Lahat ng Kabanata ng Pernikahan Kedua : Kabanata 41 - Kabanata 50
150 Kabanata
Pms
Pernikahan Kedua Pms Bab 41 Minggu pagi, cuaca tidak begitu cerah. Mendung lebih mendominasi langit yang putih. Riri baru saja turun kebawah untuk sarapan. Hari minggu adalah hari keluarga, Riri rencananya akan menghabiskan waktu dirumah. "Jalan dong, ajak Gilang!" usul mamanya. Dia tahu Gilang dan Riri belum terlalu intens, mungkin mereka memang saling tertarik satu sama lain, namun kebersamaan masih kurang. "Nggak deh, Ma. Di kantor tiap hari ketemu." Riri menyandarkan bobotnya di bahu sofa berwarna cream ruang bersantai. "Beda dong, dikantor kalian sibuk ngurusin pekerjaan, bukan saling mengenal namanya," ucap mama lagi. "Riri mau dirumah saja, Ma. Lagian nanti belum tentu kami tinggal disini setelah nikah, jadi ini mau dipuas-puasin dekat sama, Mama." Riri memeluk mamanya dari samping. Mamanya balas mengelus paha Riri. "Ya ya ya, takut kangen mama ya!" Riri mengangguk lalu mengecup pipi mamanya. "Nyonya, ada tamu!" Mbok Darmi datang menghampiri. "Oh ya, suruh ma
Magbasa pa
Pilihan Miu
Pernikahan Kedua Pilihan MiuBab 42Apa yang dikhawatirkan Gilang akhirnya terjadi. Riri mendiamkannya di kantor. Berbicara hanya mengenai pekerjaan saja. Gilang dibuat gila hari ini.Adrian tertawa mendengar curhatan dari Gilang. Gilang menyugar rambutnya kasar, belum pernah ia merasa se frustasi ini. Selama ini Riri cuek merupakan hal wajar baginya, karena mereka tidak terikat apapun, namun saat ini status mereka akan menikah. Sungguh Riri berhasil mengacaukan pikiran pria baik hati itu. Mereka sedang menerima tamu diruangan papanya yang sekarang ditempati oleh Riri dan Gilang. Tamu dari perusahaan Jepang yang ingin membangun taman hiburan berupa water Park, dan berbagai wahana permainan untuk keluarga. Riri menyanggupinya untuk membangun tempat itu, tentu dengan perkiraan yang matang. Gilang pun tak ambil pusing dengan keputusan Riri. Hingga tamu itu pulang, Riri mengantarnya sampai ke lift, lalu kembali lagi keruangannya.CeklekPintu langsung dikunci lalu kunci itu di kanto
Magbasa pa
Diam-Diam Ternyata Akmal
Pernikahan KeduaDiam-diam Ternyata Akmal...Bab 43Pada akhirnya Gilang yang mendiamkan Riri. Kini wanita itu uring-uringan sejak pagi Gilang hanya membahas masalah pekerjaan saja, tidak ada basa-basi sedikitpun. "Sabar, Bu Riri! Paling juga bentar lagi dia negur Ibu," ucap Adrian. Tadi pagi dia sudah menjelaskan itu pada Riri, tapi Riri tetap merasa tidak enak, merasa bersalah, merasa sakit karena di diamkan. "Udah setengah hari, loh!" Riri makin tak enak hati jadinya. "Anggap aja sebagai balasan, karena Bu Riri udah mencueki Pak Gilang kemaren." Adrian coba menenangkan bosnya itu. Ribet memang masalah perasaan ini, itulah sebabnya setiap pasangan itu di anjurkan untuk selalu terbuka satu sama lain.Riri menyesal sendiri. Bisa-bisanya dia percaya kalau Gilang ada main dengan Deswita.Pukul lima sore, Gilang langsung beranjak dari duduknya. Tanpa menoleh pada Riri lagi Gilang ingin segera pergi ke suatu tempat. "Aku nggak suka di di diamin begini, rasanya gimana gitu!" gerutu R
Magbasa pa
Kejutan Untuk Riri
Pernikahan KeduaKejutan Untuk RiriBab 44"Sampai kapan Kau akan mendiamkanku terus?"Pada akhirnya ego itu luruh, Riri benar-benar tidak tahan lagi dengan sikap Gilang yang terus mendiamkannya. Dua hari rasanya seperti setahun.Yang ditanya tidak menjawab sama sekali. Gilang terus menatap lurus ke arah laptopnya, seakan tidak mendengar ucapan Riri.Riri menghela nafas lalu berdiri menghampiri tunangannya itu. "Mau sampai kapan?" Riri berdiri tepat dihadapan Gilang.Gilang hanya melirik sebentar, lalu fokus lagi ke laptopnya. Hal itu membuat Riri jadi geram."Ok! Kalau itu maumu, lebih baik kita batalkan rencana kita!" Riri mengatakan apa yang seharusnya tidak dikatakannya."Akhirnya, finishing!" Gilang merasa lega, pekerjaannya selesai lebih cepat dari yang ia perkirakan.Riri kembali kemejanya dengan wajah yang ditekuk serta hati yang tak karuan. Finishing katanya? Ok! Tidak apa-apa. Gumam Riri dalam hati. Dia sudah menurunkan egonya, menegur Gilang duluan, tapi pria itu tetap sa
Magbasa pa
Ancaman Nadia
Pernikahan KeduaAncaman NadiaBab 45Rumah itu dibuat atas nama Riri. Awalnya Riri menolak dan minta diganti saja karena menurutnya itu terlalu besar baginya. "Ku mohon jangan ditolak, itu ku persembahkan untuk masa depan kita nantinya. Itu sengaja aku desain sendiri loh, khusus buat my love Riri," ucap Gilang lalu beranjak menuju lemari untuk memperlihatkan pada Riri gambar rumah itu. "Apaan sih, lebay tau! Geli aku dengar Kamu bilang my love-my love." Riri tertawa. "Wow! Ini Kamu yang gambar?" Riri suka melihatnya. Seperti gambar orang yang sudah profesional dibidangnya. Gilang mengangguk. "Spesial for you!" ucap Gilang seraya tersenyum menatap Riri. Senyum yang selalu dirindukan Riri. "Terimakasih banyak!" Riri terharu untuk yang kesekian kalinya. Air matanya luruh karena bahagia. Gilang tak kalah bahagia, melihat Riri menerima dan menyukai hadiah darinya. "Cepat habiskan kopimu! aku harus mengantarmu setelah ini." Gilang mengingatkan Riri. Pasalnya sudah jam sembilan mala
Magbasa pa
Gilang Di Culik
Pernikahan KeduaGilang Di CulikBab 46Wiren benar-benar takut setelah mendengar ancaman dari Akmal tadi, ia berjalan mondar mandir di rumahnya. Berat rasanya harus meninggalkan rumah ini dan kembali ke Batam. Dia terlalu menyukai rumah ini dan disini ia bisa sering menghabiskan waktu dengan suaminya. "Ada apa?"Handy muncul dari depan. Rupanya Wiren tadi menghubunginya ingin minta solusi."Aku harus bagaimana, Han? Aku nggak mau pindah lagi," keluh Wiren, berharap Handy dapat menolongnya."Kalau Kau tak pergi, Akmal akan menceraikanmu," jawab Handy.Wiren semakin pusing saja, Handy pun sepertinya tak akan bisa menolongnya. Sia-sia dia menghubungi pria itu."Apa tidak ada jalan lain?" tanya Wiren lagi.Handy menggedikkan bahunya. Mau menolong bagaimana. Dia sendiri pun tau Nadia adalah orang berduit yang bisa membayar siapapun untuk menangkap Wiren. "Br***ng**ek!"Wiren yang tak tenang itu pun mengumpat."Saran Akmal benar, sebaiknya kalian pergi dari sini! Aku khawatir Nadia su
Magbasa pa
Pertolongan Untuk Gilang
Pernikahan KaduaPertolongan Untuk GilangBab 47Adrian mondar mandir di dalam rumah. Sudah jam sembilan malam namun Gilang belum menampakkan batang hidungnya.Ponselnya pun tidak di angkat sama sekali, Adrian berdecak. Tadi dia berpikir mungkin Gilang sedang nongkrong dengan teman vollinya. Ternyata tidak ada setelah Adrian menyusul kelapangan. Pikiran-pikiran buruk mulai berkeliaran dikepalanya. Adrian menimbang-bimbang, apakah harus memberitahu Riri sekarang.Dia benar-benar bingung.Dirumah Riri pun tak bersemangat, Gilang tidak membalas chat dan juga mengangkat telponnya. Apa pria itu marah lagi padanya? Tadi mereka baik-baik saja. Riri menepis pikiran itu. Ia berbaring di atas ranjang memainkan ponsel pintarnya. Tiba-tiba ia merasa bosan, Riri berbalik kesana, sebentar kesini. Gelisah tak menentu.Pukul sebelas malam, matanya belum juga terpejam, sesekali tangan itu mengambil ponselnya untuk melihat apakah ada notifikasi berupa balasan dari calon suaminya itu. Tok tok tok
Magbasa pa
Tidak Bersemangat
Pernikahan KeduaTidak BersemangatBab 48Riri terlihat kurang semangat hari ini, karena Gilang tak masuk kerja, begitupun dengan Adrian.Kemana kira-kira mereka atau ada urusan apa? Begitulah pikiran Riri sekarang.Pikirannya tidak fokus jadinya. Sesekali Riri melihat mamanya yang sejak tadi bermain ponsel disofa. Riri beranjak kemudian duduk di samping mamanya."Udah kelar kerjaan, Kamu?" Mama melirik Riri yang baru menyandarkan tubuhnya disofa."Nggak semangat, Ma. Nanti saja di lanjut." Dari nada bicaranya saja pun mama sebenarnya tahu.Mama pun sebenarnya sama, ia menanti kabar dari suaminya terkait pencarian Gilang."Kira-kira kemana ya, Ma, Gilang sama Adrian?" Akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulutnya."Mana mama tau, Ri. Mungkin ada urusan keluarga jadi mereka pulang kampung, gitu," jawab mama sekenanya."Harusnya kan, bilang sama Riri." Bukan hanya tidak semangat yang Riri rasakan, namun juga kecewa."Mungkin urgent, Sayang. Jadi nggak sempat pamit atau mengabari gi
Magbasa pa
Kondisi Gilang
Pernikahan KeduaKondisi GilangBab 49Danu dan Adrian langsung berlari kerumah sakit, mereka menghampiri meja resepsionis."Ruangan pasien bernama Gilang!" Adrian rasanya sudah tak sabaran lagi untuk melihat dan mengetahui kondisi sepupunya itu.Hati yang sedang harap-harap cemas itu, berdiri tak tenang menunggu jawaban dari pertanyaannya."Ruang melati nomor tiga, lurus saja nanti belok kiri!" jawab resepsionis sambil menunjuk arahnya. "Terimakasih!" ucap Adrian cepat. Adrian dan Danu segera beranjak mengikuti petunjuk resepsionis tadi. Mereka berhenti di depan ruang melati tiga. Ada dua orang polisi dan juga Roy serta Chandra menunggu diluar. "Saya keluarganya, dimana Gilang?" Adrian tak dapat lagi sabar ingin bertemu saudaranya itu. Sungguh ia tak tenang, apa lagi kabar yang mereka dapatpun dari polisi, hingga membuat kecemasannya bertambah. Dapat dipastikan Gilang tidak baik-baik saja kondisinya. Rupanya dokter yang sudah dapat kabar dari resepsionis, bahwa keluarga Gilang
Magbasa pa
Tekad Riri
Pernikahan KeduaTekad RiriBab 50Malam harinya Danu dan istrinya pulang ke jakarta. Adrian dan Riri yang menemani Gilang dirumah sakit.Polisi belum memperbolehkan Gilang dibawa kejakarta, karena akan dilakukan visum dulu untuk melengkapi laporan atas insiden yang menimpanya. Untuk sementara Danu kembali ke perusahaan."Selamat siang, Pak! Ada tamu dari Solmas ingin bertemu dengan Pak Gilang!" lapor Nana."Bawa keruangan saya, saja!" jawab Danu."Baik, Pak!" tutup Nana."Mari, Pak , Bu! Saya antar!" ajak Nana ramah. Ia kemudian memimpin jalan dan di ikuti oleh Handy dan Deswita.Tok tok tok"Masuk!" Ceklek"Silahkan, Pak, Bu!" Nana mempersilahkan tamu mereka masuk. Setelah Handy dan Deswita masuk Nana kembali ke mejanya. Deswita sempat heran, karena bukan Gilang dan Riri yang ada disitu melainkan pemilik Subrata itu sendiri. Handy sih, biasa saja, karena dia tau Gilang sudah koit, dan Riri pasti masih menangis atas kehilangan pria itu. "Selamat siang, Pak!" ucap Deswita sopan.
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status