All Chapters of Gairah Cinta sang Pewaris: Chapter 371 - Chapter 380
384 Chapters
Bab 366 Pembunuh Wulan dan Duman
“Suamimu dalangnya …,” ujar Rena dengan sedikit menggeram, berusaha keras menahan amarahnya agar tidak meledak. “Dan, kamu masih berkata pembunuhnya tidak di Nusantara?” Dengan hati-hati, Adhisti menjawab, “Dia memang dalangnya, tapi yang kamu cari adalah pembunuhnya, bukan?” BRAK! PRANG! Suara meja yang terbalik dan gelas yang pecah bergema di ruangan itu. Tampak Rena tak bisa menahan emosinya dan berakhir melemparkan meja teh Adhisti sampai menabrak tembok di samping ruangan, menyebabkan gelas dan teko di atasnya pecah kala menyentuh lantai. “Jangan bersilat lidah di hadapanku!” seru Rena dengan mata membara dengan amarah. “Suamimu mengirimkan pembunuh itu dan harus bertanggung jawab atas dosanya!” Adhisti tampak sedikit terkejut dengan tindakan Rena dan juga tenaganya. Namun, reaksi gadis itu telah kurang-lebih diperkirakan olehnya. Demikian, tidak butuh waktu lama sebelum Adhisti kembali tenang. “Dia memang bersalah, aku tidak akan membelanya. Akan tetapi, aku tidak memberita
Read more
Bab 367 Salah Paham?
Mendengar kalimat Adhisti, selama beberapa waktu dunia Rena terasa seperti berhenti. Ada dengung nyaring di telinga kala benaknya berusaha memproses informasi yang baru saja dia dapatkan.Melihat keterkejutan Rena, Adhisti menjulurkan tangannya, berusaha menyentuh tangan gadis tersebut.“Jangan sentuh aku,” ujar Rena dengan ketenangan yang begitu mematikan. Dia pun mengangkat pandangannya untuk kembali menatap Adhisti. “Selain dirimu, siapa yang tahu bahwa Eli Black adalah ayah angkatku.”Adhisti menggelengkan kepala. “Tidak ada.”“Adinasya tahu kamu menyelidikiku, apa yang dia ketahui?”“Hanya bahwa dirimu tumbuh besar di Nusantara dalam keluarga angkat biasa.”Perlahan, Rena pun membungkukkan tubuhnya, menyejajarkan pandangan dengan sosok Adhisti yang masih terduduk di kursinya. Mata gadis tersebut memancarkan aura membunuh seiring dirinya menatap Adhisti dalam-dalam.Adhisti tahu makna pancaran mata gadis itu.Rena … masih mewaspadainya.“Eli Black membunuh ayahku, atas dasar apa a
Read more
Bab 368 Berusaha Kabur
Mendengar Rena mengatakan hal tersebut, kelima pembunuh itu melirik satu sama lain.‘Sudah kuduga …,’ batin Rena, merasa sedikit lega karena tampak para pembunuh itu ragu.Namun, detik berikutnya, gadis itu harus berakhir kecewa … karena lima pembunuh itu langsung maju serentak!‘Mereka … tidak peduli bila Adhisti mati?!’Tahu ancamannya tak berguna, Rena pun langsung mendorong Adhisti menjauh ke tempat yang aman sebelum lanjut menangkis segala serangan yang diarahkan padanya.‘Kenapa mereka tidak peduli dengan Adhisti!?’ teriak Rena dalam hati.Apa mungkin tebakannya bahwa semua hal ini direncanakan oleh adik ibunya itu salah?!Apa mungkin ada orang lain di balik semua ini?Saat itu, mata Rena melotot. ‘Mungkinkah … Adinasya?!’Walau terus menduga-duga, tapi jawaban tak bisa Rena dapatkan. Oleh karena itu, gadis itu hanya bisa berusaha menjatuhkan para pembunuh di depan mata sebelum bisa tahu kenyataannya!“Ugh!” Beberapa bagian tubuh Rena terkena sayatan dan mulai mengeluarkan darah
Read more
Bab 369 Terkepung
Di luar jalur rahasia, terlihat Adinasya telah menunggu Adhisti dan Rena bersama dengan sejumlah orang berpakaian hitam, seragam yang sama dengan yang dikenakan lima sosok yang Rena kira adalah pembunuh bayaran.Ternyata, mereka bukan sekadar pembunuh bayaran, melainkan prajurit khusus yang telah dilatih oleh Adinasya untuk melakukan hal-hal kotornya!“Putri Mahkota Yarena,” panggil Adinasya dengan seringai keji yang tak biasa menghiasi wajah tenangnya. “Keyakinanku terhadap ayah sialanmu itu memang tidak sia-sia. Sudah kuduga dia akan menurunkan kemampuan bela dirinya kepadamu.”Ucapan Adinasya membuat otak Rena membesar. Seketika, dia mengerti semuanya!Rencana untuk membunuh dirinya selagi berkunjung ke kediaman Adhisti … adalah rencana pria ini!Pria tersebut tidak peduli apa yang akan terjadi kepada Adhisti kalau Rena mati di tempat ini. Bagi Adinasya, Adhisti hanyalah kambing hitam yang akan menopang dosa kematian Rena! Yang terpenting, putrinya bisa mengambil alih kuasa kerajaa
Read more
Bab 370 Kuledakkan Kepalamu
Tubuh Adhisti yang ditebas oleh pedang langsung terhuyung mundur dan berakhir jatuh ke belakang. Darah membasahi pakaian wanita tersebut.“Bibi! Bibi, bertahanlah!” teriak Rena dengan wajah panik.“Yarena …,” panggil Adhisti dengan sedikit terbata. “Kamu … tidak boleh … mati ….”Setelah mengatakan hal tersebut, tubuh Adhisti pun sepenuhnya melemas. Matanya tidak lagi memancarkan cahaya kehidupan.Merasakan tubuh Adhisti menjadi semakin berat dalam pelukannya, jantung Rena berdebar keras.Adhisti … sudah mati?Tidak ….Tidak …!Tidak!!!!Mata Rena terarah pada prajurit pasukan khusus Adinasya yang mengayunkan pedang tadi.“Bajingan!!”Diselimuti amarah, Rena mengabaikan seluruh rasa sakit dan mengerahkan tenaga untuk berdiri. Dia meraih belatinya yang tergeletak di tanah, lalu melesat ke arah sang prajurit.“Arggghh!”Gadis itu menebas leher sang prajurit tanpa berkedip, lalu langsung beralih kepada prajurit lain yang tersisa.Tanpa memedulikan luka yang terbentuk dari ayunan pedang, j
Read more
Bab 371 Nyawa Mereka Bergantung Padaku
Sang dokter terkejut, lalu melirik Yara. Walau nyawanya terancam oleh Dominic, tapi sebagai bagian dari kerajaan, dia lebih tahu kekuasaan tertinggi berada di tangan sang ratu. Wajah pemimpin Kerajaan Nusantara itu tampak tak berdaya. Karena tahu omongan Dominic bukan main-main, dia pun hanya bisa menganggukkan kepala, memberi izin kepada sang dokter untuk lanjut bertindak. Di tengah pekerjaan sang dokter, Dominic mendadak berujar kepada Yara yang berakhir juga menunggu di dalam ruangan, “Kalau sesuatu terjadi padanya … aku tidak akan pernah memaafkanmu.” Mendengar ucapan itu, Yara mendengus selagi menatap sosok Rena yang tidak sadarkan diri. “Tidak perlu dirimu … bahkan aku tidak akan memaafkan diriku sendiri ….” Setelah pertolongan pertama oleh sang dokter dan kondisi Rena semakin stabil, gadis itu pun dipindahkan ke rumah sakit utama Kerajaan Nusantara. Berbeda dari penjagaan yang biasa diberikan untuk keluarga kerajaan, kali ini yang berjaga di depan ruangan Rena bukan hanya p
Read more
Bab 372 Kenapa?
Di seisi Kerajaan Nusantara, berita mengenai rencana pembunuhan Putri Mahkota Yarena oleh Adinasya tersebar luas. Besarnya kericuhan akibat kejadian tersebut membuat pihak istana tidak mampu menyembunyikannya, terlebih ketika satu berita kematian membuat semua orang berakhir berkabung.“Tidak kusangka bahwa Putri Mahkota akan meninggal ….”“Belum sempat dirinya mengabdi untuk kerajaan secara penuh, tapi langit sudah terlebih dahulu mengambilnya.”“Memang mantan adipati pria yang berbisa! Teganya dia mengorbankan nyawa keluarga kerajaan hanya karena dirinya berambisi terhadap takhta!? Dan lagi, orang yang dia bunuh adalah putri wanita yang dahulu dia cintai!”Komentar-komentar pedas terlontar, mengungkap rasa kecewa yang begitu mendalam terhadap Adinasya dan juga kesedihan terhadap kematian putri mahkota Kerajaan Nusantara, Yarena Sangramawijaya.Belum ada satu minggu putri mahkota itu diangkat, tapi musibah sudah menimpanya dan menyebabkan dirinya kehilangan nyawa.Namun, yang lebih m
Read more
Bab 373 Kebenaran yang Sesungguhnya
*Beberapa waktu lalu* PIP! PIP! PIP! Bunyi mesin yang mengusik telinga bisa terdengar, beriringan dengan terbukanya mata gadis tersebut. Pandangan gadis itu mendarat pada langit-langit yang putih, lalu perlahan maniknya bergeser ke kanan, pada sosok yang tertidur dalam posisi terduduk dan tangan terlipat di depan dada. “Do … minic?” Panggilan itu membuat kening sang pria sedikit berkerut, diikuti dengan matanya yang perlahan terbuka. Saat manik hitam segelap malam milik pria itu mendarat pada netra hijau sang gadis, mata pria tersebut membesar dan dia pun langsung menghampiri pinggir tempat tidur. “Rena!” seru sang pria dengan wajah lega. “Kamu sudah sadar!” Seusai mengatakan hal tersebut, Dominic pun menekan tombol merah di tembok dekat tempat tidur, lalu meraih telepon yang terhubung dengan meja jaga rumah sakit. Gegas dia memanggil perawat untuk memeriksa keadaan Rena yang akhirnya siuman setelah satu minggu tidak sadarkan diri. “Kondisi Nyonya Wijaya telah stabil, tapi per
Read more
Bab 374 Akan Kupastikan
Ketegangan di antara kedua pria asing itu membuat sejumlah pengunjung kafe dan juga pejalan kaki memerhatikan mereka. Hal tersebut membuat Rena langsung mengenakan kembali kaca mata hitamnya dan menarik ujung hoodie putih Dominic.“Kita pergi saja. Jangan menarik perhatian,” ucap Rena dengan suara rendah, takut ada yang mendengar atau mengenali dirinya.Bagaimanapun, mereka masih berada di Kerajaan Nusantara, tempat di mana dirinya sempat dikenal sebagai pewaris takhta.Mendengar permintaan Rena, Dominic pun menurut dan menghempaskan tangan Eli. Dia melingkarkan tangan di pinggang Rena dan menarik gadis itu pergi menjauh dari Eli Black.Sebelum sepenuhnya pergi, Eli sedikit berseru, “Yarena! Apa kamu akan pergi begitu saja?!”Sungguh, Eli berharap Rena akan memberikan ‘akhir’ yang dia inginkan, bukan mengabaikannya seperti ini. Atas segala dosa yang dia lakukan, Eli ingin Rena mengakhirinya dan memberikan balasan yang setimpal.Di saat mendengar pertanyaan Eli, Rena menghentikan langk
Read more
Bab 375 Bukan Salahmu
Menepiskan pandangan para pengunjung hotel pada dirinya, Dominic masuk ke dalam lift khusus untuk kemudian menuju penthouse miliknya.Sebelum pintu tertutup, manajer hotel tersebut berucap, “Jikalau ada yang diperlukan, silakan menghubungi saya, Tuan Grey. Saya permisi.”Dominic melangkah masuk ke dalam kamar, lalu meletakkan Rena dengan hati-hati di sana. Lelah sepertinya merasuk tubuh gadis tersebut, bahkan setelah semua kericuhan untuk tiba di kamar tersebut, Rena sama sekali tidak terganggu.Tidak ingin mengusik Rena, Dominic pun keluar dari ruangan. Dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang.“Kami sudah tiba,” ucap Dominic.“Rena … sudah menemui Eli Black?” tanya suara melantun dari ujung telepon yang lain.“Sudah.”“Apa … dia baik-baik saja?” tanya suara itu lagi.Dominic melirik ke arah Rena dari celah pintu yang tidak sepenuhnya tertutup. “Dia bertahan, Yang Mulia.”Mendengar balasan Dominic, Yara tersenyum sendu. “Bagus … itu bagus.”Dominic menjatuhkan pandangan, lal
Read more
PREV
1
...
343536373839
DMCA.com Protection Status