Sukma duduk bersama ibunya. Sore itu begitu sederhana—secangkir teh melati, potongan pisang goreng buatan Mbak Warti, dan tawa ringan yang mengalir dari bibir sang ibu. Rasanya seperti pulang ke pelukan masa kecil."Makanya, kamu harus sering-sering pulang, Sukma," ucap Bu Sri, ibunya, sambil membenahi selimut tipis di pangkuannya. "Ibu sudah jauh lebih baik, kan?"Sukma tersenyum lembut, menatap wajah ibunya yang mulai dipenuhi garis-garis halus. Namun kali ini, wajah itu tidak lagi tampak pucat dan lemah seperti terakhir kali ia pulang. Ada rona cerah, ada semangat yang perlahan kembali."Ibu kelihatan sehat, Alhamdulillah," jawab Sukma pelan. "Aku senang lihat ibu bisa duduk di sini, cerita sambil nyemil kayak dulu."Bu Sri tertawa pelan. "Semua karena Mbak Warti dan Suster Retno. Mereka bantu Ibu banget. Suster itu galak kalau Ibu mulai sok kuat mau nyapu-nyapu. Katanya, ‘Bu Sri cuma boleh jalan-jalan muter komplek. Nggak boleh pegang sapu
Last Updated : 2025-07-27 Read more