All Chapters of CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat : Chapter 101 - Chapter 110

Situasi di kediaman Tuan Adi Hadiningrat gempar usai hasil laboratorium menyebutkan banyak kandungan obat tidur yang dikonsumsi putri kesayangannya. Dokter Darsono ikut membantu sebagai saksi ahli yang menangani operasi pasien sejak kejadian kecelakaan pertama kali. Amelia, perawat pribadi Marcella, disidang di ruangan keluarga. Awalnya dia mengelak, tapi sidik jari dan bukti kuitansi pembelian obat di apotik membuktikan semua kejahatannya. "Dasar brengsek! Teganya kau mau membunuh anakku secara perlahan dengan dosis obat berlebihan!" tuding Tuan Adi Hadiningrat emosi. Dia berusaha membela diri, "Tidak mungkin aku berani melakukan hal itu, Tuan. Teman-ku di farmasi bilang vitamin menambah tenaga pasien bukan yang lain," "Nona, siapa temanmu dan berikan nomor kontaknya?" Dokter Darsono mengakhiri perbuatannya melanggar hukum. Sudah kepalang basah akhirnya Amelia menyerahkan bukti lainnya. Posisinya menjadi sulit melarikan diri. Dia tak menyangka pemeriksaan pasien semingg

"Mama-! Alpine ikut, ya?" mulut kecil merengut ke ibunya yang sering ditinggalkan saat bekerja. Zaphira menggendong putra tersayang sudah hampir berumur dua tahun. "Minggu depan 'kan ulang tahun, Mama harus kerja cari uang untuk beli mobil mainan yang kamu inginkan, sayang," bujuknya lembut. Hooray-! Balita tampan bersorak gembira. Namun, sesaat berubah merajuk. "Alpine ikut Mama kerja!" merengek tak mau melepas pelukan ibunya. "Hai ganteng, ikut Mba Merly aja yuk beli permen di toko itu," berharap putra bos-nya tidak ngambek lagi. Alpine menjerit kencang membuat Zaphira kian panik. Pesanan rangkaian bunga segar harus dikirim siang ini sebelum pesta pertunangan klien yang dilaksanakan di malam hari. Permintaan yang mendadak padahal tadi pagi sudah mengirim, namun meminta bunga anggrek import lagi. Pontang panting mencari ke supplier, akhirnya berhasil mendapatkan 20 rangkaian apik. Zaphira membawa berhati-hati dengan vas kaca berisi paduan batuan kecil yang cantik, di

Alpine pelan-pelan mendekati orang dewasa yang tidur di sofa tamu. Sementara mamanya di dapur sedang memasak, dan Bibi Minah menyuci pakaian. Tangan kecilnya memukul pipi dan hidungnya sengaja membangunkan mengajak berkenalan dan bermain dengannya. "Ouch!" Bramastra mengaduh keningnya ditepak keras. Melihat bocah kecil nakal tertawa dengan senyum mirip Rahsya. No way-! Dia terduduk melipat jas pesta semalam dipakai jadi selimut. "Hai ganteng, namamu siapa?" sapanya lembut. "Alpine, Om-!" celotehnya memamerkan senyum lagi. Alpine-? Bramastra tertegun mengingatkan nama taman persis di pegunungan Alpen, jardin Alpin di Montreux. "Apakah mungkin Rara lagi hamil saat tinggal di sana?" pikirnya bingung. "Om, namanya siapa?" tanyanya balik mengamati pria asing berada di rumahnya . "Om Bram, aku kakaknya Mama kamu," mencubit pelan pipi gembul, dan menggendong di pangkuan. "Umurmu berapa sekarang?" Jari kecilnya diangkat menunjukkan dua jari mungil. "Kata Mama, minggu depa

Zaphira memilih pulang ke rumah menemui putranya yang sedang tidur siang saat ditinggalkan. Toko bunga diurus Merly kembali setelah mengakui menyesal atas kejadian kemarin. Dengan tak tega memberikan kesempatan kedua demi menghidupi keluarga dan adiknya bersekolah. Pesanan bunga anggrek kemarin dimintanya untuk tidak ditagih. Setiba di depan pagar, asisten rumah tangga datang membukakan. "Bi Minah, Alpine sudah bangun?" "Belum Bu Rara, tapi tadi sudah makan siang sebelum tidur," jelasnya singkat kembali membereskan dapur. Dia memilih beristirahat di sofa, merenungi ucapan Alisha Ginerva yang sombong dan angkuh menawari dua milyar untuk rumah mantan suaminya. Keadaan makin rumit. Gadis brengsek itu memerasnya melaporkan ke keluarga Rashya tentang pernikahan rahasia mereka dan buah hatinya. Padahal semua sudah berlalu tiga tahun silam. Tidak ada bukti cukup mendakwa mereka, kecuali Alpine-! Wajah balita mungil yang mirip dengan ayahnya. Lambat laun kelopak matanya terpe

Di rumah kecil terdengar sesegukan gadis malang yang tak berhenti menangis meratapi nasib diusir dari rumah orang kaya raya. "Dasar bodoh! Bagaimana mungkin ketahuan semua rencana kita? Kalau sudah begini, kau tak bisa kembali ke rumah itu lagi!" Nyonya Ella mengomel Amelia Pratiwi dikeluarkan dari pekerjaan gegara putri Tuan Adi Hadiningrat over dosis obat tidur membuatnya tak sadar berbulan-bulan. Beruntung kasusnya belum dilaporkan pihak berwajib, tetapi naasnya dia hamil perbuatan dengan Arya yang tak mau bertanggung jawab atas dirinya. Semua jadi kacau balau. Mereka menanggung malu lebih dari diperkirakan sebelumnya. Bukan mendapat kemewahan dan nama baik, malah dikucilkan tetangga sekeliling. Benar-benar menyedihkan nasib mereka sekarang! "Terus gimana dong 'Ma, kehamilanku 'kan ngga bisa ditutupi lagi. Semua mengejekku wanita murahan. Coba kita datangi keluarga Arya lagi agar mau menikahi aku secepatnya!" paksanya. "Okay kita coba besok, kau jangan nangis mulu. Ap