Semua Bab Om Duda, Nikah Yuk!: Bab 11 - Bab 20
217 Bab
11
"Tuh, Om Duda gak diganggu. Yuk! Mendingan kita pergi aja." Amel hendak pergi tetapi cepat dicegah Raffa. "Eh, kamu jangan pergi. Ayo sini ikut aku!" pinta Raffa.Lelaki itu menarik lengan Amel, membuat Shilla memberengut dan melepaskan pegangannya pada tangan sang teman. Memilih berdiri di pintu sambil bersidekap. Ia mengembuskan napas kasar kala Raffa seperti tidak menganggap dia ada. "Kamu ngapain ke sini?" tanya Raffa lembut terus memandang wajah Amel. "Aku mau anterin makan siang buat, Om Duda, kata Shilla, Om pasti belum makan." Amel menjawab dengan suara pelan, entah kenapa dadanyajadi berdebar. Ia sangat bingung, dulu sebelum kejadian itu terjadi dia sama sekali tak merasakan hal ini. "Ohh, kalau gitu ayo dong disiapin," pinta Raffa.Amel yang tadi melamun terkejut, ia mengangguk dengan wajah polos membuat Raffa gemas. "Wihhh ... terasa dunia milik berdua." Shilla memandang sinis ke arah Raffa dan Amel dengan tangan bersidekap di dada. "Apaan sih! Kamu lagian ngapain b
Baca selengkapnya
12
"Apa yang kamu dengar, aku tidak mengatakan apapun," elak Rafa.Lelaki itu menyelesaikan makannya lalu lekas merapikan rantang. Amel mengembuskan napas karena tak puas mendengar jawaban Raffa. Ia akhirnya ikut membantu menyusun benda tersebut."Apa yang mau kamu omongin, Mel?" tanya Raffa. Raffa meletakan sikut di meja dan menyangga dahu oleh telapak tangan sambil memandang Amel. Tatapan itu hanya berpusat ke Amel, membuat gadis tersebut merasa salah tingkah karena pandangan sang calon suami selalu ke arahnya."Om Duda kalau kita udah resmi nikah, Om Duda, jangan banyak ngelarang aku ya," pinta Amel, membuat Raffa mengerutkan keningnya."Tergantung," sahut Raffa, membuat Amel langsung mengercutkan bibirnya."Kok tergantung sih, harusnya tinggal jawab iya aja napa! Biar aku seneng gitu." Amel menatap marah ke arah Raffa, tatapan kesal ia layangkan."Ye... itumah maunya kamu aja." Raffa dengan perasaan gemas akhirnya memencet hidung Amel membuat perempuan itu mengaduh. Tatapan tak su
Baca selengkapnya
13 (bagian 1)
"Ada apa, Mel!" seru Raffa.Lelaki itu berada di depan pintu, matanya membulat kala melihat Amel. Sedangkan yang dipanggil langsung menjerit lalu lekas mengambil selimut. Ia langsung melemparkan bantal ke arah Raffa. "Pergi! Ngapain kamu ke kamar aku, dasar Om Duda mesum," teriak Amel, kala ia menyadari jika baju tidurnya jiplak dan transparan membuat bra yang ia pakai terlihat. Lelaki itu mengerjapkan matanya lalu lekas pergi kala melihat tatapan tajam Sekar. "Aku pergi dulu," seru Raffa. "Sudah, mendingan kamu mandi. Terus makan dan pergi fitting baju pengantin sama Raffa," perintah Sekar, lalu pergi keluar kamar putrinya. "Ihhh ... Ibu nyebelin," pekik Amel. Gadis itu mengembuskan napas kasar, ia memyibakkan selimut. Lalu turun dan melangkah meraih handuk dan bergegas masuk ke bilik mandi. Di dalam sana ia terus mengoceh, melampiaskan kekesalan di hati. Sedangkan Raffa telah berada di ruang tamu lagi, ia mengusap dadanya yang berdebar kencang. "Raffa," panggil Sekar, membua
Baca selengkapnya
13 (bagian 2)
"Udah-udah, mendingan kalian cepat makan. Katanya mau fitting baju pengantin," lerai Sekar. Akhirnya semua fokus melahap makanan. Sekar terlebih dahulu selesai, wanita itu pamit meninggalkan kedua sejoli tersebut. "Makannya cepetan bisa, gak!" seru Raffa. Amel melirik Raffa dengan tatapan judes, ia memilih melahap makanan tanpa mengubris perkataan calon suaminya. "Bisa sakit kepala kalau tiap hari berhadapan sama kamu ini." Raffa memijit keningnya kala selesai menggerutu. "Dari pada menggerutu gak jelas, mendingan Om Duda cuci deh piring bekas Om Duda," seru Amel. Raffa mendengkus, lelaki itu mengambil piring bekasnya. Lalu melangkah mendekati wastafel, ia langsung mencuci. Kala sedangkan melakukan hal tersebut, Sekar masuk dan membulatkan mata kala melihat sang calon menantu tengah melakukan hal yang harusnya dilakukan Amel."Kamu ngapain, Raf," tegur Sekar yang kini berada di samping Raffa. "Cuci piring," sahut Raffa. Lelaki itu mematikan keran, lalu memutarkan tubuh agar
Baca selengkapnya
14 (bagian 1)
Kini kedua sejoli itu berada di mobil. Raffa tengah fokus melajukan kendaraan tersebut."Ahhh ... suasananya hening banget, udah kaya di pemakaman," celetuk Amel. Perempuan itu mengembuskan napas kasar, lalu menyandarkan kepala ke sandaran jok. Raffa melirik sekilas dengan cepat tangan lelaki tersebut menepuk paha sang calon istri. Amel langsung menoleh dan menatap tajam ke arah Raffa. "Om Duda, nakal ih," sembur Amel.Gadis itu langsung mencubit dengan kencang lengan Raffa. Membuat lelaki itu mengaduh lalu menepis tangan sang calon istri. "Sakit, Mel! Di mana nakalnya coba, aku cuma nepuk pelan lho. Bukan ngelus," geram Raffa, ia menyorot kesal ke arah Amel. "Lagian kamu ini, asal ngomong aja. Disamain gara-gara hening gini kaya pemakaman, di sana rame lho, tempat setan ngumpul," lanjut Raffa. Perkataan lelaki itu membuat Amel membulatkan mata. Ia langsung memeluk tubuh, merasakan tiba-tiba bulu kuduknya meremang. Padahal sekarang sudah siang, memang dasar gadis tersebut penakut
Baca selengkapnya
14 (bagian 2)
"Kamu berisik banget," kata itu yang keluar dari bibir Raffa. Amel ingin tertawa kala mendengar perkataan Raffa. Tetapi perempuan itu tahan, Raffa sempat menoleh memandang calon istrinya lalu fokus lagi membalas tatapan Kayla. "Kenalkan, dia calon istriku," seru Raffa.Kayla membulatkan matanya kala mendengar perkataan Raffa. Ia menggeleng, lalu spontan memegang bahu Raffa. "Kamu pasti bohong, kan, kamu pasti lagi ngeprank aku," lontar Kayla."Apaan sih, Kay! Apa untungnya coba bohongin kamu," cecar Raffa."Pakaiannya sudah siap, Tuan, Nona," ucap pegawai Mila. "Oh, sudah siap. Antarkan kami ke sana," balas Raffa. Lelaki itu bangkit dan menyodorkan tangannya ke hadapan Amel. Gadis tersebut langsung menerima, tak lupa lirikan mengejek ke arah Kayla. "Berani banget bocah itu," batin Kayla berseru.Tangan perempuan tersebut mengepel, ia langsung mengikuti langkah kedua sejoli itu. Dihadapan mereka, terlihat beberapa menekin yang sudah terbalut gaun pengantin."Tante ngapain ngikut
Baca selengkapnya
15 (bagian 1)
Amel baru saja selesai memakai gaun tersebut. Ia memandang cermin yang memantulkan dirinya. Tatapan kagum terpancar di mata gadis tersebut. "Nona sangat cantik memakai gaun ini, tinggal dibantu dikit sesuaikan tubuh Nona," puji salah satu perempuan yang membantu Amel. "Mbak ini bisa aja, nanti bilang aja sama Om Duda," seru Amel yang masih sibuk memandang pantulannya. Para pegawai Mila saling pandang. Mereka bingung dengan panggil Amel pada calon suaminya. "Sudah, ayo bantu gue, eh aku ke Om Duda," ucap Amel.Para pegawai Mila langsung memusatkan perhatian pada Amel kala perempuan itu mulai bersuara. Mereka dengan sigap membantu Amel, memegangi gaun yang dilantai agar tidak kotor dan Amel tidak sulit melangkah. Perlahan gadis tersebut mulai berjalan diikuti mereka.Sedangkan di tempat Raffa menunggu. Lelaki itu kini tengah duduk dengan bersilang kaki dan jemari mengetik handphone. Raffa sangat fokus ke layar ponsel tersebut, sampai Kayla yang berada di sampingnya merasa diabaikan
Baca selengkapnya
15 (bagian 2)
Membuat Raffa mendongak bersamaan dengan Kayla yang langsung tersenyum. "Kalau gak pengen sama pernikahan ini, aku bahkan gak sudi untuk repot-repot fitting baju segala. Tapi lihat, kan, aku datang berarti aku sangat menginginkan pernikahan ini," balas Raffa.Lelaki itu langsung bangkit dari duduknya. Mengulas senyum ke samping Mila, yang ternyata Amel tengah mendekat."Kamu sangat cantik, Sayang. Memakai itu," ucap Raffa. Mila dan Kayla langsung menoleh ke mana arah pandangan Raffa."Om Duda, sama mereka lagi ngobrol apa?" tanya Amel saat berhenti di samping Raffa. Raffa menggeleng lalu tersenyum, lelaki itu membenarkan rambut yang menghalangi wajah Amel. "Bukan apa-apa, ayo! Ganti pakaianmu lagi, kita harus cari mahar buat kamu," tutur Raffa. Amel sedikit bersemu dengan perilaku Raffa tadi. Ia bagai terhipnotis langsung menganggukan kepalanya lalu mulai melangkah ke ruangan ganti. "Apa kamu mencari istri yang penurut? Kalau gitu Kayla juga bisa lho. Kalau dia pantasnya jadi
Baca selengkapnya
16 (bagian 1)
"Om Duda, sangat mengerikan," lontar Amel. Raffa terkekeh sebentar lalu menampilkan raut wajah datar. Amel terkejut dengan perubahan itu, ia memandang heran sang calon suami."Menakutkan gimana, kan, bagus buat badan lho," seru Raffa."Sudahlah! Kita sekarang mau kemana?" tanya Amel seraya menggibaskan tangannya di depan wajah."Kamu padahal masih muda, tapi kok sudah pikun," ejek Raffa. Mata Amel langsung membulat dan menoleh memandang Raffa kala lelaki itu mengucapkan kata tersebut."Namanya juga manusia, pasti kadang lupa," seru Amel dengan menggebu."Oh gitu, yah." Nada bicara Raffa masih terdengar mengejek. Membuat Amel geram dan dengan spontan memcubit paha calon suaminya itu."Awhhh ... kok kamu cubit aku sih," keluh Raffa.Lelaki itu mengusap pahanya, lalu menatap sendu ke arah Amel."Om Duda, nyebelin!" Kata itu yang keluar dari bibir Amel. Wanita tersebut langsung bersidekap dan memandang lurus ke depan."Ayo kita berangkat," ucap Raffa. Lelaki itu memilih tidak memperp
Baca selengkapnya
16 (bagian 2)
Amel langsung membuka mata dan menoleh memandang Raffa. Terlihat lelaki itu memamerkan seringai. "Omnya awas dong, aku mau keluar nih," ucap Amel.Gadis itu berkata seraya memegang pintu yang jendelanya memang sudah terbuka."Oke, aku mundur. Sekarang silahkan tuan putri keluar," kata Raffa."Apaan sih, ayo cepat kita masuk dan pilih-pilih," ajak Amel.Gadis itu langsung menggenggam tangan Raffa kala keluar mobil. Lalu menarik lelaki tersebut agar mengikutinya."Eh, iya. Tapi janji ya jangan ingkar kalau Om Duda, bakal traktir aku," ujar Amel.Dia menghentikan langkahnya lalu menoleh memandang Raffa. Pria tersebut terkekeh lalu merogoh dompet dan memberikan pada Amel."Eh, iya. Tapi janji ya jangan ingkar kalau Om Duda, bakal traktir aku," ujar Amel.Dia menghentikan langkahnya lalu menoleh memandang Raffa. Pria tersebut terkekeh lalu merogoh dompet dan memberikan pada Amel."Ini, pegang aja dompet aku agar kamu percaya jika saya meneraktir kamu," ungkap Raffa.Tiba-tiba pipi Amel la
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
22
DMCA.com Protection Status