All Chapters of Gairah Cinta sang Pewaris: Chapter 341 - Chapter 350
384 Chapters
Bab 336 Saudara Bisa Saling Membunuh
Setelah makan siang, Yara menghabiskan waktu berbincang dengan anak-anaknya. Sementara itu, Rena meminta izin kepada Yara di depan para anggota keluarga kerajaan untuk mengurus sejumlah hal, meninggalkan Mana untuk menggantikan dirinya. Bersama dengan sejumlah pelayan lain di bawah naungannya, Rena mengantarkan makanan dan kudapan kepada para bawahan Adhisti dan Surya yang berada di area tunggu. Selagi berbaur dengan para pelayan itu, Rena mendengar salah seorang pelayan berbicara, “Tadi ketika Pangeran melihatnya, dia langsung meminta untuk diantarkan gadis itu.” Helaan napas terdengar. “Itu semua jelas karena dia mirip dengan Putri Wulan!” desisnya. Kalimat ini membuat Rena mengerutkan kening. Sepertinya, mereka sedang membicarakan dirinya. “Siapa yang mirip dengan Putri Wulan?” tanya Rena selagi ikut duduk di samping dua pengawal tersebut, mengejutkan mereka. Kedua pengawal itu sempat tergagap, tapi dia meyakinkan. “Astaga, jangan begitu membosankan. Sudah banyak yang berkata ak
Read more
Bab 337 Ini Pasti Hanya Sandiwara
“Kami pamit terlebih dahulu, Ibunda,” ucap Adinasya dan Adhisti seraya membungkuk hormat kepada Yara.Setelah mengucapkan hal tersebut, Adhisti langsung melangkah pergi dari pesta. Kakinya dientakkan, seakan sengaja memberi tahu semua orang bahwa kunjungan kali ini membuatnya kesal dan tidak senang.Dengan perawakan lembut dan tenangnya, Adinasya menghadap Yara dan kembali membungkuk hormat. “Mohon maafkan istriku, Yang Mulia.” Dia menegapkan tubuhnya dengan senyum tak berdaya. “Belakangan ini, emosinya memang sulit dikendalikan apabila membahas perihal putri kami.”Surya mendengus selagi masih terduduk di kursinya, lalu berkata, “Tidak perlu bagimu untuk menggantikannya meminta maaf. Sudah setengah abad, tapi masih bersikap seperti bocah.” Dia menatap kepergian adiknya dengan pandangan kesal. “Dari dulu, memang hanya Wulan yang bisa mengendalikannya.”Mendengar nama itu disebut, semua pelayan dan pengawal langsung menahan napas. Mereka melirik wajah Yara yang terlihat menggelap.Yara
Read more
Bab 338 Merindukan Dominic
Selagi Surya bersikeras menolak untuk percaya, dia melihat Rena menengadahkan wajahnya dan menyentuh ujung kaki Yara. “Yang Mulia, aku mohon jangan lakukan ini padaku!”Yara menatap manik Rena untuk sesaat sebelum akhirnya mendengus dan melayangkan kakinya.DUG!“Ah!”Seruan kesakitan terlontar dari bibir Rena saat Yara menendang dirinya agar menjauh. “Enyah!”“Ibunda!”Sontak Surya berdiri dari kursinya dan menatap nanar ke arah Rena. Tubuh dan hatinya bergetar melihat perlakuan Yara terhadap gadis itu.Mungkinkah … Rena sungguh hanya seorang pelayan yang tidak memiliki hubungan dengan Wulan?Apakah kecurigaan itu … sebenarnya hanya harapan bodoh Surya saja? Harapan bodoh seorang kakak yang menginginkan kembali keberadaan adiknya?Sembari menutup mata dan merelakan asumsi pribadinya, Surya berkata, “Berhenti mempersulit Yarena, aku tidak akan mengungkit hal ini lagi.”Yara menoleh ke arah Surya, lalu mendengus, “Kamu kira hanya dengan ucapanmu, aku akan mengubah keputusanku?” Dia mel
Read more
Bab 339 Bermimpi Tentang Dominic
“Ah … berhenti ….”Lenguhan itu kabur dari bibir Rena, membuat dirinya merasa malu dan menggigit kuat bibirnya.“Berhenti! Jangan— Ah!”Tubuh Rena terangkat, merasa bahwa perlakuan pria yang kini menguasai tubuhnya itu sangatlah gila, tapi memuaskan.Melihat gadis tersebut mencapai puncaknya, pria pemilik manik hitam segelap malam itu tersenyum miring. Ketampanan yang dia miliki semakin bersinar kala wajahnya menampakkan kepuasan atas reaksi gadis di bawah tubuhnya itu.“Tidakkah kamu begitu munafik, Yarena?” tanya pria itu dengan suara baritonnya yang menggelitik telinga. Dia menyugar rambutnya ke belakang, memperlihatkan jelas keinginannya untuk memiliki keseluruhan gadis di hadapan. “Bibirmu berteriak ‘berhenti’, tapi hati dan tubuhmu terus menunjukkan betapa dirimu menginginkannya.”Ekspresi pria itu perlahan berubah, dari penuh gairah dan nafsu, menjadi diselimuti amarah.“Sama seperti bagaimana kamu memutuskan untuk pergi selagi terus merindukan diriku.” Tidak berhenti sampai di
Read more
Bab 340 Tumbangnya sang Ratu
“Kamu merindukan pria bernama Dominic itu?”Pertanyaan Yara membuat Rena terkejut, tapi dia kemudian menjawab, “Dia tidak sepenting itu untuk kupikirkan.”Tidak ingin sang nenek bertanya lagi mengenai Dominic, Rena pun mengembalikan topik pembicaraan seperti yang tadi dia buat.Dengan senyum tipis di bibirnya, Rena bertanya, “Yang Mulia ingin ke mana? Kenapa tidak membawa dayang maupun pengawal?”Yara menatap Rena untuk sesaat, lalu dia pun mulai berjalan. “Ikut denganku,” titah sang ratu, membuat Rena mengikuti wanita itu tanpa bertanya kembali.Di bawah langit yang masih gelap, Yara dan Rena pun berjalan menuju area terpencil di taman kerajaan. Mereka berjalan cukup jauh sampai akhirnya tiba di depan sebuah pohon besar dengan sebuah lubang sebesar bola basket di batang kokohnya. Sebuah guci kecil dengan plakat kayu diletakkan di lubang tersebut.[Wulan Sangramawijaya]Melihat nama yang tertera di plakat, Rena pun memasang wajah kaget. “Yang Mulia, ini ….”“Ibumu adalah cahaya dalam
Read more
Bab 341 Racun
Manik Rena memandang sosok Lasmi yang tengah memeriksa keadaan Yara. Wanita itu dengan hati-hati menusukkan jarum ke beberapa titik kepala sang ratu sebagai salah satu bentuk pengobatan. Tanpa mengalihkan pandangannya, Rena bertanya, “Dari betapa siapnya kalian, bisa kutebak bahwa hal ini sering terjadi.” Ucapan Rena membuat Lasmi sempat tertegun, tapi wanita itu terdiam dan melanjutkan tugasnya. Sementara itu, Bhadrika yang berada di ruangan Yara selagi para bawahan terpercayanya berjaga di luar pintu berkata, “Ini yang kelima.” Jawaban Bhadrika membuat Rena mengalihkan pandangannya kepada sang jenderal. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanyanya dengan sedikit panik dan bingung. Sebelum Bhadrika maupun Lasmi bisa menjawab, Rena menambahkan, “Itu … adalah efek racun, bukan?” Sebagai pembunuh bayaran, Rena telah melihat berbagai macam cara satu manusia membunuh manusia lain. Dari gejala yang Yara tunjukkan, Rena yakin bahwa wanita itu telah diracun. Karena Rena bisa menebak, Bhadrik
Read more
Bab 342 Dalang Racun dan Pembunuhan Sama?
Pernyataan Yara membuat Bhadrika dan Lasmi membelalakkan mata mereka.“Turka?” Bhadrika tak elak mengulangi ucapan Rena lantaran terlalu kaget. “Apa Tuan Putri yakin?”“Kalau tidak yakin, aku tidak akan mengatakan apa pun,” balas Rena sembari menatap Bhadrika dengan kening berkerut, sedikit tersinggung karena pria itu mempertanyakan keyakinannya.Mendengar hal ini, Bhadrika pun menundukkan kepala, merasa bersalah. “Maaf, Tuan Putri.”Terfokus pada kenyataan di depan mata, Lasmi pun langsung berkata, “Kalau seperti ini, bukankah sebaiknya kita menghubungi Pangeran Elric?” Dia menatap sang suami. “Dia pasti bisa membantu kita menyelidiki secara langsung.”Begitu mendengar Lasmi menyebut nama Elric, Rena langsung menoleh cepat ke arah wanita itu. “Elric?” ulangnya. Sudut bibir Rena berkedut. “Kalian tidak sedang membicarakan tentang … kakakku, bukan?”Setelah mengucapkan pertanyaan itu, Rena baru sadar betapa bodoh dirinya sekarang. Jelas saja yang dimaksud oleh Lasmi dan Bhadrika adalah
Read more
Bab 343 Hari Kembalinya Maheswara
*Tiga minggu kemudian*Dalam sekejap mata, hari kembalinya Pangeran Maheswara dari studinya luar negerinya pun tiba.Sesuai dengan dugaan Rena, tidak lama setelah berita itu tersebar, Adipati Agung meminta untuk bertemu dengan Yara. Alhasil, Yara pun menerima saran Rena dan berujung mengadakan perjamuan besar untuk menyambut kedatangan sang pangeran.Di mata orang banyak, tindakan Yara sangatlah masuk akal mengingat bahwa sang adipati agung adalah pilar pelindung kerajaan. Ada pula yang berkata bahwa dalam kesempatan ini, Yara akan mengumumkan niatnya untuk menjodohkan sang pangeran dengan salah satu putri kerajaan—Anindita atau Saraswati.“Letakkan kudapan ini di sana.”“Tidak! Apa yang kamu lakukan!? Gunakan sapu tangan dengan kain sutra!”“Benar, di barisan pertama dua puluh kursi.”Mana terlihat sangat sibuk mengatur penataan ruang pesta. Dirinya yang dahulu sering direndahkan oleh kelompok Tari dan Yuni sekarang menjadi satu dari dua pelayan senior yang bertahan—yang satunya lagi
Read more
Bab 344 Generasi Muda dan Generasi Tua
“T-Tuan Putri, t-tidak seharusnya kita berada di tempat ini!” desis Mana yang sedikit berlari untuk mengejar langkah kaki Rena yang lebar. “Taman istana adalah tempat yang paling sering dikunjungi para petinggi kerajaan setiap kali datang kemari! Kalau dirimu bertemu dengan salah satu dari mereka ….”Mana tidak melanjutkan ucapannya, tidak mampu membayangkan masalah apa yang bisa mengikuti skenario tersebut.Di sisi lain, Rena terus berjalan dalam diam. Dia ingat ucapan neneknya tadi pagi.“Para pejabat pastinya akan mengambil kesempatan ini untuk kembali menekanku agar menjadikan Adhisti penerus,” ujar Yara dengan wajah lelah. “Akan tetapi, sampai kenyataan terbongkar, aku tidak ingin semudah itu memberikan takhta kepada siapa pun!”Rena, yang masih membantu wanita tua tersebut mempersiapkan diri pagi itu untuk menghindari kecurigaan, berakhir berkata, “Kenapa tidak membawaku dari awal?”Kalau masih akan menjalankan rencananya, Rena yakin sang nenek cepat atau lambat harus memperkena
Read more
Bab 345 Bertemu Kembali dengan Dominic?
“Kudengar Dayang Lasmi sudah mengundurkan diri?” tanya Anindita tanpa basa-basi kepada Rena. “Kenapa?” “Kakak, itu urusan pribadi orang lain ….” Saraswati terlihat memperingatkan dengan lembut. “Lasmi adalah dayang istana, dan dayang istana adalah bawahan anggota keluarga kerajaan. Hak kita untuk tahu urusan pribadinya!” tepis Anindita dengan alis tertaut. “Kalau kamu tidak mau tahu, jangan dengar. Susah banget sih?!” balasnya ketus membuat Saraswati tertunduk diam, menyerah menghentikan sang kakak. Sementara itu, Maheswara hanya terdiam. Dia tidak mengutarakan sepatah kata pun lantaran dirinya sibuk memikirkan satu hal. Maheswara terus memperhatikan Rena. Dalam hatinya, dia memiliki kecurigaan bahwa gadis itu bukan seorang pelayan, dan itu semua karena kain sutra berkelas yang Rena kenakan. Namun, sedari tadi, Rena mampu menjawab semua pertanyaan Anindita terkait masalah istana dengan lugas dan jelas, jadi Maheswara sedikit bingung mengenai apakah kecurigaannya sia-sia? Saat Ma
Read more
PREV
1
...
3334353637
...
39
DMCA.com Protection Status