All Chapters of Om Duda, Nikah Yuk!: Chapter 31 - Chapter 40
217 Chapters
22 (bagian 1)
"Gue, kan mau salaman sang Amel," protes lelaki itu. "Sama aja, mau sama saya atau sama istri saya. Udah sana turun! Masih banyak yang mau mengucapkan selamat sama kami," seru Raffa. Lelaki itu berkata seraya mengusir, Amel yang melihat itu hanya tersenyum kecil."Dih, cemburuan banget," cibir mantan Amel. Ia melangkah turun dari pelaminan dan mengedipkan mata pada Amel. Raffa yang melihat itu menggepalkan tangannya. "Seneng ya, mantanmu datang. Ampe tebar senyuman gitu," cibir Raffa pelan."Iyalah seneng, apalagi liat Om Duda cemburu gitu," balas Amel."Apaan sih, siapa lagi yang cemburu," sahut Raffa.Mereka berbicara dengan keadaan duduk berdekatan dan saling berbisik. Jika yang melihat, mungkin keduanya seperti pasangan romantis."Mereka lengket banget ya, serasi lagi,"cetus salah satu tamu."Iya, walau pasangan Raffa seorang gadis yang menurutku baru lulus SMA," balas seorang Pria."Moga aja bisa saling menyeimbangkan."Mereka mengangguk bersamaan, ada yang setuju dengan pas
Read more
22 (bagian 2)
"Ini kerjaan siapa lagi, bunga sekali ditebarin di kasur," geram Amel."Udah, gak usah dipikiran. Kamu mendingan mandi gih," seru Raffa. Lelaki itu membuka jas yang ia pakai. Mata Amel membulat dia cepat-cepat mengambil handuk dan berlari ke bilik mandi."Om Duda gak tau sikon banget, udah tau ada aku. Malah buka baju segala," dumel Amel.Perempuan yang baru menjadi istri Raffa itu tengah mengelus dada. Amel menarik napas dan mengembuskannya."Ini jantung kenapa gak mau tenang sih," gerundel Amel. "Mel! Kamu kenapa lama banget," teriak Raffa.Lelaki itu mengetuk pintu kamar mandi, membuat yang di dalam terkejut. "Bentar, ini lagi baru mau mandi. Sabar dikit dong Om," balas Amel. Gadis itu akhirnya berusaha membuka sleting pakaian tetapi gak bisa. Ia mengembuskan napas kasar kesal. "Kenapa susah banget sih," geram Amel. Suara ketukan terdengar lagi, Amel yang kesal membuka pintu. Tatapan kesal dilayangkan pada Raffa. Pria itu menjadi kebingungan. "Gak sabaran banget sih, Om! Tau
Read more
23 (bagian 1)
"Kok kamu malah cubit aku sih, Ayang," keluh Raffa.Lelaki itu mengusap pinggangnya. Ringan sekali lengan Amel sampe tubuh Raffa selalu kena sasaran cubitan."Kesel sama Om Duda!" omel Amel. Amel mulai mencari baju tidur lagi, tetapi tak ketemu. Raffa yang melihat itu akhirnya memilih duduk di kasur memperhatikan Amel."Huh! Gak ketemu satupun. Ini semua pakaian kekurangan bahan, pasti ini ulah Shilla!" geram Amel.Gadis itu memukul lemari, napasnya memburu. Tanda ia sangat marah, Raffa yang melihat itu hanya mengulas senyum."Shilla, habis ini kamu akan Kakak kasih hadiah," batin lelaki tersebut."Hey, udahlah. Jangan diobrak-abrik lagi, kalau ini kerjaan Shilla pasti dia gak akan meninggalkan satupun pakaianmu. Mendingan pake ini aja, dari pada handuk itu nanti kamu masuk angin lagi," lontar Raffa.Amel langsung mempautkan bibirnya, ia merampas lingerie yang ada di tangan Raffa. Kala menoleh ke arah lelaki itu, netra Amel langsung membulat lalu menutup mata dengan telapak tangan."
Read more
23 (bagian 2)
Ucapan Amel terhenti karena Raffa telah membokong ke kasur. Tatapan mereka semakin lekat, bibir mereka baru saja hendak menyatu. Gendoran pintu terdengar membikin keduanya terkejut. "Ishh ... siapa sih yang ganggu," gerundel Raffa. Lelaki itu akhirnya memilih turun dari ranjang, ia menatap Amel terlebih dahulu. Terlihat gadis tersebut tengah mengembuskan napas dan mengusap dada. "Kamu tunggu disitu sebentar, nanti kita lanjutin yang tadi," seru Raffa. "Hehe ...." Shilla hanya mengeluarkan kekehan kala Raffa membuka pintu dengan riak datar dan tatapan kesal."Ngapain sih! Udah tau gak, kamu ganggu kegiatan kami," sembur Raffa. Shilla hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia langsung menyodorkan kunci cadangan kepada Raffa."Selamat bersenang-senang, seharian kalian bakal di rumah ini. Kami akan ke rumah Mama, termasuk Tante Sekar," tutur Shilla. "Kalian sangat pengertian, makasih." Raffa langsung mengambil kunci itu dan dengan cepat menutup pintu. Shilla hanya menggelengkan
Read more
24 (bagian 1)
Raffa yang keluar dari bilik mandi melihat Amel yang cengengesan. Ia mengembuskan napas dan menatap dalam ke sang istri. Mendaratkan bokong ke kasur. "Apa kamu sudah inget, istriku," ujar Raffa. "Aku mau ke kamar mandi," lontar Amel. Kala hendak turun dari ranjang, ia merasa nyeri dan linu di area pribadinya. Raffa yang melihat Amel mengeryit langsung lebih mendekat pada sang istri. "Kamu kenapa?" tanya Raffa.Lelaki itu mengeluarkan suara dengan nada khawatir. "Eumm ... anuku sakit, Om Duda," cicit Amel pelan."Tadi aja pas nendang aku gak ngeluh sakit kok," balas Raffa. Amel langsung memanyunkan bibir kala mendengar perkataan suaminya. Raffa yang melihat itu terkekeh, ia mengacak-acak rambut sang istri."Sabar aja, sana mandi. Aku udah siapin air anget sama salep buat anumu itu,"perintah Raffa. Amel langsung berseru kala mendengar perkataan Raffa."Ternyata Om Duda udah menyiapkan segalanya. Ahhh jadi baper deh," batin Amel menjerit."Kenapa diem aja, sakit banget kan?" tanya
Read more
24 (bagian 2)
Saat Amel keluar tangannya langsung ditarik oleh Raffa. Tatapan kesal tertuju pada sang suami kala mengetahui jika Raffa yang menariknya."Mas Suami! Ngapain sih maen tarik-tarik aja, kalau aku jantungan gimana," sembur Amel.Raffa yang mendengar itu hanya meringis, ia langsung mencomot bibir istrinya. "Jangan ngomong asal deh, yang penting itu tidak terjadi bukan. Mendingan kamu ikutin aku," seru Raffa.Amel hanya memanyunkan bibir seraya menghentakan kaki. Sedangkan Raffa hanya terkekeh dan berlalu pergi membuat sang istri semakin kesal."Tadi ditarik-tarik, sekarang malah ditinggal! Ihhh ... nyebelin," gerundel Amel."Suprise ... ayo duduk, my queen," seru Raffa.Lelaki itu dan mempersilakan Amel duduk. Istri Raffa hanya terpukau melihat lumayan banyak makanan."Ini kamu kapan beli?" tanya Amel.Raffa yang mendengar itu mendengkus, ia menatap kesal sang istri."Kamu ini, ngeremehin aja, ini bukan beli, Sayang! Tapi aku masak sendiri lho, spesial buat kamu," tutur Raffa.Amel hanya
Read more
25 (bagian 1)
"Ada apa, Kenapa wajahmu langsung murung," seru Raffa. Lelaki itu menghentikan melahap makanannya, Iya memandang sang istri dengan dalam. Terlihat Amel menghembuskan nafas, ia membalas tatapan sang suami."Tidak, hanya ...," kata Amel.Wanita itu tidak melanjutkan perkataannya, membuat sang suami menjadi penasaran. Berapa yang melihat itu langsung meletakkan sendoknya ke piring."Jangan diam saja, kamu bisa katakan sesuatu atau kamu ingin mengatakan sesuatu," seru Raffa."Aku sebenarnya ingin membicarakan sesuatu, Tapi janji. Kamu jangan marah," balas Amel. Raffa menganggukkan kepala sebagai jawaban, Amel menghembuskan nafas perlahan dan memandang sama suami."Kita sekarang sudah menjadi sepasang suami istri, kita harus saling terbuka. Apa kamu akan terus terdiam? cobalah Percaya Padaku." Raffa berkata seraya terus memandang lembut sang istri. Amel memejamkan mata dan memandang lelaki dihadapannya. "Aku hanya takut kamu tidak setuju. Aku pernah bilang bukan aku ingin kuliah," tutu
Read more
25 (Bagian 2)
"Huh, jangan asal nuduh deh. Mas buktiin nih, ayo ikut kita ambil koper itu," ajak Raffa.Raffa menyentil kening istrinya lalu menarik lengan Amel. "Aku buktiin, kalau aku gak salah kamu harus nurutin permintaanku," cerocos lelaki itu.Amel sedikit berlari karena tarikan sang suami. Ia menatap wajah Raffa yang tak menampilkan riak takut sedikitpun. "Waduh ... kalau misalnya aku salah gimana dong! Ini bibir maen asal tuduh aja deh," batin perempuan tersebut.Kini mereka telah sampai di kamar. Amel melirik ke atas lemari yang memang ada koper. Raffa mendorong tubuh sang istri agar lebih baik dia duduk saja."Kamu duduk aja dulu, biar Mas yang ambil itu," perintah Raffa.Raffa langsung mengambil koper di atas, sehabis itu ia menaruh benda tersebut ke kasur. " Ayo buka koper itu!" Lelaki itu bersih dekat seraya memandang sang istri, tatapan itu membuat Amel gugup. "Kenapa diam saja, ayo buka kopernya!" seru Raffa lagi. Amel menggangguk sebagai jawaban, Iya langsung melaksanakan peri
Read more
26 (bagian 1)
"Udah ah, aku mau pergi dulu bareng istri kecilku ini," seru Raffa. Lelaki itu menggandeng lengan istrinya. Sedangkan Wulan dan Sekar saling lempar senyum melihat pasangan tersebut. "Udah deh Ka, gak usah lebay juga! Mau pamer gitu kalau Kakak udah ada temen tidur," sembur Shilla.Sekar memandang tersenyum ke arah anaknya apalagi melihat tanda merah di leher Amel. Wanita itu langsung mendekat dan memegang pipi Amel membuat perempuan tersebut kaget. "Putri, Ibu, sudah besar. Jangan terlalu kekanak-kanakan ya, kamu harus berusaha menyeimbangi Raffa begitupun, kamu Raf," seru Sekar. "Baik, Bu. Pasti aku akan melakukan yang terbaik buat istriku ini." Raffa menyahuti membuat sang istri menoleh dan melempar senyuman. "Bu, Mah, kalian mau ngapain ke sini?" tanya Amel dengan nada lembut. Sekar dan Wulan langsung saling pandang. Sedangkan wanita itu telah menurunkan tangannya daru pipi sang anak. "Kami ke sini mau masakin kalian, pasti kalian belum makan, bukan. Anakku ini selalu bangu
Read more
26 (bagian 2)
Mendengar perkataan Amel, Shilla semakin memanyunkan bibirnya. "Gak usah sombong juga kali, cuma di masakin sama Ka Raffa juga." Menanggapi balasan Shilla, wanita itu mengangguk kepalanya dengan wajah mengejek. "Bukan sombong, cuma ngasih tau aja. Ya udah, bagus deh kalau kamu gak cemburu," lontar Amel. Shilla yang baru melihat tanda merah di leher Amel hanya menyeringai. "Gak usah ngeledek gitu deh, mendingan urusin tuh. Sampe keliatan gitu, mau pamer kah," ujar Shilla. Amel mengeryitkan alisnya karena tak paham. Kala Shilla menunjuk leher sendiri membuat Amel membulatkan mata. "Ini semua gara-gara Mas Suami! Aku pergi aja deh, bikin malu aja," omel Amel. "Apa! Mas Suami, anjir ... gue mau ngakak dulu," sembur Shilla. Mendengar ucapan Shilla, Amel langsung masuk ke mobil dan menutup pintu dengan kencang. Raffa mencium punggung tangan Sekar dan Wulan, lalu berpamitan. Tak lupa mendaratkan jitakan ke kening Shilla lagi. "Apaan sih, Ka! Maen jitak-jitak aja," hardik Shilla.
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status