Terjerat Pesona Vampir Tampan

Terjerat Pesona Vampir Tampan

last updateLast Updated : 2023-05-21
By:  Glory BellaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 ratings. 12 reviews
106Chapters
5.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Shada... apa kau menikmatinya?" tanya sebuah suara yang terdengar serak dan begitu sensual di telinga wanita yang kini berada dalam kungkungannya. Wanita bernama Shada itu menggeliat dengan mata masih tertutup. Ia merasakan sentuhan lembut di pipinya, kemudian mulai turun ke bawah. Bibirnya menerima sapuan hangat dan lembut, membiarkannya terus masuk ke dalam dan membelai setiap ruang di mulutnya. Pria bermata merah dengan kobaran api gairah itu tak tinggal diam. Ia terus melumat bibir Shada, tak membiarkan ada jarak di antara mereka. Shada sungguh tak ingin terbangun dari mimpi indah ini. Ia tak tahu kapan lebih tepatnya, ada pria tampan yang tak ia kenali datang ke dalam tidurnya dan memberikan kasih sayang yang tak pernah Shada dapatkan sebelumnya. Tiap malam Shada didatangi oleh vampir yang sangat tampan di saat ia sudah memiliki tunangan. Namun keindahannya sangat mengusik Shada, ia tak bisa mengabaikan pesona darinya. Lantas, siapa yang akan dipilih Shada?

View More

Chapter 1

1. Seperti Mimpi

"Shada... apa kau menikmatinya?" tanya sebuah suara yang terdengar serak dan begitu sensual di telinga wanita yang kini berada dalam kungkungannya.

Wanita bernama Shada itu menggeliat dengan mata masih tertutup. Ia merasakan sentuhan lembut di pipinya, kemudian mulai turun ke bawah. Bibirnya menerima sapuan hangat dan lembut, membiarkannya terus masuk ke dalam dan membelai setiap ruang di mulutnya.

Pria bermata merah dengan kobaran api gairah itu tak tinggal diam. Ia terus melumat bibir Shada, tak membiarkan ada jarak di antara mereka. Perlahan ia mulai menyatukan tubuhnya dengan Shada.

Shada memekik karena sensasi aneh yang menjalari tubuhnya. Namun, setelahnya ia mulai menikmati permainan pria tampan yang kini menurunkan kepalanya ke ceruk leher Shada, memberikan tanda kepemilikannya di sana.

"Selamat tidur, Shada," bisik si pria sembari mengecup bibir Shada sekali lagi.

Shada sungguh tak ingin terbangun dari mimpi indah ini. Ia tak tahu kapan lebih tepatnya, ada pria tampan yang tak ia kenali datang ke dalam tidurnya dan memberikan kasih sayang yang tak pernah Shada dapatkan sebelumnya.

Jika Shada bisa, ia tak akan bangun dari mimpinya ini. Tapi, jika ini mimpi kenapa rasanya begitu nyata dan luar biasa? Entahlah, Shada hanya ingin terlelap lagi, berharap jika pria itu akan datang kembali ke mimpinya besok.

♡♡♡

Sinar matahari yang menyelinap lewat celah jendela membangunkan seorang wanita yang masih menggeliat di bawah selimutnya.

"Hoaaam.. "

Shada meregangkan tubuhnya, merasa segar setelah semalaman ia tertidur nyenyak. Ia berjingkat dari tempat tidurnya dan menggiring kedua kaki jenjangnya menuju ke kamar mandi.

Shada mengguyur tubuhnya di bawah pancuran shower. Ia menikmati serbuan air hangat yang menerpa tubuh serta wajahnya.

Shada terdiam. Ia teringat dengan mimpinya semalam. Tanpa sadar ia mengulas senyum sambil menyentuh bibirnya. Rasa lembut yang ditinggalkan pria di dalam mimpi Shada seakan masih bisa ia rasakan. Bahkan sentuhan tangan pria itu yang menggerayangi setiap inci tubuhnya. Sungguh mematik hasrat Shada kembali.

"Sial... Shada, singkirkan pikiran kotormu itu," ujar Shada pada dirinya sendiri. Ia menggelengkan kepala kuat-kuat untuk mengusir pikiran laknat dari dalam kepalanya.

Shada segera menyelesaikan aktivitas mandinya. Selepas itu, ia bergerak menuju dapur untuk mengisi perutnya dengan makanan seadanya. Sepotong sandwich sudah cukup untuk mengganjal perutnya di pagi ini.

Sembari mengunyah makanannya, Shada mengambil ponselnya dan meletakkan benda pipih itu ke telinganya setelah menerima panggilan dari Max, tunangannya.

"Sayang, kapan kau ke sini, hmm?" tanya Max dari seberang telepon, menerbitkan senyum Shada di bibir merah mudanya.

"Setelah ini, Max. Kau pasti sudah sangat merindukanku kan?" tanya Shada menggoda sesudah ia berhasil menelan sandwichnya.

"Aku sangat... sangat... merindukanmu, Shada."

"Padahal kemarin kita juga sudah menghabiskan waktu bersama," tukas Shada mengejek. Shada ingin membayangkan wajah Max yang sedang cemburut ketika ia goda, tapi wajah lain yang muncul di kepalanya. Wajah tampan pria semalam. Meskipun tidak terlalu jelas, dan, memang apa yang kau harapkan dari mimpi?

Ah, Shada bisa gila jika terus memikirkan pria yang tak nyata itu.

"Shada, kau dengar apa yang aku katakan barusan?" Suara Max menyadarkan Shada dari lamunan.

"Apa? Bisa kau ulangi, Max?" Shada mengerjap cepat.

"Aku bilang jika pernikahan kita dipercepat. Apa kau senang?" Max terdengar bersemangat, bahkan suara pria itu setengah memekik sekarang.

Shada tak langsung menjawab. Padahal kabar yang baru saja didengarnya adalah kabar baik.

Shada mengangguk pelan. "Tentu saja, aku senang."

Tentu saja, Shada bagaimanapun sangat mencintai Max. Mereka telah berpacaran sejak kelas satu di sekolah menengah atas, terhitung sudah lima tahun. Waktu itu ia menjadi warga yang dibilang cukup baru di Toronto, Canada ini, memulai segala sesuatu dengan beradaptasi kembali.

Sebelumnya, ia tinggal di Sierra Madre, daerah kecil tepi hutan dan lembah di Los Angeles. Shada dan kedua orang tuanya pindah ke sini lantaran nenek yang biasa menemani Shada telah memutuskan pergi selama-lamanya dari sisinya.

Dan dimulailah, kehidupan barunya, meskipun kedua orang tuanya tetap sibuk bekerja, di suatu kota maju yang damai ditepi pesisir ini.

Shada memutus sambungan teleponnya selepas Max mengucapkan kalau pria itu akan menanti di ruangannya. Ia bergegas keluar rumah dan menunggu taksi lewat. Kali ini ia ingin naik taksi dibanding menyetir sendiri.

Memang, rumah Shada tenang berada di pinggiran kota, tepat di tepi jalan besar namun dengan intensitas jumlah kendaraan yang cukup ramai seperti di pusat kota. Ia beruntung taksi masih lewat di depan rumahnya.

Shada langsung melambaikan sebelah tangannya untuk menghentikan taksi yang melaju ke arahnya.

"Nona, mau pergi ke mana?" tanya sopir sembari memutar setirnya ketika Shada sudah duduk di jok belakang.

"Antar saya ke perusahaan Holy Food, Pak," jawab Shada yang dibalas oleh anggukan dari sang sopir.

Tak perlu waktu lama untuk Shada sampai di perusahaan Holy Food. Taksi yang dinaiki Shada kini sudah berhenti tepat di depan gedung perusahaan.

"Terima kasih, Pak," ucap Shada setelah membayar ongkosnya.

"Sama-sama, Nona," balas sang sopir, melajukan kembali taksinya.

Shada bergegas menuju ke ruangan di mana Max sedang menunggunya. Ia masuk ke dalam lift dan menekan tombol delapan belas.

Lift segera membawa Shada melesat ke ruangan Max. Ia melangkahkan kaki begitu pintu lift terbuka.

Shada menggiring kedua kakinya ke ruangan yang bertuliskan 'Ruang Direktur' di bagian pintunya yang besar.

Sebelah tangan Shada memutar knop pintu. Ia mendorong dan masuk tanpa permisi untuk mengejutkan pria berambut pirang yang sedang duduk di balik meja besar.

Max tampak fokus dengan laptop di depannya, sampai tak menyadari kedatangan Shada di ruangannya.

"Max..." seru Shada memberikan pelukan erat untuk Max dari arah belakang.

Kedua mata biru Max berbinar. "Shada, kapan kau datang?" tanyanya dengan sebuah senyuman yang tercetak di bibir tipisnya.

"Kau terlalu sibuk dengan laptopmu sampai tak tahu aku datang," ujar Shada dengan sedikit cemberut, menggoda Max.

Max menarik sudut mulutnya ke bawah. "Astaga. Maafkan aku, Sayang."

"It's okay, Babe."

Max mengernyit melihat noda merah yang cukup mencolok di leher putih Shada. Perlahan ia melepaskan pelukannya. "Noda apa itu, Shada?" tanyanya penuh curiga.

Shada spontan mengeluarkan ponselnya cepat untuk melihat noda yang dimaksud Max. Ia seketika tercekat melihat noda merah di lehernya. Shada tak tahu dari mana ia mendapatkan noda tersebut. Tapi, jika ia menjawab pertanyaan Max seperti itu. Max tak akan percaya.

Shada mengerahkan seluruh tenaganya untuk berpikir. Ia harus memberikan alasan secepatnya kepada Max karena pria itu sedang menanti jawabannya.

"Semalam ada nyamuk yang menggigit leherku. Aku yang tak tahan terhadap gatalnya, jadi aku menggaruknya terus. Aku tak sadar jika itu membuat leherku seperti ini." Shada berucap dengan menyapu lehernya pelan. Ia memaksakan senyumnya, berharap Max akan mempercayai ucapannya tersebut.

Max mengangguk dan membuang wajahnya kembali kepada laptop di depannya. "Sebesar apa nyamuknya sampai membuat noda seperti itu?"

Shada terbungkam. Sekelebat bayangan pria bermata merah itu kembali memenuhi kepalanya. Mungkinkah itu semua bukan mimpi? Dia nyata?

- Bersambung..

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
hanif
seru, menarik. semoga makin banyak lagi pembacanya ya thor
2023-10-09 15:29:19
1
user avatar
Glory Bella
Mohon maaf author sekalian izin jg ya. Utk tgl 31 desember '22 & 1 januari '23, author izin tdk upload bab baru dikarenakan ada acara tahun baru bersama keluarga (◕દ◕) Terimakasih jg sdh membaca kisah Demian, yuk² silahkan komentar karena karya author msh jauh dari sempurna. Happy new year (。•̀ᴗ-)✧
2022-12-30 21:45:39
2
user avatar
Glory Bella
Halooo teman², terima kasih banyak sudah baca dan support author, semoga sehat selalu dan semakin lancar rejekinya ♡ Oiyaaa, mohon maaf hari ini author ijin libur dulu ya karena ada beberapa kendala serta halangan sekaligus. Mohon dimaklumi dan terima kasih ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
2022-11-27 18:19:41
2
user avatar
Glory Bella
Mohon maaf yaaaa author barusan typo di urutan babnya ಥ‿ಥ Seharusnya hari ini bab 23 tapi salah tulis jadi bab 24. Author sudah melakukan revisi kok jadi mohon dimaklumi yaaa, sistem juga masih dalam tahap review editor. Terima kasih dan selamat membaca ~(つˆДˆ)つ。☆
2022-11-18 21:43:49
2
user avatar
Glory Bella
Pertama², terima kasih kepada para pembaca yg telah support saya ... Mohon maaf karena akhir² ini kondisi badan author agak sakit, jadi sementara belum bisa update setiap hari ... Doakan author cepat membaik yaa hihi, jangan lupa tinggalkan ulasan atau komentar agar author tetap semangat nulisnya ...
2022-11-11 22:42:46
2
user avatar
Veraaa
Bagus ceritanya. Selalu bikin penasaran
2022-11-11 09:34:22
3
user avatar
Cececans
Selalu nunggu updateannya
2022-10-01 00:57:41
2
user avatar
Cececans
Bikin ketagihan ceritanyaaa
2022-09-27 09:34:46
1
user avatar
Cececans
Aku tunggu update babnya ya, Kakak Author ;-)
2022-09-24 21:53:56
3
user avatar
Cececans
Update setiap hari kan, Kak Author?
2022-09-24 21:53:00
2
user avatar
Cececans
Ceritanya nggak ngebosenin, ngalir. Dan paling kusuka di sini tokoh Damian
2022-09-24 21:52:27
3
user avatar
Cececans
Baru baca langsung suka <3
2022-09-24 21:51:10
2
106 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status