All Chapters of Jadi Suamiku Ya, Om?: Chapter 41 - Chapter 50
60 Chapters
Bab 41
"Kamu ke mana saja? Kabur dengan siapa?" tanya Kiara pada putri kesayangannya."Aku dijemput sama Andy, Ma. Semalam aku telepon dia, aku minta sama dia agar jemput aku pagi-pagi buta, karena dia kan mau ngajar juga, makanya aku minta jemput nya pagi-pagi, biar sehabis jemput aku dia juga bisa sekolah.""Kamu mulai berbohong. Tidak usah berbohong, Raya. Kebohonganmu itu percuma, bahkan sekali pun kalau benar Andy yang mau jemput kamu, seharusnya tadi pagi kamu sudah sampai di rumah. Mama tidak percaya kalau Andy mengajakmu ke mana-mana."Ya memang tidak kebmana-mana, Ma. Kita perjalanan pelan-pelan, makanya lama sampainya, tanya aja sama Andy kalau Mama nggak percaya.""Papa memang bukan papa kandung kamu, tapi bagaimana pun sekarang kamu adalah tanggung jawab Papa. Pergi ke mana kamu sebenarnya? Tidak usah menjadikan Andy sebagai alasan. Mama kamu bahkan sudah menghubungi Andy berkali-kali, dia tidak ada menjemput kamu, bahkan dia tidak tahu kalau kamu pergi dari rumah kakek dan nenek
Read more
Bab 42
SingaporeHari ini Dio akan melanjutkan pengobatannya. Diantar oleh Mami dan Papi juga wanita yang dipilih sebagai jodohnya, Naura.Untuk saat ini Dio mengikuti saja keinginan kedua orang tuanya, menerima perjodohan antara dirinya dengan Naura. Namun, jauh di lubuk hatinya yang terdalam ia berjanji, setelah dirinya sehat ia akan kembali ke Indonesia lalu menemui Nindya."Sudah siap, Dio?" tanya Robert."Sudah, Papi," jawab Dio seraya mengangguk."Pokoknya kamu harus sembuh, setelah itu menikah. Mama sudah ingin punya menantu," ucap Syla seraya membelai lembut pundak anaknya."Ya, Ma. Dio akan menikah, segera menikah," jawab Dio, namun, dengan nada penekanan yang seakan-akan tidak yakin."Kamu harus sehat ya, Sayang. Nanti setelah kamu sembuh kita jalan-jalan, jadi kamu harus semangat berobatnya, biar kondisi kamu cepat pulih." Naura berlagak perhatian terhadap Dio. Ia memegang tangan Dio manja, namun pria itu menepisnya."Kamu nggak usah sok baik sama aku. Aku sudah tahu apa tujuanmu,
Read more
Bab 43
Hari ini Andy mengadakan kelas belajar di sebuah Taman Kota bersama dengan para siswanya. Belajar sambil mengenal alam, itulah yang dilakukan oleh guru tampan kekasih dari Raya itu."Pak Guru, kalau bisa sering-sering aja kayak gini. Bosan kalau belajar di kelas terus," ucap seorang siswa."Benar, Pak. Kalau kita belajar santai di Taman seperti ini, kan' rasanya nyaman, sejuk, semangat belajar pun pasti lebih meningkat," ucap yang lainnya."Kita harus mengikuti peraturan sekolah, anak-anak. Boleh belajar di luar kelas, tapi harus terjadwal dan tidak terlalu sering. Bagaimana pun, menaati peraturan sekolah adalah salah satu bentuk bahwa kalian mencintai sekolah."2 jam berlalu, kegiatan jam mengajar Andy telah habis, ia kembali ke sekolah bersama para siswa-siswi'nya.Pria itu memutuskan untuk pergi makan siang. Baru saja ia sampai di sebuah restoran, matanya tertuju pada sosok yang ia kenal, Raya, kekasihnya sendiri. Gadis itu tak sendiri, ia bersama lelaki paruh baya yang beberapa wa
Read more
Bab 44
"Bukan! Bukan seperti itu, Om, Tante. Aku sudah mengambil keputusan. Jujur ini mendesak dan memang terbilang sangat dadakan. Aku pun tidak menyangka akan mengatakan ini sekarang, tapi bagaimana pun ini adalah keputusan yang paling tepat atas situasi yang sudah terjadi. Om, Tante, aku mohon maaf, aku tidak bisa melanjutkan hubungan ku dengan Raya.""Lo, kenapa, Andy? Apakah kalian ada masalah?" tanya Kiara yang sedikit kaget."Maaf sebelumnya, mungkin ini begitu mengejutkan." Andy kemudian menyodorkan ponselnya setelah ia membuka video hasil rekamannya yang menunjukkan keromantisan Raya bersama pria paruh baya tadi."Ini maksudnya apa?" tanya Kiara. Mama kandung Raya begitu tampak terkejut melihat gambar putrinya yang seperti gadis tak punya malu, bergelayut mesra dan manja dengan pria yang seusia dengan Rendy."Apakah kamu salah orang, An? Bisa jadi ini hanya mirip dengan Raya." Rendy mencoba membela putri tirinya."Benar, Andy. Mungkin ini hanya mirip dengan Raya. Bukankah di dunia i
Read more
Bab 45
"Apa-apaan ini, Raya? Ya Tuhan ... kenapa kamu jadi gadis tidak tahu malu seperti ini? Siapa yang ngajarin kamu jadi wanita tidak berakhlak?" Kiara tak mampu lagi menahan emosinya setelah mereka sampai di rumah."Tenang dulu, Ma." Rendy mencoba menahan kemarahan Kiara."Ada apa, Pa?" tanya Nindya yang ke luar dari kamar setelah mendengar keributan di ruang tamu rumahnya."Masalah tadi, Nindya." Andy mencoba memberikan jawaban kepada Nindya."Jadi, Om, Tante. Maaf, inilah alasan aku ingin mengakhiri hubunganku dengan Raya. Bahkan tadi, istri dari pak Damar memergoki mereka secara langsung sedang berada di kamar hotel." Andy melirik ke arah Raya. Emosinya sudah sedikit bisa dikendalikan. Kiara sendiri tengah menangis, ia merasa gagal mendidik Raya. Tak pernah terbayang di benaknya, jika putri kesayangannya itu berbuat hal yang memalukan. Tak ada lagi yang bisa ia ucapkan."Baiklah, kami paham, Andy. Kami terima keputusanmu. Tetaplah bersilaturahmi," jawab Rendy."Sayang, maafkan aku. P
Read more
Bab 46
"Lihatkan, Pa. Sekarang Papa sudah lihat sendiri kan? Andy sengaja memutuskanku dan tidak mau memaafkanku karena ia ingin bersama Nindya. Baru juga kemarin ia mengakhiri hubungan kita, sekarang ia sudah menjemput Nindya tanpa memperdulikan perasaanku," jawab Raya berbohong."Kamu yakin itu alasannya?""Kalau bukan itu, lalu apa? Papa tahu sendiri, anak Papa itu sudah suka sama Andy sejak lama. Sekarang dia pasti senang karena aku putus sama Andy.""Ya sudah, biar nanti papa yang tanya sama Nindya, tapi setahu papa, dia bukan anak yang seperti itu, apalagi jelas-jelas dia sudah memiliki cowok yang sedang dekat dengan dia. Jadi papa rasa Nindya tidak akan melakukan hal itu.""Wajar sih, Papa membela dia, karena dia kan anak kandung Papa sedangkan aku cuma anak tiri Papa.""Bukan itu alasan papa, tapi papa sebagai orang tua Nindya, sudah mengenal dia sejak kecil. Mana mungkin Papa tidak tahu sifatnya."Raya terdiam, ia tak menjawab lagi komentar papanya. Gadis itu memalingkan wajahnya ke
Read more
Bab 47
"Nindya, jelaskan perlahan." Rendy menatap Nindya lembut.Nindya akhirnya menceritakan semua yang sudah terjadi, dari awal bagaimana Raya membujuknya agar membantu dirinya meminta Andy untuk kembali menerima Raya."Tuh, benar kan kata Mama. Mama sudah yakin memang semua ulah kamu! Sudahlah, tidak usah memaksakan perasaan Andy lagi, wajar saja dia meninggalkan kamu, memang kamu yang salah. Sudah dapat laki-laki baik kamu malah aneh-aneh. Bisa-bisanya bikin malu keluarga." Kiara semakin emosi."Sudahlah, Ma. Mama ini, bukannya ngebela anaknya tapi malah menyudutkan." Raya beranjak dari tempat duduknya kemudian bergegas masuk ke dalam kamar."Sabar, Ma." Nindya mencoba menenangkan hati Kiara. Ia menyentuh tangan Kiara lembut."Mama yang minta maaf atas nama Raya. Dia pasti begitu sering menyulitkanmu.""Tidak apa-apa, Ma.""Papa mau balik ke kantor dulu ya, ada meeting." Rendy beranjak dari duduknya setelah melihat jarum jam di tangan kirinya.Kiara dan Nindya hanya mengangguk, kemudian
Read more
Bab 48
"Nindya? Sedang apa di sini?" seorang pria menepuk pundak Nindya dari belakang, membuat gadis itu seketika menoleh."Eh ... Om Andy? Kok bisa di sini? Aku lagi ketemu sama dia," jawab Nindya seraya melirik ke arah Dio."Oh ... jangan sampai larut malam mainnya, enggak baik buat cewek.""Maaf ... tidak usah memperhatikan pacarku secara berlebihan. Aku tahu jam berapa harus mengantarnya pulang." Dio merasa Andy begitu berlebihan memperhatikan Nindya, membuatnya merasa sedikit cemburu."Aku hanya menyampaikan apa yang seharusnya aku sampaikan, tidak usah emosi," jawab Andy."Kamu bukan siapa-siapanya, jadi ga perlu sok perhatian.""Aku tetangganya. Aku mengenalnya lebih lama, bahkan dia pernah menyukaiku. Mungkin sekarang pun ia masih menyukaiku," ucap Andy penuh percaya diri."Itu dulu, tidak dengan sekarang.""Tanya aja sama Nindya. Suruh dia jawab jujur." Andy melirik Nindya."Maaf, Om. Aku serius dengan Dio. Aku menyukainya, aku menyayanginya dan aku mencintainya. Masalah perasaanku
Read more
Bab 49
Singapore"Jadi gimana nih, Tante, Om, masa pertunangan ku dengan Dio harus batal? Aku enggak terima ya, kalau kayak gini aku merasa dipermalukan.""Maaf ya, Naura. Om dan Tante tidak bisa berbuat apa-apa. Lagipula setelah om pikir-pikir, tidak ada salahnya kita memberikan kebahagiaan kepada Dio, membiarkan dia melakukan apa pun yang membuat dia bahagia. Kami tidak tahu sejauh mana dia bisa bertahan dengan usianya," jawab Robert."Benar, Naura. Tante juga berpikir hal yang sama. Tante akan memberikan apa pun yang membuatnya bahagia. Tante tidak mau menyesal nantinya jika suatu saat hal yang buruk terjadi.""Kalian kok jadi plin-plan gini sih? Ini benar-benar merugikan diriku sendiri, aku yang terluka, aku yang kecewa dan sakit hati. Aku merasa dipermainkan. Tante sama Om tega.""Sekarang gini aja deh, ada Gio, dia juga masih sendiri, gimana kalau om jodohkan kamu dengan dia?""Gio tidak menyukaiku, Om. Yang dia suka adalah kekasih Dio, Nindya.""Sudahlah ... kamu mengalah dulu. Sekara
Read more
Bab 50
Seperti apa yang sudah diucapkan oleh Naura sebelumnya, gadis itu benar-benar datang ke Indonesia dengan tujuan untuk menghancurkan hubungan antara Dio dan Nindya.Ia tiba di Bandara sekitar pukul 08.00 pagi, Gio menjemputnya dan mengajaknya mampir ke sebuah restoran untuk sarapan terlebih dahulu."Kita sarapan dulu," ucap Gio setelah mereka sampai di sebuah restoran."Kebetulan aku belum mengisi perutku dengan suatu apa pun, aku sangat lapar. Aku juga benar-benar lelah." "Apakah kamu akan menginap di hotel?" "Apa? Di hotel? No! Tujuanku kemari adalah untuk menaklukkan Dio dan merebutnya kembali dari gadis itu. Jadi, aku rasa lebih baik aku tinggal di rumahmu saja. Bukankah dengan begitu akan mempermudah aku mendekati Dio kembali? Setidaknya banyak cara yang bisa aku lakukan jika aku sudah dekat dengannya.""Wah itu ide yang bagus. Aku sangat setuju. Diam-diam aku akan membuat Nindya membenci Dio.""Aku suka itu. Ini yang sebenarnya dari awal aku inginkan dari kamu, mau bekerja sama
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status