Semua Bab OTW jadi Nyonya BOSS!: Bab 41 - Bab 50
78 Bab
Rencana Jahat
Hujan deras mengguyur Jakarta pagi ini. Audrey yang baru saja akan menuju kampus segera menepi di sebuah halte untuk memakai jas hujannya. Tanpa dia sadari, ada dua pasang mata sedang mengawasi gerak geriknya.Dua pasang mata tersebut sedang berada di dalam sebuah mobil mewah yang terparkir 100 meter dari posisi Audrey. Keduanya adalah wanita. Yang satu berambut panjang, sedangkan satu lagi berambut pendek.Keduanya sudah mengikuti Audrey sejak dari rumahnya. Dengan sengaja mereka ingin melihat lebih dekat seperti apa rupa kekasih Gibran Maharsa Adinata itu.Keduanya menatap lekat setiap garis wajah Audrey. Memperhatikan setiap air muka Audrey ketika menggunkan jas hujannya. Ada kekaguman yang tersirat di ekspresi dua wanita itu."Dia memang cantik. Selera Gibran memang yang seperti ini. Wajah blasteran, dan ... cerdas. Seperti Marry, selingkuhan Gibran ketika aku mengandung anaknya," ujar salah satu dari dua orang di mobil itu, yaitu si wanita berambut panjang.Wanita itu menatap nan
Baca selengkapnya
Tragedi
Setibanya di kampus, aku bergegas ke Toilet, merapikan penampilanku yang sedikit acakadut karena menerjang hujan pagi ini. "Pagi, Mbak Audrey," sapa Pak Widi, salah satu satpam kampusku. Bukannya aku famous alias mahasiswa beken sampai satpam saja mengenaliku. Hanya saja istri pak Widi kebetulan salah satu pegawai Alina Gump. "Pagi, Pak. Bu Sinta sudah datang belum ya" "Baru saja datang, Mbak." Baguslah, aku bisa langsung menemuinya. Hari ini aku sudah membuat janji dengan dosen cantik kesayangan banyak mahasiswa itu. Kebetulan Bu Sinta adalah dosen pembimbing skripsiku. Rencananya hari ini aku akan bimbingan skripsi untuk yang terakhir, sebelum aku harus masuk ke proses sidang. Bismillah, semoga lancar, amin. Setelah itu ... Kawin! Eh, kerja maksduku, hehehe. 60 menit berselang, aku sudah keluar dari ruangan dosen pembimbingku. Jam menunjukkan pukul 12 siang. Cuaca sudah mulai cerah, akupun menuju taman di kampusku. Rencananya aku akan menghabiskan waktu di taman yang begitu nyam
Baca selengkapnya
Melamar
- FLASHBACK ON -"Audrey ... " terdengar suara panik Revan. Sepupu Gibran dan Clara itu tidak sengaja berada di sekitar daerah tempat Audrey kecelakaan. Saat itu Revan berencana akan makan siang dengan Mentari. Di perjalanan menuju rumah makan, mereka berpapasan dengan motor matic Audrey yang hancur tak berbentuk. Hanya plat nomernya yang masih dapat dikenali. Mentari yang hafal betul dengan plat nomor motor matik sahabatnya itu segera meminta Revan menepi.Seketika kaki Mentari terasa lemas tak bertulang. Di hadapannya tampak Audrey berlumur darah. Sahabatnya itu tidak sadarkan diri. Beberapa orang tampak berusaha menolongnya."A-Audrey ... " suara Mentari bergetar. Rasanya dadanya seperti terhimpit benda padat yang begitu kuat. Pikirannya kacau meilihat sahabatnya dalam kondisi yang cukup mengenaskan. Apalagi Audrey tidak bereaksi sama sekali ketika dibangunkan. "Mas dan mbak kenal orang ini?" tanya salah satu warga yang hendak menolong Audrey."Ya, dia teman Kami."Revan segera me
Baca selengkapnya
Terbangun
"Sayang ... " terdengar suara mama. Sangat lembut, nyaman, dan menenangkan.Dimana Aku? Apa ini alam kubur? Kenapa bentuknya mirip kamar tempatku di rawat?"Sayang ... " terdengar lagi suara mama. Aku menoleh ke arah datangnya suara itu.Mama? Di alam kubur aku masih bisa melihat mama?Satu detik, dua detik, tiga detik, dan ... aku masih terpaku memandangi wajah cantik mama."Audrey ... " kini giliran suara Mas Gibran yang terdengar di runguku.Wah ... di alam kubur aku juga bisa mendengar suara kekasihku?"Audrey ... " kembali runguku menangkap suara bariton yang sangat aku kagumi itu.Akupun menoleh ke arah datanganya suara tersebut. Wah ... di alam kubur ternyata aku juga masih bisa bertemu Mas Gibran. Ah, tampannya kekasihku.Tak lama tampak tiga orang menggunakan baju rumah sakit berjalan ke arahku.Lah? Di alam kubur juga ada dokter dan perawat? Bukannya di alam kubur isinya manusia yang sudah meninggal? Lalu untuk apa ada dokter dan perawat? Orang yang meninggal masih bisa mera
Baca selengkapnya
Penghuni Hatiku
Dua bulan sudah Gibran tidak pulang ke rumahnya. Selama Audrey dirawat di rumah sakit, Gibran memang hanya mengenal kantor dan rumah sakit sebagai tempat kesehariannya menghabiskan waktu. Kini Audrey sudah semakin membaik. Perdarahan dan cidera di dalam tubuhnya sudah berangsur sembuh, tangan kirinya sudah bisa berfungsi dengan baik. Bahkan gips di kakinya sudah dilepas, hanya saja kekuatan kakinya masih belum bisa kembali seperti sebelumnya. Dokter orthopedi yang merawatnya berpesan, Audrey harus sering latihan di rumah maupun di fisioterapi yang sudah ditunjuk orang tua Shabina untuk membantu mempercepat pemulihannya. Jika itu semua Audrey kerjakan, kemungkinan hanya butuh dua minggu lagi kekuatan kakinya sudah akan kembali normal. Melihat semua kemajuan yang ditunjukkan Audrey, tentu kelegaan dirasakan oleh semua orang yang menyayangi Audrey, terutama sang kekasih. Hanya saja, masih ada yang mengganjal di hati Gibran. Dia masih belum menemui otak di balik
Baca selengkapnya
Ternyata OH Ternyata
Genap tiga bulan, Aku di rumah sakit. Sebenarnya sejak tiga minggu lalu, Aku sudah diizinkan pulang, namun Mas Gibran menolaknya. Kekasih tercintaku itu meminta agar aku tetap dirawat sampai kakiku benar-benar bisa kembali berfungsi normal."Akhirnya gue bisa keluar dari asrama ini," ujarku pada Mentari yang baru saja datang bersama Revan, kekasih barunya.Ah ... ternyata oh ternyata, mereka berdua sudah saling mengakui perasaan tepat satu bulan setelah kecelakaanku!Tatapan Revan yang tidak putus-putus padaku selama ulang tahun Luna ternyata bukan karena dia naksir Aku seperti yang dipikirkan Mas Gibran, melainkan dia ingin mendekatiku untuk membantunya mendapatkan hati Mentari."Terima kasih, Revan.""Terima kasih untuk apa?""Terima kasih untuk dua hal. Yang pertama terima kasih sudah menolong gue. Kalau saja saat itu Lo dan Mentari gak ada, pasti sekarang gue hanya tinggal nama.""Lalu yang kedua?""Yang kedua ... terima kasih sudah menutup sesi galau sahabat gue," ujar Audrey ser
Baca selengkapnya
Tatapan Penuh Cinta
Dengan diiringi lantunan irama saxophone yang begitu indah, Mas Gibran berjalan ke arahku. Pria yang saat ini menggunakan kemeja berwarna navy lengan panjang yang dia lipat hingga ke siku itu tampak sangat tampan. Apalagi dengan senyumnya yang terlihat begitu meneduhkan.Rasanya tiba-tiba duniaku berhenti. Hanya ada aku, Mas Gibran, dan tatapan kami yang saling bertaut. "Audrey ... " lirih Mas Gibran. Kemudian dia menggandeng tanganku dan menuntunku ke podium kecil di tengah taman belakang rumahku. Podium yang sangat cantik dengan banyak bunga berwarna pastel."Mas, Kita mau ngapain?" tanyaku gugup. Bagaimana tidak gugup. Kini semua mata tertuju pada kami berdua. "Mas ... " lirihku sambil terus mengikuti langkah Mas Gibran.Tak lama, terdengar alunan biola yang dipadukan saxophone yang begitu indah.Lah? Kenapa sekarang tiba-tiba juga muncul violinis (pemain biola)? Jangan bilang nanti juga tiba-tiba muncul pemain harpa?Seketika muncul cuplikan yang berisi foto-foto candidku di laya
Baca selengkapnya
Ucapan Selamat
"Yes!" jawabku sambil tersenyum secantik mungkin padanya."Yes?" Mas Gibran mencoba meyakinkan."Yes!" I give you a “Y,” give you an “E,” give you an “S", I give you YES."Seketika senyum terbit di wajah tampan Mas Gibran. Dia segera memasangkan cincin yang begitu indah itu di jari manisku. Kemudian CEO Adinata Group itu mencium keningku cukup lama."Terima kasih sudah hadir dalam hidupku, My Audrey," ujar Mas Gibran seraya memelukku dengan sangat lembut.Rasanya masih seperti mimpi aku dilamar seorang Gibran Maharsa Adinata di depan orang-orang tersayang kami dengan cara yang begitu manis, ya ... walau ada bagian video memalukan yang dia putar. Tapi tetap saja aku sangat terharu dengan semua yang sudah dia persipakan. Mulai dari kebohongannya yang mengatakan sedang ada pekerjaan di luar kota eh ... ternyata dia sudah menyiapkan semuanya. Kemudian keberadaan pemain saxophone dan biola, dekorasi yang indah, dan seg
Baca selengkapnya
Perubahan
Kini sudah 1 bulan aku resmi menjadi tunangan Mas Gibran. Aku juga sudah diperkenalkan di hadapan keluarga besar bahkan kolega bisnisnya sebagai calon istri Gibran Maharsa Adinata. Tak jarang aku menemani CEO Adinata Group itu di acara-acara resmi. Setelah resmi OTW jadi Ny. Boss, ada beberapa hal yang berubah dalam kehidupanku. Salah satunya adalah keberadaan Jay dalam keseharianku.Semenjak kejadian kecelakaanku beberapa bulan lalu, Mas Gibran memang tidak mengizinkan aku kembali mengendarai sepeda motor. Dia menugaskan Jay untuk mengantar dan menjemputku kemanapun dan kapanpun jika Mas Gibran tidak sedang bersamaku.Awalnya aku menolak, aku rasa aku bisa menggunakan taxi online jika memang tidak lagi diizinkan mengendari sepeda motor, namun Mas Gibran tetap bersikeras menugaskan Jay untuk menemaniku menjalani aktivitas. Kalau hanya mengantarku ke tempat tujuan sih aku tidak keberatan, ini masalahnya Jay ditugaskan juga menemaniku selama di tempat tujuan. Seperti halnya hari ini d
Baca selengkapnya
Darah Daging Kita
Sesaat setelah Mas Gibran mengakhiri panggilan telepon dari Clara, dia memintaku untuk segera merapikan diri. "Rapakan dirimu. Setelah ini Kita makan siang, kemudian Kamu ikut Aku menemui Clara." What? Kenapa aku harus menemui mantan kekasih Mas Gibran itu. "Apa dia sedang sakit?" tanyaku hati-hati. Mas Gibran hanya tersenyum seraya mengusap puncak kepalaku. Dia kemudian membantuku merapikan diri. Mulai dari memakaikan kembali penutup dadaku, menggunakan kembali kemejaku, bahkan sampai membantuku merapikan rambutku. "Tidak usah, Mas. Aku bisa sendiri." "Gak apa, sesekali biar Aku yang menyisir rambut calon istriku." Ehem, calon istri? Haduh ... adem banget hati ini mendengar kata calon istri dari calon imamku, hehehe. Tak lama, kami sudah berada di meja makan ruang kerja Mas Gibran. Menikmati nasi padang kesukaanku yang sudah disediakan Diana. "Audrey ... " "Ya ... " "Duduk sini!" titah Mas Gibran sambil menepuk paha kirinya. Dih, mau ngapain sih? 'Kan Kita mau makan siang.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status