh noda berwarna merah. Setengah jam Aruna menangis tanpa henti, berter
Baca selengkapnya
Pencarian
62"Kita bukan saudara kandung Run," ucap Adrian sambil menatap lembut Aruna. "Gak mungkin, lo bohong kan," ucap Aruna yang masih tak percaya. "Aku serius, kita bukan saudara kandung yang mereka katakan," tegas Adrian mencoba membuat Aruna percaya bahwa mereka berdua memang bukan saudara. "Gak ini semua akal-akalan lo agar gue bisa nerima lo," bentak Aruna. "Percaya Run, aku gak bohong," tegas Adrian. "Lo penipu gue gak percaya omong kosong lo,""Ini buktinya, kamu liat dengan jelas hasilnya ada di sini," tunjuk Adrian pada kertas hasil tes DNA itu. Aruna terdiam dan menatap kertas tersebut tanpa bicara, entah mana yang harus ia percaya, entah siapa yang berbohong soal ini. "Run," panggil Adrian pelan. "Gue mau ke kamar," ucap Aruna yang langsung di setujui oleh Adrian lalu membawa Aruna kembali ke dalam kamar. ..... "Hen gimana ada hasil?" tanya Frikas di sebrang telepon, karena ia harus kembali ke Bandung untuk bekerja. "Gak ada," jawab Amar yang terdengar lesu. "Sorry g
Baca selengkapnya
Perintah Sarah
Setelah mereka berdua masuk, Amar melihat ke sekitar dalam rumah lalu berjalan masuk ke dalam kamar yang Aruna dan Amar tempati. Ia celingukan ke sana ke sini untuk mencari sesuatu yang di rasa sebagai petunjuk. "Kita ngapain sih ke sini, orangnya juga kagak ada," ucap Joni. "Cari petunjuk siapa tau ada di sini," jelas Amar. Joni menganggukkan kepalanya paham, lalu mulai mencari ke sekitar rumah. Amar yang masih fokus mencari di dalam kamar, membuka lemari pakaian Aruna lalu melihat ke sekeliling lemari. Pakaian Aruna tak ada, hanya menyisakan sedikit pakaiannya dan pakaian Amar yang memang sengaja tinggal di sini. "Berarti Aruna memang berniat pergi bukan di culik oleh Adrian," duga Amar. Amar mengacak-ngacak isi lemari, mencari sesuatu yang mungkin sesuatu petunjuk. Tapi tak ada yang mencurigakan bagi Amar, Amar berjalan dan duduk di atas ranjang milik Aruna melihat ke sekeling kamar, mengingat setiap kenangan tentang Aruna dan Amar ketika tinggak di sini dulu. Amar memeja
Baca selengkapnya
Pertengkaran Zia dan Amar
64Di pertengahan jalan ketika Zia sedang mengemudikan mobilnya untuk menemui Amar menepuk kepalanya. "Gue kan gak tau tempat tinggal Amar di mana," ucap Zia. "Terus sekarang gue kemana?" Tanyanya entah pada siapa. Zia memberhentikan mobilnya di pinggir jalan lalu mengambil ponselnya yang berada di dalam tas. Ia memainkan ponselnya sebentar lalu mulai menelepon seseorang. "Di mana lo" tanya Zia pada seseorang di sebrang telepon. "Gue tunggu lo di cafe deket rumah gue,""Sekarang,"Zia mematikan sambungannya secara sepihak, mengendarai mobilnya menuju cafe yang berada di dekatnya. ..... "Siapa?" Tanya Joni yang sejak tadi menguping pembicaraan Amar dengan seseorang yang meneleponnya. "Zia," jawab Amar singkat sambil fokus menyetir mobilnya. "Mau ngapain dia nelepon lo?""Gak tau, dia suruh gue datang ke cafe di dekat rumah dia," jawab Amar. Amar mengendarai mobilnya menuju cafe tempat Amar dan Zia akan bertemu.Sesampainya di sana Amar dan Joni turun dari mobil, lalu melangk
Baca selengkapnya
Anna
"Anna," panggil Aruna. "Iya non," jawab Anna.. "Apa kau bisa bantu aku?" tanya Aruna ragu. "Tentu nona Aruna, saya bekerja di sini untuk memenuhi dan melayani nona Aruna," jawab Anna cepat. "Tidak bukan itu maksud ku," ucap Aruna. "Aku ingin kau bekerja bersama ku dan melakukan apa yang aku perintahkan tapi Adrian tak boleh mengetahui nya," jelas Aruna. "Aku tau dia pasti membayar mu besar tapi aku bisa berkali-kali lipat membayar mu," lanjut Aruna kembali agar Anna tak bisa menolak tawarannya. "Tapi nona Aruna aku tidak di bayar oleh tuan Adrian," Aruna mengerutkan keningnya heran, jadi siapa yang membayar Anna. "Aku di pekerjakan oleh nyonya besar, termasuk bodyguard dan semua yang bekerja di rumah ini," jelas Anna. "Siapa nyonya besar itu?" tanya Aruna penasaran. "Aku tidak tahu dia selalu memakai cadar yang menutupi separuh mukanya bahkan namanya lun saya tak tahu kami di sini hanya memanggilnya nyonya besar," jawab Anna.Aruna terdiam mengingat siapa wanita bercadar ya
Baca selengkapnya
Penguntit
Amar mengendarai mobilnya dengan sangat cepat membuat Joni yang duduk di sebelahnya teriak ketakutan. "Mar pelan-pelan elah bawa mobilnya," jerit Joni panik. "Gue kesal sialan," maki Amar. "Lo kesel sama Zia tapi yang di ajak mati gue," jerit Joni. "Kalau dia cowok udah gue adu aku nonton sejak lama," bela Amar tak mau kalah. "Bacot lo, berhenti ga gue takut sialan," jerit Joni, tak perduli bila nantinya Amar akan meledek nya pengecut karena takut di bawa ngebut-ngebutan. Sebenarnya bukan Joni yang takut tapi Amar yang mengemudikan mobilnya di atas rata-rata. "Mar kita bisa kecelakaan kalau lo terus bawa mobilnya kaya gini, ingat Aruna Mar," ucap Joni mengeluarkan senjata andalannya. Amar yang mendengar penuturan Amar segera menghentikan remnya mendadak, untung saja kini mereka berdua di jalan sepi, yang jarang sekali mobil lewat jalan ini.''Lo benar-benar gila,'' bentak Joni.''Sorry gue benar-benar kesal sama tuh cewek gila,'' ucap Amar kembali mengingat Zia yang sudah mem
Baca selengkapnya
Kegilaan Adrian
Pov Jakarta Amar dan Joni telah sampai di bandara Soekarno-hatta Jakarta, mereka kini akan menuju hotel terdekat karena penerbangan menuju Maldives malam hari. Ia sudah memesan 2 tiket menuju Maldives, karena penerbangan mereka nanti malam dan menuju Maldives butuh waktu 10 sampai 11 jam jadi mereka berdua memutuskan untuk istirahat sementara di hotel, yang kebetulan hotel tersebut tempat Aruna menginap dia minggu yang lalu. Amar menghentikan taxi, mereka segera menaiki taxi tersebut dan pergi ke hotel tempat yang di tuju. ......Kini Aruna tengah beristirahat di kamarnya, ia merasa bosan karena setelah sesi perkenalan dengan pegawai yang bekerja di sini, Aruna di suruh kembali ke kamar untuk beristirahat suruh Adrian. Tapi yang membuat Aruna curiga kenapa pintu kamarnya di kunci, apakah selama ini Adrian selalu mengunci Aruna di dalam kamar tanpa dirinya sadari? Aruna mencoba menggapai kursi roda yang cukup jauh dari jangkauannya, ia menyeret tubuhnya ke samping kasur tapi teta
Baca selengkapnya
Lily Sang Nyonya Besar
68Aruna ketakutan ketika melihat tatapan mata Adrian yang begitu liar, apalagi kini Adrian yang sudah telanjang bulat tanpa memakai sehelai benang pun di tubuhnya, membuat badannya terekspos sempurna, dan di bagian bawah Adrian yang sudah mulai mengeras dan membesar siap bertempur kapan saja. "Jangan lakukan itu lagi Dri," mohon Aruna sambil menangkup tangannya memohon pada Adrian. "Kenapa sayang, apa kau tak suka?" tanya Adrian terkekeh pelan, membuat Aruna semakin ketakutan. Aruna terisak ia sungguh tak bisa membayangkan, hal selanjutnya yang akan Adrian lakukan itu sungguh akan sangat menyakitkan bagi Aruna. "Jangan menangis aku tak suka, melihat air mata yang keluar dari mata indah mu itu Aruna," ucap Adrian sambil menghapus air mata Aruna. Aruna menepis tangan Adrian yang berada di pipinya. "Kau begitu kasar sayang," ucap Adrian tak suka. Adrian semakin mendekatkan dirinya ke tubuh Aruna, ia menaiki tubuh Aruna dengan segera agar Aruna tak bisa kabur atau berontak darinya
Baca selengkapnya
Titik Terang
Karena terus di desak oleh Joni, dengan sangat terpaksa Amar menemani Joni untuk mencari makan.Padahal mereka bisa memesan makanan dari dalam kamar tapi tetap saja Joni bersi keras menolak dan ingin makan secara langsung di tempatnya, katanya suasananya berbeda jika ia makan di dalam kamar hanya berdua dengan Amar."Makan di mana?" tanya Joni yang kini mereka berdua sudah berada di dalam lift. "Di tempat makan," jawab Amar malas. "Gue tau kalau itu," kesal Joni. "Mau makan apa?" tanya Joni lagi. "Terserah," jawab Amar. "Lo kaya cewek lama-lama nyebelin," emosi Joni. Amar mengedikkan bahunya acuh tak acuh. TingPintu lift terbuka mereka berdua tiba di lantai dasar, mereka pun berjalan ke luar lift menuju restoran yang berada di dalam hotel. Ketika sudah sampai di restoran, Mereka berjalan untuk mencari meja makan yang masih kosong. Setelah mendapatkan kursi yang kosong mereka pun segera duduk dan memesan menu yang sudah tersedia di daftar menu. Amar memesan soto ayam nasi p
Baca selengkapnya
Ruang Makan
Italia, kediaman Adrian.Malam pun telah tiba, kini Aruna dan Adrian sedang makan malam bersama di ruang makan yang begitu luas dan megah.Meja makan yang sangat panjang, serta kursi-kursi yang berjejer rapih tapi hanya dua orang yang mengisi kursi tersebut sisanya kosong.Aruna makan dengan tidak mood, sesekali hanya mengaduk makanan yang berada di piringnya.Melihat hal itu Adrian menghentikan aktivitas makannya, "Kenapa mau aku suapi?" Tanya Adrian dengan tersenyum lembut.Wanita lain yang melihat Adrian tersenyum seperti itu pasti akan luluh karena ketampanan Adrian menjadi berkali-kali lipat, tapi tidak dengan Aruna dia sudah muak melihat senyum Adrian."Gak! Aku bisa makan sendiri," jawab Aruna ketus."Makan yang banyak, biar kamu cepat sehat," ucap Adrian lagi dengan suara lembut."Percuma badan yang sehat, kalau kaki gak bisa jalan lagi," "Run, jangan bilang kaya gitu aku gak suka," ucap Adrian memperingati Aruna."Kenapa gak suka? Lo kan yang buat gue cacat kaya gini, apa lo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status