Semua Bab Gairah Cinta sang Pewaris: Bab 91 - Bab 100
384 Bab
Bab 91 Tidak Ada Kedaluwarsa
Ucapan Adam membuat senyuman di wajah Evelyn seketika menghilang. “Kita … tidak menikah di sini?” Sebenarnya, Evelyn sudah menduga adanya kemungkinan dirinya akan menikah di Capitol. Akan tetapi, dengan adanya Keluarga Kusuma di sini, juga kenyataan bahwa Adam masih memiliki beberapa urusan di negara ini, wanita tersebut mengira bahwa Adam akan merayakan pernikahan mereka di Nusantara. “Kamu keberatan?” tanya Adam, melihat kerutan tipis di dahi Evelyn. “Ingin melakukannya di Nusantara?” Kepala Evelyn menggeleng, senyuman kembali terpasang di wajahnya. “Tidak,” balasnya. “Lebih baik di Capitol untuk menghindari media dan juga orang tidak waras.” Wanita itu jelas sedang merujuk kepada Risa, khawatir adiknya itu akan berusaha untuk melakukan sesuatu untuk membalasnya. Adam terdiam sesaat, lalu bertanya, “Ada rencana khusus tentang model pernikahan yang kamu inginkan?” “Tidak juga,” balas Evelyn, sepasang netra hitam wanita itu terarah kepada Adam, terlihat menatap pria itu dengan sak
Baca selengkapnya
Bab 92 Jangan Harap Bisa Kabur
A/N: WARNING! PERINGATAN! 18+ ... rasanya ___ “Sekarang, kamu tidak bisa ke mana-mana.” Melihat Evelyn terduduk di atasnya dengan senyuman yang begitu menggoda, Adam bisa merasakan sesuatu dalam dirinya terbangun. Netra birunya memperhatikan wanita itu dengan saksama. Manik hitam yang menghipnotis, bibir yang merona merah, dan lekukan tubuh yang indah membuat pria tersebut merasa tertantang. Tangan Evelyn terulur, jari-jari lentiknya terarah pada dada Adam, menyentuh lembut kulit terbuka pria itu. Hal tersebut membuat seluruh tubuh Adam bergidik dan darahnya berdesir. Tahu apa yang akan terjadi kalau dirinya terus membiarkan Evelyn bertindak sesuka hati, Adam segera menggenggam tangan wanita itu, menghentikan gerakannya yang nakal. “Evelyn, hentikan,” ucap pria tersebut dengan suara rendah. Dia menyentuh pinggang wanita itu, berniat memindahkannya dari atas tubuh. “Kamu sudah mabuk, aku akan antar dirimu kembali ke—” Belum sempat Adam menyelesaikan ucapannya, dia dipaksa menghent
Baca selengkapnya
Bab 93 Melepas Hasrat
A/N: (Masih) 18+ Yang prefer baca kelanjutan plot, tunggu besok ya~ _____ “Evelyn, kamu mabuk,” ulang Adam, menggertakkan gigi dan mengepalkan tangan untuk mengendalikan diri selagi berusaha untuk bangun. Namun, tangan Evelyn mendorongnya kembali ke ranjang. “Evelyn!” Reaksi Adam membuat Evelyn terkekeh. Kemudian, bibir wanita tersebut menyapu telinga Adam, turun terus menuju lehernya, membuat Adam melenguh. “Henti—” Saat Adam berusaha menghentikan tindakan Evelyn dengan mendorong kepalanya, wanita itu dengan sigap menahan tangan pria tersebut. Dalam hitungan detik, Evelyn berhasil mengunci pergerakan Adam dengan menahan tangan pria tersebut di atas kepala. Tak hanya itu, entah dari mana dan kapan, wanita tersebut mengikat tangan Adam dengan sebuah dasi. ‘Bagaimana—?!’ Adam kehabisan kata-kata, sama sekali tidak menyangka akan menjadi seperti ini. “Ugh ….” Lenguhan rendah kabur dari bibir Adam kala dia merasa ciuman Evelyn kembali mendarat di tubuhnya. “Evelyn, sadarlah!” Menden
Baca selengkapnya
Bab 94 Pascakejadian
“Urgh,” geraman rendah bisa terdengar keluar dari sosok wanita yang terbaring di atas tempat tidur. Kelopak matanya terbuka, memamerkan manik hitam segelap malamnya yang memukau. “Aku … di mana?” Baru saja dirinya menanyakan itu, Evelyn kembali mengernyitkan dahi lantaran dentuman pada kepalanya terasa begitu menyakitkan. Dia mendudukkan diri, lalu menyapu pandangan sekeliling. Aroma maskulin yang terasa familier menyeruak masuk indera penciumannya, membuat ingatan Evelyn sekejap bergejolak. “Oh … tidak,” gumam Evelyn kala samar-samar mengingat kegilaan yang dirinya lakukan. Seperempat botol yang dia tuangkan untuk menenangkan diri, diikuti dengan rasa menakjubkan kala lidahnya mengecap anggur mahal itu, lalu setengah kegelapan yang menyelimuti kesadarannya. “Apa yang sudah kulakukan?!” pekiknya seraya langsung turun dari tempat tidur. Saat kakinya menapak di lantai, Evelyn melihat atasan pakaian tidur hitam yang tergeletak di lantai. Melihat hal tersebut, tubuh wanita itu membeku.
Baca selengkapnya
Bab 95 Keluarga Kecil yang Bahagia
“Elena?” ucap Adam dengan kening berkerut, tidak terlihat senang melihat sepupunya itu hadir di tengah kediamannya. Dia melirik Julian. “Sungguh? Elena?” ulangnya, mempertanyakan keputusan sang asisten. Melihat reaksi sepupunya, Elena yang baru saja melangkah masuk ke dalam ruang makan langsung berkacak pinggang. “Apa masalahmu? Sudah kukatakan aku akan berkunjung untuk melihat keponakan-keponakanku!” balasnya dengan alis menukik tajam. Di tempatnya, Liam terdiam dan menatap Elena dengan mata bulatnya. Bocah tampan itu seakan terpana dengan aura cerah yang dibawa oleh wanita tersebut. “Mama, Mama, tante cantik itu siapa?” tanya Lili yang lebih vokal dengan rasa penasarannya. Mendengar ucapan Lili, telinga Elena sedikit bergerak. Wanita dengan balutan gaun putih pendek dan rambut setengah diikat itu melangkah menghampiri dua bocah selagi bertanya, “Dan, apakah ini dua keponakanku yang manis?” Mata indahnya yang diserasikan dengan bulu mata lentik terlihat memandang lembut ke ara
Baca selengkapnya
Bab 96 Dia Sudah Berencana
“Bu Evelyn Dean,” sapa Anna ketika melihat sosok Evelyn melangkah masuk ke dalam butiknya, tubuhnya hari itu diselimuti gaun hitam yang menonjolkan lekuk tubuh indahnya. Senyum menggoda terpoles di wajah wanita bertubuh molek itu. “Bagaimana kabar Anda?” tanyanya. Evelyn memasang sebuah senyum tak berdaya, merasa aneh dengan cara Anna dalam menyapa dirinya. “Anna,” balasnya. “Kebetulan aku belum menikah, jadi kamu masih bisa memanggilku dengan panggilan Evelyn Erlangga.” Alis kanan Anna meninggi. “Evelyn Erlangga?” Dia yakin bahwa wanita di hadapan merupakan mantan pewaris Keluarga Aditama. ‘Apa dia mengubah nama belakangnya?’ tebak wanita tersebut. Namun, tahu untuk tidak menyelidiki terlalu dalam, Anna pun memasang senyum dan mempersilakan Evelyn masuk. “Lewat sini.” Melangkah ke dalam butik tersebut, Evelyn teringat akan kejadian antara dirinya dan Nissa Diwangkara. Ah! Jangan lupakan keberadaan Risa juga. Hal tersebut membuatnya menoleh kepada Anna. “Aku harap kejadian tera
Baca selengkapnya
Bab 97 Menyingkirkan Adam dari Posisi Pewaris
“Astaga, Anda terlihat sangat cantik!” puji salah seorang pegawai Anna yang membantu Evelyn mengenakan gaunnya. Bahkan tanpa riasan, calon istri sang pewaris itu sudah terlihat bagaikan seorang dewi! Di sebelah pegawai wanita itu, Anna memperhatikan sosok Evelyn. Dia sudah tahu bahwa wanita itu cantik, tapi dengan hasil karyanya, wanita itu menjadi semakin luar biasa. Bisa dikatakan bahwa Evelyn merupakan pelanggan yang paling memuaskan dahaga senimannya lantaran berhasil membuat karyanya semakin bersinar. ‘Haruskah aku menjadikannya modelku?’ pikir Anna. Akan tetapi, pikiran itu hanya bertahan satu detik, sebab dia harus sadar diri dengan siapa dirinya berhadapan. Calon istri pewaris Keluarga Dean. Evelyn membalas pujian tersebut dengan ucapan terima kasih. Jujur saja, dia cukup terkejut dengan betapa pasnya ukuran gaun itu di tubuhnya. ‘Sepertinya, Anna masih menyimpan ukuran dari kunjunganku yang terakhir,’ tebak Evelyn. Baru saja berpikir demikian, Anna malah berujar selagi me
Baca selengkapnya
Bab 98 Tidak Ingin Dilibatkan
“Tunggu di sini,” ucap Evelyn setelah baru saja turun dari mobil. Dari dalam mobil, Adam memperingati, “Hati-hati.” Peringatan Adam membuat Evelyn tersenyum tak berdaya. Dia hanya mampir sebentar untuk membeli roti, bukan pergi perang. Apa yang membuat Adam begitu waspada? “Tentu saja,” balas Evelyn seraya melangkah menjauh mobil dan menghampiri kafe yang menjual roti favorit kedua bocah kecilnya. Baru saja Evelyn melangkah masuk ke dalam kafe tersebut, pandangannya terpatri pada seorang pria yang terlihat sedang memesan sesuatu kepada barista. ‘An … dre?’ Kemudian, maniknya bergeser pada sosok wanita yang bergelayut manja di lengan pria tesebut. ‘Itu … siapa?’ Yang jelas … wanita itu bukan Risa. Gerakan tubuh yang intim antara Andre dengan wanita tersebut memudahkan Evelyn untuk mengerti perihal hubungan keduanya. Ingin sekali dirinya menepis kemungkinan buruk tersebut, tapi kenyataan yang disuguhkan di depan mata ialah kenyataan. Andre berselingkuh, dan hal tersebut terpampang
Baca selengkapnya
Bab 99 Tidak Seharusnya Seperti ini
“Evelyn!!” Teriakan Adam terdengar jelas di telinga Evelyn. Suara tulang remuk yang bertabrakan dengan benda tumpul serta klakson nyaring dari berbagai arah bergema di telinga wanita tersebut. Dentuman kala tubuh dan kepalanya menabrak jalanan keras membuat pandangan wanita itu membuyar dan rasa sakit yang luar biasa sekejap menyelimuti tubuhnya. Kepala Evelyn terarah pada kendaraan yang baru saja menabraknya, melihat sosok pengemudi malang yang terlihat panik dengan apa yang baru saja terjadi. Akan tetapi, satu hal yang mengejutkan menarik perhatiannya. ‘Kenapa …?’ batin Evelyn, manik hitamnya terpaku pada satu sosok yang tergeletak tidak jauh darinya. Darah mengalir menuruni wajah sosok tersebut, sedangkan netranya menatap lurus ke arah wanita itu. “Eve … lyn …,” panggil orang itu, pandangannya terlihat sedih, seakan tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Air mata terlihat mengalir dari pelupuknya, menandakan bahwa pria itu sungguh-sungguh tidak bermaksud agar mereka jadi sep
Baca selengkapnya
Bab 100 Konsekuensi
Perawat tersebut pun masuk ke dalam sebuah ruangan dengan lampu indikator berwarna merah atas pintunya. Ruangan nomor satu dan dua menyala, menandakan bahwa tindakan bedah sedang dijalankan. Tidak mampu melakukan apa pun, Adam hanya bisa mengepalkan tangannya. Dia menyisir rambutnya dengan frustrasi. Sama sekali tidak dia pedulikan pandangan orang sekeliling yang menatapnya penuh ketertarikan, bukan hanya karena wajahnya yang rupawan, tapi lebih kepada penampilannya yang berantakan serta kemeja putihnya yang dipenuhi bercak darah. Entah berapa lama Adam berada di ruang tunggu operasi. Dia hanya terduduk diam dengan tubuh membungkuk dan tangan menopang kepalanya, matanya tertutup seakan sedang berdoa kepada Langit untuk menyelamatkan Evelyn. Tiba-tiba, sebuah suara mengalihkan fokus Adam. “Pak, minumlah sedikit,” ujar seseorang, membuat Adam mengangkat pandangan. Terlihat sosok Julian menyodorkan sebotol air kepada atasannya itu. Adam menerima botol air yang Julian sodorkan, dia bah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
39
DMCA.com Protection Status