Sukma sedikit menyesali keputusannya, tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Malam itu ia dan Fikri sepakat akan tidur sekamar. Seperti suami istri.Ia berdiri cukup lama di depan pintu kamar, menggenggam gagang pintu tanpa benar-benar berniat membukanya. Di dalam sana, ada pria yang beberapa minggu lalu ia tolak mentah-mentah, lalu ia nikahi secara diam-diam, dan kini... harus ia hadapi dalam ruang dan waktu yang lebih sempit dari sebelumnya.Sukma menarik napas, membuka pintu perlahan.Fikri baru saja keluar dari kamar mandi. Rambutnya sedikit basah, kaus tidur telah dikenakan, dan ia sedang menaruh jam tangan serta ponsel ke meja nakas. Pria itu tidak banyak bicara. Bahkan saat menyadari Sukma berdiri canggung di depan pintu, ia hanya mengangguk kecil dan berkata, “masuk, ngapain diem disitu.”Sukma menunduk, masuk, lalu segera mengambil pakaian tidur untuk berganti di kamar mandi. Beberapa menit kemudian, ia keluar dengan piyama longgar dan wajah tanpa riasan.Fikri sudah
Last Updated : 2025-07-10 Read more