Semua Bab Di Balik Topeng si Pria Miskin : Bab 31 - Bab 40
605 Bab
Bab 31
Nicholas menendang pintu bangsal hingga terbuka, lalu menatap dingin ke arah Citra.Citra refleks mengangkat kepalanya. Ketika melihat Nicholas, Citra merasa agak panik. "Aku, aku belum menemukan pembuluh darahnya. Jadi, harus ditusuk ulang."Karen mengerutkan alis, dia tampak kesakitan.Seiring melangkah masuk, raut wajah Nicholas terlihat makin masam. Aura Nicholas terasa sangat mengerikan, dia menatap Citra seperti seekor binatang buas yang membidik mangsanya.Citra tidak tahu apa yang salah. Hanya saja, dia menyadari tatapan Nicholas yang menatapnya tajam. Citra sedikit ketakutan, dia tidak berani membalas tatapan Nicholas.Dibanding bertemu pimpinan rumah sakit, Citra lebih takut menghadapi Nicholas. Saat ini, Citra merasa sangat tertekan.Nicholas terus memperhatikan jarum yang ditusukkan oleh Citra. Sesaat jarum berhasil ditusuk ke dalam pembuluh darah, ekspresi Nicholas baru perlahan mereda."Kalau perlu ganti obat, silakan panggil aku," kata Citra, lalu membalikkan badan dan s
Baca selengkapnya
Bab 32
"Hmm, tadi ada serangga," jawab Karen sambil menunduk.Nicholas tersenyum sambil menjawab, "Sebenarnya, kamu sangat cantik. Kenapa sengaja berdandan agar terlihat jelek? Nggak ada kerjaan lain?""Nggak gitu ...." Karen membantah.Nicholas menyeringai. Ketika melihat wajah Karen yang memerah, entah kenapa jantung Nicholas berdetak sangat cepat."Sudah selesai? Ayo, kembali ke tempat tidur." Nicholas memapah Karen sambil memegang cairan infus."Aku ...." Setelah berbaring, Karen membalikkan badan dan membelakangi Nicholas. Dia tidak berani melihat wajah Nicholas. "Topengku harus diganti setiap hari. Di rumah sakit tidak leluasa ....""Oh." Nicholas tersenyum. "Jadi, terpaksa menguntungkanku? Aku jadi bisa melihat wajahmu yang cantik itu?""Tidak secantik itu," jawab Karen.Nicholas berhenti menggodanya, lalu menggantung cairan infus dan berbaring di sofa. Suasana di rumah sakit sangat membosankan. Selain memainkan ponsel, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan.Seiring berjalannya waktu,
Baca selengkapnya
Bab 33
"Oh ya, seberapa mahal?" Nicholas menjawab tanpa memandang Felita maupun Colin.Nicholas melihat ke sekeliling karena tidak ada pelayan yang menyambut mereka."Kamu nggak mampu beli, sebaiknya kalian pergi saja, jangan mempermalukan diri sendiri. Walaupun menemukan dompet, kamu tetap orang miskin." Colin mencibir sambil berjalan mendekati Nicholas. "Di mana pelayan? Kok bisa-bisanya membiarkan orang seperti ini masuk? Tidak lihat penampilannya? Dia tidak sanggup berbelanja di sini, cepat usir!""Hmm? Kamu boleh masuk, kenapa aku tidak boleh?" Nicholas mengerutkan bibirnya sambil mengelilingi toko."Pelayan, orang ini mantan pacarku, dia sangat miskin. Tidak hanya miskin, dia juga seorang penipu. Sebaiknya, kalian segera mengusir dia, jangan sampai pakaian-pakaian di toko ini kotor. Kalian mau tanggung jawab?" Felita menimpali.Dengan ekspresi merendahkan, dua orang pelayan berjalan mendekati Nicholas.Nicholas cuma tersenyum dan berkata, "Siapa bilang aku nggak punya duit?""Nicholas .
Baca selengkapnya
Bab 34
Colin terlihat ragu. Kalau rencananya berhasil, seharusnya Nicholas sedang berada di kantor polisi. Kenapa dia malah ada di pusat perbelanjaan?Nicholas tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh Colin, dia hanya fokus melihat pakaian. Setelah berkeliling, perhatian Nicholas tertuju kepada sebuah pakaian."Tolong ambilkan baju itu, dia mau mencobanya," kata Colin kepada Sica.Sica tertegun sejenak, dia agak ragu.Nicholas mencondongkan tubuhnya dan berkata, "Tenang saja, aku punya uang.""Tapi ... harga pakaian ini empat juta." Karen pun panik."Coba dulu," Nicholas menjawab sambil tersenyum.Sica terpaksa mengambil pakaian itu dan memberikannya kepada Karen untuk dicoba."Nona, silakan coba." Sica memberikan pakaian itu kepada Karen. Kalau Nicholas tidak membeli pakaiannya, Lea pasti akan memarahinya.Namun, Sica tidak terlalu memedulikan. Sejak hari pertama bekerja, Lea memang tidak menyukainya, dia selalu mencari kesalahan Sica. Jika hari ini Lea memarahinya lagi, Sica memutuskan aka
Baca selengkapnya
Bab 35
Setelah ditampar Lea, mata Sica pun berkaca-kaca. Perasaan malu sekaligus marah bercampur jadi satu."Bonus bulan ini akan dipotong! Kamu tidak akan mendapatkan sepeser pun," Lea berteriak di hadapan Sica.Sica merasa sangat malu dan terhina, wajahnya tampak sangat pucat. Ketika hendak pergi, tiba-tiba Nicholas menahannya dan berkata, "Jangan pergi. Kami mau membeli gaun ini, kok."Sica tercengang, lalu bertanya, "Kalian mau beli?""Mau beli? Nggak ngaca? Kamu punya uang?" Colin menyindir Nicholas.Nicholas tersenyum sambil mengangkat kedua bahunya. "Tentu saja punya, memang kamu nggak punya? Pertanyaan bodoh.""Kamu!" Colin sangat marah, dia menatap ke arah Lea dan berkata, "Aku sudah suruh kalian mengusirnya, tapi kalian masih membiarkannya di sini. Aku jijik membeli pakaian dari toko yang dikunjungi orang sepertinya. Aku mau pergi!"Setelah marah-marah, Colin menarik tangan Felita dan melemparkan pakaiannya ke lantai.Lea pun panik dan mengejar Colin. "Tuan, maaf, maaf, aku akan mem
Baca selengkapnya
Bab 36
Sica merasa seperti kejatuhan durian runtuh. Tadinya, dia merasa sudah tidak ada harapan, dia bahkan sudah berencana untuk mengundurkan diri. Namun, tidak disangka, dalam sekejap mata, dia berhasil mendapatkan omzet sebesar ini.Nicholas menoleh dan menatap pakaian yang tergeletak di lantai. "Sayang sekali, padahal baju itu lumayan bagus. Tapi aku nggak niat membelinya, sudah kotor.""Tuan, aku bisa mencucinya sekarang juga. Tunggu sebentar, aku akan mengurusnya sekarang juga ...." Lea terbangun dari lamunannya, lalu memungut pakaian yang ada di lantai dan memberikannya kepada Nicholas. "Silakan diperiksa ....""Pergi!" Nicholas memelototi Lea sambil berkata, "Kamu bau banget, sama seperti kedua orang itu. Masih berani mendekatiku?"Seketika, Lea langsung mematung dan terdiam di tempat."Nic, apa katamu? Siapa yang bau?" Felita sangat marah, dia terlihat seperti orang gila.Sama seperti Felita, Colin juga memelototi Nicholas. Rasanya, dia ingin menghajar Nicholas.Nicholas tersenyum si
Baca selengkapnya
Bab 37
Ekspresi Colin langsung berubah, wajahnya terlihat agak masam.Hari ini, Colin memang tidak membawa dompet. Meskipun bisa transfer, dia tidak rela mengeluarkan uang sebanyak itu untuk Felita. Bagi Colin, menghamburkan uang sebanyak itu sama saja dengan pemborosan."Kak Colin, aku nggak mau direndahkan seperti ini!" Felita menarik pergelangan tangan Colin dengan manja.Nicholas tersenyum jijik, seolah menghina Colin yang tak mampu membeli baju semurah itu.Colin menarik napas panjang, lalu menjawab, "Aku masih ada urusan lain ....""Kak Colin, kok kamu gitu?" Felita pun kesal."Jangan ribut!" Colin menegur Felita, lalu membuka pintu dan pergi.Nicholas mengangkat kedua bahunya dan berkata kepada Sica, "Beri tahu manajemen tokomu untuk mencari manajer yang baru, manajer yang pintar dan bisa menilai orang. Jangan membiarkan orang yang hanya mau mencoba pakaian, tapi tidak mampu membelinya. Pembeli-pembeli sepertiku malas membeli pakaian yang sudah bekas dicoba.""Tuan, maafkan aku ...." L
Baca selengkapnya
Bab 38
"Hahaha. Oh iya, aku merasa manajer toko kurang cekatan. Ada satu pelayan yang bernama Sica, dia lumayan pintar dan memberikan pelayanan yang bagus.""Baik, aku akan segera membereskannya," jawab Yasmine.Setelah menutup telepon, Nicholas menatap Karen yang berdiri tidak jauh darinya. Nicholas tertawa saat melihat Karen yang masih tampak cemas. Dia merasa sikap Karen sangat menggemaskan."Aku baru mendapatkan informasi, baju-baju yang dibeli terlalu banyak dan cukup mahal. Jadi, biaya pengirimannya juga cukup tinggi. Biaya pengantaran ke rumah sakit sekitar 40 juta," kata Nicholas."Hah? Mahal banget! Bagaimana kalau kita bawa sendiri? Tidak perlu diantar." Wajah Karen terlihat sangat pucat."Hah? Kita bawa sendiri? Bagaimana caranya? Sebenarnya, aku tidak masalah, tapi kondisimu masih lemah. Kamu yakin mampu menenteng belanjaan sebanyak itu?" Nicholas berjalan sambil menyeringai licik.Karen sangat cemas, dia tidak memiliki uang sebanyak itu. Untuk makan saja susah, bagaimana membayar
Baca selengkapnya
Bab 39
"Aku tidak bisa membantumu, semua ini keputusan yang di atas. Sebaiknya kamu segera pergi. Kalau tidak, aku akan memanggil satpam," jawab Erina dengan ketus."Bu Erina ...." Lea menangis sambil menggenggam tangan Erina. Namun, Erina tidak memedulikan dan langsung mengempaskan tangannya.Lea jatuh tersungkur, dia terlihat seperti orang gila. "Tidak, tidak! Kenapa semua jadi seperti ini?"Sica berdiri di samping sambil berusaha menyembunyikan kegembiraannya."Bu, tolong segera tinggalkan tempat ini. Jangan sampai aku memanggil satpam," Sica berkata dengan arogan."Sica, wanita tidak tahu diri!" teriak Lea."Panggil satpam, usir dia!" Sica memerintahkan beberapa pelayan yang lain."Baik!" Beberapa pelayan yang lain langsung mengangguk. Walaupun terkejut, Sica telah menjadi manajer yang baru, sedangkan Lea sudah tidak memiliki kekuasaan.Tak berapa lama, beberapa satpam masuk dan langsung menyeret Lea.Melihat karma yang diterima oleh Lea, Sica merasa sangat puas. Akhirnya, Lea mendapatkan
Baca selengkapnya
Bab 40
[ Mencintaimu? ]Nicholas penasaran, skenario apa lagi yang ingin dimainkan Felita?[ Nic, ternyata Colin bajingan, aku tidak bahagia bersamanya. Aku sangat sedih, apakah kamu mau menemaniku? Aku cuma mau ditemani jalan-jalan. ][ Boleh, di mana? ][ Aku menunggumu di Danau Rembulan. ][ Ok, aku segera ke sana. ]Setelah membalas pesan Felita, Nicholas menyimpan ponselnya sambil tersenyum licik.Danau Rembulan adalah tempat Nicholas dan Felita bertemu pertama kali. Sebelum Felita berkhianat, tempat itu memiliki kenangan yang spesial dan indah ....Namun, sekarang tempat itu bagaikan malapetaka, Nicholas bahkan enggan mengingat kenangan itu."Huh, tunggu saja sampai kucing bertanduk. Aku nggak akan pergi," Nicholas bergumam.Nicholas menoleh setelah menyadari Karen yang sedang mengamatinya. Karen memiliki bulu mata yang lentik, wajah yang mulus, kulit yang bersih, leher yang jenjang, dan mata yang bulat. Rambut yang terurai membuatnya terlihat semakin memesona.Nicholas tercengang seben
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
61
DMCA.com Protection Status