Sukma berdiri di depan meja makan, tengah menata piring dan sendok, sementara suara kunci pintu diputar terdengar dari arah pintu utama. Tak lama, Fikri masuk dengan langkah tenang. Jasnya sudah ia buka dan digantung di lengannya, dasi dilonggarkan, dan lengan kemejanya digulung hingga siku.Sukma menoleh. “Akhirnya pulang juga, aku kira kamu lembur,” ucapnya sambil tersenyum kecil. “Langsung cuci tangan ya, aku udah masak.”Fikri tersenyum, matanya sedikit redup karena kelelahan. Namun begitu melihat Sukma, seolah ada cahaya baru yang menyala. “Iya, tadi ada urusan sebentar jadi pulangnya agak larut.” Ia berjalan ke arah Sukma dan mengecup pelipisnya sekilas. “Maaf ya, dan makasih.”Sukma hanya tersenyum kecil, menunduk. Meski sudah menikah, setiap gestur Fikri masih bisa membuatnya canggung sesaat.Tak lama kemudian, mereka duduk berdua di meja makan. Fikri mencicipi sup jagung buatan Sukma. “Hmm&hel
Terakhir Diperbarui : 2025-07-23 Baca selengkapnya