Semua Bab Main Cantik Membalas Suamiku: Bab 11 - Bab 20
101 Bab
Bab 11
Hari ini Kinan mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan tidak fokus. Dia terus memikirkan permintaan ibu mertuanya kepada suaminya. Untungnya hari ini tampaknya ibu mertuanya pun tidak berniat untuk mengganggunya. Dia hanya diam saja ketika bertemu dengan Kinan. Hari ini rupanya ibu mertuanya lebih banyak di dalam kamar.Akhirnya Kinan memutuskan untuk mengambil air wudhu dan melakukan shalat dhuha agar hatinya lebih tenang. Selesai shalat dhuha, dia melanjutkan dengan dzikir dan membaca shalawat nabi, agar hatinya lebih merasa tenang. Lalu dia pun berdoa untuk meminta pertolongan kepada Allah, agar rumah tangganya selalu dilimpahi perlindungan.***Malam harinya ketika Kinan dan suaminya selesai makan malam, suaminya langsung mengajak untuk masuk ke kamar. Mas Jaka memintanya untuk mendengarkannya berbicara terlebih dahulu sampai selesai."Dek, Mas sekarang akan jujur sama kami mengenai permintaan Ibu. Tapi Mas harap setelah ini kamu membantu Mas untuk mencari bagaimana solusinya. Ja
Baca selengkapnya
Bab 12
POV IBU MERTUAAkhirnya aku berhasil mengatakan apa yang menjadi permintaanku, aku yakin Jaka dan Kinan sekarang sedang ribut. Perlahan rencanaku untuk memisahkan mereka akan terwujud. Dan setelah mereka resmi berpisah, Jaka akan segera aku nikahkan dengan Saskia, anaknya Jeng Naya yang kaya raya itu, batinku sembari membayangkan rencana selanjutnya.Sebenarnya waktu Jaka mengenalkan Kinan sebagai calon menantuku waktu itu, aku sudah tidak setuju. Karena latar belakang Kinan sebagai yatim piatu dan dibesarkan di panti asuhan membuatku tidak menyukainya. Hanya saja waktu itu Jaka terus memohon kepadaku untuk menerima Kinan, wanita yang dicintainya itu sebagai menantuku. Bahkan Jaka sampai masum rumah sakit akibat mogok makan selama 3 hari. Akhirnya aku pun luluh melihat Jaka yang terus memohon kepadaku. Dan mereka akhirnya menikah.Saat Jaka akhirnya memboyong Kinan untuk tinggal di rumah kami setelah menikah pun masih ada gelenyar rasa tak suka dalam hatiku. Seharusnya Jaka bisa menda
Baca selengkapnya
Bab 13
"Bu, sebenarnya apa salahku kepada Ibu? Kenapa Ibu meminta Mas Jaka untuk melakukan hal tersebut?" tanyaku kepada ibu mertuaku.Sejujurnya aku mulai jengah kepada sikapnya yang seenaknya sendiri. Aku selalu diam karena aku mengjormatinya sebagai ibu dari suamiku. Bagaimanapun juga dia sudah ku anggap sebagai orang tuaku. Pengganti ibuku yang sudah terlebih dahulu pergi meninggalkanku. Karena itu aku tidak pernah merasa sakit hati ketika dia memarahiku. Tapi aku sungguh tidak habis pikir ketika dia meminta Mas Jaka menikah lagi dengan alsan agar bisa memberikan beliau cucu.Prinsipku adalah aku tidak mau dimadu, karena aku tahu betapa sulitnya untuk bersikap adil. Mempunyai satu istri saja belum tentu seoramg suami bisa bersikap adil apalagi mempunyai istri lebih dari satu. Aku tidak pernah melarang seorag suami untuk melakukan poligami tetapi bukan suamiku."Karena kamu mandul tidak bisa memberikanku cucu. Jaka anak lelakiku satu-satunya, sudah kewajibannya untuk berbakti kepadaku. Ka
Baca selengkapnya
Bab 14
Aku gegas mengambil air dingin di kulkas. Ternyata marah itu mengeluarkan banyak tenaga. Tidak permah aku segalak iti dalam menghadapi ibu mertua. Biasanya aku hanya diam ketika dia mengoceh. Tapi kali ini sudah keterlaluan, beliau sudah berani mengibarkan genderang perang kepadaku. Kita lihat saja aku akan berjuang untuk mempertahankan rumah tanggaku.Setelah minum air dingin, aku merasa sedikit tenang. Kulanjutkan lagi acara memasakku yang sempat tertunda barusan. Setelah masakan siap biasanya aku akan memanggil ibu mertuaku memberitahunya kalau masakan sudah siap. Tapi kali ini aku makan terlebih dahulu karena naga di dalam perutku sudah menggeram kelaparan.Kubiarkan saja ibu mertuaku makan sendirian toh kalau lapar dia akan makan sendiri. Setelah kenyang aku pun membereskan bekas piringku dan langsung mencucinya. Hari ini aku sengaja masak cukup banyak sehingga bisa untuk makan malam sekaligus. Aku sedang merasa tidakenak hati hari ini setelah bertengkar dengan ibu mertuaku.Aku
Baca selengkapnya
Bab 15
"Assalamualaikum Mas Jaka, apa kabar?" sapa wanita yang dari tadi berdiri di samping ibu mertuaku kepada Mas Jaka.Aku menatap wanita itu dengan garang, siapa dia sok akrab dengan suamiku. Belum tau kalau ada singa penunggu Mas Jaka disini, ucapku ketus tentunya hanya dalam hati saja."Kabarku baik, kami sendiri bagaimana? Jadi menikah dengan lelaki yang kau pilih hingga tega selingkuh dari aku?" ujar Mas Jaka seraya menatap wanita itu dengan penuh kebencian.Aku terbengong mendengar perkataan Mas Jaka, jadi ini mantan Mas Jaka yang pernah dia ceritakan hingga membuat dia begitu patah hati hingga gagal move on sebelum bertemu denganku. Kuakui sih wajahnya cantik dan mulus sekali hingga bisa dipastikan lalat akan tergelincir kalau hinggap di wajah dia, tapi sayang dandanannya menor sekali mirip tante-tante girang yang haus belaian. Dan pakaiannya itu loh astaga kurang bahan atau dia tidak mampu membeli yang lebih layak pakai hingga pahanya terekspos sempurna seperti itu. Aku bergidik n
Baca selengkapnya
Bab 16
Kulihat Mas Jaka sedang duduk di kasur sambil termangu ke arah jendela. Aku yakin dia begitu shock melihat mantannya itu. Entah shock karena cinta lama yang belum usai atau karena tidak suka melihatnya kembali. Aku tidak bisa menebaknya sama sekali kali ini. Hatiku gundah membayangkan Mas Jaka yang ternyata masih mencintai mantannya itu."Mas.." ku usap lembut bahunya untuk sekedar menyalurkan energi positif.Mas Jaka mendongakkan kepalanya dan Ya Allah ternyata dia sedang menangis. Gegas kupeluk suamiku, aku hanya bisa diam tanpa banyak bicara karena aku pun takut kalau aku salah bicara."Maafkan aku, Kinan," ucap Mas Jaka tiba-tiba."Kenapa harus minta maaf, Mas?" balasku pada Mas Jaka."Seharusnya aku tidak menangis seperti ini. Aku merasa bersalah kepadamu, aku merasa mengkhianati kamu sayang. Tapi setelah dia datang memori tentang pengkhianatannya dulu terulang lagi dalam ingatan," cerita Mas Jaka panjang kali lebar."Apa kamu masih mencintainya Mas?" tanyaku pada akhirnya seraya
Baca selengkapnya
Bab 17
Setelah percakapanku dengan Mas Jaka semalam, moodku pagi ini buruk sekali. Mas Jaka pagi tadi pun tidak menegurku seperti biasanya. Mungkin dia marah karena aku tidak menyetujui idenya. Dia kira aku akan menuruti perintahnya seperti biasa. Aku akan selalu mematuhi perintahnya tetapi tidak untuk yang satu itu. Karena prinsipku tidak ingin dipoligami.Karena moodku yang buruk, aku memutuskan untuk pergi ke panti asuhan saja. Aku ingin meminta pendapat Bu Hasna sekalian menghibur diriku dari masalah ini.[Mas aku mau pergi ke panti asuhan dulu, mau melihat kondisi Bu Hasna apakah sudah sembuh]Aku mengirimkan pesan pada Mas Jaka. Sambil menunggu balasannya aku langsung bersiap-siap untuk ke panti. Selesai aku bersiap ternyata Mas Jaka belum meberikan jawabannya, aku bingung mau tetap berangkat atau tidak. Mas Jaka tidak biasanya lama dalam membalas pesan. Akhirnya kuputuskan untuk tetap berangkat saja karena kupikir Mas Jaka sedang sibuk. Lagipula aku akan pulang sebelum Mas Jaka pulan
Baca selengkapnya
Bab 18
FLASHBACK ON"Tidak Surya, kamu jangan tinggalkan ibu sendirian. Kamu harus tetap disini menemani ibu," suara tangis Arini terdengar memilukan di telinga. Namun ternyata tangis pilu itu tidak cukup untuk menggoyahkan tekad Surya yang akan pergi dari rumah."Tidak Ma, ijinkan Surya mengalah pada Danu. Biarlah dia yamg mewarisi harta Papa. Surya tidak ingin terjadi perpecahan saudara, Ma. Tolong restui Surya," jelas Surya panjang lebar.Sejak surat wasiat dari sang papa dibacakan, telah terjadi perselisihan dalam keluarga tersebut. Hal ini dipicu oleh ketidak puasan Danu yang hanya mendapat jatah warisan 30% dari aang papa. Padahal mereka berdua sama-sama anak lelaki harusnya dibagi rata.Padahal bukan tanpa sebab Damar Hadiwiryawan, sang papa melakukan hal tersebut. Alasan sebenarnya adalah karena sang papa mengetahui kecurangan yang dilakukan Danu di perusahaan. Dia sering menggunakan uang perusahaan untuk foya-foya. Tentu saja sebagai kepala keluarga dan pemilik perusahaa, Damar haru
Baca selengkapnya
Bab 19
"Maafkan Nenek, Kinan. Senadainya waktu itu Nenek tidak depresi, Nenek tentu akan langsung membawa kamu untuk tinggal bersama Nenek," ucap Nenek Arini dengan penuh penyesalan.Kinan hanya terdiam mendengar cerita barusan. Sungguh seperti sinetron yang sering ditonton oleh Mahira di channel ikan terbang favoritnya. Dia bingung harus berkomentar apa untuk menanggapinya. Dia takut salah berucap, dia takut dia hanya bermimpi. Meskipun dia sebenarnya sangat senang jika memang kisah itu meman benar. Karena itu artinya dia masih punya keluarga untuknya berbagi keluh kesah nantinya."Nenek tahu kamu pasti kaget mendengar cerita ini. Nenek sungguh minta maaf, depresi yang Nenek derita ternyata membutuhkan pengobatan hampir 3 tahun di negeri Jiran. Dan pada saat Nenek kembali ke Indonesia, Nenek kembali harus dihadapkan pada kenyataan perusahaan yang sangat kacau balau dan di ujung tanduk. Nenek harus menyelamatkan perusahaan terlebih dahulu," jelas Nenek Arini panjang lebar."Maaf Nek, Kinan b
Baca selengkapnya
Bab 20
Setelah pertemuan yang mengharukan di panti asuhan, Nenek Arini berpamitan pulang setelah bertukar nomor telpon dengan Kinan. Nenek Arini meminta Kinan berjanji untuk sering menghubunginya dan hanya dijawab anggukan saja oleh Kinan. Karena pertemuan tadi, Kinan urung bercerita tentang kejadian yang menimpa rumah tangganya kepada Bu Hasna."Huuft, belum selesai satu masalah muncul lagi fakta baru yang mengejutkan," gerutu Kinan saat di taksi online. Beruntung supir taksi online tidak mendengar gerutuan Kinan. Bisa dikira gila nanti kalau ketahuan ngomong sendiri.Kinan melihat gawainya, ternyata tidak ada satupun telpin atau pesan dari suaminya. Dia merasa semakin jauh dari suaminya. Atau suaminya memang sengaja menjauhkan diri darinya. Kinan menghembuskan nafas keras karena otaknya penuh dengan berbagai macam fakta-fakta seperti di sinetron. Dia ingin kembali hidup damai seperti dulu. Kalau boleh memilih dia ingin kembali ke masa ketika kedua orang tuanya masih hidup."Papa, mama, Ki
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status