All Chapters of Terjerat Pesona Vampir Tampan: Chapter 51 - Chapter 60
106 Chapters
51. I'm Missing You
"Shada, apa yang terjadi?!" tanya Max khawatir setelah pria itu mendekat."Kau tidak apa-apa?" tambahnya sambil memeriksa keadaan Shada.Shada meringis kesakitan. Barusan kepalanya seperti dihantam sebuah beban. Kini tinggal denyutan yang nyata tengah ia rasakan. Mungkin kalau ia duduk barang lima sampai sepuluh menit, keadaannya bisa pulih kembali. Tapi ia menolak.Shada menggeleng. "Aku tidak apa-apa. Kita lanjut saja."Max tak mempercayai ini. Ia membuka mulutnya hendak protes ketika salah satu pelayan lebih dulu menyerobotnya."Anda yakin, Nyonya? Kami memiliki ruang istirahat juga jika Anda mau," tawar salah satu pelayan.Shada mengangguk. Ia mengerti, tapi tetap saja akan menolaknya. Shada percaya ia akan baik-baik saja seperti biasa."I'm fine. Ayo, kita lanjut saja." Shada langsung menggiring kakinya, menjadi yang paling depan di antara dua pelayan tersebut.Max bergerak frustasi. Shada terlalu keras kepala. Ia lalu memutuskan untuk duduk, meraih ponsel dari saku celana lantas
Read more
52. Ayo Pergi ke Pantai!
Di malam yang pekat ini, Demian tengah menyetir mobil saat ponselnya bergetar beberapa kali. Demian hanya melirik sekilas—membaca sebuah nama yang akhir-akhir ini mengirim banyak pesan, namun ia abaikan.Tanpa menyentuh ponselnya sama sekali, Demian memilih untuk tetap fokus pada panjangnya jalan di hadapannya. Sesekali ia menyalip kendaraan yang lebih lambat di depan. Sementara itu, playlistnya sedang memutar lagu berjudul Those Eyes.[I close my eyes and all I see is you..]Lagu tersebut mengalun merdu, membelai indera pendengaran Demian—juga menyentuh hatinya. Mendadak ia merasa sedih dan goyah.Demian mulai frustasi. Dengan menggigit bibir bawah, ia terpaksa menepikan mobilnya. Suara beberapa klakson seakan berlomba untuk meneriaki Demian. Tetapi Demian tidak peduli. Keinginannya lebih kuat kali ini.Demian langsung memutar setirnya dengan tangkas. Mobilnya berbalik haluan, kemudian melaju deras melawan arus di jalan.♡♡♡Satu gerakan tangan lincah menyingkap sebuah gorden warna i
Read more
53. Keluarga Elliot
Demian termangu. Melihat Shada duduk di bangku depan, ia lantas segera membuang muka. Sebenarnya Demian tak ingin melakukan itu. Tetapi otaknya selalu bereaksi lebih cepat. Demian sedang bingung harus menyapa wanita tersebut atau berpura-pura tidak mengenalinya saja.Demian tidak berekspektasi bakal bertemu Shada di sini. Pasalnya, Demian hanya ada janji dengan Ruth. Bahkan Ruth sendiri yang bilang bahwa ia tak mengajak teman, apalagi Shada. Ternyata wanita itu menjebaknya."Demian!" Shada berteriak memanggilnya. Ia menoleh lagi, menatap Shada yang menepuk kursi di sampingnya. "Kemarilah!"Begitu juga dengan Shada. Ia sangat terlewat kaget. Wilayah Toronto yang luasnya 630,2 kilometer persegi, kenapa pula ia harus bertemu Demian di sini? Ada banyak tempat yang seharusnya membuat mereka tidak bisa bertemu.Tadi saat pertama kali melihat pria tersebut, ada rasa terkejut juga bahagia dapat bertemu dengan Demian. Lalu, akhirnya Shada memutuskan untuk menyapanya.Demian menurut. Ia berjala
Read more
54. Demian dan Ruth
Ruth berhenti. Rasanya waktu berlalu begitu cepat saat itu. Ia mengingat bagaimana dirinya tersiksa dan penuh kepura-puraan. Ruth sangat menyukai kebebasan. Kebebasan adalah jati dirinya."Lama-kelamaan hidupku terasa membosankan. Banyak aturan ketat yang dibuat oleh Darwin demi keamanan rumahnya. Darwin tidak ingin keluarganya diganggu oleh siapapun, termasuk manusia."Ruth menekuk wajah, lantas melanjutkan. "Selain itu, aku juga sadar. Darwin dan Ellene mengambilku sebagai anaknya cuma karena kasihan. Berbeda saat mereka mengadopsi Demian yang waktu itu memang menginginkan anak.""Beberapa tahun kemudian, lahirlah anak kandung Darwin dan Ellene. Namanya Mike. Nah selang lima tahun sejak kelahiran anak itu, aku pergi dari rumah sampai sekarang," tutur Ruth akhirnya. Ia menghela napas."Kau tahu, Shada. Setiap pilihan yang kita ambil akan selalu mengorbankan sesuatu juga." Ruth mendesah halus.Beberapa detik kemudian, baik Demian maupun Ruth sama-sama menerawang—sibuk dengan pikiran d
Read more
55. Anjing Peliharaan Shada?
Max menghunjamkan tatapan seriusnya kepada Tonny. Menilik bagaimana jawaban Tonny juga harus dapat dipertanggungjawabkan.Max lantas fokus terhadap data-data di dokumennya lagi. Ia membacanya ulang, kali ini lebih teliti. Sesekali Max mengusap dagunya.Pria brengsek itu jelas bukan manusia. Tapi.. vampir? Max bergumam di dalam hati.Benar. Mungkin data ini seratus persen valid mengingat pria tersebut berkelakuan seperti monster. Vampir adalah monster. Max masih berpikir dengan logikanya.Setelah itu, ia menyunggingkan senyum tipisnya. Tak pelak lagi, Shada hanya memiliki masa depan dengan dirinya. Nantinya Shada tidak mungkin bersama vampir, bukan? Wajah Max memerah—penuh kegirangan.Sepertinya mulai hari ini Max bisa tidur nyenyak. Pria bernama Demian itu tak akan bisa merecoki hubungannya dengan Shada. Kalau Shada pintar, wanita tersebut akan lebih memilihnya. Kini senyuman Max berubah pongah.Tapi itu pun belum cukup. Kenyataan bahwa dirinya harus membasmi pria tersebut adalah suat
Read more
56. Kericuhan di Kantor
Jennifer mengepalkan tangan erat di sisi tubuhnya. Tetap waspada, ia menjawab dengan mengatupkan rahangnya."Kau siapa beraninya mengurusi hidupku, hah?! Mau aku melakukan apapun dengan Max, itu bukan urusanmu!" Jennifer mendekat, suaranya nyaris berdengking.Sontak Ruth memundurkan tubuhnya satu langkah. Jennifer kembali menyerangnya dengan beberapa lontaran kalimat lagi."Dan kau tanya apa barusan? Apa hubungannya dengan Shada?! Banyak! Kau tidak tahu bagaimana usahaku sampai di titik ini!" nyalaknya semakin keras.Ruth menautkan kedua alisnya. "Aku tidak mengerti."Jennifer tergelak. Kini nyalinya semakin berani menghadapi Ruth. Sekarang ia sedang berada di atas kartu. "Tentu saja kau tidak mengerti. Hubunganku dan Shada tidak akan dimengerti oleh siapapun! Lagian apa kau indigo? Sok tahu, mengurusi hidup orang lain! Urus saja urusanmu!" tuding keras Jennifer.Ruth tertawa—sama sekali tak habis pikir dengan sikap Jennifer yang begitu bebal. Ia lantas maju mendekati Jennifer untuk k
Read more
57. Dua Mobil Hitam
"Lanjutkan," perintah Leo tatkala melihat Jennifer.Jennifer mengulum senyum kemenangannya singkat, kemudian berkata. "Ini semua karena Shada."Ruth melebarkan kedua matanya. Ia menoleh ke arah Jennifer seraya melipat wajahnya tidak terima. Ruth hendak protes namun ia menyadari bahwa Leo akan membentaknya lagi."Shada sudah mengadu domba antara saya dengan Ruth, Pak. Itu yang membuat Ruth melabrak saya tadi," lanjut Jennifer. Wajahnya terlihat tenang."Oh.. ternyata cuma masalah pribadi," tanggap Leo enteng. Matanya beralih menuju Ruth yang sedang menahan emosinya.Setelah itu, Leo menghela napas saat memandang Ruth. Ia berdeham lagi. "Sekarang giliranmu menjelaskan."Ruth menarik napas. Ia melihat Leo yang sedang memandangnya. Tak sengaja kedua tatapan mereka beradu, membuat Leo menyadari betapa ia menyukai kedua netra itu."Maaf, Pak. Tapi saya hanya ingin meluruskan agar Jennifer tidak mengganggu Shada lagi," aku Ruth terpaksa. Masa bodoh dengan Leo yang menganggapnya terlalu ikut
Read more
58. Siapa yang Menyuruhmu?!
Ckiiit!Shada memejamkan kedua mata saat bunyi rem keras mendesak telinganya. Sial, mau menjalankan mobilnya pun tak bisa. Kendaraan besar di depannya masih penuh, bahkan belum bergerak sama sekali.Saat mata Shada terpejam rapat, ia masih bisa mendengar suara benturan keras di belakangnya. Tetapi... tidak terjadi apapun.Dengan rasa takut, Shada lantas membuka mata perlahan. Kedua netranya segera menjelajahi tubuhnya juga badan mobilnya. Tidak ada apa-apa.Shada segera memutar tubuhnya. Rasa terkejut cepat menyambarnya. Orang-orang sudah banyak berkumpul di belakang mobil yang sekarang ia tumpangi. Napas Shada tercekat ketika melihat sebuah mobil hitam dalam posisi melintang di jalan lantas tertutupi kumpulan massa.Shada lekas keluar, membaur dengan kerumunan manusia yang memiliki rasa penasaran yang sama. Shada membekap mulutnya sendiri tatkala melihat pria yang keluar dari mobil berposisi melintang. Mobil itu mungkin saja telah menghadangnya dari tabrakan mobil pertama yang melaju
Read more
59. Kesalahan Shada
Jantung Shada terlonjak. Dunianya seakan berputar kencang lalu berhenti saat itu juga. Kepala Shada mendadak pusing.Apa yang barusan ditangkap oleh indera pendengarnya salah kan?Tubuh Shada lemas, meskipun ia sendiri tak yakin. Shada menoleh. Menatap Jennifer dengan pandangan yang terkunci dan membisu.Jennifer memandangnya dengan tatapan remeh. Setelah menyunggingkan senyum miringnya, wanita itu segera mematikan sambungan teleponnya."Ada apa, Shada? Ada yang perlu kau tanyakan?"Shada membeku. Segala emosi langsung saja menyergapnya. Marah, benci, sakit hati, ingin menangis. Shada sampai bingung harus melampiaskan mana yang lebih dulu."Kau telepon siapa?" Hanya pertanyaan singkat nan dingin yang dapat keluar dari bibirnya."Oh, ini tadi ya? Temanku, kau kenal?" Jennifer mengangkat kedua alisnya, sengaja mempermainkan emosi Shada. Ekspresi mengejek terlihat jelas di guratan wajahnya."Bukan Max?"Jujur Shada membenci Jennifer yang sengaja mengulur-ulur waktunya. Shada sedang tidak
Read more
60. Niat Busuk Jennifer
"Besok aku akan ambil cutiku sehari."Ruth yang sedang meneguk air mineral di gelas ketiga nyaris tersedak. Ia segera meletakkan gelas di atas meja, menyeka bibirnya yang basah lantas membelalakkan mata tak percaya."Kenapa tiba-tiba?""Aku penasaran dengan Demian. Katanya ia akan menunjukkan sesuatu," gumam Shada. Matanya tak bisa lepas dari pesan yang dikirim Demian. Ia bahkan bingung mau membalas apa."Apa kau tahu?" Shada mendongak tiba-tiba, menatap Ruth penuh harap.Ruth segera mengibaskan sebelah tangannya. "Eh, jangan tanya aku. Demian itu vampir yang sulit dimengerti. Aku tidak bisa menebaknya.""Bukannya harusnya kau bisa membaca pikiran orang lain?"Ruth menelan ludah. Padahal dulu ia sempat membohongi Shada. Tetapi justru dibahas lagi dengan temannya itu."S-siapa yang bilang? Kan aku dulu pernah menjelaskan kalau aku hanya peka dengan sifat dan karakter manusia," protes Ruth tak terima jika kebohongannya sampai terbongkar. Wajahnya sudah merah karena memanas."Oh iya.. ak
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status