Di ruang pantry, Pak Kardi melirik ke putrinya makan tidak lahap belakangan ini. "Ada apa 'Mal? Kamu lagi sakit?" tanyanya cemas. Nurmala menggelengkan kepala. "Ngga Ayah, cuma kemarin rada sebal saja menghadapi kelakuan adik Tuan Rashya, yang dipilih menjadi pimpinan proyek, tapi informasi belum sampai ke meja sekretaris." "Sabar-lah, hanya salah paham. Tuan Arzu memang kurang bertanggung jawab dalam soal bisnis, lebih baik Tuan Rashya yang menangani perusahaan." Putrinya malah membela, "Sebenarnya dia baik, Ayah. Tapi, kurang teliti dan disiplin selama ini. Seminggu ini menerima klien beberapa kali di ruang CEO harus aku juga menemani." Eh, iya sih. Pak Kardi mengangguk meski khawatir kedekatan mereka berdua mengingat Arzu bukanlah pria baik-baik. "Dia ngga berani macam-macam ke kamu 'kan, 'Mal?" "Mana berani, 'Yah! Kemarin menelepon Tuan Rashya di Swiss langsung kena bentak, diancam mau dipecat dari kantor kalau berbuat begitu padaku." "Bagus, bagus. Ayah lebih yakin
Last Updated : 2025-11-19 Read more