All Chapters of Di Balik Topeng si Pria Miskin : Chapter 11 - Chapter 20
605 Chapters
Bab 11
Monica ingin menangis saat mendengar pertanyaan tersebut. Dia langsung segera berkata, "Tidak, hubunganku dan Tuan Nicholas sangat baik. Kami bertemu setiap hari dan ...."Yasmine tersenyum, lalu menyelanya dengan sopan, "Baguslah. Bagaimanapun, masalah ini belum selesai. Meskipun kali ini Pak Rocky mengalah, dia tetap berkuasa. Kalian harus berhati-hati. Tuan Nicholas hanya memintaku untuk mengurus masalah ini. Untuk ke depannya, kalian harus melindungi diri sendiri.""Baik, baik!" Sherly mengangguk sambil sesekali melihat ke luar. Dia sangat cemas, kenapa Nicholas belum datang juga?Apakah Nicholas tidak jadi datang? Kalau dia tidak datang, bukankah Bu Yasmine akan pergi dan menelantarkan mereka?Tidak hanya Sherly, Monica juga merasakan kekhawatiran yang sama. Di antara mereka, hanya Charles yang tampak tenang. Dia tahu, Nicholas pasti akan menepati janjinya.Sepuluh menit telah berlalu. Akhirnya Nicholas datang juga."Dia datang!" teriak Sherly sambil menunjuk ke kejauhan. Untuk pe
Read more
Bab 12
"Kamu ...." Wajah Malvin langsung memerah.Nicholas tersenyum dingin, lalu melanjutkan, "Sebelum aku pergi tadi, bukannya kamu berlagak sok hebat? Di mana kemampuanmu sekarang?"Malvin sangat tersinggung mendengar ucapan Nicholas. Dia marah sampai seluruh tubuhnya berkeringatan. "Memangnya kamu lebih hebat daripada aku? Kamu hanya beruntung karena menemukan dompet yang hilang dan berhasil mendekati orang kaya. Tanpa semua itu, apakah wanita ini akan menghormatimu? Apakah kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai tuan muda? Tidak tahu malu!"Nicholas tercengang mendengar ucapannya. "Benar, yang kamu katakan benar."Nicholas hanya tersenyum, dia malas untuk menjelaskannya.Awalnya Yasmine kesal mendengar ucapan Malvin, tapi akhirnya dia pun mengerti. Dia juga tersenyum tanpa menjelaskan lebih lanjut."Ayo, pergi!" Nicholas pergi dan mengabaikan Malvin.Setibanya di luar, sebuah mobil BMW melaju dan berhenti di depan Nicholas.Begitu pintu mobil dibuka, terlihat Colin yang beranjak kelua
Read more
Bab 13
Yasmine mengendarai mobil Lamborghini-nya dengan begitu cepat. Dalam sekejap mata, kendaraan berbodi seksi itu menghilang di ujung jalan.Sorot mata Nicholas yang duduk di kursi penumpang terlihat tidak bergairah. Meski menemui Felita telah membuatnya merasa jauh lebih baik, kenangan-kenangan masa lalu bersama perempuan itu berkelebat di benaknya dan membuatnya sedikit tidak nyaman.Kehilangan cinta mengajarinya sebuah pelajaran hidup yang berarti, tetapi juga menghilangkan hasratnya untuk mengejar cinta."Pak Nicholas, bagaimana dengan akting saya barusan?" Yasmine menoleh ke arah Nicholas sambil tersenyum lebar.Nicholas tersenyum. "Tidak buruk! Terima kasih banyak!" "Tidak perlu berterima kasih, Pak, memang sudah seharusnya saya melakukan permintaan Bapak," balas Yasmine tersenyum. Suaranya terdengar manis dan begitu lembut. Hati Nicholas terasa begitu tenang. Dia sampai memejamkan mata untuk menikmati suara lembut itu."Tadi itu mantan pacar Bapak?" tanya Yasmine, masih dengan se
Read more
Bab 14
Nicholas menatap Karen dengan sedikit perasaan kesal, lalu berbalik badan dan mulai berjalan menjauh."Karena aku kehilangan semua uangku ...."Kalimat itu mengejutkan Nicholas. Dia berbalik badan memandang temannya sekali lagi. "Apa maksudmu?"Karen memeluk kakinya dan berkata sambil terus menangis, "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi semua uang milik himpunan mahasiswa dan kelas kita hilang!"Untuk sesaat, Nicholas terdiam, sebelum dia kembali sadar akan siapa Karen. Perempuan itu meski tidak cantik, nilai-nilainya selama belajar selalu bagus. Dia juga bukan hanya seorang pengurus kelas, tapi juga belum lama ini menjadi bagian dari himpunan mahasiswa. Siapa yang menyangka, Karen ternyata menghilangkan semua uang milik kelas dan himpunan mahasiswa?Nicholas terburu-buru membuka aplikasi obrolan di ponselnya. Saat dia melihat grup obrolan kelasnya, di sana seakan-akan sedang terjadi ledakan besar."Uang itu bukan dihilangkan Karen, tapi dia habiskan ....""Perempuan ini, bukan cuma
Read more
Bab 15
"Tolong sekali, jangan beritahu siapa pun tentang aku ...," ucap Karen lirih sambil menunduk."Tidak masalah!" Nicholas terkekeh."Terutama ...." Karen buru-buru menambahkan saat melihat Nicholas bersiap-siap pergi."Terutama apa?" Nicholas memandang Karen dengan tatapan kosong.Karen menunduk. "Terutama wajahku, jangan beritahu yang lainnya ...."Nicholas tersenyum, lalu melangkah mendekati Karen.Wajah Karen seketika memucat. Dia melangkah mundur sembari memandang Nicholas ketakutan. Bola melebar menanti apa yang akan diucapkan pria itu."Aku akan membantu menjaga rahasiamu. Kamu sebenarnya cukup cantik, kenapa harus menutupinya dengan abses? Seharusnya, kamu lebih percaya diri, itu baik untuk dirimu sendiri!"Karen menatap Nicholas setengah terpelongo, lalu tanpa sadar mengangguk pelan.Nicholas tidak mengerti bagaimana cara membujuk seseorang, jadi dia pun berbalik badan, melambaikan tangan, lalu pergi menjauh.Karen mendongak. Tatapan kosongnya tertuju pada punggung Nicholas. Tak
Read more
Bab 16
Nicholas bergegas menyalakan kembali ponselnya. Jantungnya berdebar akibat gugup.Cindy menatap ponsel itu dengan bibir melengkung naik. "Apa maksudnya ini? Kamu sengaja membuat ponselmu berhenti bekerja untuk mengulur waktu? Jangan-jangan, kamu pakai ponsel butut ini karena tidak mampu membeli yang lebih baik?"Nicholas mengabaikan perempuan itu. Setelah menyalakan kembali ponselnya, dia terus menunggu hingga laman utama muncul di layar."Semua orang tahu kondisi Nicholas. Kalau memang tidak punya uangnya, kita bisa memaklumi, kok!" Chandra menyengir sambil berseru kepada Cindy."Apa gunanya berpura-pura kalau memang tidak punya uangnya? Kamu dan Karen memang pasangan sejati. Sama-sama miskin. Yang satu mencuri uang kelas, yang lainnya pembual ulung!""Cukup! Jangan bicara lagi!" Sandy akhirnya angkat bicara, tidak tahan dengan makian mereka lagi.Senyuman Cindy melebar. "Satu lagi orang miskin!""Kamu ...." Sandy sedikit kesal mendengar celaan itu.Untung saja, Nicholas masih sempat
Read more
Bab 17
"Nicholas, aku hanya mengatakan yang sebenarnya ...." Monica menangis sembari mengacungkan jari ke arah Nicholas. "Kamu masih mencoba menutupinya?"Dada Nicholas naik turun sedikit. Matanya mengarah ke Monica. Tajam dan tak berbelas kasih. Perempuan itu benar-benar tidak tahu terima kasih!"Hanya beberapa orang yang tahu dia mencuri dompetnya. Dia mengaku mengambilnya ..." Air mata Monica membasahi pipinya. "Dia pasti mencurinya dari restoranku. Ini tidak hanya menghancurkan reputasi restoran keluargaku, tapi juga reputasi baik universitas ...."Pak Jupri menatap Nicholas marah. Jika ucapan Monica benar, maka reputasi sekolah saat ini pasti sedang jatuh bebas. "Nicholas," panggilnya. "Apa tanggapanmu?" Dahinya mengerut mengisyaratkan dirinya sangat tidak senang."Tidak ada." Nicholas membentangkan kedua tangannya sambil menaikkan ujung bibirnya. "Tapi ada satu hal yang harus semua orang ketahui. Aku, Nicholas, tidak mencuri dompet siapa pun dan tidak menggunakan uang siapa pun. Semua u
Read more
Bab 18
“Hubungi Bu Yasmine. Pokoknya masalah ini harus diselidiki sampai tuntas!” Saat ini Willy sangat emosi. Dia menoleh, lalu berteriak pada Louis, “Kalau benar ada pencuri di kampus, bagaimana dengan reputasi kampus kita nantinya? Apa kampus kita masih bisa beroperasional? Apa masih ada orang tua yang bersedia menyekolahkan anak mereka ke sini?“Baik, Pak Willy tenang saja. Saya akan menghubungi Bu Yasmine sekarang ….” Louis menatap Nicholas sejenak, baru berjalan keluar.Monica mengeluarkan kartu nama dan menyerahkannya kepada Louis. Louis juga tidak menunda waktu lagi, dia langsung mengeluarkan ponsel sambil berjalan ke ujung koridor, mulai menekan nomor yang tertera di atas kartu nama.Panggilan akhirnya tersambung, Louis langsung melembutkan nada bicaranya. “Halo, apa benar kamu adalah Bu Yasmine?”“Iya, benar. Siapa kamu?” terdengar suara lembut Yasmine.Suara lembut itu membuat senyuman di wajah Louis semakin lebar lagi. “Begini Bu Yasmine, kampus kami sedang menyelidiki seorang mah
Read more
Bab 19
Setelah mendengar ucapan Osman, seluruh tubuh Edwin seketika mendingin. “Maaf, Pak Osman, saya tidak tahu Nicholas adalah kerabat Anda. Saya akan segera menangani masalah ini!”“Edwin, apa kamu sadar apa yang sedang kamu katakan? Kalau kerabatku melakukan kesalahan seperti itu, mungkinkah aku akan membelanya? Apa kamu tahu siapa yang kamu singgung?” Osman sungguh emosi saat ini, dia lanjut berteriak, “Bukankah kampus kalian sedang mengajukan ekspansi? Dia bahkan sudah membantu kalian untuk mendirikan perpustakaan dan lapangan olahraga, tapi kamu malah mengeluarkannya dari kampus?”Raut wajah Edwin memucat. “Bagaimana … bagaimana mungkin? Bukankah donasi ekspansi kampus berasal dari Grup Lagio?”“Sekarang, aku tidak ingin bicara omong kosong lagi. Cepat tangani masalah ini! Jangan sampai kamu memecat mahasiswa itu, dan jangan sentuh mahasiswa itu sedikit pun! Aku akan segera ke sana. Biarkan aku mengatasi masalah ini sendiri!” Selesai Osman menjerit, dia langsung memutuskan panggilan.
Read more
Bab 20
“Dari mana asal wanita gila ini?” Amarah Willy membara. Baru saja dia menjerit, tiba-tiba segerombolan orang berjalan ke dalam pos satpam.Puluhan polisi berseragam rapi dengan senjata di tangan sudah berbaris dengan rapi. Pistol hitam di tangan mereka terlihat sungguh mengerikan.Sama halnya dengan Willy, dia merasa kaget hingga raut wajahnya berubah drastis. Apa yang sudah terjadi?Tak hanya Willy saja, Louis dan Monica yang berada di samping juga merasa kaget. Saking kagetnya, mereka pun tidak berani berkata apa-apa.Seseorang tiba-tiba berjalan ke dalam pos satpam, dan raut wajahnya terlihat sangat muram. Edwin langsung berbicara dengan ekspresi tidak berdaya, “Pak Osman, saya benar-benar kehabisan akal untuk menangani masalah ini. Aku sudah membujuk Willy, tapi dia tidak mau mendengar!”“Pak Osman … kenapa Anda datang ke sini?” Willy akhirnya merespons dan berjalan mendekat.“Willy, apa yang sedang kamu lakukan? Hah?!” Osman langsung meluapkan amarahnya. “Apa yang sudah terjadi? S
Read more
PREV
123456
...
61
DMCA.com Protection Status