All Chapters of Luka Istriku karena Cinta: Chapter 81 - Chapter 90
110 Chapters
Kembali Menegangkan
Artinya sekarang hidupku akan kembali menegangkan. Seperti tahu apa yang aku pikirkan, Mas Zaki menyelesaikan bicaranya dengan Rizal, lalu meraih kepalaku dan membawa ke dalam dekapannya."Tenanglah. Semua akan baik-baik saja. Kamu dan Cyra adalah pusat hidupku. Maka, tak akan ada yang bisa menyakiti kalian selama aku masih hidup."Aku tergugu di dadanya. Kenapa hidup terasa begitu melelahkan? ***Hari ini semua berjalan seperti biasa. Mas Zaki ke kantor, sementara aku menikmati saat-saat bersama Cyra. Pukul sepuluh, bayi mungil itu sudah terlelap kembali. Setelah yakin dia nyaman di tempatnya, aku melangkah keluar kamar dan berpapasan dengan Nela."Bu, di luar ada tamu. Sudah menunggu sejak lima belas menit yang lalu.""Kenapa nggak bilang dari tadi?""Maaf, Bu. Pak Zaki bilang, kami nggak boleh ganggu kalau ibu sedang bersama bapak atau Dek Cyra.""Kalau tamu 'kan penting Nela. Kasihan nunggu lama.""Saya takut melanggar pesan Pak Zaki, Bu.""Ya, sudah. Terima kasih, ya."Aku berj
Read more
Memadu Kasih
"Tidak terlalu dalam, tapi saya sangat tahu bagaimana sikap dan prinsip Pak Zaki. Bahkan beliau sangat menghindari sentuhan fisik dengan perempuan. Hampir tidak pernah berjabat tangan secara langsung. Pak Zaki pasti menangkupkan dua tangannya di depan dada saat bertemu rekan bisnis yang perempuan."Satu fakta lainnya dari Mas Zaki yang baru aku tahu. Sepertinya Amara memang tidak punya hubungan yang spesial dengan Mas Zaki. Analisa dan gaya bicaranya terlihat normal dan netral saat dia menceritakan tentang suamiku. "Mbak Amara sudah lama kenal dengan suami saya?""Cukup lama, Bu. Hampir sepuluh tahun. Pak Zaki yang mengajari saya bisnis dan bahkan menjadi investor terbesar dalam usaha yang saya bangun. Beliau juga yang menjadi jalan dalam saya mendapatkan jodoh.""Maksudnya?""Suami saya adalah salah satu karyawan Pak Zaki, Bu.""Wah, saya yang mainnya kurang jauh ternyata."Kami berdua tertawa. Amara benar-benar memberikan pelayanan terbaiknya hari ini. Tubuhku terasa segar dan waja
Read more
Kejutan dari Seva
Seva? Mau apa perempuan itu? Kenapa dia jadi sangat cantik sekarang? Dengan kecepatan maksimal, aku membuka pintu dan melangkah keluar. Dari ujung mata aku melihat Amel yang sangat terkejut dan langsung melompat keluar.Mas Zaki yang mendengar suara pintu mobil dibuka dan langsung ditutup kembali, seketika menoleh. Kilat khawatir terbit di matanya saat menatapku. "Widia, menjauh!"Aku tak menuruti keinginannya, sementara Amel sudah berada di samping. Saat itulah Seva berkata lembut. "Tenang, Mas. Aku datang ke sini hanya ingin minta maaf, khususnya pada istrimu."Seva menunduk. Ia mulai terisak. Semakin lama bahunya terlihat berguncang. "Mas, aku bersyukur pernah mengenal orang sepertimu. Walau kemudian aku sangat sakit karena mencintaimu terlalu dalam," lirih Seva dalam isaknya. Tiba-tiba aku merasa menyesal telah turun dari mobil dan ingin tahu pembicaraan mereka. Kenyataan bahwa Mas Zaki sangat spesial di hati banyak perempuan, sungguh membuatku tidak percaya diri. "Widia. Ma
Read more
Terlalu Lelah
Mobil melaju melanjutkan perjalanan kami yang tertunda. Mas Zaki membetulkan posisi duduknya hingga tubuh kami saling bersentuhan. Tangannya melingkar di pinggangku. Kepalanya tiba-tiba direbahkan ke bahuku. "Terima kasih," bisiknya."Kenapa berterima kasih?""Karena kamu telah menjadi kuat di sampingku. Selalu sabar menghadapi gelombang bersamaku."***Tempat yang sudah disiapkan Mas Zaki ternyata adalah rooftop cafe and resto yang ada di atas bangunan salah satu hotel tertinggi di Jakarta. Lebih tepatnya ini adalah hotel tertinggi di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.Kami bisa menyaksikan pemandangan spektakuler ibukota di malam hari sambil menyantap menu-menu Peruvian-Japanese food yang khas dari restoran ini. Kabarnya, ini adalah hotel dengan rooftop restaurant yang kerap jadi pilihan nomor satu untuk destinasi makan malam romantis bersama pasangan. Namun, kenapa kali ini sangat sepi? Hanya kami berdua yang ada di tempat ini bersama beberapa orang pelayan yang melayani dengan
Read more
Widia Dilarang Menggunakan Internet
Hampir tiga jam kami berada di bawah langit malam yang cerah. Menikmati dinner paling indah sepanjang hidupku. Mas Zaki bahkan sempat memberikan opsi untuk menginap di hotel saja. "Aku masih ingin berdua saja denganmu, Cinta.""Kasihan Cyra, Mas.""Nggak apa. Ada suster yang jaga dia, dan kamu juga udah nyetok ASI banyak 'kan?""Iya, sih, tapi tetap aja aku kepikiran Cyra."Mas Zaki menghela napas berat."Oke. Kita pulang. Memang beda kalau lelaki dan perempuan, ya.""Beda apanya?""Setelah melahirkan, prioritas seorang perempuan adalah anaknya, baru setelah itu suami. Beda denganku. Kamu tetap prioritas utama buatku, Sayang.""Kenapa gitu?""Pertama karena nggak akan ada Cyra tanpa kamu. Kedua, yang nanti menemani hidupku sampai tua adalah kamu, bukan anak-anak. Cyra misalnya, suatu hari dia pasti harus bersama suami dan keluarganya, bahkan saat kita menua."Aku hanya mengangguk dan mencoba memahami pemikiran Mas Zaki. Dalam perjalanan pulang, kalimatnya terus berputar-putar di kepa
Read more
Gagal Move On
"Kamu itu lucu, Mas. Mana bisa di zaman sekarang aku dilarang buka internet? Hampir semua kontak komunikasi kita ada di ponsel, dan di sana dengan mudah aku bisa mengakses berita apapun.""Oke, tapi apapun yang kamu baca, jangan dimasukkan ke dalam hati. Jangan mudah percaya dengan semua yang tayang di sana."Aku mengangguk tanda setuju. Setelah Mas Zaki berangkat ke kantor, segera kuambil ponsel. Benar saja, ada pesan dari Disha. Gadis itu mengirimkan undangan pertunangannya berupa video melalui aplikasi hijau. Masih satu minggu lagi.Semoga kamu bahagia, ucapku dalam hati saat melihat wajah Arsi. Entah kenapa, aku merasa senyumnya tak menyentuh mata. Ia terlihat kaku. Semoga dugaanku salah. Beralih ke Instagram, mataku terbelalak melihat satu berita di akun gosip. Seseorang berhasil memotret aku dan Mas Zaki saat sedang makan malam.Saat mantannya dirawat karena depresi, Zaki Indra Ramadhan justru tertangkap kamera sedang melakukan dinner romantis dengan istri kedua, Widia Afridia
Read more
Zaki Pernah Mencintai Disha
Namun, aku segera mencoba menguasai keadaan. Suamiku tak bisa dibiarkan dalam cemburu yang membakarnya. Aku mengambil dua tangan sekekar karang itu, dan menciuminya. Mencoba menyalurkan ketenangan melalui sentuhan kulit kami. Disha memandangi aku dan Mas Zaki bergantian. "Mas, bolehkah ....""Ya, jelaskan aja."Aku mulai menceritakan pada Disha tentang Arsi. Sejak awal kami kenal hingga berpisah karena perjodohanku dengan Mas Zaki. Beberapa kali Disha seperti menahan napas. Hingga saat aku selesai, dia mengusap wajahnya dan menghembuskan napas berat. "Jadi, bisa dibilang Arsi belum move on dari Mbak Widia? Ya, Tuhan. Lalu apa artinya rencana pertunangan kami?"Aku dan Mas Zaki saling pandang. Kilat kemarahan masih terlihat di mata suamiku itu, tapi kini mulai redup. Melihat kami yang tidak mengucap sepatah kata, Disha kembali bicara. "Oke. Sekarang aku tanya. Gimana dengan Mbak Widia sendiri?""Maksud kamu?""Ya, apakah Mbak Widia masih mencintai Arsi.""Nggak, Dis. Buatku Arsi a
Read more
Jangan Terlalu Cantik
"Tenang, Mbak. Itu semua sudah berlalu. Yang jelas, saat Mas Zaki masih memiliki rasa itu, semua akses lelaki yang menaruh hati padaku ditutupnya. Tentu saja itu meresahkan. Apalagi aku nggak cinta sama dia."Seketika aku ingin tersenyum karena lega mendengarnya. Mas Zaki sepertinya melihat itu."Seluruh keluarga menentang rasa yang Mas Zaki miliki," lanjut Disha. "Walau tidak ada salahnya mencintai sepupu, tapi keluarga besar kami menganggap itu tabu. Suamimu itu sebenarnya tidak mudah menghapus rasa di hatinya, Mbak. Untung saja kemudian ada Hana yang hadir di kehidupannya."Aku menelan ludah. Bukankah hidup memang soal rasa? Maka pahit adalah satu dari sekian banyak yang harus kunikmati. "Udah, Dish!" seru Mas Zaki sambil berdiri dan berjalan ke arahku.Dia memberikan pelukan hangatnya dari belakang, dan menciumi puncak kepalaku. Disha menutup mulutnya dengan tangan, seperti baru menyadari efek kalimat terakhirnya."Maaf, Mbak.""Nggak apa. Artinya, itu juga yang Mas Zaki lakukan
Read more
Hana Meninggal?
"Aku nggak dandan. Lihatlah.""Kamu nggak dandan juga udah cantik banget.""Mas, aku nggak mau kita ribut, deh. Yang ada bisa berantakan semuanya ini. Kamu mau yang terbaik buat kita 'kan?""Oke. Aku cuma nggak ikhlas aja kamu nanti berduaan sama Arsi.""Hei, kita udah sepakat 'kan? Lagipula, ini di rumah Disha dan kamu bisa mengawasi kami lewat layar CCTV. Aku dan dia hanya akan bicara, nggak ngapa-ngapain."Mas Zaki menganggukkan kepalanya. Dia kemudian diam, bahkan hingga kami sampai di tempat tinggal Disha. Rumah yang terlalu besar untuk ditinggali sendiri oleh gadis itu. Kami duduk berempat di ruang makan yang luas. Mas Zaki di sampingku, sementara di hadapannya ada Arsi yang duduk bersebelahan dengan Disha. Setelah berbasa-basi sejenak, kami menikmati makan malam dengan agak canggung. Bagaimanapun, lewat bahasa tubuhnya Mas Zaki sangat terlihat menjagaku dari Arsi. Hingga lelaki itu bahkan enggan menatap ke arahku. "Makasih, kalian udah menyempatkan untuk datang ke sini. Saya
Read more
Untuk Terakhir Kali Saja
Tiba-tiba lutut terasa begitu lemas, tapi aku tetap berusaha tegak berdiri. Degup di dada terasa semakin tak beraturan. "Bukan karena dia ...."Mas Zaki menggeleng lemah. "Dia tidak mencoba bunuh diri lagi. Keluarganya mengajak Hana berlibur, tapi dalam perjalanan pulang mereka mengalami kecelakaan beruntun. empat orang luka berat, sementara tiga lainnya tewas di tempat, termasuk Hana."Aku memeluk Mas Zaki. Mengusap punggungnya dan berusaha menenangkan. Jika bisa, aku akan memberikan kekuatan pada lelaki yang kucintai dengan sepenuh hidupku ini. "Pergilah. Aku nggak mungkin ikut 'kan?"Mas Zaki mengangguk. Matanya memerah. Dua tangan kekarnya menangkup wajahku. Memangkas jarak di antara kami, tanpa peduli ada Arsi yang mengawasi dari belakangku."Take care. Pak Wawan dan Amel akan stand by di luar. Kalau aku belum datang, kamu pulang sama mereka, ya?"Aku mengangguk. Mas Zaki mengusap pipiku dengan lembut, lalu berjalan keluar. Aku mengikutinya hingga di dekat mobil. Dia melambai
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status