Lahat ng Kabanata ng OTW jadi Nyonya BOSS!: Kabanata 61 - Kabanata 70
78 Kabanata
Kejahatan Clara
Kini tepat tiga minggu semenjak aku diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit. Pertemuan Keluarga juga sudah diselenggarakan guna membicarakan rencana pernikahanku bersama Gibran.Seminggu lagi adalah hari pernikahan Kami. Segala persiapan sudah rampung 90%. Itu semua berkat kerja keras Kak Livy dan tim EO nya.Hari ini Aku sedang bersama Kak Livy di butik kebaya mertuanya. Aku sedang mencoba kebaya yang sudah dirancang khusus oleh Ibu mertua Kak Livy."Cantik sekali," puji Kak Livy ketika melihat calon adik iparnya ini menggunakan kebaya berwarna putih gading dengan aksen payet di banyak sisi. Kak Livy membayangkan terpukaunya Mas Gibran melihat wanita pujaannya ini di hari akad pernikahannya nanti, hehehe.Usai menyelesaikan fitting kebaya akad nikah, Aku bersama Livy menuju butik gaun pesta salah satu sahabat Kak Livy, Kak Thabita.Sebuah gaun semata kaki tanpa ekor berwarna peach tampak sudah siap untuk acara resepsiku. Gaun itu tampak sangat indah di tubuhku. Lagi-lagi membuat Kak Li
Magbasa pa
Kebenaran Hati Gibran
"Sore, Sayang," sapa Mas Gibran yang baru saja datang dari kantor. Setelah makan siang bersama kak Livy, aku memang langsung menuju kediaman keluarga Adinata. Aku harus mengajar Gea dan Luna sore ini. Bagaimanapun Aku tetap menjadi guru les privat mereka berdua. "Sore, Mas." "Bagaimana fittingnya tadi?" "Good. Mas sendiri bagaiamana pekerjaan hari ini?" "Good." Sambil menunggu Gea dan Luna bersiap untuk belajar bersamaku, aku memilih untuk segera mengkonfirmasi segala pertanyaan yang melayang di pikiranku sejak pertemuanku dengan Clara siang tadi. "Mas, Kita ke teras belakang yuk! Ada hal yang ingin Aku tanyakan." Mas Gibran menganggukkan kepalanya sebagai bentuk persetujuannya atas permintaanku tersebut. Kamipun bergegas ke teras belakang rumah mewah ini. "Ada apa?" tanya Mas Gibran dengan lembut. Kini kami sudah duduk di sofa teras belakang rumah mewah ini. "Tadi Aku bertemu Clara." "Lalu?" Akupun menceritakan semua yang aku dengar dari mulut Clara tanpa pengecualian. Bag
Magbasa pa
Sabda Mama Elma
Gibran menggelengkan kepalanya. Dia tidak setuju dengan praduga Audrey tentang perasaannya pada Audrey dan Clara."Semua pradugamu tidak benar." Gibran kembali meraih tangan Audrey. Menggenggamnya seraya menatap manik mata coklat Audrey. Mencoba kembali menjelaskan alasannya, mengapa selama ini tidak menceritakan fakta mengenai kecelakaan yang menimpa Audrey.Bagi Gibran, Clara hanya kisah masa lalunya. Selama ini dia berusaha mendamaikan Audrey dan Clara bukan karena seperti yang Audrey tuduhkan tadi yaitu karena masih tersisa rasa untuk Clara di hati Gibran sehingga dia ingin tetap melihat Clara dalam lingkaran hidupnya tanpa rasa bersalah, BUKAN!Ini semata demi keselamatan Audrey. Gibran tau betul bagaimana kebringasan Papa Mama Clara jika terobsesi sesuatu. Tidak jauh berbeda dengan sikap Clara. Menghalalkan berbagai cara untuk obsesinya itu.Gibran bukannya tidak punya kekuatan untuk melawan. Dia hanya saja takut suatu waktu pertahanannya longgar sehingga membuka kesempatan untu
Magbasa pa
Luluh
"Audrey, percayalah! Di hatiku tidak ada lagi ruang yang Aku sisakan untuk Clara," lirih Mas Gibran seraya menatap lekat manik mata coklatku. Akupun membalas menatap manik mata hitamnya. Aku coba selami tatapan itu. Mencari apakah ada kebohongan dari ucapan Mas Gibran mengenai porsi Clara dalam hatinya. Semakin aku berusaha mencari titik kebohongan itu, semakin tidak bisa aku menemukannya. Semua ucapan Mas Gibran terasa benar apa adanya. Akupun menganggukkan kepalaku. "Ya, Aku percaya," ujarku seraya sedikit tersenyum. "Terima kasih untuk rasa percayamu," lirih Mas Gibran seraya membelai puncak kepalaku. Akupun mengganggukkan kepalaku seraya memberikan segaris senyum pada calon suamiku itu. "Gea dan Luna pasti sudah menungguku. Kita bicarakan lagi nanti setelah makan malam, Mas." "Baiklah," timpal Mas Gibran yang kemudian mencium keningku cukup lama. Jujur Aku masih kecewa dengan fakta bahwa Mas Gibran menutupi kejahatan Clara. Kejahatan yang bisa saja membuatku meregang nyawa.
Magbasa pa
Dipingit
Kurang 3 hari lagi menjelang pernikahanku dan Mas Gibran. Persiapan pernikahan kami bisa dibilang sudah 98%. Hebat sekali bukan Kak Livy dan tim WO miliknya. Padahal persiapannya hanya satu bulan.Sesuai yang direncanakan, kami akan melangsungkan pernikahan di salah satu hotel mewah milik Adinata Group. Untuk kebaya akad menggunakan kebaya berwarna putih gading dengan beberapa tule dan payet nuansa gold karya Jenar Kiswoyo, mertua Kak Livy yang merupakan desainer kebaya ternamaan negeri ini. Untuk gaun pernikahan menggunakan gaun modern lengan panjang dengan backless di area punggung. Gaun berwarna bronze itu karya sahabat Kak Livy yang juga merupakan desainer muda berbakat negeri ini, Kak Thabita.Untuk catering diserahkan pada Kak Amira Kiswoyo, adik ipar Kak Livy. Undangan pernikahan dan Souvenir pernikahan tentu dibuatkan khusus oleh Livy Wedding Corp. Bisa dibilang aku dan Mas Gibran hanya tinggal duduk manis saja dalam persiapan pernikahan ini. Istimewanya aku juga sempat menga
Magbasa pa
Drama Kumbara
"Loh, ada Jay. Ayo duduk juga, Jay!" Mama mempersilahkan Jay duduk di sofa. Namun bodyguard kesayangan Mas Gibran itu menolak dengan sangat sopan. Jay memilih untuk tetap bediri di sampingku. Sikap dan posisi seperti itu yang memang selalu dia lakukan setiap radarnya menangkap ada ancaman bahaya di sekitarku.Mama yang datang dari arah dapur bersama Dewi segera meminta salah satu pegawainya itu menyajikan secangkir teh dan sepotong lemon cake yang sudah mereka siapkan."Ayo, dinikmati dulu teh dan cake-nya," ujar Mama pada Clara."Wah, ini sepertinya lemon cake Alina Gump." Clara tampak antusias. "Ini cake kesukaan Saya, Tante. Hampir setiap minggu Saya order melalui Gr*bfood."Ah, bisa saja Clara membuat prolog percakapannya hari ini dengan Mama. Let's see sejauh mana drama kumbara hari ini. Pastinya Aku akan melawan apapun yang terjadi. Aku sudah lelah dengan segala drama ciptaan penyanyi semok ini."Wah, Tante tersanjung sekali kalau memang cake Alina Gump bisa disukai seorang peny
Magbasa pa
Mencekam
Seketika suasana menjadi mencekam. Makian Clara terdengar beberapa kali. Wajahnya memerah, menunjukkan betapa murkanya dia padaku.Wajah mama memucat melihat Clara mengarahkan senjata api ke arahku. Aku sendiri sejujurnya sangat takut. Tapi aku berusaha untuk tenang. Jay yang sedari tadi berdiri di sebelahku sudah bisa membaca pergerakan Clara. Bodyguard kepercayaan Mas Gibran itu segera mengeluarkan senjata apinya, bahkan bersamaan ketika Clara mengeluarkan senjata apinya. Jay segera mengarahkannya ke tubuh Clara."Jangan gegabah, Nona Clara," ujar Jay berusaha menenangkan Clara yang masih tampak emosi menatapku. "Kalau Anda sampai menembak Nona Audrey, Pak Gibran tidak akan pernah memaafkan Anda. Saya bisa pastikan, penjara menanti Anda dan Pak Gibran seumur hidup akan membenci Anda."Clara tampak berpikir sejenak dengan senjata api yang masih diarahkan ke kepalaku. "Tidak usah mempengaruhi pikiranku, Jay! Aku yakin Gibran tidak akan melaporkanku ke pihak berwajib. Sama seperti ket
Magbasa pa
Dispensasi Masa Pingitan
Selepas kepergian Jay dan Clara yang membawa Aurora ke rumah sakit, Mas Gibran segera bergegas berjalan ke arahku dan Mama. Memastikan kondisiku dan Mama baik-baik saja."Are you OK?" tanya Mas Gibran seraya mengamatiku dari ujung rambut hingga ujung kaki.Aku yang sedari tadi sok tenang di hadapan Clara, akhirnya menyerah ketika melihat sorot mata khawatir Mas Gibran."Mas ... " lirihku seraya menumpahkan air mataku. Air mata karena rasa takut yang luar biasa. Air mata yang kusimpan sedari tadi demi menunjukkan ketenanganku di hadapan Clara.Tanpa banyak kata, Mas Gibran segera memelukku. Membawaku masuk ke dekapannya yang menenangkan.Akupun semakin menangis sejadi-jadinya. Air mataku tumpah membasahi pakaian yang Mas Gibran sedang gunakan.Mas Gibran membiarkan aku menumpahkan semua rasa takut, kecewa, dan marahku melalui tangisan. Membiarkanku puas melepas semua rasa tidak nyaman di dadaku."Menangislah sepuasnya, setelah ini Aku janji tidak akan Aku membiarkan siapapun membuatmu
Magbasa pa
Malaikat Tak Bersayapku
EHEM! Terdengar dehaman seorang wanita.Astaga, MAMA?Aduh ... mati aku! Mama menangkap basah aku yang sedang mencium mesra Mas Gibran! Melihat bagaimana aku melumat bibir calon suamiku itu."3 hari lagi Kalian sudah bebas kok mau ngapain aja. Kalau sekarang Kalian jangan terlalu intim!" omel Mama yang seketika membuatku dan Mas Gibran mengambil jarak aman."Ayo makan malam dulu. Setelah itu kalian harus kembali ke mode pingitan!" ketus Mama seraya menekuk keningnya. "Haduh ... kalau Gibran kelamaan di sini, bisa-bisa Mama dimarah Ibu Elma."Duh ... jangan sampai Mama Elma tau! Bisa murka beliau kalau tau kami bercumbu mesra di masa pingitan seperti ini. Karena sebenarnya Mama Elmalah yang paling keras menyuarakan mode pingitan ini. Menurutnya ini dilakukan agar ketika hari H nanti aura pengantin kami keluar sempurna.Selain itu menurut Mama Elma, pingitan juga akan menciptakan malam pertama yang spektakuler bagi pengantin baru. Dengan adanya pingitan akan membuat malam pertama teras
Magbasa pa
Pillow Talk
Malam sudah larut. Mas Gibran tadi juga sudah mengabari bahwa dia hendak pulang dari rumah sakit. Dia menugaskan Theo, salah satu bodyguardnya yang lain untuk menemani Clara. Sedangkan Jay diminta kembali ke rumahku untuk menjagaku dan Mama.Ada kelegaan di hatiku ketika tau Mas Gibran sudah pulang dari rumah sakit. To be honest aku tidak rela Mas Gibran kembali bertemu Clara, apalagi tidak ada aku di sampingnya. Tapi ya mau gimana lagi? Mas Gibran tadi sudah berjanji akan menyusul Clara ke Rumah Sakit, sedangkan aku tidak mungkin ikut ke sana.Selain untuk melihat kondisi Aurora, Mas Gibran ke rumah sakit juga untuk memperingati Clara. Kalau dia kembali nekat, Mas Gibran sudah tidak akan lagi memaafkannya. Ini sudah ketiga kalinya Clara hendak mencelakaiku. Rasanya sudah lebih dari cukup memberi kesempatan pada penyanyi cantik itu.Namun untuk memberi efek jera, Mas Gibran tetap akan memberi hukuman pada Clara. Memang bukan melaporkan ke pihak berwajib, tapi Mas Gibran akan menyampai
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status