All Chapters of Masih Gadis Menyusui : Chapter 31 - Chapter 40
101 Chapters
Terenyuh
Halimah yakin, bukan hanya waktu dan tenaga Novi saja yang terkuras. Tapi juga uangnya. Termasuk keberadaan mereka di rumah sakit ini. Kalau saja, bukan karena 'orang dalam' yang juga keluarga Novi, Halimah pasti akan mengalami kesulitan memindah suaminya.Wanita itu berharap, Sabil segera bangun. Lalu mereka bisa memperbaiki semuanya dari awal.Ibu kembar itu menghela napas. Memutar kursi rodanya, kembali menatap pada sang suami. Pria yang untuk bernapas saja memerlukan bantuan alat. Namun, harapan itu masih ada baginya. Kalau Sabil bisa melewati masa kritisnya, dia juga pasti akan sembuh."Apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Halimah, yang membuat Novi menatap ke arahnya. Lalu, pria di depan sana yang diperhatikan oleh Halimah di depan sana.Novi ikut menghela napas panjang. Ikut lelah hati melihat semua kesulitan yang Halimah alami."Oya, Lim. Keadaanmu sendiri gimana?" tanya Novi kemudian. Baginya, Halimah terlalu sibuk memberikan perhatiannya pada sekitar, sampai lupa memperhati
Read more
Aku Merindukanmu
Tanpa disangka, Halimah merasakan pergerakan di tangannya. Perempuan itu terkejut, tatapannya sontak beralih ke tangan lalu ke wajah Sabil. Mata yang terpejam itu perlahan membuka, sedikit lalu melebar perlahan."Mas?!" panggilnya. Ia sangat senang. Akhirnya suaminya bangun.Pria itu berkedip. Ia ingin menyahut dan tersenyum pada Halimah. Namun, mulutnya tertutup alat yang terhubung ke tabung oksigen.Mata Nabil berkedip beberapa kali. Ia sangat bahagia saat membuka mata dan mendapati senyum Halimah ada untuknya. Meski tak mengerti apa yang terjadi setelah ia kehilangan kesadaran penuh. Kenapa ia tak mampu bergerak? Kenapa ia tak ingat apa pun selain kejadian terkahir kali yang terjadi di toko Abangnya.Mungkinkah keberadaan Halimah kali ini adalah sebuah pertanda semua berjalan sesuai kemauan awalnya. Mungkinkah Sabil sudah menyerah pada Halimah dan kini telah kembali pada Fatma?"Mas, sebentar. Aku panggil Dokter!" Halimah mengucap bahagia. Lalu menarik tangannya untuk menggerakkan
Read more
Menuruti Dokter Rendra
"Assalamualaikum. Bu.""Waalaikumsalam.""Em, aku mau bilang kalau pulang telat. Mungkin malam." Fatma mengabari ibunya agar tak khawatir. Sesekali terdengar suara cairan dihirup dari ujung telepon."Kamu nggak apa-apa kan, Fatma? Maksud Ibu apa kamu sedang menjaga Sabil? Apa dia sudah sadar dan baik-baik saja?""Hem. Ya. Bu. Alhamdulillah." Fatma terpaksa berbohong. Karena dia perlu waktu untuk melakukan rencananya dengan Nabil.Kalau saja ibunya tahu, bahwa Halimah membawa pergi Sabil dan menghapus jejak mereka pasti wanita itu akan syok. Dan lagi, Fatma tak punya alasan untuk berlama-lama berada di luar rumah."Alhamdulillah. Syukurlah. Kalau begitu setelah selesai beberes, Ibu akan langsung ke sana." Ibu Fatma sangat senang. Walau dia merasa ada yang aneh.'Lalu bagaimana dengan Halimah? Apa dia baik-baik saja dan sudah bersikap lunak pada Fatma? Sampai-sampai Fatma bisa tinggal merawat Sabil? Atau ada sesuatu antara Halimah dan Sabil, sampai Halimah meninggalkannya.'"Oh, jangan,
Read more
Aku tidak Akan Memaafkan Nabil
Novi sudah meminta izin ke pihak sekolah, untuk tidak datang dan mengajar hari ini. Ia harus pergi ke pasar dan mencari tahu segalanya dengan jelas. Kasihan Halimah jika masalah ini berlarut-larut.Siapa lagi yang bisa diandalkan oleh Halimah selain dirinya. Tak peduli berapa kali pun, Novi merenung ia masih tak habis pikir dengan banyaknya petaka yang menimpa sahabatnya itu."Huh. Kembar gila!" Wanita mengembus kasar. "Satunya tukang selingkuh, satunya doyan bini orang!" makinya meluapkan kekesalan yang ada."Kalau saja hari itu Halimah berjodoh dengan Rendra, pasti sekarang dia akan sangat bahagia. Mereka juga pasti punya anak kembar. Karena konon genetik kembar kan hanya dari ibunya. Ah, kenapa aku jadi baper bayangin mereka sejak dulu?" Novi merasa menyesal gagal.Wanita sebaya Halimah itu geleng-geleng. Terkadang terbesit pikiran jahat di benaknya. Kalau saja masalah ini berkepanjangan, Halimah tak terima karena terus direcoki Fatma. Dan Sabil lama-lama jijik karena terus ingat i
Read more
Pelukan Kerinduan
Langkah Novi bergerak ke Toko Halimah yang tertutup. Pemilik toko di sebelah yang melihat wanita itu celingukan, segera menghampiri."Mbak cari apa? Ini masnya masuk rumah sakit, jadi tokonya ditutup." Seorang wanita paruh baya menjelaskan."Oh ya. Saya yang ikut mengurusnya di rumah sakit, Bu.""Oh, Mbak keluarganya?""Em saya saudara istrinya." Novi meringis. Maksudnya saudara sesama muslim. Ia tak ingin membahas banyak hal, yang membuat tujuan utamanya teralihkan."Oh, Bu. Kalau boleh tahu apa yang terjadi kemarin itu?" tanya Novi tanpa basa-basi."Oh ya, benar. Saya nggak ngerti secara jelasnya. Cuma pelanggan saya yang kebetulan juga pelanggan Mas Sabil bilang, mereka sepertinya bertukar posisi, jadi kembarannya nggak terima dengan perbuatan kembaran satunya pas menggantikan posisinya.""Hah? Maksudnya?""Ya ... em. Namanya orang bergosip kan Mbak. Hehe. Maaf kalau saya malah ngelantur gini. Tapi yang dibilang, memang gitu. Mereka suruh pergi, sebenarnya sama Om Dogger yang di s
Read more
Jujurnya Orang Baik
Fatma mendesah. Menyerah lelah. Ia berjalan gontai menyusuri lobi. Langkahnya terhenti di tengah-tengah menatap lorong panjang masuk ruang rumah sakit. Langkahnya bergerak ke sana, ia bertekad akan membuka pintu satu-satu mencari suaminya. Namun, saat langkahnya baru terayun, lift di samping koridor terbuka. Ia melihat empat orang keluar dari sana. Tatapannya langsung tertuju pada pria tampan yang berdiri, dan diperban kepala."Mas Sabil!" Fatma sangat senang. Tanpa berpikir dan merasa tak enak pada Halimah yang ada di samping pria itu, ia menghambur ke arahnya dan memeluknya dengan erat sampai Nabil menahan pekik sakit.Sedang wanita di sampingnya tampak syok. Ada sesuatu yang membuat hati Halimah berdenyut nyeri. Inilah akhirnya, memberikan hati untuk dua cinta, pasti akan ada hati yang tersakiti karenanya.Nabil yang terkejut atas perbuatan istri Sabil, segera melepas tubuh Fatma dari pelukan dan mendorongnya, hingga ia terjatuh ke lantai lobi.Ia terkejut. Hatinya sesak. Ada kem
Read more
Reaksi Halimah
Ibu Fatma kebingungan, mondar-mondir dengan gelisah di depan pintu. Celingukan dengan tatapan yang jauh, berharap muncul sosok Fatma.Sudah jam delapan malam, tapi puterinya tak kunjung datang. Dihubungi, tapi tak tersambung."Apa ponselnya dimatikan? Kehabisan baterei atau ....?" Wanita paruh baya itu menepis pikiran buruknya. Takut jika prasangkanya jadi doa buruk yang diijabah.Bukan hanya ponsel Fatma yang tidak aktif. Namun, juga ponsel milik Halimah atau pun Sabil menantunya tak aktif."Ya Allah, apa kususul saja ke rumah sakit?" Wanita itu sangat khawatir kali ini.Tanpa berpikir lagi, ia pun berbalik masuk ke dalam rumah, bersiap untuk pergi. Entah kenapa, perasaannya tak enak sejak tadi hingga perlu memastikan apa yang terjadi di rumah sakit. Apalagi semalam mereka sempat bertengkar hebat dengan Halimah.___________Tanpa ragu Rendra mengayun langkah mendekat pada Fatma. Melihat itu, asistennya pun mengikutinya. Seharusnya mereka sudah berada di kamar pasien Dokter Rendra. Na
Read more
Tak Berzina dan Tak Dizinai
'Aku yang salah, hatiku telah mati sampai terlambat menyadari bahwa Halimah jauh lebih penting dibanding keinginan abangku. Abang yang kupikir tak akan pernah berkhianat. Namun, rupanya hatinya telah berubah ... demi ambisinya dia tega menghancurkan kehidupanku dan Halimah.'_____________"Oya, tampaknya Dokter sangat mengenal Mbak Halimah dan Mas Sabil?" tukas Fatma. Ucapan pria itu terkesan membela Halimah dibanding dirinya yang jelas-jelas adalah istri sahnya."Ahm, itu ... ya. Kami kenalan lama. Dan bertemu lagi setelah Bapak Sabil jadi pasien saya." Rendra tiba-tiba merasa tak nyaman, atas ucapan Fatma. Ia sadar bukan apa-apanya dua orang itu, dan terkesan terlalu ikut campur. Diaduk minuman berwarna hijau yang muncul dari warna asli buah alpukat dalam gelasnya, dengan sedotan. Lalu perlahan mengarahkan mulutnya ke sedotan itu agar jus dalam gelas bisa memasuki kerongkongan."Oh ...." Mulut Fatma membulat. "Sebentar!" Rendra meminta waktu karena tiba-tiba ponselnya berdering. "
Read more
Mempermainkan Hatinya
Halimah menunggu Nabil dengan hati berdebar. Meski dalam hatinya hanya ada Sabil, apa boleh perasaan itu mengalahkan posisi Nabil yang adalah suaminya.Ia melirik pria tampan itu saat memutar kunci kamar mereka. Halimah terus mencocokkan ucapan Nabil dengan Fatma semalam, bahwa adik sepupunya itu bukanlah pelakor. Bahwa dialah yang sebenarnya istri sah Sabil, bukan Halimah.Inikah alasannya, karena yang menikahi Halimah adalah Nabil. 'Aku haru bagaimana sekarang?' batinnya terus berkata-kata, seiring otaknya yang berputar mencari jawaban untuk dirinya sendiri.'Ya Allah. Perasaan apa ini? Wajah mereka begitu mirip. Apa karena itu hatiku masih berdebar setiap kali menatap Nabil dalam?'Setelah memastikan pintu terkunci rapat, Nabil membalik tubuh. Mengangkat kepala menatap pada wanita yang ada di atas ranjang. Wanita yang tampak tenang, jauh dari sebelumnya.Namun, Halimah enggan menatapnya seperti biasa."Aku ....""Ya?" Halimah menyahut dengan gugup.Nabil mendekat dan duduk di sisi
Read more
Masih Nifas, Mas!
"Apa aku perlu keluar?" tanya Nabil. Suara beratnya membuat debar dalam dada Halimah tak beraturan. Kalau dipikir, setiap kali bersikap hangat ... Sabil dulu beralasan sedang radang tenggorokan. Kalau begitu, lelaki dengan suara serak dan lebih berat dan ia selalu bersikap hangat adalah Nabil. Pria itu tak berdusta."Nggak usah, Mas." Halimah mengucap ragu. Ada perasaan canggung yang menghalanginya untuk bicara mengalir seperti sebelumnya."Oh." Nabil manggut-manggut. Karena sikap Halimah yang lebih pendiam, ia pun turut canggung.Nabil berjalan ke pintu membukanya karena Bibi bilang kalau dokter Rendra sudah datang. Pintu itu kemudian dibuka lebar-lebar."Ya, Bi?" Ini Dokter Rendra.Pria yang masih memakai setelan kaos santai dan jeans, serta jas yang membalutnya itu tersenyum."Selamat malam Bapak Sabil, bagaimana kabar Anda?" Pria yang membawa tas kerja itu menyapa."Alhamdulillah. Saya baik." Nabil menyahut. Ia sudah sepakat dengan Halimah, kalau tidak akan membuka identitas as
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status