Semua Bab Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin): Bab 21 - Bab 30
126 Bab
Kania dan Kebodohannya
Semua orang yang ada di ruangan itu seketika menoleh ke arah Satria, bahkan suasana pun menjadi sangat hening selama beberapa saat karena ucapan Satria ini."In-ini-ini, tidak bisa seperti itu," sahut Guru BK dengan terbata-bata, terlihat jelas kekhawatiran dari raut wajahnya."Dia sudah melakukan tindak kriminal, jadi saya tidak keberatan jika dia dihukum seperti yang seharusnya," tukas Satria dengan tenang.Arumi melongo mendengar hal ini. 'Kejamnya … ck-ck-ck,' komentarnya di dalam hati.Tiba-tiba …."Tidak!" teriak seorang gadis yang sedari tadi bersembunyi di belakang sekat ruangan itu.Gadis tersebut pun segera keluar, berhambur melewati tirai yang menutupi mereka. "Tidak Kak, aku tidak mau."Langsung saja semua orang yang ada di dalam ruangan itu berdiri melihat gadis tersebut."Aku tidak mau masuk penjara," ucap gadis remaja bernama Kaila tersebut sembari memeluk Satria dan menangis sesenggukan.Sesaat kemudian, dengan cepat Satria melepaskan pelukan adik perempuannya itu
Baca selengkapnya
Turun Harga
"Aku tadi …." Tentu saja Arumi ragu-ragu akan mengatakan kalimatnya karena saat ini otaknya sedang berusaha secepat mungkin menyusun jawaban untuk pertanyaan Satria.Ketegangan di otaknya semakin bertambah ketika ia tak sengaja melihat tatapan aneh Kania yang kini tengah menyorot dirinya. 'Dia sedang berharap padaku atau sedang mengancamku,' batin Arumi yang sungguh makin tertekan."Sayang, katakan saja apa yang ingin kamu katakan. Jangan takut," ucap Satria dengan lembut.'Aku akan menendang kepalanya setelah mendapatkan bayaranku nanti,' geram Arumi sembari tersenyum paksa pada Satria.Kemudian Arumi pun menghela napas panjang, lalu menatap lurus ke arah kedua orang tua korban. "Maaf, jika Anda merasa saya kurang sopan. Tetapi, biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan cedera ringan di kepala tentu saja jauh dari angka yang Anda sebutkan, Bu.""Memang cederanya ringan, tapi bisa saja itu menyebabkan cedera pada mental putri kami. Itu hal yang serius," sahut Ibu dari Sheril."Kalau be
Baca selengkapnya
Aku Dibayar
Pekik Arumi ketika tiba-tiba Satria mencubit pinggangnya.Sontak saja semua orang yang tersisa di ruangan itu menatap ke arah Arumi dengan tanda tanya besar di wajah mereka."Maaf-maaf," ucap Arumi sembari tersenyum canggung pada Kania dan juga Guru BK yang kemudian mereka berdua langsung saling beradu tatap."Ehem!" Guru BK tersebut berdehem dengan cukup keras. "Kania, lain kali Bapak harap kamu bisa lebih bijak lagi dalam menyelesaikan masalah pribadi," tuturnya.Tangan Kania mengepal. 'Ini semua gara-gara Sheril. Beraninya dia menjebakku seperti ini, padahal aku sudah tulus membantunya,' batinnya yang benar-benar marah pada gadis yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya."Kenapa Kania? Apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan?" tanya Guru BK sembari kembali melangkah ke arah meja kerjanya."Tidak ada, Pak," jawab Kania yang baru saja tersadar dari lamunannya. ."Bagus kalau begitu," sahut Guru BK dan kemudian menatap ke arah Satria dan Arumi bergantian. "Tolong, saya ingin bicara den
Baca selengkapnya
Kostum Aneh
Setelah beberapa saat berbicara pada semua orang, kemudian Satria beralih pada Arumi yang sedari tadi mengacuhkannya dengan terus menata kue-kue di stand itu."Ar, berapa harga kue-kue ini?" tanya Satria."25 ribuan," jawab Arumi dengan tenang."Eh!" Tiba-tiba saja ia sadar jikalau ada yang salah. Ia pun langsung mengangkat wajahnya dan menatap para gadis di sekitarnya yang sedang menyorot tajam ke arah dirinya.'Kampret!' teriak Arumi di dalam hati karena tatapan tajam itu kini berubah menjadi bisikan-bisikan yang tak menyenangkan.Sesaat kemudian, bukannya menjauh atau apa, saat ini Satria justru melangkah dengan santai ke arah Arumi."Apa yang mau dia lakukan?" gumam Arumi yang saat ini sedang menundukkan kepalanya dan hanya melirik Satria dari ujung matanya."Kenapa, apa kamu tidak senang aku di sini?" tanya Satria ketika sudah berada tepat di depan Arumi.'Apa dia sengaja?' batin Arumi sembari melirik ke arah para gadis di belakang Satria yang saat ini seperti ingin
Baca selengkapnya
Abi dan Satria
"Hei, apa aku membuatmu takut?" tanya laki-laki tersebut sambil menggaruk-garuk pelipisnya ketika melihat ekspresi terkejut Arumi."Oh iya, apa kita saling kenal sebelumnya?" "Eh, itu …." Arumi tentu saja merasa canggung saat ini.'Ah, kenapa aku harus bertingkah seperti itu? Aku kan baru bertemu dia sekali, dia pasti tidak akan mengingatku dong. Ah, Arumi goblok!' gerutunya di dalam hati."Anu, itu … maaf, mungkin saja saya salah orang," jawab Arumi sembari cengengesan.Akan tetapi, Arumi semakin merasa canggung karena laki-laki di depannya itu kini terus tersenyum pada dirinya tanpa bicara."Em, itu … kenapa?" tanya Arumi yang menjadi salah tingkah."Aku tidak menyangka saja kalau kamu akan berpura-pura tidak mengenaliku," jawab laki-laki di depan Arumi tersebut lalu menghembus napas panjang.'Eh, dia membohongiku atau apa?' pikir Arumi yang masih bingung dengan perubahan sikap laki-laki di depannya itu."Maaf, maksud Anda ini apa ya?" tanyaya."Ya, aku tidak menyangka saja kalau k
Baca selengkapnya
Peringatan Raisa
"Adikmu," jawab Arumi sembari mengedarkan pandangannya ke sekitar tempat itu. "Tidak. Dia sedang mendapat hukuman," jawab Satria dengan dingin sembari terus memperhatikan tingkah Arumi dari belakang.Akhirnya Arumi pun manggut-manggut mendengar hal itu."Kenapa? Apa kamu ada urusan dengan Kania?" tanya Abi. "Kalau ada urusan, lebih ba—""Tidak-tidak," tukas Arumi sembari berbalik dan menatap Abi dengan ekspresi serius. "Aku hanya penasaran saja," jawabnya sembari tersenyum canggung.'Masa aku harus bilang pada dia kalau kemarin ada orang mengirim sekotak coklat besar, terus aku bilang mau tanyain ini pada Kania? Ntar aku dikira gimana … gitu lagi,' batinnya sembari mengingat kejadian kemarin, ketika tiba-tiba ada pengantar paket mengirim paket tanpa nama pada dirinya."Kamu bisa datang ke tempat Satria kalau kamu ingin bertemu dengannya," ujar Abi sembari tersenyum hangat.Sedangkan Satria yang berdiri di dekat Abi pun langsung melirik dengan ekspresi dingin pada Abi."Benarkan, Sat?
Baca selengkapnya
Dijodohkan Pak Hamzah
Dua jam berlalu dengan cepat. Saat ini Arumi tengah berada di warung bakso tempatnya bekerja. "Ada apa, sepertinya banyak yang kamu pikirkan?" tanya pemilik warung bakso tersebut sembari meletakkan wadah sambel di meja yang sedari tadi dilap oleh Arumi.Arumi yang memang sempat melamun pun langsung terkejut dan menoleh ke arah Pak Hamzah, bosnya yang sudah berusia hampir kepala enam itu. Pak Hamzah yang tahu dengan pasti kalau Arumi tak mendengar pertanyaannya pun, akhirnya mengulang kembali pertanyaannya. "Kamu sedang memikirkan apa? Kenapa melamun seperti itu?" 'Apa aku tadi lama ya melamunnya?' batin Arumi sembari cengengesan. "Tidak ada kok Pak, cuma sedang mikirin orang," jawab Arumi sembari kembali mengelap sisi lain meja."Pemuda yang waktu itu?" tanya Pak Hamzah sembari kembali ke bagian belakang."Bukan," jawab Arumi dengan suara yang lebih kencang, agar Pak Hamzah mendengarnya. "Saya itu penasaran, tadi pagi ada orang yang padahal sama sekali nggak pernah ngobr
Baca selengkapnya
Jadilah Asistenku
Satria berjalan dengan santai mendekati Arumi dan Pak Hamzah yang saat ini sedang menatap dirinya. "Maaf, kami sudah tutup," ujar Pak Hamzah, tanpa menanggapi pertanyaan Satria sebelumnya."Baguslah kalau begitu, dia bisa segera bekerja untukku setelah ini," sahut Satria dengan ringan.Arumi memejamkan matanya. 'Tenang Ar, kamu tidak boleh terpancing emosi gara-gara dia,' batinnya mencoba untuk bersikap tenang menghadapi semuanya.Kemudian Arumi beralih menatap ke arah mangkoknya kembali dan melanjutkan makan tanpa memperdulikan keberadaan Satria.Sedangkan Satria yang melihat hal itu tentu saja merasa kesal. 'Apa dia menantangku?' batinnya sembari terus melangkah dan kemudian duduk di kursi dekat Arumi."Apa kamu sangat lapar?" tanyanya sembari memperhatikan Arumi yang makan bakso tersebut dengan lahap."Tidak," jawab Arumi di sela-sela acara makannya."Tidak? Tapi aku lihat sepertinya kamu bahkan bisa memakan mangkoknya," seloroh Satria.Kemudian Arumi dengan pelan mengangka
Baca selengkapnya
Rahasia Cheri
Sementara itu, saat ini Arumi tengah merenggangkan badannya dengan puas sembari tersenyum lebar ke arah langit cerah yang ada jauh di atasnya."Akhirnya … dengan begini dia tidak akan lagi mengganggu," ucap Arumi sembari mengepalkan tangannya dan kemudian menariknya ke bawah dengan keras. "Yes! Yes! Yes!" teriaknya di pinggir jalanan tempat ia berdiri saat ini.Kemudian ia pun melanjutkan langkahnya sembari memasukkan ponsel tersebut ke dalam tas selempangnya. Hingga ketika ia baru saja berbelok, tak sengaja dia melihat seseorang yang dikenalnya sedang berada di jalanan tersebut.'Kenapa dia di sini?' batin Arumi sembari mundur dan kemudian bersembunyi di dekat pagar yang ada di dekatnya. Ia kemudian mengintip dan memperhatikan gerak-gerik wanita yang sedang diawasinya itu."Dia menjual apa?" gumam Arumi ketika melihat teman sekamarnya itu sedang memberikan sebuah kotak pada laki-laki yang ada di depannya itu dengan tingkah mencurigakan.Selama beberapa menit Arumi terus m
Baca selengkapnya
Dia Atau Bukan
Arumi dan Cheri pun akhirnya keluar dari kamar mereka karena Raisa terus berteriak-teriak, tanpa memberikan penjelasan apapun."Apa sih sebenarnya?" tanya Arumi pada Cheri yang saat ini berdiri di sampingnya."Lha mana aku tahu, Ar. Kita kan sama-sama baru keluar," jawab Cheri sembari menatap ke arah lain.Sesaat kemudian, Cheri tiba-tiba menggenggam tangan Arumi. "Ayo ke sana, kita lihat siapa yang mati," ucapnya dengan santai sembari menarik tangan Arumi.Arumi yang saat ini sedang berjalan di belakang Cheri pun terus memperhatikan tingkah teman sekamarnya itu. 'Apa dia ada hubungannya dengan ini?' batinnya yang merasa kalau sikap Cheri lebih tenang dari biasanya saat sedang terkejut. Setelah beberapa saat berdesak-desakan dengan para penghuni kost lainnya. Akhirnya Arumi sampai di depan pintu kamar kost tempat kejadian tersebut."Kok bisa," lirih Arumi ketika melihat tubuh perempuan tersebut menghitam di bagian wajahnya.Kemudian Arumi pun memasang telinganya untuk menden
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status