All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 51 - Chapter 60
605 Chapters
Bab 51
"Julian, aku yang menyuruhmu kemari!" Edwin mengernyitkan dahi tak sabar.Julian terdiam sesaat, lalu menoleh, "Pak Edwin, Anda mau apa?""Kita belum menyelidiki secara jelas tentang Karen mencuri uang aktivitas himpunan mahasiswa, jadi kita belum bisa membuat kesimpulan." Ada jeda sesaat sebelum sang rektor melanjutkan kalimatnya. "Kembali dan kumpulkan siswa kelasmu, jelaskan pada mereka situasinya. Aku sudah melaporkan masalah ini ke pihak kepolisian. Setelah hasil penyelidikannya keluar, aku akan menjelaskan pada kalian juga.""Apa ini pantas?" Semua orang tahu bagaimana uangnya hilang," ucap Julian tak senang."Sudah kubilang, jangan sembarangan menyimpulkan sebelum penyelidikannya selesai!" Edwin melambaikan tangannya sedikit kesal. "Lakukan saja apa yang kukatakan. Kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal lainnya.""Oke!" balas Julian dingin. Dia menoleh ke arah Karen dan Nicholas, lalu melangkah keluar sambil menggelengkan kepala.Tatapan balasan Nicholas sama tampak dingin."Nicho
Read more
Bab 52
"Pak Edwin barusan membantu kalian menghentikan komplain-komplain itu karena takut orang-orang mencoreng nama baik universitas. Dia baik, tapi aku tidak! Setelah hasil penyelidikan dari polisi keluar, aku akan menendang kalian berdua dari universitas ini. Tidak peduli siapa dari kalian pelakunya!" ucap Julia yang kemudian melangkah memasuki ruang kelas.Arti tersembunyi kalimat itu sangat jelas. Karen adalah pencurinya. Sang rektor memberikan perlakuan khusus kepada Karen, tetapi Julia tidak akan melakukannya.Dari lubuk hati terdalam Nicholas, api amarah membara. Dia semakin kesal melihat Karen tampak sedih, menahan air mata agar tidak membanjiri pipinya."Cepat masuk! Semuanya sudah ada di sini!" Julia berdiri di panggung, memutar bola matanya ke arah Nicholas dan Karen yang berada di luar ruang kelas.Nicholas menarik Karen masuk dengan wajah kusut.Seisi ruang kelas seketika ribut saat mereka berdua masuk. Banyak yang saling berbisik membicarakan mereka. Sebagian besar memandang ke
Read more
Bab 53
"Kamu nggak tahu? Dia pergi bersama Pak Louis, kepala petugas keamanan!" balas Sandy dengan ekspresi sedikit terkejut.Nicholas tersenyum. Dalam hati dia sadar, dalam hal ini, universitas cukup pandai. Kasus Louis dan Willy sangat buruk jika tersebar luas. Universitas mengganti pemecatan keduanya menjadi pengunduran diri secara sukarela, mungkin untuk mencegah kegaduhan dari masyarakat."Ayo, kita makan dulu!" Sandy menarik lengan Nicholas. "Kuberitahu kamu satu berita yang sangat bagus!""Berita apa?" Nicholas sedikit terkejut. Dia memutar badan, berniat mengajak Karen ikut, tapi kebingungan bagaimana mengajaknya pergi karena perempuan itu berbaring di atas meja dengan ekspresi seperti lampu redup."Pergi dulu saja, pokoknya berita bagus buatmu!" Tarikan Sandy semakin kuat.Nicholas mengangguk, lalu mengetuk meja Karen. "Aku akan membawakanmu makan. Kali ini nggak perlu membayar!"Bibir Karen yang awalnya melengkung turun seketika mendatar. Wajahnya seketika berubah menggemaskan.Nich
Read more
Bab 54
"Pak Yona memintaku memberitahumu kalau keluarga Ibu Samantha sudah datang dan mengundangmu mengikuti pesta makan malam Universitas Bahasa Asing Mano besok malam!" ucap Samantha sambil tersenyum. "Dengar-dengar, nona muda dari Keluarga Tansil ini secantik bunga ...."Nicholas terkejut. "Maksudmu, pesta makan malam Universitas Bahasa Asing Mano besok itu untuk menyambut nona muda dari Keluarga Tansil?""Iya, kenapa?" Yasmine tampak sedikit terkejut.Ribuan kuda seakan berlari di dalam jantung Nicholas. Dia baru saja berbicara tentang berburu perempuan cantik di acara itu. Siapa sangka, rupanya nona muda dari Keluarga Tansil pun menghadiri acara itu!Perempuan yang sangat menyayangkan pernikahan Nicholas. Apakah besok malam dia tetap boleh pergi?"Aku nggak pergi!" tegas Nicholas."Pak Yona bilang, kamu nggak boleh nggak pergi. Terakhir kali kamu sudah menolaknya dan mengakibatkan hubungan keluarga kita dan Keluarga Tansil menjadi tegang. Sekarang dia sedang bersusah payah, jadi aku hara
Read more
Bab 55
"Orang besar, siapa?" Nicholas tiba-tiba tertarik."Yabin Abisai!" seru Sandy.Nicholas terkejut, lalu berpikir sesaat. "Yabin Abisai?""Pangeran piano dari universitas kita! Dengar-dengar, dia sebentar lagi lulus dan sudah diterima tim orkestra provinsi. Masa depannya sudah bisa dipastikan akan cerah!" Sandy menggapai pergelangan tangan Nicholas. "Kamu lupa acara penyambutan mahasiswa baru tahun lalu? Dia yang memainkan musik pembukanya!"Nicholas baru ingat Universitas Mano punya mahasiswa sehebat itu.Yabin Abisai bisa dibilang memiliki banyak penggemar di Universitas Mano. Kebanyakan dari penggemar-penggemar itu adalah perempuan. Mereka semua telah mendengar laki-laki itu bermain piano dan terhipnotis oleh si pangeran piano.Ada rumor yang tersebar di kampus tentang permainan pianonya telah disematkan kekuatan gaib. Sehingga setiap perempuan yang mendengarnya akan terkagum-kagum padanya. Nicholas tidak tahu kebenaran gosip ini dan dia tidak pernah mendapat kesempatan untuk mencari
Read more
Bab 56
"Halo Nicholas, aku sebentar lagi sampai, tunggu aku sebentar di luar!" seru Sandy nyaring.Nicholas tidak peduli. Dia menutup telepon lalu menunggu sesaat.Banyak mahasiswa-mahasiswi telah datang berkumpul. Persis seperti yang diberitakan, beberapa artis ternama benar-benar datang memeriahkan.Tidak jauh dari sana, Nicholas melihat sosok Yabin Abisai yang sudah lama sekali terkenal di Universitas Mano. Laki-laki itu sedang dikelilingi banyak perempuan. Yang dikenakan sebelas dua belas dengan laki-laki lain, jas hitam yang elegan dan mengundang perhatian. Postur tubuhnya juga memancarkan aura seorang "idola"."Sudah mulai belum?" tanya Sandy sambil berlari mendekat. Jas longgar yang dikenakannya membuatnya terlihat mencolok.Nicholas menggeleng. "Belum, seharusnya sebentar lagi.""Ini ...." Sandy membuka lebar matanya, menatap Karen yang berada di sebelahnya. Dia sungguh tidak percaya penglihatannya sendiri. "Nicholas, kamu jago juga? Kalian bertemu di mana? Berapa harganya sehari?""K
Read more
Bab 57
Nicholas terkejut sesaat, lalu mempercepat langkahnya.Raut wajahnya semakin tak karuan ketika sampai di tengah-tengah Sandy dan Karen.Yabin Abisai!Laki-laki yang berdiri di depan Karen adalah Yabin Abisai, sosok yang baru saja dikelilingi banyak sekali penggemar perempuan.Yabin tampak tersenyum manis. Auranya kuat menunjukkan dia adalah seorang pria sejati. "Aku nggak menyangka ada perempuan secantik kamu di universitas kita! Bisa bertemu kamu di sini adalah sebuah berkat! Ini pasti takdir dari alam semesta!"Karen menunduk diam. Wajahnya seketika memerah.Sandy memandang Yabin dengan ekspresi tidak senang."Ada apa ini?" tanya Nicholas.Ketika melihat Nicholas sudah kembali, Karen bergegas menarik lengan baju laki-laki itu dengan satu tangan. Gerakannya begitu alami dan tidak terlihat seperti dipaksa.Yabin dengan jelas mengamati gerak-gerik keduanya. Dahinya tiba-tiba mengerut. Ada secuil kekecewaan yang dia sembunyikan di balik sorot matanya. "Ini pasti teman sekelasmu?" tanyany
Read more
Bab 58
Banyak orang yang hadir di tempat itu melihat satu sama lain, mengira-ngira, siapa gerangan perempuan yang membuat Yabin Abisai tertarik.Asal tahu saja, Yabin memiliki banyak sekali penggemar wanita. Walau begitu, tidak pernah ada satu pun skandal tentang dirinya. Tidak satu orang pun tahu juga seperti apa tipe perempuan yang disukainya. Semua penasaran dengan sosok yang berhasil memikat hati si Pangeran Piano."Maksud dia itu kamu! Lagu ini untukmu!" Nicholas berbisik pelan di telinga Karen.Wajah Karen semakin memerah. "Jangan bicara omong kosong!"Nicholas tertawa melihat sikap mengemaskan Karen, tapi kemudian terhanyut oleh suara piano. Alunan musik yang luar biasa keluar dari gerakan jemari Yabin yang gesit. Bak kicauan merdu burung-burung di alam liar, menggetarkan jiwa pendengarnya.Nicholas mengangguk pelan. Dia merasakan kekuatan Yabin memang berada pada permainan pianonya. Wajar saja kalau dia diberi julukan Pangeran Piano. Hanya saja, ada sedikit harmoni di antara perpindah
Read more
Bab 59
"Lupakan, aku nggak akan menyombongkan diri di depan banyak orang!" Nicholas tertawa.Atmosfer di sekeliling meja itu seketika memanas."Kamu tahu musik dan ini kesempatan bagus. Kenapa menolak?" Energi Yabin kembali melonjak. Senyum lebar mencuat di wajahnya. "Jangan jadi tong kosong nyaring bunyinya. Kamu bilang permainanku ada yang salah, coba naik dan mainkan satu lagu ...."Orang-orang di sekeliling mereka seketika terdiam. Seakan-akan mereka mendengar ucapan Yabin.Ada orang yang mengatakan ada kesalahan dalam permainan Yabin Abisai? Ada kesalahan di dalam lagu sebagus itu? Siapa orang ini? Apakah dia mengerti musik? Apakah dia mengerti seni?Keheningan itu tiba-tiba digantikan dengan obrolan di antara mereka. Banyak yang memandang jijik Nicholas.Yabin ini bisa dibilang setara dengan idola dari dua kampus berbeda. Setelah bertahun-tahun dia terus-menerus bermain di depan banyak orang, jumlah penggemarnya pun meroket. Banyak orang yang hadir di tempat itu pernah mendengar musikny
Read more
Bab 60
Terdengar banyak ejekan dari para penonton. Beberapa dari antara mereka bahkan mencela dan menyuruhnya segera turun dari panggung.Nicholas menoleh ke arah mereka, tersenyum manis seolah tidak terjadi apa-apa. Dia duduk di kursi lalu secara alami menaruh tangannya di atas tuts piano, tak sengaja membunyikan sebuah akor.Tang ....Suara itu lagi-lagi disambut ejekan seisi aula.Nicholas tetap tersenyum dan mulai bermain secara perlahan. Alunan nada satu diiringi nada berikutnya. Melodi menggema hasil permainan tangan kanannya. Dia baru sadar, lagu yang dia mainkan begitu lambat.Orang-orang tiba-tiba tertawa. Lagu sepelan ini, siapa pun selain Nicholas bisa memainkannya dengan mudah. Kalau levelnya hanya seperti ini, apa haknya mengkritik kekurangan di permainan Yabin Abisai?Tatapan para penonton semakin dingin. Mereka terus-menerus meremehkan Nicholas. Akan tetapi, raut wajah Yabin perlahan berubah. Orang lain mungkin tidak tahu, tapi dia tahu persis, lagu yang dimainkan adalah "Harmo
Read more
PREV
1
...
45678
...
61
DMCA.com Protection Status