All Chapters of Om Duda, Nikah Yuk!: Chapter 21 - Chapter 30
217 Chapters
17 (bagian 1)
Lelaki itu lekas membuka jaketnya lalu mengikat di pinggang Amel. Gadis tersebut terkejut, belum bisa mencerna apa yang dilakukan sang calon suami. Raffa lekas berlari meninggalkan Amel, membuat kasir juga kebingungan."Om Duda, kenapa sih," gumam Amel. Lalu terlihat Raffa berlari mendekatinya sambil membawa pembalut. Amel membulatkan mata melihat benda keramat itu. "Cepat scan dulu," perintah Raffa. Lelaki itu menyodorkan pembalut ke kasir, awal-awal perempuan tersebut mematung. Tetapi lekas mengerjakan apa perintah Raffa kala tegur lagi."Kenapa diam aja, ayo cepat!" tegur Raffa. "Udah di scan, kan. Ini kamu cepet ke toilet," bisik Raffa pelan. "Buat apa, Om. Ihh Om Duda mesum deh," balas Amel.Perempuan itu ikut mengucapkan dengan nada pelan. Raffa mendengkus kesal, ia mendekati bibir ke telinga Amel. "Aishhh ... coba ingat-ingat jadwal tamu bulanan kamu, tapi nanti setelah kamu pergi ke toilet. Cepet gih!" tutur Raffa. "Diam aja di toilet, nanti kasih tau kamu di mana. Tung
Read more
17 (bagian 2)
"Ayo pergi!" ajak Amel. Raffa menuruti perkataan Amel, lelaki itu mengikuti langkah calon istrinya. "Sekarang kita pergi ke toko emas, ya, lagian aku juga udah nurutin permintaan kamu," lontar Raffa. Mereka kini berada di dalam mobil. Raffa fokus melajukan kendaraan roda empat tersebut. "Iya sih, tapi gara-gara Om Duda, aku dikira sama cewek-cewek tadi simpenan Om Duda," gerundel Amel. Gadis itu memajukan bibirnya tanda kesal. Ia meraih snack dan membuka lalu melahap dengan gerakan marah. "Makannya biasa aja kali," kata Raffa. Lelaki itu sempat melirik Amel. Terlihat riak wajah cemberut gadis tersebut. "Lagian, salah aku dimana coba. Udah bagus doang aku kasih tau kamu, biar kamu gak malu," lontar Raffa lagi. Amel mendengkus lalu mencubit tangan Raffa membuat lelaki tersebut mengaduh. "Ihhh ... bukan itu yang kumaksud, Om Duda! Tapi saat Om Duda berani banget masuk ke toilet cewek, gara-gara itu, tiga cewek itu malah ngegibahin aku, aku dikatain simpanan Om," cerocos Amel."
Read more
18 (bagian 1)
"Sama calon istri ini, gak papa kali. Lagian aku, kan lagi nyetir gak bisa makan sendiri," balas Raffa.Amel mencibir tetapi tangannya menyuapi Raffa. Lelaki itu tersenyum senang, ia terus menerima suapan sang calon istri."Nah gitu, jadi makin sayang deh sama calon istriku ini," kata Raffa. "Apaan sih, basi tau gombalannya," sahut Amel.Terdengar kala mengeluarkan suara, sepertinya Amel salah tingkah. Raffa yang mendapatkan tanggapan itu terkekeh lalu dengan tangkas memarkirkan kendaraan roda empat tersebut. "Sudah sampai, ayo keluar dan ikuti langkahku," lontar Raffa. Lelaki itu cepat keluar mobil, lalu membukakan pintu untuk Amel. Calon istri berusaha bersikap biasa saja, walau perbuatan Raffa membuat dada gadis tersebut berdebar."Bisa gak jangan lebay, Om Duda! Lihat, kita jadi pusat perhatian," bisik Amel.Amel berbisik kala sudah berada di samping Raffa. Mereka melangkah bersamaan, dengan lelaki itu yang tiba-tiba meraih tangannya. "Memangnya kenapa, yang penting aku menyuk
Read more
18 (bagian 2)
"Tuan dan Nona sangat serasi, oh iya. Silakan pilih-pilih," sapa pegawai yang rambutnya di kuncir satu. "Matamu sangat bagus, tau saja kalau kami serasi. Ada rekom set perhiasan yang bagus," seru Raffa. Pegawai itu hanya tersenyum kecil kala Raffa mengatakan demikian. "Ada Tuan, akan saya ambilkan ya. Tunggu sebentar saja," lontar pegawai itu lalu dibalas anggukkan Raffa."Kamu suka itu?" tanya Raffa. Lelaki itu bertanya kala melihat sang istri memandang salah satu gelang. Amel menggeleng membuat Raffa mengeryitkan alisnya. "Terus, kenapa kamu memandanginya sampai segitunya," ujar Raffa.Amel mengembuskan napas lalu mendongak membalas tatapan Raffa. Ia langsung menggeleng. "Gak papa."Hanya kata itu keluar dari bibir Amel. Semakin membuat Raffa penasaran. "Jawablah yang jelas," tuntut Raffa.Amel mengembuskan napasnya kasar, ia memandang kesal pada Raffa yang ingin tau segalanya. "Tadinya aku mau membelikan gelang itu buat Ibu, buat ulang tahunnya besok. Tapi kayanya gak jadi
Read more
19 (bagian 1)
"Kamu serius? Ingin makan di tempat ini," lontar Raffa. Lelaki itu memandang tempat yang ditunjuk Amel. Mereka masih di dalam kendaraan roda empat tersebut. "Iya dong, ayo cepat! Aku udah lapar," balas Amel. Dia mengangguk dengan semangat kala Raffa melemparkan pertanyaan tersebut. Amel langsung membuka pintu mobil lalu keluar, tak lupa meminta Raffa agar ikut ia ke tempat langganannya. "Ayolah, Om! Kenapa masih diem disitu," gerundel Amel. Calon istrinya itu memiliki membukakan pintu mobil lalu menarik Raffa keluar. "Apa kamu menjamin tempat ini bersih, Mel," ucap Raffa.Pria itu mengeluarkan isi hatinya, Amel langsung mendengkus mendengar perkataan Raffa. "Aku jamin, Om. Bahkan aku dan Shilla selalu ke sini, ini tempat favorit kami lho," tutur Amel. Amel dengan lancar berbicara, ia memilih menarik lengan calon suaminya itu. Gadis tersebut langsung disambut."Amel, kenapa kamu baru aja ke sini. Dimana Shilla?" tanya wanita itu. "Hehe ... Amel kemaren-kemaren lumayan sibuk, B
Read more
19 (bagian 2)
"Bi, pesan lima porsi lagi ya. Tapi dibungkus," ucap Raffa. Minah yang memang tengah berada di meja disamping tempat duduk mereka. Ia menoleh lalu menganggukkan kepala sebagai jawaban. Sedangkan Amel tersenyum geli melihat calon suaminya yang memesan lagi."Wah, apa Om sanggup menghabiskan semua itu. Padahal tadi Om nolak makan di sini lho," goda Amel.Raffa yang mendengar godaan atau bisa dibilang ejekan itu menoleh. Ia mencubit gemas pipi Amel, membuat gadis tersebut mengaduh. "Duh, calon istriku ini suka banget godain aku ya. Ini itu buat semua orang di rumah, sekalian kamu juga lho. Sekarang lebih baik cepat makannya, kita bakal pulang," seru Raffa."Apa terjadi sesuatu?" tanya Amel. Gadis itu mulai melahap makanan dengan suapan besar. Raffa ingin tertawa kala melihat bibir sang kekasih yang belepotan. "Kamu ini kaya anak kecil aja, masa makan masih belepotan sih," ejek Raffa. Dia mengusap bibir Amel dengan jarinya. Tatapan gadis itu terpaku memandang wajah Raffa."Apaan sih,
Read more
20 (bagian 1)
"Jadi Mama menyuruh kami cepat pulang cuma gara-gara bingung milih surat undangan," kata Raffa. Pria itu mengembuskan napas kala melihat sang Mama mengangguk sebagai jawaban. "Hah ... coba sini aku liat contoh surat undangnya," pinta Raffa. Pria itu menyodorkan tangan meminta pada sang Mama. Wanita paruh baya tersebut langsung memberikan kepada anak pertamanya."Aku juga pengen liat, Om," lontar Amel. Panggil Amel yang membuat semua yang berada di ruangan itu langsung menoleh memandang dia. "Ini sepertinya bagus, Sayang," ujar Raffa. Amel yang terlalu fokus pada undangan, ia tak terlalu mendengar perkataan Raffa. Dia hanya mengangguk kala mendengar ucapan lelaki itu. "Cie ... kayanya ada yang lagi sayang-sayangan deh." Ucapan Shilla membuat Amel menoleh ke arah gadis tersebut. Ia memiringkan kepalanya, dan menatap bingung. "Kamu lagi godain siapa? Siapa yang lagi sayang-sayangan," lontar Amel. Gadis itu langsung menggarukan kepala bingung. Membuat Raffa yang melihat itu tak t
Read more
20 (bagian 2)
"Kepo! Mendingan kamu siapin mangkok gih, aku mau ambil mie ayam di mobil," seru Raffa. Amel melotot mendengar balasan Raffa, terlihat lelaki itu kini bangkit. Amel ikut berdiri dan tangannya mencubit pinggang Raffa melampiaskan kekesalan. Melangkah pergi dengan menampilkan raut bahagia. "Wahhh ... kayanya nanti yang KDRT Amel deh," ucap Shilla. Sekar dan Wulan hanya meringis melihat Raffa yang kini mengusap pinggangnya. "Sudah! Gak perlu kasihan gitu, mendingan ke meja makan gih. Aku mau ambil mie ayam di mobil," tegur Raffa. Lelaki itu langsung menampilkan wajah datar lagi, mereka tercengah melihat perubahan Raffa yang sangat cepat. "Lawan yang seimbang," cicit Wulan pelan. "Kenapa kalian masih di sini, ayo ke meja makan. Dan Om Duda! Katanya mau ngambil mie ayam, ayo cepat!" omel Amel. Gadis itu menatap kesal ke semua orang. Sedangkan Raffa langsung pergi dengan langkah cepat. Mereka lagi-lagi tercengah, melihat Raffa sangat gesit kala diperintah oleh Amel. "Kenapa malah n
Read more
21 (bagian 1)
Hari pernikahan tiba, suara gedoran membuat Amel memekik kesal. Ia membuka matanya dan melangkah dengan menghentakan kaki menuju pintu. Baru saja hendak mengomel, tangan gadis itu telah ditarik masuk lagi ke kamarnya."Ahhh ...," pekik Amel terkejut."Kamu ini gimana sih! Dari tadi Ibu gedor pintu juga gak dibuka-buka," omel Sekar."Ibu rese ih, kalo Amel jantungan gimana!" Gadis itu bukannya meminta maaf, ia malah ikut membalas dengan omelan. Sekar mendengkus kesal lalu mengusap dadanya beristigfar. "Kamu ini, inget gak! Sekarang hari apa?" lontar Sekar. "Emang ini hari apa, Bu. Udeh deh, Amel mau tidur lagi, ngantuk tau," ucap Amel. Sekar langsung menarik lengan anaknya, karena Amel hendak berbaring lagi di kasur. "Kamu ini mau nikah hari ini tau, udah ayo ikut! Kamu harus siap-siap," tutur Sekar. "Astagafirullah, iya-ya sekarang aku mau nikah," gumam gadis tersebut.Wanita itu mendorong punggung anaknya agar ke kamar mandi. "Sana gosok gigi sama cuci muka aja," kata sang Ib
Read more
21 (bagian 2)
Perias itu hanya tersenyum kecil, ia menepuk bahu Amel. Lalu bibirnya mendekat ke telinga gadis tersebut. "Tenang aja, walau kamu gak mandi. Aku jamin kamu gak bakal bau kok," bisik perias."Serius? Ya udah, cus kerjain kerjaanmu," ucap Amel."Oke, cap cus kita buat Nona Amel jadi ratu sehari," celetuk perias tersebut.Amel langsung menoleh ke arah perias yang tengah menata alat tempurnya. "Kok cuma sehari sih, aku pengenya selamanya jadi ratu," protes Amel. Perias itu tepuk jidat, ia tersenyum kecil. "Insyaallah bakal dijadiin ratu selamanya oleh calon suamimu yang akan sah menjadi imammu." Beruntung perias itu tidak ambil pusing dengan tingkah Amel. memulai pekerjaan. Semua orang diperintahkan keluar dulu kala Amel hendak dipakaikan baju pengantin. Senyuman puas terukir di bibir kala melihat hasil karyanya."Kebaya ini sangat pas untuk kamu, kamu terlihat sangat canik," puji perias."Dimana Ibumu, sekarang giliran dia," tuturnya.Amel mengedikan bahu, ia kini tengah melihat pan
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status