Semua Bab Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh: Bab 21 - Bab 30
113 Bab
Sisi Lain Reno
PEP! PEP! PEP!Mobilku diklakson orang, sepertinya aku berhenti cukup lama. Dengan segera aku menginjak pedal gas agar segera melaju. Sepulang dari Lapas aku berpikir apakah harus mencabut tuntutan? rasanya tidak tega melihatnya menderita begitu, ah karena memikirkan itu aku jadi lupa untuk menelepon Reno, untuk memastikan apakah dia ada di Lapas atau tidak.Dek maukah kamu pinjamkan hatimu buat Abang sebentar saja, supaya Abang bisa punya hati seluas samudera sepertimu? Tidak seperti hati Abang yang kotor, maafkan Abang Dek, bahkan sampai hari ini Abang belum bisa mengikhlaskan kesalahan Tiara.“Bu Ratna, Reno mana ya kok gak kelihatan?”Bu Ratna adalah ART ku karena dia seumuran dengan ibuku, aku dan Ayu memanggilnya Ibu. Aku masih penasaran, di sisi lain ,mungkin hanya salah lihat tapi di kedai tak kudapati Reno.“Oh tadi Reno udah ke sini sih tapi katanya mau nengokin temennya,”“Temennya di mana Bi? Siapa t
Baca selengkapnya
Aku Benci Tiara dan Nenek
PoV Reno Siapa bilang hidup dengan nenek itu enak, seperti kata orang yang katanya nenek kebanyakan akan lebih menyayangi cucunya dari pada anaknya sendiri, kenyataannya terjadi dalam kehidupanku, justru sebaliknya, jangankan baik, dihargai sebagai manusia pun sudah beruntung. Nenekku tipe wanita yang keras, dia bukan orang yang mau di salahkan,. Selalu saja ingin menang sendiri. Pikiran kolot begitu melekat dalam dirinya. Apakah dengan menjadi tua, manusia akan berubah menjadi menyebalkan? Tak hanya tingkah lakunya saja yang menyakiti, yang bahkan tak segan main fisik, tapi jauh dari itu capannya lebih-lebih menyakitkan hati. Apa lagi Mamahku dari kecil. Aku yakin sekali kehidupan Mamah pasti tak jauh berbeda dengan masa kecilku yang di habiskan dengan wanita temperamental yang gila pria. Silakan orang mau bilang apa, cucu durhaka? Biarkan saja orang menganggapnya begitu. Kebencianku padanya, sudah terlanjur mendarah daging. Andai saja sudah besar waktu Nenek memarahi Mamahku dulu
Baca selengkapnya
Tukar Saja denganku
PoV R enoTerhitung sudah 2 bulan, menikmati permainanku Tiara, tentunya bersama nyamuk-nyamuk gaib yang hanya terlihat olehku.Suatu hari aku ingin sekali masak mie instan, karena aku sudah biasa melakukan semuanya sendirian, ada atau tidak ada ART menurutku tidak ada bedanya.Bedanya hanya Mamah jadi lebih bersemangat, karena pastinya pekerjaan Mamah jadi banyak berkurang.“Ren kalau nyuci mangkok itu enggak boleh bersuara sampai berisik, walaupun piring itu benda mati kita harus memperlakukannya dengan hati-hati Ren,” ucap Mamah saat aku tengah mencuci piring bekas aku makan mie instan.“Loh memang kenapa sih Mah lagian ini kan piring melamin gak bakal pecah?” jawabku“Kamu tahu setiap makhluk yang tidak bernyawa sekalipun, seperti piring contohnya mereka itu senantiasa bertasbih kepada Allah, cuma kitanya aja enggak ngerti bahasa mereka,” ucap mamah pa
Baca selengkapnya
Kehilangan
Pov RenoPah, bagaimana keadaan Mamah?”Aku menepuk pundak Papah perlahan.“Mamahmu kritis, Ren.”Papah tertunduk lesu.“Dedek bayi bagaimana ,Pah?”“Dia baru saja meninggal Ren, tapi mama…, rahim mamah rusak. Harus diangkat. Perutnya kena benturan keras. Astaghfirrullahaladzim, ya Allah.”Papah mengusap wajahnya yang sudah basah dengan air mata.Hatiku begitu nyeri, mendengar setiap penjelasan Papah. Mobil Mamah menabrak pohon hingga berguling turun ke sawah. Membayangkannya saja tidak sanggup. Aku duduk di bangku depan ruangan operasi mamah, tasbih dan salawat tidak henti-hentinya aku lafalkan, demi kesembuhan Mamah.Hingga tiba-tiba dokter keluar dari ruang operasi, kata dokter operasi pengangkatan rahim sudah berhasil.Alhamdulillah.Aku ikut lega mendengarnya. Aku bisa melihat di kaca tembus pandang badan Mamah penuh de
Baca selengkapnya
Kuatkanlah Mamah
Pov RenoSetelah aku memberi pengertian sebisaku pada Randi dan Ilham, akhirnya mereka mau melepaskanku. Aku segera berangkat menuju rumah sakit.Setelah sampai, aku menyuruh Papah untuk segera pulang, karena dedek bayi sudah dimandikan dan sebentar lagi mungkin akan disalatkan.Aku masuk ke ruangan. Di sana Mamah punya ruangan sendiri, jujur saja aku sangat mengantuk dari semalam aku belum tidur sama sekali saat aku ke sini. Papah juga ketiduran di samping Mamah, kami berdua memang tidak tidur semalaman. Menunggu mamah keluar dari ruang ICU.Pukul 14:00 aku terbangun, ternyata mamah masih belum sadar juga. Aku pun bergegas menunaikan salat dzuhur karena waktunya sudah mepet. Sengaja kupanjangkan zikirnya supaya hatiku lebih tenang karena dari kemarin perasaanku tidak karuan memikirkan keadaan Mamah yang sampai sekarang belum sadar juga.“Ren.”Tiba-tiba terdengar suara yang memanggil namaku dengan lirih. Ternyat
Baca selengkapnya
Tak Ada Habisnya
Kenapa ujian rumah tangga kami seakan tak pernah selesai? Baru selesai ujian tentang Tiara, malah datang lagi ujian yang lain. Di antara semua masalah, kenapa Engkau memilih Ayu yang jadi korbannya?Aku tidak tahu akan seperti apa hiduku tanpa Ayu, partner hidupku selama ini? Kenapa Engkau mengujinya dengan kesakitan berkali-kali? Kenapa bukan aku, padahal aku yang lebih banyak berdosa dibandingkan dengan istriku? Duniaku mendadak berhenti, setelah menerima telepon dari rumah sakit kalau istriku kecelakaan. Tanpa pikir panjang aku segera menuju rumah sakit.Rasanya hancur ketika harus kehilangan calon anakku yang usianya menunggu 2 bulan lagi lahir ke dunia ini. Anakku perempuan. Hidungnya mancung seperti punyaku. Belum lagi operasi pengangkatan rahim Ayu selesai, bayi kecil itu sudah lebih dahulu meregang nyawa.“Sayang kenapa harus pergi secepat ini, bahkan Mamah belum sempat gendong?” kata Ayu.Seorang suster datang mengham
Baca selengkapnya
Dia Tidak Baik-Baik Saja
“Adek kenapa? Kenapa Adek sedih, bukannya harusnya Adek senang. Lihat deh anak-anak sayang banget sama Adek!”Kini kami hanya berdua anak-anak sedang disuapi Bu Ratna diruang makan.“Harusnya Adek yang melayani mereka, bukan mereka, hiks.” Ayu menangis lagi. Sejak kecelakaan memang berubah menjadi lebih emosional.“Jangan ngomong begitu! Besok kita udah mulai fisioterapi. Adek mau bisa jalan lagi kan?” tanyaku.“Fisioterapi itu biaya mahal Bang, Adek ga mau ngerepotin..”“Eh siapa bilang Adek merepotkan Abang, Abang punya uang pesangon yang jumlahnya lumayan kita pakai uang itu oke,” ucapku.“Itu buat biaya pendidikan Reno Bang, aku ga mau ngorbanin Reno.”“Sayang sejak kapan kamu meragukan Allah? Setiap anak itu pasti bawa rezekinya masing-masing, tenang aja Abang ga bakal biarin Reno sampai ga kuliah! Adek percaya sama Abang kan?”Ayu pun mengangguk setuju.Hari ini Ayu mulai melakukan fisioterapi di rumah sakit. Di hari pertama dokter memijat kaki Ayu, tidak banyak yang dilakukan
Baca selengkapnya
Jangan Pergi!
Empat bulan berlalu, kini Ayu sudah belajar melangkah, walaupun masih kaku. Perkembangannya cukup baik, setidaknya ia sudah bisa berjalan menggunakan tongkat. Setiap pagi aku mulai menuntunnya berjalan di halaman rumah. Rasanya senang sekali, karena akhirnya aku kembali menikmatinya senyum yang sudah lama hilang di bibir ranumnya yang kemerahan. Tepat saat kami melakukan sesi Latihan berjlaan. Bel rumah kami berbunyi. Rupanya di balik sana ada Maura dan Ibu. “Eh Mbak udah bisa jalan, ya? Alhamdullillah,” ucap Maura dengan penuh syukur. “Alhamdulillah. sedikit-dikit Ra.” Begitu pintu terbuka, mereka lantas mendekat. Sontak saja, kami saling bersalaman, kemudian mempersilakan keduanya untuk masuk. Mengetahui kedatangan tante dan neneknya, anak-anak berhamburan keluar, terlebih Randi seketika merajuk minta digendong. Saat itu ada hal yang membuatku sangat tidak nayaman. Cara Ayu memandang kedekatan Randi pada adik perempuannay seolah-olah menggambarkan perasaan cemburu. Belum lagi,
Baca selengkapnya
Malaikatku Kembali
Jam menunjukkan pukul 22:00, aku berhenti di sebuah terminal bus, aku sudah hampir putus asa. Aku ingat kata Ayu kalau kita sedang dalam masalah kita hanya perlu menengadahkan tangan meminta Tuhan menunjukkan jalannya maka Tuhan akan memberikan segala kemudahan kepada kita. Aku mencoba saran dari Ayu kupejamkan mataku lalu kuangkat kedua tanganku, aku mulai berdoa. Ya Allah Engkau Maha Melihat dan Maha Mengetahui, hamba memohon pada-Mu tunjukkanlah hamba jalan yang benar agar hamba bisa bertemu dengan istri hamba. Ya Allah Hamba tidak tahu lagi harus mencari dia ke mana. Saat aku membuka mata pandanganku langsung tertuju pada seorang wanita berbaju merah yang berjalan dengan tongkatnya menuju mobil bis jurusan Jawa Tengah. Aku langsung keluar mobil dan berlari ke arah wanita itu, sampai-sampai aku di klakson orang berkali-kali saat menyeberang jalan karena hampir saja tertabrak, aku yakin sekali itu Ayu. Aku memeluknya dari belakang Tidak ada penolakan darinya. “Adek mau ke mana,
Baca selengkapnya
Kenapa Harus Di Depan Banyak Orang?
Pov 33 tahun kemudian“Jangan membuatnya kecewa lagi! Kali ini kuampuni, tapi lain kali aku enggak akan segan. Lebih baik menjadi durhaka dari pada melihat Mamah kembali merasakan sakit hati,” ucap Reno, sorot matanya tajam menatap gadis yang terkulai lemas, di pangkuan ayahnya.“Papah cuma nolong, Ren,” jelas Andi tak mau membuat sulungnya salah paham. Reno mengenal siapa gadis cantik berpakaian mini itu. Andi membawanya ke tepian, lantas membaringkannya di atas hamparan pasir pantai. Beberapa orang yang semula melihat dari kejauhan mulai berlari dan membuat kerumunan.Pantai yang baru dijadikan objek wisata ini, tidak mempunyai pengawas. Mau tak mau Andi yang harus melakukan penyelamatan sendiri. Ia mulai mendekatkan wajahnya ke telinga, mulut lalu hidung korban. Sayangnya dia tak merasakan udara menerpa pipinya. Pria itu mulai menghitung. Hingga 10 detik berlalu, ia masih juga tak merasakan denyut nadinya. Tak ada pilihan lain Andi langsung berlutut lalu menumpukkan kedua tangan d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status