All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 21 - Chapter 30
605 Chapters
Bab 21
“Aku … aku tidak melihatnya!” Monica langsung menangis dengan kuat, air mata tak berhenti bercucuran.“Tidak melihatnya? Kalau kamu tidak melihatnya, kenapa kamu malah melapor Tuan Nicholas?” Yasmine membalikkan tubuhnya, lalu bertanya dengan nada sinis, “Perbuatanmu ini sama saja dengan memfitnah! Aku bisa menuntutmu! Kamu harus minta maaf di depan umum!”“Aku … semua ini kata George. George yang mengatakannya padaku, semua itu kata teman seasrama Nicholas yang bernama George!” ucap Monica dengan tergesa-gesa, lalu menoleh ke sisi Willy. “George yang memberitahuku!”Willy menggertakkan giginya, memelotot Monica sambil berteriak, “Kalau kamu tidak melihatnya, kenapa kamu membuat laporan?”Teriakan Willy mengagetkan Monica. Kedua kakinya tiba-tiba terasa lemas dan jatuh ke lantai. Tangisannya semakin keras lagi. “Aku … aku terpengaruh omongan orang lain!”“Cepat panggil George kemari,” perintah Joseph dengan suara pelan.Edwin segera berdiri. “Aku akan segera membawanya ke sini!”Saat i
Read more
Bab 22
Raut wajah Osman langsung menegang, dan amarah di dalam hatinya semakin membara.Kalau Nicholas masuk universitas lain, itu berarti semua sponsor akan dicabut, dan pada saat itu proyek pembangunan gedung baru juga akan berhenti, bahkan kedua ruang laboratorium juga tidak bisa beroperasi lagi. Dengan demikian, Universitas Mano pasti akan tersingkir dari jajaran universitas terunggul.Mana mungkin Osman membiarkan masalah seperti ini terjadi dalam masa jabatannya?Ketika berpikir sampai di sini, emosi Osman semakin berkobar lagi. Semua ini gara-gara Willy! Kalau tidak, mana mungkin akan terjadi masalah seperti ini? Berani-beraninya dia memfitnah Nicholas!“Willy, kamu kemas semua barangmu. Mulai besok, kamu tidak perlu masuk kerja lagi! Aku akan melaporkan masalah ini kepada pihak kepolisian. Kamu hanya perlu bekerja sama saat melakukan penyelidikan!” Osman melambaikan tangan kepada Willy dengan kesal.Begitu mendengar, Willy langsung memucat. “Pak Osman, jangan pecat saya! Saya juga ada
Read more
Bab 23
Jikalau Monica dipecat dari universitas dan masuk penjara, bukankah masa depan Monica akan hancur?Awalnya, semua ini juga bukan rencana Monica. Dia juga tidak berniat untuk membongkar aib Nicholas, hanya ingin menjalin hubungan baik dengan Yasmine. Tapi, kenapa masalahnya malah jadi seperti ini? Siapa juga yang menyangka Yasmine adalah bawahan dari Nicholas, bahkan Grup Lagio yang terkemuka di Kota Mano juga merupakan milik Nicholas?Monica merasa kliyengan, dunianya terasa hampir runtuh.“Nicholas, semuanya salahku,” Monica baru merespons sekarang. Dia menangis terisak-isak sambil memeluk paha Nicholas. “Maaf! Aku benar-benar tidak mengetahuinya! Nicholas, bagaimanapun kita adalah teman satu kampus, aku mohon lepaskan aku sekali ini saja, ya?”Raut wajah Nicholas masih terlihat dingin. Dia mendorong Monica dan berkata, “Seingatku, kita tidak pernah berteman.”Isak tangis Monica semakin keras lagi. “Aku … aku mohon sama kamu! Mohon lepaskan aku sekali ini saja!”Mendengar ucapan tida
Read more
Bab 24
Dalam waktu singkat, lantai ruangan pos satpam sudah bersimbah darah.“Karen!” teriak Nicholas sambil berlari ke sisi Karen.Karen memaksakan diri untuk melebarkan kedua matanya. Dia melihat Nicholas dengan mata berkaca-kaca, lalu berkata dengan penuh rasa bersalah, “Nicholas, maaf, semua gara-gara aku, jadi kamu baru dituduh sebagai pencuri dompet! Aku minta maaf!”“Apa hubungannya denganmu? Kenapa kamu sebodoh ini?” jerit Nicholas lantaran merasa marah. Dia langsung menggendong Karen yang sangat ringan ini ke dalam pelukannya. Nicholas yang panik itu langsung berteriak, “Minggir! Cepat antar aku ke rumah sakit!”Begitu jeritan dilontarkan, orang-orang di sekitar langsung merespons. Mereka merasa kaget ketika melihat Nicholas apalagi melihat sosok gadis di dalam pelukannya. Apa si gadis bunuh diri untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?Saat ini, semua orang menjadi ricuh lantaran membahas masalah ini. Seandainya berita ini tersebar sampai ke luar universitas, sepertinya ber
Read more
Bab 25
Raut wajah Nicholas berubah drastis. “Dokter! Cepat!”Beberapa dokter berjubah putih berlari keluar. Mereka melihat sosok Karen di dalam pelukan Nicholas, dan ekspresi mereka seketika berubah.“Cepat antar ke ruang UGD!”“Sebelah sini!”Nicholas mengikuti langkah dokter, menggendong Karen sambil berlari ke ruang UGD.Setelah melakukan pemeriksaan singkat, Karen langsung dialihkan ke ruang operasi. Sementara, Nicholas dan Yasmine dicegat di luar ruangan.“Tenang saja! Dia akan baik-baik saja!” hibur Yasmine.Wajah Nicholas terlihat semakin muram lagi. Seandainya terjadi apa-apa dengan Karen, dia pasti tidak akan melepaskan masalah itu begitu saja.Nicholas seratus persen yakin bahwa Karen tidak mungkin menggunakan uang kas. Namun, uang itu malah menghilang begitu saja. Pasti ada seseorang yang berulah!“Kamu tunggu di sini, ya. Aku kenal dengan Kepala Rumah Sakit di sini. Aku minta bantuan dia dulu!” ucap Yasmine dengan pelan, lalu berjalan ke sisi koridor.Nicholas duduk di luar ruang
Read more
Bab 26
Pria itu juga mengenakan jubah dokter berwarna putih. Dia berwajah tampan, berkulit putih, dan sama seperti Karen, juga mengenakan kacamata bingkai perak. Setelah si pria melirik Nicholas sekilas, dia berbalik berjalan ke dalam ruang operasi.“Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja!” hibur Yasmine dengan suara lembut.Nicholas mengangguk. Seketika, terdengar suara omelan dari dalam ruang operasi, dan pintu ruang operasi kembali terbuka.Pria berumur sekitar 30 tahun yang masuk ke dalam tadi, sudah berjalan keluar. Dia menatap Nicholas sekilas, lalu mengalihkan tatapannya ke sisi Yasmine. “Pasien sudah keluar dari masa kritis. Dia sudah berhasil diselamatkan. Sebentar lagi, dia akan dipindahkan ke kamar VIP untuk diamati lebih lanjut. Kalau terjadi apa-apa, kamu bisa langsung menghubungiku!”“Terima kasih, ya!” Yasmine tersenyum.“Untuk apa berterima kasih? Bisa membantumu adalah sebuah keberuntungan bagiku. Jadi, kamu tidak perlu bersikap sungkan denganku.” Rudy tersenyum sambil ber
Read more
Bab 27
Kepala Nicholas kembali berdenyut ketika memikirkan masalah Monica. Gadis itu terlalu licik, Nicholas tidak memiliki kesan bagus terhadap gadis itu. “Kita bicarakan nanti!” Nicholas mendengus dingin.Yasmine menggeleng sambil tertawa terbahak-bahak. “Eh, tahukah kamu, sosok panik kamu tadi terlihat sungguh tampan!”Ucapan Yasmine mengagetkan Nicholas. Dia hanya membalas dengan senyum canggung dan menggelengkan kepala saja. Saat ini, dia sungguh tidak memiliki suasana hati untuk bercanda. Dia ingin memusatkan seluruh perhatiannya ke diri Karen.“Bagaimana kalau aku memperkenalkan pacar untukmu? Kamu bisa mempertimbangkan masalah ini.” Yasmine menatap Nicholas dengan tatapan lembut.Nicholas menggeleng. “Terima kasih, tapi tidak untuk sementara waktu ini.”“Sudahlah, aku tidak bercanda lagi! Masih ada masalah yang harus aku urus. Aku pergi dulu, ya. Aku akan kembali nanti malam. Kamu jaga diri kamu sendiri!” Yasmine tersenyum, berdiri, lalu melambaikan tangan terhadap Nicholas.Nicholas
Read more
Bab 28
Apabila Monica tidak memberi tahu Sherly, dia juga tidak percaya bahwa Nicholas berasal dari keluarga kaya raya. Keluarganya bahkan mensponsori Universitas Mano, memiliki Kantor Pengacara Prima dan juga Grup Lagio.Kenyataan ini membuat jantung Sherly hampir copot. Apabila ketika mengingat kembali seberapa ketus sikapnya terhadap Nicholas, Sherly sungguh ingin menjedotkan kepalanya ke dinding. Saat ini, Sherly sungguh ingin bersembunyi dan selamanya tidak bertemu dengan Nicholas lagi.“Jangan berisik! Apa kalian tidak tahu ini adalah rumah sakit?” Kebetulan Citra melewati depan kamar, dia pun langsung menegur.Nicholas spontan menatap Citra untuk mengucapkan maaf, dan menutup pintu kamar. Berhubung Karen masih belum menyadarkan diri, mereka pun berbicara dengan suara kecil.“Nicholas, aku akan memasak sup untuk gadis ini. Kamu pernah mencicipi masakan Paman, ‘kan? Aku yakin gadis ini pasti akan menyukainya!” ucap Charles terhadap Nicholas.Senyuman ramah langsung terlintas di wajah Nic
Read more
Bab 29
Nicholas merasa kaget dan tersenyum. “Bagaimana kalau aku tidak mengerti?”Rudy mengerutkan alis lantaran merasa geram. “Jangan bersikap sesombong itu! Aku hanya berbaik hati memberi masukan saja. Bagaimanapun, bukan semua orang akan menyukaimu seperti gadis ini, rela mengakhiri hidupnya demi kamu.”“Yasmine adalah wanita yang sangat unggul. Aku sarankan kamu jangan mempermainkan Yasmine! Seorang pria seharusnya memiliki tata krama dan kemampuan untuk mengembangkan kariernya, bukan hanya mengandalkan wajah tampan saja!”Setelah mendengar omongan panjang lebar Rudy, Nicholas sungguh tidak tahu maksud ucapannya. Dia terus merenungkan ucapan Rudy. Jangan-jangan, Rudy sedang memperingatinya untuk menjaga jarak dengan Yasmine? Apa benar seperti itu?Sejak awal mereka bertemu, Nicholas dapat merasakan bahwa sikap Rudy yang tidak begitu bersahabat. Sekarang, sepertinya semua itu bukan perasaannya saja.“Pak Rudy, apa kamu sudah salah paham denganku?” Nicholas menatapnya.“Tidak!” Rudy membala
Read more
Bab 30
“Emm …,” Karen mengangguk dan menjawab dengan suara kecil.Nicholas memiringkan kepalanya, lalu berlagak cemberut. “Setelah keluar dari rumah sakit, kamu tidak boleh melakukan hal bodoh seperti ini lagi, ya. Sekarang, kamu sudah berutang banyak kepadaku. Kalau terjadi sesuatu pada dirimu, uangku ini pun akan melayang ….”Karen kembali mengiakan dengan suara kecil.Kemudian, Nicholas menyelimuti Karen dan berlagak berbicara dengan nada serius, “Biaya operasi 60 juta, kamar VIP ini 4 juta per malam, ditambah lagi dengan biaya lain-lain, totalnya tidak sampai 120 juta.”“Kenapa semahal itu?” Karen merasa kaget dan air matanya kembali menetes.Nicholas menahan tawanya. “Tenang saja. Kamu tidak perlu melunasinya sekaligus. Kamu bisa mencicilnya!”Karen memasang wajah cemberut. “Sebenarnya aku bisa tinggal di kamar biasa.”“Memang bisa. Hanya saja, kalau kamu tinggal di kamar biasa, akulah yang akan menderita. Itulah alasan kenapa kamu bisa tinggal di sini!” Seusai berbicara, Nicholas menari
Read more
PREV
123456
...
61
DMCA.com Protection Status