CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat

CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat

last updateLast Updated : 2025-09-12
By:  Ivander KazUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
15Chapters
462views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Manik hitam Rashya melirik tajam ke seseorang sedang menjenguknya malam ini. Gadis asing belum dikenal sama sekali tapi mengingatnya jelas saat pertama kali sadar dan membuka mata hanya dia yang duduk menemani di ruang perawatan ini. Genggaman tangan mungilnya mampu memberikan kekuatan dan kehangatan. Hal itu yang selalu Rashya ingat dan inginkan untuk selamanya.  "Kau siapa?" tanyanya penasaran. Gadis itu gugup menjawab di tengah ruangan bersama keluarga besar Tuan Imran Nadhirrizki seakan mengadili di saat pertama kali bekerja sebagai perawat pribadi sang CEO Rashya. "Perkenalkan aku, Zaphira; Kau pernah menolongku saat kecelakaan tabrak lari sebulan lalu, dan aku minta maaf karena itu akhirnya dirimu harus terbaring lama di sini," ucapnya bergetar.

View More

Chapter 1

Kasus Tabrak Lari

Kepanikan melanda Zaphira yang tidak tahu harus bersikap bagaimana lagi. Peristiwa tabrak lari tadi begitu cepat saat ingin menyeberang jalan tiba-tiba datang sebuah mobil mencoba menabraknya dari belakang.

Beruntung seseorang tiba menyelamatkan sengaja mendorong Zaphira ke pinggir jalan. Tubuhnya seketika oleng jatuh ke tanah hanya mengalami sedikit luka lecet di tangan dan bahu. Sementara punggung pria asing itu ditabrak keras dari depan mobil langsung kabur melarikan diri entah kemana.

Oh, Tuhan, tidak-kk! Zaphira menjerit sejadi-jadinya.

Giliran tubuh pria itu terbaring di aspal tak bergerak sama sekali. Oh, apakah dia mati?! Degup jantungnya berdebar kencang lalu bergegas bangun mendekati. Sekejap saja banyak orang di sekitar menolong mereka memanggil ambulan gawat darurat di siang hari yang terik.

Hari mencekam dalam kehidupan seorang gadis manis bernama Zaphira Ayu Lutfiah.

------------

"Brengsek kau, Zar!" seru Rashya tak sabar saat melihat mobil sahabatnya belum tiba. "Aku sudah berada di seberang jalan menunggu kau datang, ku pikir kau lebih dulu tiba!"

"Sebentar lagi, Shya, maaf tadi ada rapat mendadak di kantor; tunggu 20 menit lagi sampai, kau makan saja dulu, aku segera menyusul!" Nizar menenangkan emosi sahabat. Acara makan siang mereka jadi berantakan gara-gara pertemuan klien sejak pagi tadi.

"Segera datang, atau aku tinggal kau kembali ke kantor!" ancam Rashya kesal menghentikan percakapan mereka lalu menyelipkan gawai ke dalam jas.

Ketika akan menyeberang jalan melihat dari kejauhan sebuah mobil melaju berkecepatan tinggi. Seorang gadis berdiri namun matanya sibuk mengambil sesuatu di dalam tas, dan tak menyadari datangnya bahaya. Setengah berlari Rashya menghampiri gadis itu lalu mendorong jauh ke pinggir jalan terhindar dari tabrakan mobil.

Namun malang tak bisa ditolak, untung tak dapat diraih. Malah ia sendiri disambar hantaman kencang mobil tersebut. Seketika itu juga rubuh ke aspal tak dapat diselamatkan lagi. Semua menghitam gelap. Tak dirasakan olehnya pingsan ataupun tewas di tempat. Makan siang bersama Nizar gagal total. Rashya kini sedang terbaring kaku tak bisa bergerak sama sekali.

Teriakan seorang gadis meminta pertolongan, tangisan kencang memangku kepala terluka parah mengalami pendarahan hebat tak terdengar lagi di telinga Rashya. Begitu sunyi tanpa kehidupan.

Rashya Afkar Alfarezel sedang berada dalam ambang kematian. Bukan lagi pemuda tampan, bukan pula seorang CEO perusahaan besar, atau playboy selalu ditemani kencan wanita cantik. Statusnya berubah sekejap menjadi korban tabrak lari sedang tak sadarkan diri.

-----------

Bau obat begitu menyengat di sebuah rumah sakit. Pakaian Zaphira bersimbah darah yang bukan miliknya, namun dari pria asing tak dikenal sama sekali. Perawat menyuruh berbaring sejenak mengobati luka kecil di lengan dan bahunya terlebih dahulu. Ia sungguh tak sabar menanti kabar dari kamar operasi tentang seorang pria telah menolong hidupnya. Mereka dibawa ke sini agar mendapatkan perawatan secepatnya.

Di ruang gawat darurat dikelilingi dokter dan petugas polisi yang dihubungi langsung pihak rumah sakit soal peristiwa tabrak lari siang ini. "Siapa namamu, Nona?" Seseorang menginterogasi. "Apa mengenal pria yang terluka itu?"

"Aa-aku Zaphira," jawabnya gugup. "Sama sekali tak mengenal siapa pria menolong diriku, dan mendorong jauh ke tepi agar tak tertabrak mobil tadi."

Beberapa pertanyaan diajukan secara beruntun terlihat tidak membuahkan hasil mengenai kejadian dialami oleh kedua korban. Semua keterangan ditulis sesuai prosedur sebelum pergi menemui keluarga korban lain. Seorang petugas mengontak pusat mengecek jalan cerita disampaikan korban tabrak lari masih hidup. Sementara salah satu korban lain masih terbaring di kamar operasi belum diketahui keadaannya.

Zaphira memandangi kedua petugas bergantian sebelum meninggalkannya, bertanya penuh kekhawatiran, "Apakah dapat menemukan pelaku pengendara mobil sedan berwarna hitam sengaja ingin menabrak kami berdua?"

"Tenanglah, Nona, serahkan saja ke kami, saat ini semua sedang dalam pelacakan," tukas seorang polisi. "Dan mobil disebutkan sangat familiar dipakai banyak orang, sayangnya anda tak mengingat nomor plat pelaku." Senyum optimis di wajah petugas seolah memberi keyakinan penuh kasus selesai lebih cepat. Korban terluka parah itu ternyata dari keluarga terpandang di negeri ini. Mereka mengenali dari kartu identitas di dalam saku jas.

Betapa menyesal Zaphira mendengar penjelasan tadi. Kejadian tabrak lari itu begitu cepat tak mungkin dapat melihat nomor mobil penabrak mereka. Entah bagaimana ia membantu memecahkan masalah yang hampir merenggut nyawa mereka.

Tinggal ia sendiri merenungi nasib. Pria malang itu sedang meregang nyawa demi menolong hidupnya. Pilu terasa di jiwa karena tidak mampu berbuat apa-apa. Ouch! Ringisan kecil keluar dari mulut ketika mencoba bangkit dari ranjang rumah sakit. Benturan bahu ke aspal membuat ngilu. Pengobatan diberikan perawat masih terada perih di kulit yang lecet dan terkelupas.

Itulah mengapa Zaphira tidak sempat melihat mobil penabrak mereka. Pandangan teralihkan di saat menaruh sweater di dalam tas. Blus yang dipakai tak berlengan saat hari yang panas menyengat. Peluh keringat sekujur tubuh hingga akhirnya melepas sweater, dan akhirnya digunakan mengatasi pendarahan di kepala pria itu.

Siapa pria asing yang telah menyelamatkan nyawanya? Ia tak pernah tahu. Hatinya sungguh bersalah, andai orang asing tak mendorong ke pinggir jalan mungkin bernasib sama. Mereka hanya menunggu detik-detik kematian begitu dekat saat itu.

Buru-buru keluar ruang gawat darurat membayar segala pengobatan rumah sakit ke kasir tetapi sebuah panggilan menyentak secara tiba-tiba.

"Hai, Nona...?!" tegur seorang pria tak jauh darinya.

"Ya Mas, ada perlu apa memanggilku?" Ia berhenti melangkah, dan memandang heran ke pria tampan berjas kerja rapi elegan. Penampilan dan usianya sama seperti korban tabrak lari menolongnya tadi, kalangan muda kaum eksekutif kelas atas.

"Maaf mengganggu waktumu, perkenalkan aku Nizar, sahabat dari Rashya," sapanya pelan. "Bukankah kau yang membawanya ke rumah sakit?"

"Oh, kami berdua menjadi korban tabrak lari pengemudi tak bertanggung jawab," sahutnya membenarkan. "Oya, aku Zaphira, terus bagaimana keadaan sahabatmu sekarang, apa sudah sadarkan diri?" Sudah satu jam berlalu dari kedatangan mereka ke rumah sakit namun belum ada memberi tahu tentang kabar pria bernama Rashya seperti disebutkan sahabatnya.

Nizar menggeleng. Pandangan sangat sedih menyayat hati. "Seharusnya tadi datang lebih cepat menemui Rashya untuk makan siang bersama, namun naas sahabatku malah mengalami kecelakaan hebat."

Giliran wajah Zaphira menunduk sayu ikut merasakan kepedihan sama. "Sahabatmu melindungiku dari mobil brengsek itu, sungguh aku pun menyesal mengapa dia yang harus terluka parah, bukan diriku."

Seandainya waktu dapat diputar kembali. Kejadian itu seharusnya tak mencelakakan mereka jika dia berlaku hati-hati saat menyeberang jalan. Entah mengapa Rashya mau membantu padahal tidak mengenal tentang dirinya.

"Dokter bilang, sahabatku mengalami pendarahan di otak, punggungnya terluka parah akibat ditabrak; entah dia akan bertahan di meja operasi atau tidak, kita harus menunggu berjam-jam sampai operasi selesai nanti."

Oh, Tuhan, tolong selamatkan dia! Doa dirapal Zaphira berulang-ulang di dalam hati. Tubuhnya bergetar hebat seperti ketika memegang kepala Rashya di pangkuan. Darah tak berhenti mengalir, sweater coklat tebal miliknya tak mampu menahan, ikut basah berubah merah.

"Apa kau baik-baik saja?" Nizar memastikan keadaan gadis menjadi korban tabrak lari bersama sahabatnya.

"Jangan khawatir, Mas, aku baik-baik saja," tukasnya meyakinkan. "Aku ingin tetap menunggui sahabatmu di luar kamar operasi semoga kau tak keberatan."

Nizar menatap lekat gadis itu. Cantik! Desisnya pelan. Meskipun pakaian berantakan dan cukup sederhana tetap saja aura kecantikan tersembunyi terlihat jelas di matanya. Beruntung benar kau, Rashya! Mengakui gadis bersamanya mempunyai nilai lebih dari gadis lain.

"Apa tak sebaiknya aku antar kau pulang saja? Maaf blus-mu jadi mengerikan seperti itu!" ujarnya spontan ketika memandangi noda darah sahabat membekas di sana.

Ia melirik ke bajunya sendiri. "Ah iya juga Mas, kau benar, tunggu sebentar lagi temanku datang membawakan pakaian ganti."

"Baiklah, duduk di sini dulu sambil menunggu kehadiran keluarga Rashya," pungkas Nizar. "Orang tua sahabatku katanya sedang berada di luar kota, tapi tunangannya sudah dalam perjalanan menuju ke sini."

Oh, pria itu telah memiliki kekasih hati?! Batinnya mulai cemas berharap tunangan Rashya menerima keadaan dengan penuh kesabaran.

Sayangnya, semua itu tak semudah yang dibayangkan. Sebentar lagi hal itu tinggal sebuah harapan seorang gadis yang berpikir terlalu sederhana, seperti sebuah penampilan Zaphira Ayu Lutfiah.

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Alilah Alexandra
Nice story, sedih kesal senang menjadi satu, lanjut semangat Thor ......
2025-08-04 20:32:46
1
15 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status