Semua Bab Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin): Bab 11 - Bab 20
126 Bab
Acara Budaya
Saat ini, di kost tempat Arumi dan Cheri tinggal, terlihat dua gadis tersebut sedang sibuk dengan makanan yang ada di hadapan mereka."Kamu nanti berangkat jam berapa?" tanya Arumi sembari melirik ke arah Cheri yang baru saja menyendok makanan masuk ke dalam mulutnya."Aku berangkat sebentar lagi. Sebelum masuk kelas, aku ingin ke perpustakaan dulu," jawab Cheri dengan santai setelah lahap mengunyah makanannya.Arumi pun manggut-manggut mendengar jawaban Cheri yang diucapkan tanpa melirik ke arahnya. Teman sekamaranya itu terlihat tak bisa teralihkan dari menu masakan buatannya."Kalau kamu, nanti jam berapa kamu mulai bekerja, Ar?" tanya Cheri tanpa melirik sedikit pun ke arah Arumi."Nanti paling jam sembilan. Nanti sebelum berangkat, aku akan cuci baju dan membuang sampah dulu," terang Arumi sembari mengisi gelas kosong miliknya dengan air galon yang mereka beli patungan.Tiba-tiba saja Cherry menghentikan gerakannya, hingga membuat suara dentingan yang cukup mengage
Baca selengkapnya
Tercekik Tangan Satria
Arumi pun menatap tajam laki-laki yang ia tahu dengan jelas adalah salah satu anak buah Satria yang waktu itu sempat berkelahi dengannya saat pertama kali bertemu dengan Satria, si suami netizen itu."Nona, saya mendapat perintah dar—" Kalimat laki-laki tersebut langsung terhenti ketika tiba-tiba saja Arumi menarik tangan laki-laki tersebut dan membawanya keluar dari area itu.'Aku tidak tahu apakah dia sudah mendapat izin dari ibu kos atau belum. Tapi aku lebih baik tidak memilih resiko,' pikir Vivian karena sudah jelas kalau kos tersebut tidak boleh dimasuki oleh laki-laki.Setelah menarik tangan laki-laki tersebut selama beberapa menit, akhirnya Arumi dan anak buah Satria itu pun sampai di tempat paling luar kos-kosan tersebut. "Sekarang katakan, apa?" tanya Arumi sembari melepaskan tangan laki-laki tersebut."Maaf Nona, Tuan Satria ingin Anda mengangkat panggilannya. Jika tidak, Anda harus menanggung konsekuensinya," ujar laki-laki di depan Arumi itu dengan nada dingin.
Baca selengkapnya
Penolakan
"Tunggu sebentar," sahut Arumi sembari sedikit bangun dari kursinya dan kemudian menepuk pundak Pak Taufik."Ya?" Pak Taufik bereaksi."Maaf, apa saya bisa bicara sebentar dengan Anda?" tanya Arumi dengan sopan.Pak Taufik yang sedari tadi mengawasi semua hal dari kaca yang ada di depannya pun langsung kembali menatap ke arah kaca tersebut untuk memastikan reaksi Satria. "Baik Nona," jawab Pak Taufik setelah memastikan ekspresi wajah Satria yang terlihat baik-baik saja. Setelah itu mereka berdua pun keluar dari dalam mobil dan meninggalkan Satria sendirian di dalam sana."Pak, mohon maaf dan tolong jawab dengan jujur. Apa Dia itu sedikit …." Arumi menggunakan jari telunjuknya untuk membentuk garis miring di keningnya.'Sangat wajar kalau dia menganggap Tuan Muda memiliki penyakit jiwa,' pikir Pak Taufik yang juga sempat terkejut dengan ucapan Satria tadi."Tidak Nona," jawabnya dengan tenang."Apa dia pecandu?"'Ya, dia pasti pecandu dan sedang memakai,' pikir Vivian sembari memaink
Baca selengkapnya
Aborsi
"Iya, apakah kamu tadi menggunakan toilet yang ada di sana?" tanya Cheri sembari menunjuk ke arah tempat yang bahkan belum pernah Arumi datangi sebelumnya."Tidak. Aku tadi pakai kamar mandi di dalam kamar dan aku juga baru saja menemui orang di luar sana." Arumi menunjuk ke arah pintu keluar area kost tersebut.Setelah mendengar jawaban dari Arumi, kemudian Cheri pun langsung menghela napas lega sembari mengusap dadanya. "Untunglah kamu tidak ke sana," selorohnya."Kenapa?" tanya Arumi yan tentu saja penasaran dengan hal ini.Arumi pun mengerutkan dahi ketika tetangga kostnya berbisik satu sama lain. 'Ada apa ini?' batinnya yang merasa semakin penasaran.Tak lama kemudian Cheri dengan cepat menarik tangan Arumi dan membawanya sedikit menjauh dari tempatnya berdiri saat ini."Ada apa?" tanya Arumi sekali lagi pada Cheri yang saat ini masih menggenggam lengannya.Kemudian Cheri pun segera mendekatkan wajahnya ke telinga Arumi. "Ada yang aborsi," bisiknya.Seketika mata Arumi membulat
Baca selengkapnya
Warung Bakso
"Hah!" Arumi tentu saja terkejut dengan suara tersebut. Begitu juga dengan pemilik warung bakso tempatnya bekerja.Tak lama kemudian terlihat dua orang pria yang keluar dari mobil tersebut. Satu pria berjalan ke depan mobil untuk menyelesaikan masalah tabrakan yang baru saja terjadi dan satu lainnya berjalan ke arah Arumi dengan santai seolah tak terjadi apa pun.'Dia tidak waras,' batin Arumi sembari berekspresi aneh menatap ke arah laki-laki yang dikenalnya itu."Apa kamu sudah selesai bekerja?" tanya laki-laki tersebut pada Arumi yang saat ini sudah berdiri tepat di hadapannya.Langsung saja Arumi memejamkan matanya selama beberapa saat dan kemudian membuka matanya bersamaan dengan membuka mulutnya. "Kamu bodoh, gila atau bagaimana? Ini lihat ini jam berapa!" Arumi menunjuk ke arah jam dinding yang ada di warung kecil tersebut.Satria yang ada di depan Arumi pun langsung menatap ke arah apa yang ditunjuk oleh gadis di depannya. "Sudah lihatkan? Itu tandanya aku ini baru saja mulai
Baca selengkapnya
Abi Si Tampan
Tepukan di bahu Arumi yang tiba-tiba itu langsung membuatnya berbalik sembari berkata."Kunyuk, kur—" Kalimat Arumi terhenti ketika ia benar-benar berbalik dan melihat kalau orang yang baru saja menepuk pundaknya itu bukanlah Satria."Eh, maaf Pak," ucap Arumi sembari tersenyum canggung pada orang yang ada di belakangnya itu Langsung saja laki-laki tampan dan dewasa yang ada di depannya itu tertawa kecil melihat Arumi yang sedang salah tingkah. "Maaf, aku tadi melihat benda ini jatuh di sana. Apa ini milikmu?" tanyanya sembari menunjukkan sebuah gelang kaki yang ada di tangannya.Mata Arumi sedikit lebih terbuka dari sebelumnya. Ia pun langsung membungkuk untuk memeriksa gelang kaki pemberian Nita itu. "Ah benar, itu milikku," jawabnya sembari kembali berdiri tegap dan kemudian mengambil gelang kaki tersebut."Terima kasih ya, Pak," ujar Arumi lagi sembari memasukkan gelang kaki tersebut ke dalam saku celananya."Sama-sama," jawab laki-laki yang diperkirakan Arumi berusia 30 ta
Baca selengkapnya
Meragukan Satria
Saat ini Satria yang sedang melakukan rapat dengan konsentrasi penuh tiba-tiba terganggu karena mendengar notifikasi ponselnya yang sudah berdering beberapa kali. Akhirnya tanpa menunggu rapat selesai, ia pun membuka ponselnya karena penasaran.'Sial!' makinya di dalam hati sembari menggenggam erat ponsel di tangannya karena baru saja foto-foto Arumi yang baru saja diantar oleh laki-laki lain tersebut dikirim padanya. 'Dia memang wanita penggoda. Dia baik dan tersenyum saat bersama laki-laki lain, tapi denganku tidak. Apa maksudnya itu, huh,' gerutunya di dalam hati.Lalu …."Itu Tuan Muda, bagaimana dengan proyek yang akan—" Kalimat salah satu karyawan yang baru saja selesai melakukan presentasi langsung terhenti ketika tiba-tiba saja Satria menoleh dan menatap tajam ke arahnya.Aura gelap, wajah yang menunjukkan rasa tak senang, serta tatapan tajam Satria sukses membuat suasana di dalam ruangan itu berubah suram, hening dan mencekam. Para karyawan penting yang ada di rua
Baca selengkapnya
Nona Membuat Masalah
"Nona berkelahi Tuan," jawab orang yang ada di dalam panggilan tersebut."Di mana lagi dia berkelahi?" tanya Satria sembari memijat keningnya."Nona berkelahi di sekolah," terang supir pribadi adiknya yang ada di dalam panggilan tersebut. Setelah itu, supir pribadi tersebut pun memberitahukan bahwa Satria harus pergi ke sekolahan untuk menemui guru pendidikan moral dan juga orang tua korban yang saat ini sedang menuntut adiknya. Sopir itu juga menceritakan bahwa korban mengalami gegar otak karena dipukul menggunakan balok kayu oleh adik perempuannya."Ck, anak itu memang pembuat masalah," gerutu Satria sembari mematikan panggilan tersebut.Setelah itu ia pun bergegas pergi ke halaman perusahaan sembari menelpon Pak Taufik agar segera membawa mobil ke halaman perusahaan. Satria berusaha secepat mungkin keluar dari gedung perusahaan tersebut, hingga dalam beberapa menit akhirnya ia sampai di dekat mobil yang sudah menunggunya. Namun ketika satria akan masuk ke dalam mobil, ti
Baca selengkapnya
Menghindari Skandal
Pertanyaan spontan tersebut langsung membuat Arumi dan laki-laki di hadapan mereka itu menoleh ke arah Cheri."Ah, maaf. Maksud saya, bagaimana Anda bisa berada di sini?" tanya Cheri lagi yang berusaha terdengar lebih sopan dari sebelumnya.Namun Satria tak menjawab pertanyaan tersebut dan hanya menatap Cheri dengan pandangan aneh."Cher." Arumi menepuk pundak Cheri dan kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Cheri. "Dia itu yang ngambil HP-ku," bisik Arumi.Seketika mata Cheri membulat kembali. Ia dengan cepat menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya karena terkejut."Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Satria sembari beralih menatap ke arah Arumi.Langsung saja Arumi menjawab dengan ketus. "Tidak ada dan bukan urusan kamu. Mana HP-ku?" pinta Arumi sembari menengadahkan tangannya."Ada padaku," jawab Satria dengan tenang."Iya, kalau begitu mana? Cepat berikan, aku ingin cepat pulang," pinta Arumi sekali lagi.Kemudian Satria pun mengeluarkan ponsel Arumi dari dalam saku
Baca selengkapnya
Satu Miliar
Satria lalu berdecak mendengar pertanyaan konyol Arumi. "Badan kamu terlalu kecil untuk jadi pengawal," tukasnya."Lalu?" Arumi mengerutkan dahinya."Sudah diam saja. Kamu hanya perlu menemaniku, tidak ada yang lainnya," tegas Satria sembari membuka pintu di sampingnya.Melihat hal itu, Arumi pun mengikuti Satria dan keluar dari mobil tersebut setelahnya. Setelah itu …."Dasar tidak tahu diri!" maki seorang wanita paruh baya yang sedari tadi menggedor pintu mobil Satria sembari berjalan ke arah Arumi.Arumi tentu saja terkejut mendengar makian yang dilemparkan padanya itu. 'Lah, dia siapa?' batin Arumi karena tentu saja tidak mengenal wanita tersebut. Sementara itu, saat ini Satria hanya menatap wanita paruh baya tersebut dengan tenang. 'Bagaimana dia akan menghadapi ini?' pikirnya yang menunggu hal menarik terjadi.Wanita paruh baya yang sudah ada di depan Arumi pun langsung mengangkat tinggi tangannya.'Loh, kok mau nampar!' seru Arumi di dalam hatinya sembari mundur selangkah.Pl
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status