Semua Bab Gairah Cinta sang Pewaris: Bab 361 - Bab 370
384 Bab
Bab 356 Kalian Saling Kenal?
Setelah apa yang Rena nyatakan di hadapan semua orang, pesta perayaan terpaksa dihentikan lebih cepat. Semua orang tak bisa berhenti membicarakan bagaimana gilanya hari tersebut. Bukan hanya Anindita mendapatkan hukuman berat dari sang ratu, ibunya, Adhisti, juga kehilangan kesempatan atas takhta. Tidak berhenti di sana, calon penerus takhta yang baru, putri kandung dari Wulan, Yarena Sangramawijaya, malah berujung mengikat janji untuk menikahi putra angkat sang adipati agung yang bahkan tidak memiliki gelar, Adikara! Dalam mobil mewah hitam yang baru saja meninggalkan istana, sang adipati agung tengah terduduk berhadapan dengan kedua putranya. Dengan wajah serius dan ekspresi gelap, pria itu menatap putra angkatnya. “Adikara,” panggilnya, membuat sang pemilik nama membuka mata dan menatap lurus sang ayah yang berada di seberangnya. “Ada apa, Yang Mulia?” tanya Adikara dengan suara dalam yang khas selagi menggunakan panggilan sopan kepada sang ayah angkat. Yah, bagaimanapun diriny
Baca selengkapnya
Bab 357 Dia Memilih Kebebasan
Plak! Suara tamparan keras bergema di ruang tamu kediaman sang ratu. “Yang Mulia!” Lasmi terdengar berseru, langsung bersujud di tanah dan memohon bersama Mana di sebelahnya, “Mohon jangan salahkan Tuan Putri!” pintanya seiring menegapkan tubuh selagi masih mempertahankan posisi berlutut. Manik Lasmi mengarah kepada sosok Rena yang baru saja menerima satu tamparan keras di wajahnya. Gadis itu hanya terdiam, tidak sedikit pun marah dengan perlakuan yang diberikan sang nenek. Ada kegelapan yang terpancar dari manik hijaunya yang menatap kosong ke depan. “Jangan salahkan dia?” geram Yara dengan marah. “Bagaimana mungkin aku tidak menyalahkannya!?” bentak wanita itu, tidak peduli apabila teriakannya bisa didengar oleh siapa saja. Kemarahan Yara sangat menggebu, kentara dari wajahnya yang memerah. Hal itu membuat tubuh Mana dan Lasmi bergetar. Seumur hidupnya, Lasmi baru pernah dua kali melihat Yara semarah ini. Saat ini dan sek
Baca selengkapnya
Bab 358 Dia Memang Dominic Grey
“Tuan Putri, apa Tuan Putri baik-baik saja?” Pertanyaan Mana membuat Rena yang sedang terduduk di depan meja riasnya melirik sang pelayan. Dia tersenyum tipis saat melihat kekhawatiran yang tergambarkan di wajah pelayan pendampingnya itu. “Tentu saja,” ujar Rena seraya meraih sisir dan mulai menyisir rambutnya. “Hari ini, kamu sudah bekerja keras, Mana,” ujarnya, membuat gadis pelayan itu tersenyum canggung. “Maaf aku melibatkanmu dengan begitu banyak masalah.” “Sudah tugasku, Tuan Putri,” balas Mana dengan hormat. Mendadak, sisir di tangan Rena terhenti. “Mana, apa kamu merasa keputusanku salah?” Pertanyaan itu membuat Mana sedikit terkejut. “Keputusan yang mana yang Tuan Putri maksud?” tanya Mana jujur. Ada begitu banyak keputusan yang Rena ambil hari ini, dan jujur saja, sebagian besar bukanlah keputusan yang sehat bagi jantung dan mental Mana. Rena meletakkan sisirnya di atas meja dan berujar, “Maheswara … atau Adikara?” “Adikara.” Jawaban cepat Mana membuat Rena terbelala
Baca selengkapnya
Bab 359 Informasi Mengejutkan
“Dominic Grey … menghilang?” Rena mengulangi ucapan sang kakak dengan mata membesar. “Apa maksudmu!? Bagaimana mungkin pemimpin klan mafia terbesar Capitol menghilang begitu saja?!” Helaan napas bisa terdengar di ujung telepon yang lain. “Rena, aku bagian dari klan Caputo, bukan Grey. Mana aku tahu apa yang sebenarnya terjadi!?” Setelah penjelasan Yaksa perihal latar belakang Adikara yang tidak jelas, Rena—yang juga telah berhadapan dengan Adikara untuk beberapa kali—pun yakin bahwa Adikara adalah Dominic Grey. Hanya saja, setiap kali dirinya memandang Adikara, Rena sadar bahwa pria tersebut seperti tidak mengenal dirinya. Oleh karena itu, gadis tersebut menelepon Elric untuk menanyakan tentang Dominic. Siapa yang menyangka bahwa Rena akan menerima berita yang mengejutkan? Ternyata, sejak Rena meninggalkan Capitol, Dominic Grey juga menghilang tanpa kabar. “Terakhir kali aku mendengar perihal Dominic Grey adalah dari pembicaraan Anita. Dia tengah menolong pria itu untuk mendapatka
Baca selengkapnya
Bab 360 Apa yang Kamu Inginkan?
“Baik, aku mengerti. Terima kasih atas informasinya.” Bhadrika tampak mematikan ponsel dan memasukkannya ke dalam kantong. Dia menatap sosok yang sedang terduduk di kursi dengan kepala tertunduk. “Tuan Adikara telah tiba bersama dengan Adipati Agung dan Pangeran Maheswara di kediaman tamu, Tuan Putri,” lapor Bhadrika kepada sosok yang tak lain dan tak bukan ialah Rena. “Dia terlihat baik-baik saja.” Sembari mengangkat kepala dan tersenyum tipis, Rena pun berucap, “Terima kasih, Jenderal Bhadrika.” Bhadrika membalas ucapan itu dengan senyuman. “Bukan masalah.” Bhadrika sudah mendengar informasi terbaru yang Rena dapatkan dari Elric, dan dia paham bahwa situasi Adikara tidak begitu baik dengan kenyataan Yaksa adalah pihak yang menginginkan takhta. Akan tetapi, Bhadrika yakin bahwa Yaksa tidak akan berani melakukan apa pun kepada Adikara tepat setelah pengumuman pernikahan dilakukan. “Tuan Putri, apa rencanamu selanjutnya?” “Kalau aku memberi tahu rencanaku, apa Jenderal akan membe
Baca selengkapnya
Bab 361 Bisakah Aku Tidur Denganmu?
Suara air yang dituangkan ke dalam gelas menghiasi suasana tenang di saung kecil taman istana.Saat air itu selesai dituangkan, Rena pun berkata, “Terima kasih, Mana.”Ucapan tuan putri itu dibalas anggukan kecil Mana yang kemudian undur diri, meninggalkan Rena duduk berhadapan dengan Adikara di tempat tersebut.“Sudah tidak ada orang,” ucap Adikara secara tiba-tiba, membuat Rena mengalihkan pandangan padanya. “Harusnya sekarang Tuan Putri bisa mengatakan yang sebenarnya, bukan?”Setelah kedatangan Adikara yang tiba-tiba, Rena yang sempat dikejutkan oleh pertanyaan pria itu pun memutuskan untuk membawa putra angkat adipati agung itu ke tengah taman. Bukan hanya untuk menghindari orang lain untuk mendengarkan pembicaraan mereka, tapi juga untuk mempertontonkan kepada semua orang bahwa mereka sungguh tengah berusaha membangun hubungan yang baik sebelum menikah.Rena meraih cangkir tehnya dan meneguk isinya sedikit. “Aku tidak mengerti maksudmu. Aku sama sekali tidak memerintahkan apa pu
Baca selengkapnya
Bab 362 Tertipu!
Di bawah remang lampu tidur, sepasang manik hijau Rena menatap kosong ke langit-langit kamarnya.“Hei …,” panggil gadis itu dengan wajah datar.“Ya,” balas suara dalam yang terdengar familier itu.Rena menoleh ke kanan, pada sosok Adikara yang terbaring di sisinya dengan mata tertutup.“Kamu yakin melakukan ini bisa membantu membangkitkan ingatanmu?” tanya gadis tersebut dengan wajah tidak terhibur.Rena melihat bulu mata Adikara bergetar seiring kelopaknya terbuka, memamerkan sepasang netra hitam segelap malam yang menenggelamkan.Mata Adikara menatap lurus Rena selagi berkata, “Tidak ada salahnya mencoba.” Pria itu menambahkan, “Lagi pula, Tuan Putri sendiri berkata bersedia membantuku mengembalikan ingatanku.”Mendengar ucapan Adikara, Rena mendecakkan lidah.Itu benar. Alasan dirinya sekarang berbaring berdampingan di tempat tidur bersama Adikara dikarenakan permintaan pria itu siang tadi!Di saung taman istana, Adikara mengajukan permintaan gila untuk tidur bersama dengan Rena. H
Baca selengkapnya
Bab 363 Akan Kukorbankan Apa Pun
Pertanyaan Dominic membuat Rena membeku. Dia memutar ingatannya. Memang benar, sedari awal, tidak pernah sekali pun Adikara mengatakan apa pun perihal dirinya yang hilang ingatan. Selalu orang lain yang menyatakan hal tersebut, seperti Yaksa yang menjelaskan perihal latar belakang pria itu di hadapan publik untuk mengubah keputusan Yarena. Mengingat hal itu, Rena melemparkan tatapan mematikan kepada Dominic. “Apa yang sebenarnya kamu rencanakan …?” Pandangan terhibur terlukis di wajah Dominic. “Seperti yang kuduga dari seorang Yarena Wijaya, kamu begitu tenang bahkan saat menyadari dirimu salah langkah,” goda Dominic dengan seringai penuh kemenangan. Sebuah dengusan terdengar dari sisi Rena. “Dominic Grey, aku tidak sedang bercanda.” Ucapan Rena membuat pandangan Dominic menggelap. “Lalu, kamu pikir aku sedang bercanda?” tanyanya dengan nada bicara dingin. “Kalau memang kamu tidak bercanda, maka katakan padaku apa yang sebenarnya dirimu rencanakan!?” bentak Rena dengan wajah me
Baca selengkapnya
Bab 364 Pengunjung Tak Terduga
“Tuan Putri, apa Anda baik-baik saja?” Pertanyaan Mana menyentak Rena yang tenggelam dalam lamunannya. Wanita itu pun mengangkat pandangan ke arah kaca dan memaksakan sebuah senyuman. “Aku baik-baik saja, Mana.” Setelah mendapati Adikara adalah Dominic tadi malam, Rena tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ada begitu banyak pertanyaan dalam benaknya, dan salah satunya adalah mengenai apa rencana Dominic yang sebenarnya. Seharian, Rena dengan sabar menunggu kabar kedatangan Dominic. Akan tetapi, pria itu tidak kian muncul. Alhasil, setengah hari pun berlalu dengan Rena yang mengurus beberapa hal terkait pemerintahan bersama dengan Yara. Tepat setelah dirinya selesai makan siang bersama sang nenek, Rena sedang berjalan berdampingan dengan Yara menuju aula utama. Namun, dia dihentikan oleh salah seorang pelayan yang menghampiri. “Tuan Putri, Putri Saraswati meminta izin untuk bertemu,” ucap pelayan itu sembari membungkuk. Rena cukup terkejut dengan permintaan itu, tapi dia membalas, “Ba
Baca selengkapnya
Bab 365 Dalang Sebenarnya
“Rena! Syukurlah!” Pelukan hangat bisa Rena rasakan menyelimuti dirinya. Darah yang mengalir dari setiap luka yang menghiasi tubuhnya membuat kesadaran Rena perlahan-lahan menghilang. Pandangan buyar Rena mengarah ke dalam ruangan, samar-samar memerhatikan sosok yang telah bersimbah darah dan tak lagi bernyawa digotong keluar oleh sejumlah pengawal. Hal tersebut membuat air mata mengalir turun dari pelupuk matanya. Di dalam hatinya, Rena hanya bisa terus mengulang satu hal, ‘Maafkan aku … maafkan aku ….’ Terus seperti itu sampai akhirnya kesadarannya menghilang. *Beberapa saat yang lalu* “Selamat datang, Putri Mahkota.” Rentetan pelayan yang membungkuk hormat melihat kedatangan Rena dengan serempak memberi salam. Dengan anggukan kecil, Rena bertitah, “Tegapkan tubuh kalian.” Setelah melewati sambutan para pelayan, Rena pun mengikuti Saraswati menyusuri lorong kediamannya. Kediaman tuan putri kedua Nusantara itu tidak semegah yang Rena bayangkan. Mengira bahwa sikap angkuh Adh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
343536373839
DMCA.com Protection Status