All Chapters of Pernikahan Kedua : Chapter 31 - Chapter 40
150 Chapters
Bertemu Handy Lagi
Pernikahan Kedua Bertemu Handy LagiBab 31"Papa rasa sudah saatnya Kamu memikirkan masa depanmu, Ri. Kami sudah tua, belum tentu bisa lebih lama mendampingimu." Pak Danu mengajak istri dan anak-anaknya bicara.Riri paham betul maksud perkataan Papanya, namun sebagai anak ia tak ingin menyela.Mamanya sibuk menyuapi Sean. Belakangan ini cucunya itu lebih sering datang, karena Nadia sudah sibuk mempersiapkan kelahiran anak keduanya. "Orang tua akan merasa tenang bila putrinya sudah memiliki teman hidup. Untuk itu menikah lah, Nak!"Semua diam menyimak, menunggu apa tanggapan Riri.Tidak salah memang keinginan mereka, tapi Riri sendiri pun belum terpikir untuk menikah dalam waktu dekat, bayang-bayang kegagalan rumah tangganya dulu saja masih melekat kuat dalam ingatannya.Layaknya wanita, Riri ingin pernikahan kedua adalah yang terbaik dan terakhir."Maafkan, Riri, Pa, Ma! Sejujurnya Riri masih takut untuk berumah tangga lagi, tapi kalau Papa dan Mama ingin Riri segera nikah. Riri p
Read more
Lamaran Handy
Pernikahan Kedua Lamaran HandyBab 32Riri pergi memenuhi undangan makan malam dari Handy, yang di adakan dirumahnya. Sekaligus ingin bertemu Miu putri pria masalalunya itu. Entah apa yang ada di pikiran Riri, dia sendiri pun bingung dengan hatinya. Antara masih ada kah perasaan yang sama seperti dulu? atau hanya ingin menguji, adakah Handy di dalam hatinya lagi. Riri datang sendiri mengendarai mobilnya. Sepanjang jalan dia mempersiapkan jawaban untuk Handy, jawaban lamaran yang disampaikan kakaknya waktu itu. Dua puluh menit, Riri sampai dirumah Handy, dia disambut hangat oleh Handy. Handy langsung membawa Riri ke taman samping. Sengaja ia buat diluar agar suasana jadi romantis. "Miu, lihat siapa yang datang!" ucap Handy pada Miu yang sedang menonton serial kartun di tabletnya.Gadis itu mendongak. "Tante Lili!""Hai Miu!" balas Riri, kemudian menghampiri Miu yang juga hendak turun dari tempat duduknya.Mereka saling memeluk. Riri mengecup kepala Miu. Hal itu tak luput dari pa
Read more
Di Suruh Melamar
Pernikahan KeduaDisuruh MelamarBab 33"Terimakasih, Gilang! Hari ini Kau banyak membantuku, aku tidak tau kalau tidak ada Kamu," ungkap Riri. Tadi dia sudah cukup pusing melihat file-file yang harus diperiksa. "Hadeh! Papa terlalu buru-buru memberikan tanggung jawab ini. Kalau begini, gimana mau nikah coba, rumah, kerjaan, suami lagi, bisa-bisa mati berdiri aku," monolog Riri, tangannya terus memisahkan dokumen-dokumen yang baru diperiksa, memindahkannya ke lemari di sudut ruangannya. "Memang tugasku. Oh ya sudah jam delapan, sebaiknya kita pulang!" ajak Gilang setelah melihat jam di tangannya.Sebenarnya pekerjaan ini bisa diselesaikan besok, namun Riri memaksa untuk selesai malam ini juga. "Baiklah, letsgo!" Riri meraih tasnya lalu melangkah keluar, diikuti oleh Gilang dari belakang. Lampu sudah di padamkan, memberikan kunci pada satpam yang berjaga malam hari."Hati-hati, Pak!" "Sip!" Gilang mengacungkan jempolnya. Satpam segera menutup pintu pagar. Gilang mengantar Riri
Read more
Nasehat Orang Tua
Pernikahan KeduaNasehat Orang TuaBab 34Jam tiga sore Riri sudah sampai dirumah. Entah apa yang di inginkan mamanya sehingga memaksanya segera pulang.Bertambah heran kala melihat gaun berlengan panjang terletak di atas tempat tidurnya.Riri menyentuhnya, gaun berwarna lilac itu memang cantik dan cukup menarik. Riri mem-paskan di tubuhnya. Sepertinya cocok untuknya, tapi milik siapa? Batinnya. "Syukurlah Kamu sudah pulang," ucap mamanya yang baru datang kekamarnya. "Dicoba, Ri!" pinta mamanya."Untuk Riri, Ma?""Iya, coba dulu, pas nggak Dibadan Kamu!" perintahnya lagi. Tanpa bertanya lagi, Riri segera mencobanya.Pas. Sangat pas ditubuhnya. Pilihan mamanya memang tak pernah salah. Riri selalu puas. "Cantik! Nggak salah pilih mama." Mama Anita tersenyum melihat Riri yang berdiri dihadapannya."Tumben, mama beliin baju begini, emang untuk apa?" tanya Riri penuh selidik. Baju ini cocok untuk acara keluarga atau untuk menghadiri acara resmi menurutnya. "Untuk Kamu, nanti malam ada
Read more
Obsesi Handy
Pernikahan Kedua Obsesi HandyBab 35Waktu yang ditunggu pun telah tiba. Keluarga Gilang sudah bersiap menuju rumah Pak Danu.Dengan mengendarai mobil Gilang. Adrian yang menjadi sopir mereka malam ini. Hanya mereka bertempat, karena ini hanya acara lamaran sederhana, hanya keluarga inti saja. Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai dirumah Pak Danu. Gilang sebenarnya gugup, namun ia berusaha menutupinya. Adrian berjalan di depan lalu disusul Ayah dan ibunya. Gilang di belakang. "Selamat datang!"Pak Danu dan istrinya menyambut keluarga Gilang dengan ramah. Mereka bersalaman, lalu saling berkenalan. "Ayo, silahkan duduk!"Mama Anita mempersilahkan mereka duduk. Dia menyuruh Mbok Darmi menyiapkan minum serta hidangan lainnya. Di sudut lain."Sorry, Han! Sulit membujuk papa, mereka udah sreg sama si Gilang. Kepercayaan papa sangat besar pada Gilang." Akmal sedang bicara di telpon dengan Handy. Memberitahu bahwa ia tak berhasil meyakinkan orang tuanya untuk menjodohkan Riri deng
Read more
Rencana Piknik Tipis-Tipis
Pernikahan Kedua Rencana Piknik Tipis-TipisBab 36Wajah ceria tampak diwajah Tama yang baru saja sampai dirumah kontrakan mereka. Mita yang sedang menyetrika turut senyum melihat kedatangan kakaknya. Kalau seperti ini pastilah kabar bahagia. Pikir Mita."Mita, kakak diterima di perusahaan Solmas, walaupun hanya staff biasa," ucap Tama senang lalu duduk di dekat adiknya. Benar tebakan Mita. "Syukurlah, Kak. Tidak apa staff biasa yang penting kakak sudah dapat pekerjaan," jawab Mita. Mereka sudah hidup apa adanya, tidak memaksakan kehendak seperti dulu. Beberapa bulan ini mereka banyak merenung, meminta nasehat dari ustadz.Menyesali dosa masa lalu dan bertekad untuk taubat memperbaiki diri. Dengan apa yang menimpa mereka dulu sudah cukup membuat mereka kapok. "Mita, bagaimana kabar ibu sekarang ya?" Tama teringat dengan ibunya. Sudah beberapa bulan mereka tidak bertemu.Ada rasa ingin bersama lagi, namun memikirkan keegoisan ibunya dan selalu menuntut membuat mereka mengurungkan
Read more
Astaga Handy
Pernikahan KeduaAstaga Handy! Bab 37Hana menatap Adrian seolah bertanya siapa gadis yang ikut bersama mereka. "Calon mantu, Bu!" Adrian seolah tahu maksud Ibunya. Dengan bangganya Adrian mengenalkan Nirmala pada ibu dan bapaknya. Nirmala sedikit malu-malu."Nirmala, Bu!"Nirmala menghampiri ibu Adrian lalu memperkenalkan diri. "Ayu tenan iki, Pak, calon mantu kita cantik-cantik. Bakalan punya cucu ganteng dan cantik kita ini, Pak." Bik Hana berucap senang seraya memuji dua wanita muda yang ada di situ. "Ya jelas lah, Bu, anak ibu juga ganteng," balas Adrian bangga. Semuanya tertawa mendengar kenarsisan Adrian. Mereka berangkat dengan satu mobil, meski duduk pas-pasan, tapi tidak merusak moment bahagia mereka.Para lelaki langsung menuju danau, ikut memancing seperti pengunjung lain. Bibi banyak bercerita tentang masa kecil Gilang dan Adrian. Riri dan Nirmala antusias mendengarkan.Riri merasakan kehangatan, berbeda dengan keluarga Tama dulu, yang kebanyakan meremehkannya. D
Read more
Pertunangan
Pernikahan KeduaPertunanganBab 38"Selamat, Sayang! Tinggal selangkah lagi.""Makasih, Ma. Doain ya, Ma!""Pasti doa mama selalu untuk kebaikan anak-anak mama!"Ucapan selamat terus berdatangan kepada Riri dan Gilang. Risti juga hadir dalam acara itu."Selamat ya! Akhirnya, Kamu dapati apa yang Kamu mau!"Sarkas Akmal, seraya tersenyum mengejek pada Gilang. Gilang mengernyit mencerna kalimat Akmal barusan. "Jangan mimpi! Tak akan kubiarkan Kau menguasai harta kami!" Akmal berlalu setelah mengucapkan itu sambil menepuk pelan bahu Gilang.Gilang menangkap ada yang tidak beres disini. Akmal tidak menyukainya. Dulu Akmal tidak seperti ini."Kak Akmal bilang apa?" Riri menghampiri Gilang yang masih menatap Akmal dari tempatnya."Oh, tidak penting, hanya ucapan selamat," jawab Gilang cepat. Riri tahu Gilang berbohong dan menutupi yang sebenarnya, namun dia lebih memilih diam saat ini. "Selamat Gilang! Kau pria beruntung karena berhasil mendapatkan Riri!" Handy menjabat tangan Gilang ra
Read more
Hampir saja
Kubalas Penghinaan Keluarga Suami Hampir SajaBab 39"Aku memilih jas warna pink untuk resepsi kita!" Riri memberitahu Gilang lewat telpon."Oh tidak, Kau ingin aku jadi cantik dengan baju warna itu?" Gilang keberatan dengan warna pilihan Riri."Warna Pink tidak akan mengurangi kegagahanmu, percayalah!" Riri terkikik diseberang sana."Kan, masih banyak warna lain," tawar Gilang. Dia membayangkan memakai baju pink, sungguh bukan seleranya."Aku suka warna itu," jawab Riri."Tapi...""Demi aku, Kamu pakai ya!" mohon Riri. Terdengar Gilang mendesah. Riri menjauhkan benda pipih itu dari telinganya lalu ia terkikik geli.Dia hanya mengerjai Gilang saja. Karena Riri tau calon suaminya itu tak menyukai warna pink.Riri dan Gilang membuat janji dengan dokter, sesuai kesepakatan mereka akan periksa ke dokter sebelum melangsungkan pernikahan."Siapa saja yang periksa?" Dokter Alana bertanya sambil menatap pasangan itu bergantian."Saya Dok!" jawab Riri."Saya juga!" sahut Gilang.Riri menatap
Read more
Hasutan Akmal
Pernikahan KeduaHasutan AkmalBab 40Handy keluar dari gudang menyusul Deswita yang sudah duluan kekantor. Sambil berjalan ia terus menatap layar pipihnya, seulas senyum terbit di bibir nya.Entah apa yang akan direncanakan nya. Hanya dia yang tau."Des! Sepertinya Kau menyukai Gilang ya?"Demi apa pertanyaan itu keluar dari mulut Handy."Siapa sih yang nggak suka sama cowok seperti Pak Gilang, baik, berkharisma lagi, yang pastinya nggak kayak Pak Handy."Deswita sengaja menjawab seperti itu, guna melihat reaksi Handy sebenarnya.Diluar dugaan, Handy malah tersenyum. "Kalau begitu, bagaimana kalau Kau goda dia!"Ide gila apa lagi ini? Deswita berdecak. Semakin tak habis pikir dengan pria dihadapannya ini."Kamu sadar sama yang baru Kamu bilang?" Deswita tidak menyebut bapak lagi meskipun masih di area kantor."Cukup sadar. Des, aku mencintai Riri. Aku ingin memilikinya juga." Tanpa rasa malu Handy mengatakan langsung didepan Deswita.Hati Deswita mencelos. Ini yang dinamakan sakit,
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status